PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK USIA DINI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MADINATUN NAJAH RENGAT
2020Dosen Pengampu : As’adut Tabi’in, M.Pd.I.
Disusun Oleh: 1. Nurhayati 2. Rosmanidar 3. Delvita 4. Eva Yuniarti Ningsih
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, hanya kepada-Nya kita memuji, memohon pertolongan dan meminta ampunan.Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan nafsu dan keburukan amal perbuatan kita.Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tiada seorang pun yang dapat menyesatkannnya.Sebaliknya, barang siapa yang disesatkan-Nya, maka tiada seorang pun yang dapat memberinya petunjuk.
Kami hanya dapat berdoa, kiranya apa yang saya tulis disini bermanfaat bagi kita semua. Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.Kami sadar bahwa apa yang kami tulis masih sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca sangat saya harapkan. Akhir kata, mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini.Dan hanya kepada Allah swt kita berlindung dan memohon ampun.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam bahasa sehari-hari kita sering mendengar ungkapan seperti : alasannya tidak logis, argumentasinya logis, kabar itu tidak logis. Yang dimaksud dengan logis adalah masuk akal dan tidak logis adalah sebaliknya.
Ilmu kita pelajari karena manfaat yang hendak kita ambil, lalu apakah manfaat yang didapat dengan mempelajari logika? Bahwa keseluruhan informasi keilmuan merupakan suatu sistem yang bersifat logis, karena itu science tidak mungkin melepaskan kepentingannya terhadap logika. Logika tidak mempelajari cara berpikir dari semua ragamnya, tetapi pemikiran dalam bentuk yang paling sehat dan praktis. Logika menyelidiki, menyaring dan menilai pemikiran dengan cara serius dan terpelajar serta bertujuan mendapatkan kebenaran, terlepas dari segala kepentingan dan keinginan perorangan. Logika merumuskan serta menerapkan hukum-hukum dan patokanpatokan yang harus ditaati agar manusia dapat berpikir benar, efisien dan teratur.
Dengan demikian kami menggangkat logika sebagai bahan bahasan dalam makalah ini. Dengan harapan mampu menjadi bahan bacaan yang menarik dan mengandung daya positif.
B. Rumusan Masalah
Logika adalah salah salah satu cabang filsafat yang mampu membantu manusia dalam memecahkan masalahnya. Pembahasan filsafat amat luas dan kompleks sehingga menimbulkan beberapa pertanyaan sebagai berikut :
1. Masa Pemikiran Filsafat Pra Yunani Kuno
2. Mitos dan Demitologisasi
3. Penemuan “ARKHE”
4. Asal muasal Alam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masa Pemikiran Filsafat Pra Yunani Kuno
Pada masa ini, manusia masih menggunakan batu sebagai alat bantu. Karenanya zaman ini juga dikenal dengan zaman batu. Hal ini dikuatkan oleh penemuanpenemuan yang diperkirakan sebagai peninggalan zaman Sebelum Masehi, antara lain adalah:
a) Alat-alat dari batu
b) Tulang belulang hewan
c) Sisa beberapa tanaman
d) Tempat penguburan
e) Tulang belulang manusia purba
Pada abad 16 hingga 5 SM manusia telah menemukan alat-alat yang terbuat dari besi, tembaga dan perak yang digunakan sebagai berbagai macam peralatan.[1] Zaman ini disebut-sebut sebagai masa persiapan lahirnya filsafat (abad 6 SM). Disebutkan oleh K.Bartens, setidaknya ada tiga faktor yang mendahului lahirnya filsafat:
1. Berkembangnya mite-mite atau mitologi yang cukup luas di kalangan bangsa Yunani. Mitologi-mitologi ini dianggap salah satu sebab yang membidani lahirnya filsafat karena mitologi merupakan percobaan untuk memahami. Mite-mite telah memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang bergejolak dalam hati manusia, darimana dunia kita? Darimana kejadian alam? Mite yang mencari keterangan tentang asal-usul dalam semesta disebut mite kosmogonis, sedangkan mite yang menerangkan tentang asal-usul dan sifat kejadian disebut dengan mite kosmologis.
2. Kesusasteraan Yunani, seperti karya puisi Homeros yang berjudul Ilias dan Odyssea mempunyai kedudukan yang istimewa dalam karya sastra Yunani. Bahkan dalam jangka waktu yang cukup lama, karya tersebut dijadikan sebagai semacam buku pedoman bagi bangsa Yunani.
3. Pengaruh Timur Kuno seperti Mesir dan Babylonia yang sudah mengenal ilmu hitung dan ilmu ukur. Tentu saja, hal ini berdampak positif bagi bangsa Yunani, terutama perannya mendukung perkembangan astronomi Yunani. Di sinilah letak kecerdasan bangsa Yunani, yang mampu mengolah kembali ilmu pengetahuan dari timur dengan begitu ilmiah.
Filsafat Pra Yunani Kuno adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu. Baik dunia maupun manusia para pemikir atau ahli filsafat yang disebut orang bijak yang mencari-cari jawabannya sebagai akibat terjadinya alam semesta beserta isinya tersebut.
Sedangkan arti filsafat itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia artinya bijaksana/pemikir yang menyelidiki tentang kebenaran-kebenaran yang sebenarnya untuk menyangkal dongeng-dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama.
Pemikiran filosof inilah yang memberikan asal muasal segala sesuatu baik dunia maupun manusia yang menyebabkan akal manusia tidak puas dengan keterangan dongeng atau mite-mite tersebut dengan dimulai oleh akal manusia untuk mencari-cari dengan akalnya dari mana asal alam semesta yang menakjubkan itu.
Mite-mite tentang pelangi atau bianglala adalah tempat para bidadari turun dari surga, mite ini disanggah oleh Xenophanes bahwa “pelangi adalah awan” dan pendapat Anaxagoras bahwa pelangi adalah pemantulan matahari pada awan (pendapat ini adalah pendapat pemikir yang menggunakan akal). Pendekatan yang rasional demikian menghasilkan suatu pendapat yang dikontrol, dapat diteliti oleh akal dan dapat diperdebatkan kebenarannya. Para pemikir filsafat yang pertama berasal dari Dimiletos kira-kira pada abad ke 6 SM, dimana pada abad tersebut pemikiran mereka disimpulkan dari potongan-potongan yang diberitakan oleh manusia dikemudian hari atau zaman.
Dapat dikatakan bahwa mereka adalah filosof alam artinya para ahli fikir yang menjadikan alam yang luas dan penuh keselarasan yang menjadi sasaran para ahli filsafat tersebut (obyek pemikirannya adalah alam semesta).Tujuan filosofi mereka adalah memikirkan soal alam semesta, dari mana terjadinya alam itulah yang menjadi sentral persoalan bagi mereka, pemikiran yang demikian itu merupakan pemikiran yang sangat maju, rasional dan radikal. Sebab pada waktu itu kebanyakan orang menerima begitu saja keadaan alam seperti apa yang dapat ditangkap dengan indranya, tanpa mempersoalkannya lebih jauh. Sedang dilain pihak, orang cukup puas menerima keterangan tentang kejadian alam dari cerita nenek moyang.
B. Pemikiran Filsafat Zaman Yunani Kuno
a) Filsafat Pra Socrates
Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada zaman ini orang memiliki kebebasan untuk berpendapat atau mengungkapkan ideidenya. Pada masa itu, Yunani dipandang sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena bangsa Yunani sudah tidak lagi mempercayai mitos-mitos. Bangsa Yunani juga tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive attitude (sikap menerima begitu saja) melainkan menumbuhkan sikap yang senang menyelidiki atau kritis. Sikap kritis inilah yang menjadikan bangsa Yunani berada pada barisan terdepan dalam ilmu pengetahuan.
