AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG OBJEK PENDIDIKAN: ANAK DIDIK/MURID

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi 
Dosen Pengampu: As’adut Tabi’in, M.Pd.I
Disusun Oleh: • Putri Oktariani Gusti • Nurul Fauziah • Nurhikmah • Novrida Rahmadani 
Program Studi Strata Satu (S1) Jurusan Pendidikan Agama Islam 
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) MADINATUN NAJAH RENGAT 2020

KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr.Wb
Puji syukur atas kehadirat tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG OBJEK PENDIDIKAN: ANAK DIDIK/MURID” meskipun masih banyak kesalahan didalam-nya. Tak lupa pula kita kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari masa jahiliyah menuju masa yang berilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Tugas makalah ini disusun sebagai salah satu penunjang nilai yang diberikan oleh dosen dalam proses perkuliahan. Semua hasil diskusi kelompok kami telah terlampir dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis bermaksud mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang tak dapat kami sebutkan satu persatu, semua yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Penyusun sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

                                                                
Rengat, 25 Oktober 2020
                                                            
Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 
Pendidikan sangat penting bagi semua umat manusia untuk menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.Tanpa adanya pendidikan manusia tidak dapat menjalani kehidupan dengan baik.Oleh karena itu dalam pendidikan melibatkan sebuah peserta didik maupun obyek yang sekiranya dapat membantu untuk memperoleh ilmu, sehingga dapat terselenggaranya sebuah pendidikan.Yang bertujuan memperoleh manfaat di dunia maupun diakhirat.Maka dari itu setiap manusia diwajibkan untuk menuntut ilmu melalui pendidikan dengan bersungguh-sungguh sehingga tercapai tujuan untuk mendapatkan keridhaan Allah dalam mencari ilmu.
Proses pendidikan dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari peran pendidik dan peserta didik itu sendiri. Berhasil atau gagalnya pendidikan diantaranya ditentukan oleh kedua komponen tersebut. Mulai dari kemapanan ilmu pengetahuan pendidik, sampai kemampuan pendidik dalam menguasai objek pendidikan, berbagai syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik, motivasi belajar peserta didik, kepribadian anak didik dan tentu saja pengetahuan awal yang dikuasai oleh peserta didik. Agar hasil yang direncanakan tercapai semaksimal mungkin. Disinilah pentingnya pengetahuan tentang subjek pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pendidikan ?
2. Apa yang dimaksud dengan peserta didik dan obyek pendidikan ?
3. Apa saja sumber peserta didik dan obyek pendidikan islam dalam tafsir ayat-ayat Al-Qur’an ?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan Pengertian Pendidikan
2. Menjelaskan Apa yang dimaksud dengan peserta didik dan obyek pendidikan ?
3. Menjelaskan Apa saja sumber peserta didik dan obyek pendidikan islam dalam tafsir ayat-ayat Al-Qur’an ?

BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan Keagamaan Pada Anak
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan dalam bahasa Yunani berasal dari kata padegogik yaitu ilmu menuntun anak. Orang Romawi melihat pendidikan sebagai educare, yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia. Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai Erziehung yang setara dengan educare, yakni: membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan atau potensi anak. Dalam bahasa Jawa, pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan), mengolah, mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak, mengubah kepribadian sang anak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan berasal dari kata dasar didik (mendidik), yaitu : memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian : proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. 
Dari pengertian-pengertian dan analisis yang ada maka bisa disimpulkan bahwa pendidikan adalah upaya menuntun anak sejak lahir untuk mencapai kedewasaan jasmani dan rohani, dalam interaksi alam beserta lingkungannya. Dalam pendidikan terdapat dua hal penting yaitu aspek kognitif (berpikir) dan aspek afektif (merasa). Sebagai ilustrasi, saat kita mempelajari sesuatu maka di dalamnya tidak saja proses berpikir yang ambil bagian tapi juga ada unsur-unsur yang berkaitan dengan perasaan seperti semangat, suka dan lain-lain. Substansi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah membebaskan manusia dan menurut Drikarya adalah memanusiakan manusia.Ini menunjukan bahwa para pakar pun menilai bahwa pendidikan tidak hanya sekedar memperhatikan aspek kognitif saja tapi cakupannya harus lebih luas.