Filsafat zaman Yunani kuno mencakup zaman Pra Socrates dan zaman keemasan filsafat. Tokoh-tokoh filosof pada masa itu adalah Thales, Anaximandros, Anaximenes, Pythagoras, dan Heraklitos. Mereka dikenal dengan filosof alam. Sedangkan masa keemasan filsafat dimeriahkan oleh tokoh-tokoh seperti, Socrates, Plato dan Aristoteles. Pada masa inilah filsafat Yunani menikmati masa keemasannya.
Filsafat pra-socrates ditandai oleh usaha mencari asal (asas) segala sesuatu ("arche"). Tidakkah di balik keanekaragaman realitas di alam semesta itu hanya ada satu azas?
Thales mengusulkan: air, Anaximandros: yang tak terbatas,
Empedokles: api-udara-tanah-air. Herakleitos mengajar bahwa segala sesuatu mengalir ("panta rei" = selalu berubah), sedang Parmenides mengatakan bahwa kenyataan justru sama sekali tak berubah. Namun tetap menjadi pertanyaan: bagaimana yang satu itu muncul dalam bentuk yang banyak, dan bagaimana yang banyak itu sebenarnya hanya satu? Pythagoras (580-500 sM) dikenal oleh sekolah yang didirikannya untuk merenungkan hal itu. Democritus (460-370 sM) dikenal oleh
konsepnya tentang atom sebagai basis untuk menerangkannya juga. Zeno (lahir 490
sM) berhasil mengembangkan metode reductio ad absurdum untuk meraih
kesimpulan yang benar.
Secara umum
dapat dikatakan, para filosof pra-Socrates berusaha membebaskan diri dari
belenggu mitos dan agama asalnya. Mereka mampu melebur nilai-nilai agama dan
moral tradisional tanpa menggantikannya dengan sesuatu yang substansial.
1. Aliran
Miletos/Madzhab Milesian
Aliran ini
disebut Aliran Miletos karena tokoh-tokohnya merupakan warga asli Miletos, di
Asia Kecil, yang merupakan sebuah kota niaga yang maju. Berikut beberapa
tokoh yang termasuk kedalam Aliran Miletos atau dikenal pula dengan istilah
Madzhab Milesian:
1) Thales
Thales hidup
sekitar 624-546 SM. Ia adalah seorang ahli ilmu termasuk ahli ilmu
Astronomi. Ia berpendapat bahwa hakikat alam ini adalah air. Segala-galanya berasal dari
air. Bumi sendiri merupakan bahan yang sekaligus keluar dari air dan kemudian
terapung-apung diatasnya. Pandangan
yang demikian itu membawa kepada penyesuaian-penyesuain lain yang lebih
mendasar yaitu bahwa sesungguhnya segalanya ini pada hakikatnya adalah satu.
Bagi Thales, air adalah sebab utama dari segala yang ada dan menjadi akhir dari
segala-galanya.
Ajaran
Thales yang lain adalah bahwa tiap benda memiliki jiwa. Itulah sebabnya
tiap benda dapat berubah, dapat bergerak atau dapat hilang kodratnya masing-masing.
Ajaran Thales tentang jiwa bukan hanya meliputi benda-benda hidup tetapi
meliputi benda-benda mati pula.
2)
Anaximander
Anaximander
adalah murid Thales yang setia. Ia hidup sekitar 610-546 SM. Ia berpendapat
bahwa hakikat dari segala seuatu yang satu itu bukan air, tapi yang satu itu adalah
yang tidak terbatas dan tidak terhingga, tak berubah dan meliputi segalagalanya
yang disebut “Aperion”. Aperion bukanlah materi seperti yang dikemukakan
oleh Thales. Anaximander juga berpendapat bahwa dunia ini hanyalah
salah satu bagian dari banyak dunia lainnya.
3)
Anaximenes
Anaximenes
hidup sekitar 560-520 SM. Ia berpendapat bahwa hakikat segala sesuatu yang
satu itu adalah udara. Jiwa adalah udara; api adalah udara yang encer; jika
dipadatkan pertama-tama udara akan menjadi air, dan jika dipadatkan lagi akan menjadi
tanah, dan akhirnya menjadi batu. Ia berpendapat bahwa bumi berbentuk seperti meja
bundar.
2. Aliran
Pythagoras
Pythagoras
lahir di Samos sekitar 580-500 SM. Ia berpendapat bahwa semesta ini tak lain
adalah bilangan. Unsur bilangan merupakan prinsip unsur dari segalagalanya.
Dengan kata lain, bilangan genap dan ganjil sama dengan terbatas dan tak terbatas.
1)
Xenophanes
Xenophanes
merupakan pengikut Aliran Pythagoras yang lahir di Kolophon, Asia Kecil,
sekitar tahun 545 SM. Dalam filsafatnya ia menegaskan bahwa Tuhan bersifat
kekal, tidak mempunyai permulaan dan Tuhan itu Esa bagi seluruhnya. KeEsaan
Tuhan bagi semua merupakan sesuatu hal yang logis. Hal itu karena kenyataan
menunjukkan apabila semua orang memberikan konsep ketuhanan sesuai
dengan masing-masing orang, maka hasilnya akan bertentangan dan kabur. Bahkan “kuda
menggambarkan Tuhan menurut konsep kuda, sapi demikian juga” kata
Xenophanes. Jelas kiranya ide tentang Tuhan menurut Xenophanes adalah Esa dan bersifat
universal.
2)
Heraklitus (Herakleitos)
Heraklitus
hidup antara tahun 560-470 SM di Italia Selatan sekawan dengan Pythagoras
dan Xenophanes. Ia berpendapat bahwa asal segalanya adalah api dan api adalah
lambang dari perubahan. Api yang selalu bergerak dan berubah menunjukkan
bahwa tidak ada yang tetap dan tidak ada yang tenang.
3. Aliran
Elea
1)
Parmenides
Lahir
sekitar tahun 540-475 di Italia Selatan. Ajarannya adalah kenyataan bukanlah
gerak dan perubahan melainkan keseluruhan yang bersatu. Dalam pandangan
Pamenides ada dua jenis pengetahuan yang disuguhkan yaitu pengetahuan
inderawi dan pengetahuan rasional. Apabila dua jenis pengetahuan ini bertentangan
satu sama lain maka ia memilih rasio. Dari pemikirannya itu membuka
cabang ilmu baru dalam dunia filsafat yaitu penemuannya tentang metafisika
sebagai cabang filsafat yang membahas tentang yang ada.
2) Zeno
Lahir di
Elea sekitar 490 SM. Ajarannya yang penting adalah pemikirannya tentang
dialektika. Dialektika adalah satu cabang filsafat yang mempelajari argumentasi.
3) Melissos
Lahir di
Samos tanpa diketahui secara tepat tanggal kelahirannya. Ia berpendapat
bahwa “yang ada” itu tidak berhingga, menurut waktu maupun ruang.
4. Aliran
Pluralis
1)
Empedokles
Lahir di
Akragas Sisislia awal abad ke-5 SM. ia menulis buah pikirannya dalam bentuk
puisi. Ia mengajarkan bahwa realitas tersusun dari empat anasir yaitu api, udara,
tanah, dan air.
2)
Anaxagoras
Lahir di
Ionia di Italia Selatan. Ia berpendapat bahwa realitas seluruhnya bukan satu tetapi
banyak. Yang banyak itu tidak dijadikan, tidak berubah, dan tidak berada dalam satu
ruang yang kosong. Anaxagoras menyebut yang banyak itu dengan spermata
(benih).
5. Aliran
Atomis
Pelopor
atomisme ada dua yaitu Leukippos dan Demokritos. Ajaran aliran filsafat ini
ikut berusaha memecahkan masalah yang pernah diajukan oleh aliran Elea. Aliran
ini mengajukan konsep mereka dengan menyatakan bahwa realitas seluruhnya
bukan satu melainkan terdiri dari banyak unsur. Dalam hal ini berbeda dengan
aliran pluralisme maka aliran atomisme berpendapat bahwa yang banyak itu adalah
“atom” (a = tidak, tomos = terbagi).
6. Aliran
Sofis
Sofisme berasal
dari kata Yunani “sophos” yang berarti cerdik atau pandai. Tokoh-tokoh
kaum sofis adalah Protagoras, Grogias, Hippias, Prodikos, dan Kritias.
Kesimpulannya,
filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan
akal asas atas dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama yang memberitahukan
tentang asal muasal segala sesuatu.
b) Zaman
Keemasan Filsafat: Socrates, Plato, Aristoteles
Puncak
filsafat Yunani dicapai pada Socrates, Plato dan Aristoteles. Filsafat dalam
periode ini ditandai oleh ajarannya yg "membumi" dibandingkan
ajaranajaran filosof sebelumnya. Seperti dikatakan Cicero (sastrawan Roma)
bahwa Socrates
telah memindahkan filsafat dari langit ke atas bumi. Maksudnya, filosof pra-Socrates
mengkonsentrasikan diri pada persoalan alam semesta sedangkan Socrates
mengarahkan obyek penelitiannya pada manusia diatas bumi. Hal ini juga diikuti oleh
para sofis. Seperti telah disebutkan didepan, sofis (sophistes) mengalami
kemerosotan makna. Shopistes digunakan untuk menyebut guru-guru yg
berkeliling dari kota ke kota dan memainkan peran penting dalam masyarakat. Dalam dialog
Protagoras, Plato mengatakan bahwa para sofis merupakan pemilik warung yg
menjual barang ruhani.
c)
Tokoh-tokoh Zaman Keemasan Filsafat
1. Socrates
(470-400 S.M)
Socrates
guru Plato, mengajar bahwa akal budi harus menjadi norma terpenting untuk
tindakan kita. Sokrates sendiri tidak menulis apa-apa. Pikiran-pikirannya hanya dapat
diketahui secara tidak langsung melalui tulisan-tulisan dari cukup banyak
pemikir Yunani lain, terutama melalui karya plato. Sebagaimana para sofis, Socrates
memulai filsafatnya dengan bertitik tolak dari pengalaman keseharian dan kehidupan
kongkret. Perbedaannya terletak pada penolakan Socrates terhadap relatifisme
(pandangan yg berpendapat bahwa kebenaran tergantung pada manusia) yg pada
umumnya dianut para sofis. Menurut Socrates tidak benar bahwa yg baik itu baik
bagi warga Athena dan lain bagi warga negara Sparta. Yang baik mempunyai
nilai yg sama bagi semua manusia dan harus dijunjung tinggi oleh semua orang.
Pendirinya yg terkenal adalah pandangannya yg menyatakan bahwa keutamaan
(arete) adalah pengetahuan, pandangan ini kadang-kadang disebut intelektualisme
etis. Dengan demikian Socrates menciptakan suatu etika yg berlaku bagi semua
manusia. Sedangkan ilmu pengetahuan Socrates menemukan metode induksi dan
memperkenalkan definisi-definisi umum. Akibat pandangannya ini Socrates
dihukum mati.
2. Plato
(428-348 S.M)
Hampir semua
karya Plato ditulis dalam bentuk dialog dan Socrates diberi peran yg dominan
dalam dialog tersebut. Sekurang-kurangnya ada dua alasan mengapa Plato
memilih yg begitu. Pertama, sifat karyanya Socratic (Socrates berperan sentral) dan
diketahui bahwa Socrates tidak mengajar tetapi mengadakan tanya jawab dg
teman-temannya di Athena. Dengan demikian, karya Plato dapat dipandang
sebagai monumen bagi sang guru yg dikaguminya. Kedua, berkaitan dengan
anggapan Plato mengenai filsafat. Menurutnya, filsafat pada intinya tidak lain
daripada dialog dan filsafat seolah-olah drama hidup yg tidak pernah selesai tetapi harus
dimulai kembali. Ada tiga ajaran pokok dari Plato yaitu tentang ide, jiwa dan
proses mengenal. Menurut Plato realitas terbagi menjadi dua yaitu inderawi yg
selalu berubah dan dunia ide yg tidak pernah berubah. Ide merupakan sesuatu yg
obyektif, tidak diciptakan oleh pikiran dan justru sebaliknya pikiran tergantung
pada ide-ide tersebut. Ide-ide berhubungan dengan dunia melalui tiga cara; Ide hadir
didalam benda, ide-ide berpartisipasi dalam konkret dan ide merupakan
model atau contoh (paradigma) bagi benda konkret. Pembagian dunia ini pada
gilirannya juga memberikan dua pengenalan. pertama pengenalan tentangide; inilah
pengenalan yg sebenarnya. Pengenalan yg dapat dicapai oleh rasio ini disebut
episteme (pengetahuan) dan bersifat teguh, jelas, dan tidak berubah. Dengan demikian
Plato menolak relatifisme kaum sofis. Kedua, pengenalan tentang bendabenda
disebut doxa (pendapat) dan bersifat tidak tetap dan tidak pasti; pengenalan ini dapat
dicapai dg panca indera. Dengan dua dunianya ini juga Plato bisa mendamaikan
persoalan besar filsafat pra-socratic yaitu pandangan panta rhei-nya
Herakleitos
dan pandangan yg ada-ada-nya Parmenides. Keduanya benar, dunia inderawi
memang selalu berubah sedangkan dunia ide tidak pernah berubah dan abadi.
Memang jiwa Plato berpendapat bahwa jiwa itu baka, lantaran terdapat kesamaan
antara jiwa dan ide. Lebih lanjut dikatakan bahwa jiwa sudah ada sebelum
hidup di bumi. Sebelum bersatu dg badan, jiwa sudah mengalami praeksistensi
dimana ia memandang ide-ide. Berdasarkan pandangannya ini, Plato lebih lanjut
berteori bahwa pengenalan pada dasarnya tidak lain adalah pengingatan (anamnenis)
terhadap ide-ide yg telah dilihat pada waktu pra-eksistansi. Ajaran Plato
tentang jiwa manusia ini bisa disebut penjara. Plato juga mengatakan, sebagaimana
manusia, jagad raya juga memiliki jiwa dan jiwa dunia diciptakan sebelum
jiwa-jiwa manusia. Plato juga membuat uraian tentang negara. Tetapi jasa terbesarnya
adalah usahanya membuka sekolah yg bertujuan ilmiah. Sekolahnya diberi
nama"Akademia"yg paling didedikasikan kepada pahlawan yg bernama
Akademos.
Mata pelajaran yg paling diperhatikan adalah ilmu pasti. Menurut cerita tradisi, di
pintu masuk akademia terdapat tulisan:"yg belum mempelajari matematika
janganlah masuk disini".
3.
Aristoteles ((384-322 S.M)
Ia adalah
Pendidik Iskandar Agung yg juga adalah murid Plato. tetapi dalam banyak hal ia
tidak setuju dengan Plato. Ide-ide menurut Aristoteles tidak terletak dalam suatu
"surga" diatas dunia ini, melainkan di dalam benda-benda sendiri. Setiap benda
terdiri dari dua unsur yang tak terpisahkan, yaitu materi ("hyle")
dan bentuk
("morfe"). Bentuk-bentuk dapat dibandingkan dengan ide-ide dari
Plato.