B. Peserta Didik dan Objek Pendidikan
1. Peserta Didik
Secara etimologi, peserta didik berarti “orang yang menghendaki”. Sedangkan menurut arti terminologi, murid adalah pencari hakikat dibawah bimbingan dan arahan seorang pembimbing. Penyebutan murid ini juga dipakai untuk menyebut peserta didik pada sekolah tingkat dasar dan menengah, sementara untuk perguruan tinggi lazimnya disebut dengan mahasiswa (thalib).[1]  Peserta didik menurut ketentuan umum Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional yaitu: “Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu”. [2]
Sedangkan menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 tahun 2013. Mengenai sistem pendidikan nasional, dimana siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri mereka melalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang dan jenis pendidikan tertentu. 
Peserta didik adalah makhluk yang sedang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing. Mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya.[3]  Peserta didik adalah individu yang memiliki kepribadian, tujuan, cita- cita hidup dan potensi diri, oleh karena itu tidak dapat diperlakukan semena-mena. Peserta didik adalah orang yang memilki pilihan untuk menuntut ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa depannya.[4]  Siswa atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar, dalam proses belajar- mengajar, siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Siswa akan menjadi faktor penentu, sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya. Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengertian siswa berarti orang, anak yang sedang berguru (belajar, bersekolah). 
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa siswa adalah anak yang bersekolah untuk mengembangkan diri mereka. Jadi, peserta didik dalah orang/individu yang mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuanya agar tumbuh dan berkembang dengan baik serta memiliki kepuasan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh gurunya.

2. Objek Pendidikan
Menurut Abdurahman Mas’ud (2001:7) dalam bukunya Paradigma Pendidikan Islam bahwasanya Objek Pendidikan yaitu “orang yang menjadi pokok sasaran pendidikan adalah proses pencerdasan secarah utuh dalam rangka mencapai keseimbangan materi  dan religious spiritual”. Sedangkan menurut Abu Ahmid dan Nur Uhbiyanti (1991:81) bahwa “ Objek ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: objek material dan objek formal”. Tujuan antara objek ilmu pengetahuan dengann ilmu pendidikan adaloah sama yaitu usaha dalam rangka memberikan wawasan keilmuan di berbagai ranah.
Dari pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa objek pendidikan adalah sasaran pokok yang di kenakan dalam praktik pendidikan yaitu peserta didik dan proses pendidikan yang ditunjukan agar kedua objek tersebut mampu berlandaskan pemahaman tentang nilai-nilai material dan spiritual yang baik, dalam menghantarkan kehidupan yang seimbang antara dunia akhirat.
Sementara pengertian dari Objek Pendidikan Islam sama dengan objek pendidikan yang lainnya. Seperti yang telah diutarakan oleh Mudzakkir Ali (2012:41) bahwasahnya “objek dalam Ilmu Pendidikan Islam ini diartikan sebagai suatu yang menjadi tujuan keilmuan”.

C. Peserta Didik & Objek Pendidikan Islam dalam Tafsir Ayat-ayat Al-Qur’an
1. Q.S At-Tahrim ayat 6
Terjemahan Ayat
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalumengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim: 6).
Tafsir Ayat
Hal ini tersurat dengan jelas dalam At Tahrim yaitu “Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”.Disini dikatakan “peliharalah dirimu” terlebih dahulu baru setelah itu dikatakan “keluargamu”.
2. Q.S At Taubah: 122
Terjemahan Ayat
”Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. At Taubah: 122)
Tafsiran Ayat
Allah telah menganjurkan pembagian tugas. Seluruh orang yang beriman diwajibkan berjihad dan diwajibkan pergi berperang menurut kesanggupan masing-masing.Tuhanpun menuntun hendaknya jihad itu dibagi kepada jihad bersenjata dan jihad memperdalam ilmu pengetahuan dan agama. Setelah ada pembagian tugas itu, sehingga ilmu dan pengetahuan agama bertambah mendalam.
Pada ayat ini memberi anjuran tegas kepada umat Islam agar ada sebagaian dari umat Islam memperdalam agama. Seorang yang mendalami ilmunya dan selalu memiliki tanggung jawab dalam pencarian ilmu Allah. Hasil dari pembelajaran itu tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi diharapkan mampu untuk menyampaikan terhadap orang lain.