Tetapi pada
Aristoteles ide-ide ini tidak dapat dipikirkan lagi lepas dari materi. Materi tanpa
bentuk tidak ada. Bentuk-bentuk "bertindak" di dalam materi. Bentuk-bentuk
memberi kenyataan kepada materi dan sekaligus merupakan tujuan dari materi.
Teori ini dikenal dengan sebutan Hylemorfisme. Filsafat
Aristoteles sangat sistematis. Sumbangannya kepada perkembangan ilmu pengetahuan
besar sekali. Tulisan-tulisan Aristoteles meliputi bidang logika, etika, politik,
metafisika, psikologi dan ilmu alam. Pokok-pokok pikirannya antara lain bahwa ia
berpendapat seseorang tidak dapat mengetahui suatu obyek jika ia tidak dapat
mengatakan pengetahuan itu pada orang lain. Spektrum pengetahuan yg diminati
oleh Aristoteles luas sekali, barangkali seluas lapangan pengetahuan itu sendiri.
Menurutnya pengetahuan manusia dapat disistematiskan sebagai berikut;
Pengetahuan
-----------------------------------------------------------------
Teoritis,
Praktis, Produktif,
-----------------------------------------------------------------
Teologi/metafisik,
Matematika, Fisika, Etika, Politik, Seni
------------------------------------------------------------------
Ilmu Hitung,
Ilmu ukur, Retorika
Aristoteles
berpendapat bahwa logika tidak termasuk ilmu pengetahuan tersendiri,
tetapi mendahului ilmu pengetahuan sebagai persiapan berfikir secara ilmiah.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, logika diuraikan secara sistematis.
Tidak dapat dibantah bahwa logika Aristoteles memainkan peranan penting dalam
sejarah intelektual manusia; tidaklah berlebihan bila Immanuel Kant mengatakan
bahwa sejak Aristoteles, logika tidak maju selangkahpun. Mengenai pengetahuan,
Aristoteles mengatakan bahwa pengetahuan dapat dihasilkan melalui jalan induksi
dan jalan deduksi, induksi mengandalkan panca indera yang "lemah", sedangkan
deduksi lepas dari pengetahuan inderawi. Karena itu dalam logikanya Aristoteles
sangat banyak memberi tempat pada deduksi yg dipandangnya sebagai jalan
sempurna menuju pengetahuan baru. Salah satu cara Aristoteles mempraktekkan
deduksi adalah Syllogismos (silogisme).
B. Mitos dan Demitologisasi
Mitologi Yunani
a. Mitos atau mite adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan kisah masa lalu
(masa lampau), yang mengandung penafsiran tentang alam semesta serta
keberadaan makhluk di dalamnya, dan dianggap benar-benar terjadi oleh yang
empunya cerita atau penganutnya. Dalam pengertian yang lebih luas, mitos dapat
mengacu kepada cerita tradisional (cerita kuno).[2] Pada umumnya, mitos
menceritakan kejadian alam semesta, dunia dan para makhluk penghuninya,
bentuk topografi, kisah para mahkluk supranatural, dan sebagainya. Mitos bisa
muncul dari catatan peristiwa sejarah yang terlalu dilebih-lebihkan.Mitos
memberikan jawaban atas “keheranan”, “ketakjuban” hati manusia terhadap
semesta yang melingkupi, yang berarti mitos memberikan semacam “jaminan”
bagi kehidupan manusia Yunani kala itu: “Bahwa kehidupan itu ada maknanya,
ada logikanya ada penyelesaiannya. Mitologi dapat juga memiliki arti rangkaian
cerita yang berisi dongeng para dewa-dewi yang dihubungkan dengan peristiwa
alam dan dipercayai secara turun-temurun, Secara garis besar ada 2 jenis mitos
yaitu,
1). mitos kosmogonis yaitu memberi keterangan tentang asal usul alam semesta
itu sendiri.
2). Mitos kosmologis yaitu memberi keterangan tentang asal usul serta sifat-sifat
kejadian-kejadian dalam alam semesta.
Mitologi Yunani berpengaruh dalam mendorong kelahiran filsafat karena
menimbulkan ketidakpuasan dan berbagai pertanyaan dalam pikiran. Mitologi
juga ikut mewarnai perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan di dunia
sampai sekarang.
b. Filsafat lahir dari mitos, tetapi mitos begitu saja bukanlah filsafat.
Demitologisasi adalah jalan yang mengarah dari mitos menuju ilmu, melalui
sastra dan filsafat. Dalam pengertian modern, mitos adalah keyakinan yang keliru.
Keluar dari mitos, yaitu mempertanyakan keyakinan-keyakinan kita yang tak
tertanyakan dengan harapan mengubahnya menjadi ungkapan kebenaran yang
lebih andal.
Pola “mitos, sastra, filsafat, ilmu” diakui sebagai paparan perkembangan cara
pikir manusia pada skala makrokosmik (budaya manusia), tetapi berjalan juga
pada skala mikrokosmik (individu manusia).
Cara umum terpenting pemaparan
tahap-tahap perkembangan individu adalah mengacu pada “lahir, muda, dewasa,
dan tua”. Perkembangan dari lahir sampai muda bertepatan dengan pembangkitan
benak bawah sadar (unconscious) anak-anak, perkembangan dari muda sampai
dewasa pun memerlukan penajaman kesadaran (consciousness) secara bertahap,
sampai timbul kesadaran khas akan diri sendiri. Orang yang sadar diri (self
conscious) yang perkembangannya tidak terselangi akhirnya masuk ke suatu tahap
baru yang bisa kita sebut super sadar (super consciuos).
Setiap tahap ini bisa juga berkolerasi dengan daya benak insani tertentu. Imajinasi
merupakan daya yang mengatur tahun-tahun pertama kehidupan kita, laksana
mitos yang mengatur pemikiran orang-orang yang hidup di budaya primitif.
Perbedaan fantasi dan realitas tidak berbeda dalam benak anak-anak sejati. Pada
remaja, daya ini diambil alih oleh gelora jiwa (passion), dengan berubahnya raga
pada masa pubertas, benak pun mengubah cara mengadaptasi alam.
Para filsuf
biasanya dikenal bukan karena gelora jiwa mereka, ini karena daya yang cocok
dengan budi-budi dewasa adalah pemahaman. Bila berkembang sepenuhnya,
menjadi daya penimbangan. Tugas para ilmuwan adalah melampaui sudut
pandang mereka sendiri dengan tujuan menimbang-nimbang bagaimana alam
pada kenyataanya. Mitos menggunakan imajinasi untuk mengungkap keyakinan.
Sastra memakai gelora jiwa untuk mengungkap keindahan. Filsafat memanfaatkan
pemahaman untuk mengungkap kebenaran, sedangkan ilmu menerapkan
penimbangan untuk mengungkap pengetahuan. Penerapan logika secara tepat
diperlukan supaya demitologisasi berlangsung.
Kata “logika” berasal dari kata Yunani logos, yang bermakna “kata” yang
meliputi kata yang terucap (pidato), kata yang tertulis (buku), dan kata yang
terpikir (akal). Kata logos kadang-kadang juga dipakai untuk menunjuk sesuatu
yang bisa disebut makna yang tersembunyi di dalam mitos. Para filsuf berupaya
memahami logos dengan cara sedemikian rupa untuk memisahkan kebenaran dari
khayalan.
Ilmuwan melalaikan logos sepenuhnya dalam penelusuran fakta-fakta
konkret yang bisa dikelola. Pelalaian ini merupakan sumber masalah
kenirmaknawian atau keterasingan modern.
Proses pergeseran dari pengalaman logos yang mendalam ke suatu keadaan yang
melupakan kehadirannya merupakan proses demitologisasi. Pelalaian logos
merupakan malapetaka bagi umat manusia. Namun dalam pengertian lain,
pelalaian merupakan syarat perlu supaya timbul pengetahuan. Sains mensyaratkan
bahwa kita melupakan logos yang tersembunyi karena pengetahuan faktual hanya
mengakui hal-hal yang terungkap secara terbuka.
Para pelaku demitologisasi yang paling awal di Yunani Kuno ialah para filsuf
yang hidup pada jangka waktu antara Thales dan Aristoteles. Para filsuf itu diacu
sebagai filsuf-filsuf “prasokrates”, salah satu kepedulian utama filsuf
“prasokrates” adalah memerikan hakikat “realitas puncak”. Ada empat filsuf yang
istimewa, masing-masing berkenaan dengan salah satuu dari empat “anasir”
tradisional (sesuatu yang menyerupainya) karena betul-betul merupakan realitas
puncak. Thales berpendapat bahwa segala sesuatu pada akhirnya bisa
direduksikan ke air. Anaximenes (kira-kira 585- 528 SM) membantah dengan
mengklaim bahwa anasir yang paling dasar itu sebenarnya udara. Heraklitus
(karyanya muncul kira-kira 500-480 SM), yang memiliki gagasan menarik
mengenai logika lawanan, menyarankan agar api merupakan anasir yang paling
tepat untuk memaparkan kompleks bangunan metafisis dasar. Demokritus (kirakira 460- 371 SM) membela kondisi “atomisme” terawal, yang memandang anasir
dasar sebagai “yang ada” (being) atau “apa itu” (what is) saja atau disebut bumi.
Anaximender (kira-kira 610-546 SM) berpendapat bahwa di antara empat anasir
tersebut tidak ada yang bias diakui dengan tepat sebagai unsur dasar, karena 4
anasir itu saling berlawanan. Empedokles (kira-kira 495-435 SM) yang mengakui
keempat anasir tersebut sebagai realitas-realitas dasar, yang menjelaskan
keseimbangannya karena dianut bersama-sama dengan daya yang berlawanan
antar “cinta” (philia) dan “cekcok” (neikos).
C. Penemuan “ARKHE”
Filsafat Arche
Istilah "arche ()" adalah kata Yunani kuno yang berarti awal, asal, penyebab
pertama, tempat pertama atau kekuatan, kedaulatan, kekuasaan, perintah dan
sebagainya. Itu adalah tema penting bagi para filsuf Yunani kuno apa arche itu.
Filsuf pertama di dunia biasanya dianggap Thales of Miletus. Karena dia tidak
meninggalkan tulisan, kita tidak dapat mengetahui rincian teorinya, tetapi menurut
laporan orang-orang sezamannya dia pastilah filsuf yang mencoba menjelaskan
secara rasional air adalah arche dari kosmos. Dengan demikian filsafat dimulai
sebagai filosofi awal.
1. Thales (640 – 550 SM)
Sesungguhnya waktu hidup Thales tidaklah diketahui, kita hanya
mengetahuinya dari banyak pengulasnya. Ia awalnya merupakan seorang insinyur
yang melayani keluarga raja Miletos, dan juga aktif dalam perniagaan di sana. Pada
usia paruh baya, ia berkelana ke Mesir dengan niat untuk berdagang, akan tetapi ia
malah mempelajari astronomi, dan geometri di sana, sehingga akhirnya ia
memutuskan untuk berhenti menjadi pedagang, dan mengabdikan hidupnya untuk
filsafat, dan matematika. Ia merupakan pendiri Mazhab Milesian. Banyak kisah
yang dituturkan oleh Aristoteles terkait kelihaian bisnis sebelum ia memutuskan
menjadi filsuf. Contohnya, monopolinya pada kilang minyak zaitun, dan
kemampuannya merekayasa aliran Sungai Halys dengan membangun tanggul. Ia
juga dikenal sebagai seorang yang mampu menghitung jarak kapal yang berlayar
ke laut. Ia menjadi terkenal setelah mampu memprediksikan gerhana matahari pada
tahun 585 SM.
Bagi Thales, yang menjadi arkhe (prinsip vital yang dapat menjelaskan semesta)
adalah air, sebagai hasil permenungannya akan sesuatu yang dapat menyatukan
keseluruhan. Pencarian Thales akan suatu keutuhan bukanlah hal baru, akan tetapi
gagasannya tentang materi yang dapat mencakup keseluruhan merupakan gagasan
orsinal. Ia juga memiliki gagasan yang agak ganjil, yang mengatakan, bahwa bumi
mengapung di atas air (yang sekali lagi, diperolehnya dari bangsa Mesir).
Menurutnya, air merupakan materi yang dapat dijumpai dalam beragam bentuk, dan
mampu mentransformasikan diri, dan berdiferensiasi menjadi segala macam bentuk
yang dapat dijumpai di alam material. Kita tidak mengetahui detail hipotesis ini
dalam penjelasan praksisnya.
2. Anaximandros (610 – 546 SM)
Seperti halnya Thales, Anaximandros juga seorang ilmuwan berbakat, dengan
keahlian utama pada astronomi, dan kartografi. Ia merupakan orang Yunani
pertama yang membuat peta bumi, dan orang Yunani pertama yang mempersiapkan
peta bintang. Ia juga membangun gagasan tentang koordinat benda langit, dengan
bumi berbentuk silinder di bagian tengahnya, dan lingkaran konsentris langit di
luarnya, sehingga ia membangun model semesta darinya. Bumi tetap diam pada
bagian tengahnya, karena ia menganggapnya sebagai pusat simetri, ia nampaknya
berpendapat, bahwa terdapat kesetimbangan gaya pada titik tengah ini.
Anaximandros menulis sebuah buku yang menerangkan gagasan – gagasan
astronomi, dan filsafatnya.
Menurut Anaximandros, yang menjadi arkhe adalah apa yang disebutnya
sebagai, apeiron. Apeiron bersifat abadi, tak terbatas, dan tak dapat dilihat. Ia
berpendapat, bahwa segala hal berasal dari apeiron., dan berproses dalam jalinan
rumit dalam dua prinsip, yaitu panas/dingin, dan kering/basah. Apeiron berproses
dalam ‘dialektika materiil’ tanpa henti, hingga menghasilkan dunia seperti yang
tampak saat ini. Gagasan Anaximandros tentang apeiron ini cukup menarik, karena
ia mengungkapkan konsep arkhe yang berbeda dibandingkan filsuf sezamannya. Ia
menganggap, bahwa dunia tampak, itu bersifat fana, dan transien. Segalanya
mengalir, dan berubah, kecuali apeiron sendiri.
3. Anaximenes (585 – 525 SM)
Kita hanya mengetahui sedikit tentang kehidupan Anaximenes. Filsafatnya
merupakan bantahan terhadap pemikiran Thales. Ia berpendapat udaralah yang
merupakan arkhe, alih – alih air sebagai prinsip pertama. Segala hal berasal dari
udara, yang terbentuk melalui proses kompresi; transformasi; dan pengudaraan
kembali (rarefraction). Seluruh transformasi ini terjadi akibat panas/dingin, dan
kering/basah. Berbeda dengan Anaximandros, Anaximenes berpendapat, bahwa
pemanasan/pendinginan bukanlah ‘gejala’ dari arkhe, melainkan hanya sekedar
agen perubahan saja. Seperti juga pada Anaximandros, ia juga membangun teori
penciptaan surga, dan dunia berdasarkan gagasannya, bahwa yang utama adalah
udara.
Kontribusi utama filsuf – filsuf Milesian adalah memperkenalkan gagasan
tentang arkhe yang membentuk semesta. Gagasan ini merupakan suatu langkah
besar ketimbang kosmogoni yang dianut oleh bangsa Yunani sebelumnya. Para
filsuf Milesian membuat ide – ide kosmologis menjadi lebih manusiawi. Gagasan
tentang arkhe ini, nantinya mempengaruhi filsuf – filsuf setelahnya tentang gagasan
mengenai substansi. Pemikiran Anaximandros tentang apeiron juga sangat
menarik, hingga menjadi perdebatan filsuf – filsuf setelahnya tentang gagasan
‘kemenjadian’. Mungkin, dari sudut pandang manusia moderen seperti kita, adalah
bahwa filsuf – filsuf Milesian mengajukan suatu proposisi empiris dalam
menjelaskan semesta. Pemikiran ini dapat dikatakan sebagai penghipotesaan
tentang semesta dalam pandangan pra – ilmiah.
D. Asal muasal Alam
1.Proses Terbentuknya Alam Semesta Menurut Sains Modern
Pertanyaan tentang awal mula alam semesta telah lama diperbincangkan.
Sampai hari inipun belum ada satupun teori penciptaan alam semesta yang dapat
diterima secara bulat oleh para ilmuwan dikarenakan keterbatasan akal manusia
tidak bisa menjangkau luasnya jagad raya. Sebab penginderaan, penemuan
masalah, penyusunan hipotesis, eksperimen, dan teori yang merupakan urutan
langkah dan prosedur ilmiah yang lazim, harus diakui belum bisa mengakomodir
kebutuhan manusia untuk bisa memahami dunia ini.
Berikut adalah teori-teori tentang asal mula alam semesta.
a.Teori keadaan tetap (Steady-state theory)
Teori ini berdasarkan prinsip kosmologi sempurna yang menyatakan bahwa alam
semesta dimanapun dan bilamanapun selalu sama. Berdasarkan prinsip tersebut
alam semesta terjadi pada suatu saat teretentu yang telah lalu dan segala sesuatu di
alam semesta selalu tetap sama walupun galaksi saling bergerak menjauhi satu
sama lain. Teori ini ditunjang oleh kenyataan bahwa galaksi baru mempunyai
jumlah yang sebanding dengan galaksi lama. Denga demikian teori ini
beranggapan bahwa alam semesta itu tidak terhingga besarnya dan tidak terhingga
tuanya (tanpa awal dan tanpa akhir).
b.Teori dentuman besar (big-bang theoru)
Teori ini dikembangkan oleh George Lematitre. Menurut teori ini, pada mulanya
alam semesta berupa sebuah “primeval atom” yang berisi semua materi dalam
keadaan yang sangat padat. Suatu ketika, atom ini meledak dan seluruh materinya
terlempar ke ruang alam semesta. Sejak situ, dimulailah ekspansi yang
berlangsung ribuan juta tahun dan akan terus berlangsung jutaan tahun lagi.
Timbul dua gaya yang saling bertentangan, yang satu disebut gaya gravitasi, dan
lainnya dinamakan repulsi kosmis. Dari kedua gaya tersebut, gaya kosmis lebih
dominan sehingga alam semesta masih terus akan ekspansi. Pada suatu saat nanti,
ekspansi tersebut pasti akan berakhir.
c. Teori Nebular
Hipotesis ini dikemukakan pertama kali oleh Laplace pada tahun 1796. Ia yakin
bahwa sistem tata surya terbentuk dari kondensasi awan panas atau kabut gas
yang sangat panas. Pada proses kondensasi tersebut ada sebagian yang terpisah
dan merupakan cincin yang mengelilingi pusat. Bagian yang mengelilingi pusat
itu dengan cara yang sama berkondensasi membentuk suatu formula yang serupa
dengan terbentukya matahari tadi. Setelah mendingin benda-benda ini akan
menjadi planet-planet seperti Bumi dengan benda-benda yang mengelilinginya
berupa sateliti atau bulan. Dapat dibayangkan bahwa berdasarkan teori ini, planet
Saturnus yang dikelilingi ileh cincin Saturnus itulah merupakan bakal satelitnya.
Salah satu keberatan dari hipotesis ini adalah ditemukannya dua biah bulan pada
Jupiter dan sebuah bulan diSaturnus yang berputar berlawanan arah dengan rotasi
planet-planet tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa satelit tersebut bukan
merupakan bagian dari planetnya sesuai dengan hipotesis Laplace.
d.Teori Planettesimal
Dikemukakan pertama kali oleh Chamberlin dan Moulton.Hipotesis ini bertitik
tolak dari pemikiran yang sama dengan teori nebular yaitu bahwa sistem tata
surya ini terbentuknya dari kabut gas yang sangat besar yang berkondensasi.
Perbedaannya adalah terletak pada asumsu bahwa terbentuknya plante-planet itu
tidak harus dari satu badan tetapi diasumsikan ada bintang besar lain yang
kebetulan sedang lewat dekat bintang dimana tata surya kita merupakan
bagiannya. Kabut gas dari bintang lain itu sebagaian terpengaruh ileh daya tarik
kita dengan setelah mendingin terbentuklah benda-benda yang disebut
planettesimal. Planettesimal merupakan benda-benda kecil yang padat. Karena
daya tarik menarik antar benda itu sendiri, benda-benda kecil tersebut akan
bergumpal menjadi besar dan menjadi panas. Hal ini disebabkan oleh tekanan
akibat akumulasi dari massanya. Teori ini daptat menjawab pertanyaan mengapa
ada satelit-satelit pada Jupiter maupun pada Saturnus yang mempunyai orbit
berlawanan dengan rotasi planet-planet itu.
e.Teori Tidal atau Teori Pasang Surut
Teori ini diungkapkan pertama kali oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada
tahun 1919. Menurut teori ini planet itu merupakan percikan dari Matahari yaitu
seperti percikan matahari yang sampai kini masih nampak ada. Percikan tersebut
disebut “tidal”. Tidal yang besar yang kemudian akan menjadi planet itu
disebabkan karena adanya dua buah matahari yang bergerak saling mendekat.
Peristiwa ini tentu arang sekali terjadi namun bila ada dua buah bintang yang
bergerak mendekat satu dengan yang lain maka akan terbentuklah planet-planet
baru seperti teori tersebut di atas.
f.Teori Bintang Kembar
Menurut teori ini, kemungkinan dahulu matahari merupakan sepasang bintang
kembar. Oleh karena sesuatu sebab, salah satu bintang meledak dan oleh gaya
tarik gravitasi bintang yang satunya (Matahari yang sekarang), pecahan tersebut
tetap berada di sekitar dan beredar mengelilinginya.
g.Teori Creatio Continua
Teori ini dikemukakan oleh Fred Hoyle, Bendi, dan Gold. Menurut teori cratio
continua atau continuous creation, saat diciptakan, alam semesta ini tidak ada.
Alam semesta ini selamanya ada dan akan tetap ada, atau dengan kata lain alam
semesta ini tidak pernah bermula dan tidak akan berakhir. Pada setiap saat, ada
partikel yang dilahirkan dan ada yang lenyap. Partikel-partikel tersebut kemudian
mengembun menjadi kabut-kabut spiral dengan bintang-bintang dan jasad-jasad
alam semesta. Karena partikel yang dilahirkan lebih besar daripada yang lenyap,
maka jumlah materi semakin bertambah dan mengakibatkan pemuaian alam
semesta. Pengembangan ini akan mencapai titik batas kritik pada 10 miliar tahun
lagi. Namun, dalam waktu 10 miliar tahun ini akan dihasilkan kabut-kabut baru.
Menurut teori ini, 90% materi alam semesta adalah hidrogen. Dari hidrogen ini
akan terbentuk hedium dan zat-zat lainnya.
h.Teori G.P. Kiper
Pada tahun 1950 G.P, Kuiper mengajukan teori berdasarkan keadaan yang ditemui
di luar tata surya dan menyarakan penyempurnaan atas teori-teori yang telah
dikemukakan yang mengandaikan bahwa Matahari serta semua planet yang
berasal dari gas purba yang ada di ruang angkasa. Pada saat ini, terdapat banyak
kabut gas dan diantara kabut terlihat dalam proses melahirkan bintang.
i.Teori Ekspansi dan Kontraksi
Teori ini berlandaskan pikiran bahwa ada suatu siklus dan alam semesta,
yaitu “masa ekspansi”dan “masa kontraksi” diduga bahwa siklus ini berlangsung
dalam waktu 30.000 juta tahun.
Usaha para ilmuwan itu hanyalah sekadar menguji hipotesis. Setelah teruji, teori
itu masih mungkin diperbaiki dengan teori yang lebih akurat. Namun demikian
teori-teori tersebut di atas masih diyakini orang sampai sekarang.
2.PROSES TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA DARI PANDANGAN
ISLAM
Permasalahan seperti yang dialami oleh Sokrates, Galileo Galilei dan Brutus telah
mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap agama. Doktrinisasipun
mulai dirobohkan dan manusia lebih memilih untuk bebas dan memerdekakan
pikirannya. Tak dapat dipungkiri, kenyataan ini kemudian menggiring beberapa
orang untuk memilih berpikir secara filsafat mekanisme. Dengan begitu dapat
menghanyutkan manusia ke paham materialisme selanjutnya ke ateisme[6].
Pertentangan antara ilmu dan iman yang umumnya terjadi di Barat sebenarnya
terjadi karena keliru memahami pemikiran Ibnu Rusyd (Averroes).
Para pemikir
Eropa saat itu mengakui bahwa terdapat kebenaran ganda (double truth) yang
tidak dapat dipisahkan, yaitu kebenaran keimanan (agama) dan kebenaran
(falsafah). Ini menurut pembuktian ahli sejarah di Barat sendiri, merupakan
kesalahpahaman terhadap filsuf Muslim pembawa rasionalitas ke Eropa. Sebab
sesungguhnya Ibnu Rusyd tidaklah mengajarkan tentang dua kebenaran yang
terpisah dan tidak dapat didamaikan. Ia hanya mengajarkan seiring dengan
pandangan yang umum dikalangan para filsuf Muslim, bahwa kebenaran adalah
tunggal adanya, namun kemampian manusia memahaminya berbeda-beda setaraf
dengan kapasitas inteleknya, yaitu pemahaman rasional dan pemahaman retorik
yang ada pada kaum awam, kemudian kemudian menengahi antara keduanya ialah
pemahaman dialketis pada kalangan para teolog[7]
Kembali ke pembahasan mengenai ilmu alamiah dalam konteks ini tentang
penciptaan alam semesta, tidak dapat dipisahkan dari petunjuk-petunjuk yang
tertera dalam kitab suci al-Quran. Surat Fushilat ayat 9-12 menyajikan proses
pembuatan alam semesta oleh Allah:
1.(41:9) Bumi di ciptakan dalam dua masa
2.(41:10) Segala isi Bumi diciptakan total dalam empat masa
3.(41:11) Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu
keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya
menjawab: “Kami datang dengan suka hati.” Surat diatas jelas menunjukan bahwa
kedudukan Bumi dan Langit adalah sederajat, bumi bukan bagian dari langit.
Bumi diciptakan terlebih dahulu, diselesaikan baru kemudian Allah
menyelesaikan Langit dan itu dibuktikan di ayat selanjutnya
4.(41:12) Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia
mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat
dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaikbaiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Juga digambarkan dalam Al Qur’an pada ayat berikut: “Dialah pencipta langit dan
bumi.” (QS: 6:101). Keterangan yang diberikan Al Qur’an ini bersesuaian penuh
dengan penemuan ilmu pengetahuan masa kini. Kesimpulan yang didapat
astrofisika saat ini adalah bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi
materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa
yang tejadi dalam sekejap.
Peristiwa ini, yang dikenal dengan “Big Bang“, membentuk keseluruhan alam
semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan
sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmuwan modern
menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan
yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam
semesta muncul menjadi ada.
Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan,
di mana materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu
diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta ini, yang
baru saja ditemukan ahli fisika modern, diberitakan kepada kita dalam Al Qur’an
1.400 tahun lalu.
Sensor sangat peka pada satelit ruang angkasa COBE yang diluncurkan NASA
pada tahun 1992 berhasil menangkap sisa-sisa radiasi ledakan Big Bang.
Penemuan ini merupakan bukti terjadinya peristiwa Big Bang, yang merupakan
penjelasan ilmiah bagi fakta bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan[8].
Teori Big Bang ini berpijak pada suatu logika yang dipakai dalam memberi basis
pengetahuan dalam teologi, logika ini kita kenal denga logika sebab akibat atau
logika kausalitas. Logika kausalitas menampilkan suatu cara berpikir yang
meletakkan suatu hal terkait dengan yang lain dalam suatu relasi sebab akibat[9].
Dengan menggunakan logika kausalitas tadi, kita sepakat bahwa alam semesta ini
adalah akibat dari suatu sebab, dan sebab itu adalah akibat dari sebab lain dan
seterusnya sampai terdapat sebab awal (prima causa). Sebab awal inilah yang kita
sebut Tuhan. Logika kausalitas ini ternyata mempunyai kesamaan dengan teori
Big Bang yang menyatakan bahwa alam semesta tercipta karena ledakan yang
terjadi dari suatu titik nol. Sehingga bumi dan langit yang awalnya satu kemudian
terpisahkan. Fakta ini relevan dengan apa yang tertlis dalam al-Quran; “Dan
apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi dulu adalah
satu, dan Kami pisahkan keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapa mereka tidak juga beriman ?[10]”.
Kutipan dari Dr. Maurice Buchaile tentang ayat-ayat penciptaan
alam semesta di al-Quran: Berhadapan dengan ayat-ayat al-quran tentang proses
penciptaan alam semesta ada lima dasar yang menjadi landasan Qur-an untuk
menceritakan tentang penciptaan alam :
1. Enam masa daripada penciptaan langit-langit dan bumi, menurut Qur-an,
meliputi terbentuknya benda-benda samawi, terbentuknya bumi dan
perkembangan bumi sehingga dapat dihuni manusia. Untuk hal yang terakhir ini,
Qur-an mengatakan, segala sesuatu terjadi dalam empat waktu. Apakah empat
waktu itu merupakan zaman-zaman geologi dalam Sains modern, karena menurut
Sains modern, manusia timbul pada zaman geologi ke empat? Ini hanya suatu
hipotesa; tetapi tak ada jawaban terhadap soal ini. Tetapi perlu kita perhatikan
bahwa untuk pembentukan benda-benda samawi dan bumi sebagai yang
diterangkan dalam ayat 9 sampai dengan 12, surat 4, diperlukan dua tahap. Sains
memberi tahu kepada kita bahwa jika kita mengambil contoh (satu-satunya contoh
yang sudah mungkin diketahui) daripada pembentukan matahari dan embelembelnya, yakni bumi, prosesnya melalui padatan (kondensasi) nebula (kelompok
gas) dan perpecahannya. Ini adalah yang dikatakan oleh Qur-an secara jelas
dengan proses yang mula-mula berupa asap samawi, kemudian menjadi kumpulan
gas, kemudian berpecah. Di sini kita dapatkan persatuan yang sempurna antara
penjelasan Qur-an dan penjelasan Sains.
2.Sains telah menunjukkan simultanitas antara dua kejadian pembentukan bintang
(seperti matahari) dan pembentukan satelit-satelitnya, atau salah satu satelitnya
(seperti bumi). Bukankah simultanitas ini telah nampak juga dalam teks Qur-an
seperti yang telah kita ketahui.
3.Nampak persesuaian antara wujudnya asap pada permulaan terciptanya kosmos,
yaitu asap yang dipakai oleh Qur-an untuk menunjukkan gas yang banyak dalam
materi yang menjadi asal kosmos dan konsep Sains modern tentang nebula
primitive (kelompok gas asli).
4.Kegandaan langit-langit yang diterangkan oleh Qur-an dengan simbul angka 7
yang sudah kita fahami artinya telah dibenarkan oleh Sains modern dalam
pernyataan ahli-ahli astrofisika tentang sistem galaksi dan jumlahnya yang amat
besar. Di lain fihak wujudnya bumi-bumi yang mirip dengan bumi kita dari
beberapa aspek adalah suatu hal yang dapat kita fahami daripada teks Qur-an,
tetapi sampai sekarang Sains belum dapat membuktikannya. Bagaimanapun
keadaannya, para spesialis menganggap bahwa adanya bumi semacam itu sangat
mungkin.
5.Adanya suatu penciptaan pertengahan antara langit-langit dan bumi seperti yang
dijelaskan Qur-an dapat dimengerti dengan diketemukannya jembatan-jembatan
materi yang terdapat di luar sistim astronomik teratur.
Jika segala soal yang ditimbulkan oleh ayat-ayat Qur-an sampai sekarang belum
dapat diterangkan secara menyeluruh oleh ilmu pengetahuan, sedikitnya tak
terdapat pertentangan antara ayat-ayat Qur-an dan pengetahuan modern tentang
penciptaan kosmos.
Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan
ilmiah, akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain.
Yang sungguh menarik lagi, penemuan-penemuan ini belumlah terjadi sebelum
abad ke-20 melainkan pada abad 7 Masehi disaat dunia Barat sedang mengalami
abad-abad kegelapan (Dark Ages).
A. Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa logika berasal dari bahasa latin yaitu dari kata logos berarti perkataan atau sabda. Secara umum logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah. Logika ini dimulai dari tahun 624 SM sampai 548 SM oleh Thales yang disebut sebagai Bapak Filsafat kemudian dikembangkan kembali oleh Aristoteles dengan mengenalkan logika sebagai ilmu. Logika terbagi menjadi dua macam yaitu : logika alamiah dan logika ilmiah. Dalam perkembangannya logika juga disebut sebagai cabang filsafat. Logika sangat berguna bagi kehidupan manusia untuk berpikir lurus, efisien, tepat dan teratur demi mendapatkan kebenaran dan
menghindari kekeliruan.
B. Saran
Logika sebagai cabang dalam filsafat ilmu menuntun kita untuk berpikir benar dan tidaksalah dalam mengambil keputusan. Selain itu berpikir secara logika mampu melatih kita untuk berpikir secara lurus, efisien, tepat dan teratur demi mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan dalam pemecahan suatu masalah.
Saya aji purnomo
ReplyDeleteApa yang di maksud dengan rasionalitas?
Saya Delvita akaan menjawab pertanyaan dari aji,
DeleteRasionl adalah hal yg bisa dilakukan dengan hal yg ada.
Rasional litas merupakan konsep normatif yang mengacu pada kesesuaian keyakinan seseorang untuk percaya atau tindakan seseorang dengan alasan seseorang untuk bertindak terimakasi.
Saya Nurlela.
ReplyDeleteDidalam asal muasal terdapat teori bintang kembar,tolong jelaskan akan teori tersebut.
Terimakasih.
begitulah cara orang dulu untuk merasionalisasikan gejala alam, kemudian muncul istilah mityologi yunani Misalnya: Petir adalah Dewa Thor yang sedang berkelahi. Dikemudian hari, sejalan perkembangan ilmu pengetahuan, munculah Logika, yang rasional. maka Mitos yang dulu dijelaskan sebagai cara menjelaskan gejkala alam tersingkirkan oleh Ilmu Pengetahuan.
DeleteTerimakasih pak atas penjelasannya .
DeleteSaya Siti Khodijah mau bertanya apakah kita boleh mempercayai mitos??
ReplyDeleteMitos adalah cara, orang dulu emnjelaskan fenomena alam yang kemudian tersingkir oleh Ilmu Pengetahuan.
DeleteSaya ibu ike puspita
ReplyDeleteApa yang di maksud dengan teoriti?
Saya rosmanidar akan menjawab pertanyaan bu ike sebuah pemikiran di mana pemikiran akan mendasarkan sebuah bentuk dari hal yg ada sebagai sebuah bentuk dari landasan utk melakukan suatu hal
DeleteSaya armis mirdayanti izin bertanya
ReplyDeleteDalam filsafat pra-socrastes ditandai dengan mencari satu asas segala sesuatu, dan dibalik keanekaragaman realitas di alam semesta hanya ada satu asas coba jelaskan satu asas itu??? Terimakasih
Thales mengusulkan:air Anaxiamandrosyang tak terbatas,Empedokles:api,udara ,tanah dan air herakleitos mengajar bahwa segala sesuatu mengalir
DeleteAssalamu alaikum saya aisyah purnama sari mau bertanya bagaimana metode reductio ad absurdum yg dikembangkan oleh zeno ?
ReplyDeleteZeno memang di kenal sebagai seorang pemikir jenius yg berhasil mengembangkan metode utk meraih kebenaran,dgn membuktikan kesalahan premis2 lawan dgn cara mereduksikannya menjadi suatu kontradiksi sehingga konklusinya menjadi mustahil
DeleteTerima kasih atas jawabannya
Deletesaya nurhayati akan menjawab pertanyaan Metode Zeno, member nilai abadi bagi filsafat karena memang tidak satu pun pernyataam yang melahirkan pertentangan dapat dianggap benar. Metode yang dikembangkan oleh Zeno sangat berguna dalam suatu perdebatan karena dengan metode itu ia telah member dasar yang kokoh bagi argumentasi-argumentasi yang rasional dan logis. Zeno juga dikenal sebagai orang pertama yang menggunakan metode dialektik, dalam arti mencari kebeneran lewat perdebatan atau bersoal jawab secara sistematis.
DeleteSaya inayati eva santosa putri izin bertanya dimateri dijelaskan secara garis besar mitos terbagi menjadi dua tolong sebutkan contoh dari mitos kosmogonis
ReplyDeleteContohnya kosmogonis yunani kuno menyebutkan bahwa pada mulanya bumi adalah kegelapan,bumi menciptakan langit yg melingkupi bumi setiap malam
Deletesilakan pemateri..
ReplyDeletesaya nurhayati akan menjawab pertanyaan Metode Zeno, member nilai abadi bagi filsafat karena memang tidak satu pun pernyataam yang melahirkan pertentangan dapat dianggap benar. Metode yang dikembangkan oleh Zeno sangat berguna dalam suatu perdebatan karena dengan metode itu ia telah member dasar yang kokoh bagi argumentasi-argumentasi yang rasional dan logis. Zeno juga dikenal sebagai orang pertama yang menggunakan metode dialektik, dalam arti mencari kebeneran lewat perdebatan atau bersoal jawab secara sistematis.
ReplyDeleteAssalamu'alaikum
ReplyDeleteSaya kiya
Boleh saya tau materi ini di kutip dari buku apa2 ya