3. Q.S An Nisa Ayat 170
Terjemahan Ayat
”Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan sedikitpun kepada Allah) karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (Qs. An Nisa’: 170).
Tafsir Ayat
Pada surat an-Nissa ayat 170, nabi Muhammad Saw diutus dengan membawa kebenaran kepada manusia, jadi manusia disini merupakan objek yang hendak dituju oleh Allah melalui rasulnya untuk diberikan kebenaran. Manusia sebagai tujuan dari dakwah Muhammad yang diutus oleh Allah merupakan objek dari dakwah Muhammad, dalam pendidikan manusia jugalah yang menjadi objek dikarenakan akal yang dimiliki manusia hendaklah dioptimalkan dan diberdayakan sehingga menjadi sesuatu yang baik dan terhindar dari kedzaliman


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha manusia untuk dapat membantu, melatih, dan mengarahkan anak melalui transmisi pengetahuan, pengalaman, intelektual, dan keberagamaan orang tua (pendidik) dalam kandungan sesuai dengan fitrah manusia supaya dapat berkembang sampai pada tujuan yang dicita-citakan yaitu kehidupan yang sempurna dengan terbentuknya kepribadian yang utama. Peserta didik adalah orang maupun kelompok yang bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan, sehingga materi yang diajarkan atau yang disampaikan dapat dipahami oleh objek pendidikan. Objek pendidikan adalah orang yang mendapat pencerdasan secara utuh dalam rangka mencapai kebahagian dunia dan akhirat atau keseimbangan materi dan religious spritual.
Dalam surah at-tahrim ayat 6 dapat kita jadikan pegangan dalam membina diri sendiri dan orang lain :
Proses pembinaan dimulai dari diri sendiri.
Perintah menjaga diri sendiri dengan tetap menjalankan perintah Allah SWT, menjauhi laranagn Allah, dan bertaubat dari perkara yang menjadikan murka Allah dan mendatangkan siksa.
mendidik diri sendiri dengan cara menjalankan terlebih dahulu perintah Allah dan rasulnya dan jauhkan larangan Allah dan rasulnya, sampai seseorang merasa senang dalam menjalankannya.
Dalam surah at taubah dapat di simpulkan bahwa Orang-orang yang berjuang di bidang pengetahuan, oleh agama Islam disamakan nilainya dengan orang-orang yang berjuang di medan perang. Dengan demikian dapat diambil suatu pengertian, bahwa dalam bidang ilmu pengetahuan, setiap orang mukmin mempunyai tiga macam kewajiban, yaitu: menuntut ilmu, mengamalkannya dan mengajarkannya kepada orang lain.
Pada surat an-Nissa ayat 170, nabi Muhammad Saw diutus dengan membawa kebenaran kepada manusia, jadi manusia disini merupakan objek yang hendak dituju oleh Allah melalui rasulnya untuk diberikan kebenaran. Manusia sebagai tujuan dari dakwah Muhammad yang diutus oleh Allah merupakan objek dari dakwah Muhammad, dalam pendidikan manusia jugalah yang menjadi objek dikarenakan akal yang dimiliki manusia hendaklah dioptimalkan dan diberdayakan sehingga menjadi sesuatu yang baik dan terhindar dari kedzaliman .

B. Saran
Kami sadar bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk makalah kami, agar kami bisa menjadikan saran tersebut sebagai pedoman dikesempatan mendatang.

DAFTAR PUSTAKA
Nurkholis.”Pendidik Dalam Upaya Memajukan Teknologi”. Vol. 01  No.1. (Jakarta, 2013).
https://rahmiarifa31.blogspot.com/2014/04/tafsir-ayat-tentang-peserta-didik.html  

[1] Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung: Alfabet, 2011), hlm. 4

[2] Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional

[3] Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung: Alfabet, 2011), hlm. 9

[4] Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung: Alfabet, 2011), hlm. 16

AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG OBJEK PENDIDIKAN: ANAK DIDIK/MURID AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG OBJEK PENDIDIKAN: ANAK DIDIK/MURID Reviewed by As'ad on October 26, 2020 Rating: 5

23 comments:

  1. Assalamualaikum wr.wb baiklah disini saya akan bertanya kepada pemakalah bagaimana cara melakukan pendidikan islami yang hakiki....?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya akan menjawab pertanyaan dari swandi.
      memasukkan nilai-nilai tarbiyah dalam kurikulum pendidikan yang syar’i. Banyak yang mengira bahwa tarbiyah hanyalah masalah teori terkait dengan kemampuan para orang tua yang dapat mengisi otak anak-anaknya dengan berbagai ilmu pengetahuan disertai kesungguhan untuk menghasilkan sebesar-besarnya karangan-karangan dan tesis-tesis yang berbicara tentang sarana tarbiyah dan segala sesuatu yang terkait dengannya. Bahkan hingga sampai pada tingkat mencocokkan nash-nash syar’i dengan teori-teori akal tanpa meninjau sisi praktis dalam tarbiyah.
      Misalnya, sikap mencocokkan ayat berikut

      إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ (سورة غافر: 28)

      “Sesungguhnya yang takut kepada Allah dari hambaNya hanyalah para ulama.” (QS. Ghafir: 28)

      Dipahami bahwa siapa saja yang berilmu, baik ilmu-ilmu syari atau ilmu-ilmu sains dianggap sebagai orang yang takut kepada Allah. Padahal ayat tersebut tidak menunjukkan semua orang yang berilmu adalah takut kepada Allah, akan tetapi orang yang takut kepada Allah adalah orang yang berilmu.

      Delete
    2. Saya Bayu Agustian ingin menambahkan jawaban dari putri.
      Menurut saya cara melakukan pendidikan islam yang hakiki yaitu ;
      1. Peserta didik dan pengajaran harus bekerja sama dalam mewujudkan pendidikan islam baik dan benar.
      2. Lingkungan sosial dan lingkungan pergaulan harus mendukung tercapainya pendidikan islam yang hakiki.
      3. Pembentukan sebuah organisasi atau kelompok pengajian tentang pendidikan islam
      4. Melaksanakan dan mengamalkan pendidikan islam dengan baik dan benar

      Delete
  2. Assalamualaikum wr.wb...
    Saya ingin bertanya kepada pemakalah...
    Pada makalah di atas Ahmid dan Nir Uhbiyanti menyatakan bahwa objek ilmu pengetahuan dapat di bedakan menjadi 2 yaitu objek formal dan objek material.
    Pertanyaan apa itu objek formal dan objek material.jelaskn.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya akan menjawab pertanyaan dari Bayu.
      Objek material adalah sesuatu yang realitasnya ada. Baik itu terlihat langsung oleh mata ataupun sesuatu yang tidak terlihat langsung. Yang nampak oleh mata bisa diteliti dengan pendekatan empiris, sedangkan yang tidak nampak (metafisik) dapat diketahui dari diskusi dan buah pikir manusia itu sendiri.

      Objek formal adalah cara yang digunakan untuk mengetahui ilmu Itu sendiri, ataupun prespektif yang digunakan seseorang untuk memahami dan mengetahui objek material.

      Delete
    2. Terima kasih atas jawabannya putri

      Delete
  3. Saya akan menambah jawaban dari outri dari pertanyaan bayu.Objek matrial ilmu pendidikan adalah hal atau bahan yang menjadi sasaran suatu ilmu pengetahuan,
     objek formal ilmu pendidikan adalah sudut pembahasan suatu ilmu pengetahuan,

    Kedua Objek ilmu pendidikan ini memiliki keterkaitan. Misalnya ilmu sosial dan ilmu psikologi yang kedua macam ilmu pengetahuan itu mempunyai objek material sama yaitu manusia, akan tetapi obyek formalnya berbeda. Ilmu social membahas manusia dari sudut pembahasan kehidupan individu dan interaksinya antar masyarakat sedangkan ilmu psikologi membahas manusia dari sudut pembahasa jiwa dan pikiran dari individu itu sendiri. Oleh karena itu obyek material (sasaran yang dipelajari) ilmu pengetahuan dapat sama sedang obyek formalnya (sudut pembahasannya) berbeda.

    ReplyDelete
  4. Saya akan menambah jawaban dari outri dari pertanyaan bayu.Objek matrial ilmu pendidikan adalah hal atau bahan yang menjadi sasaran suatu ilmu pengetahuan,
     objek formal ilmu pendidikan adalah sudut pembahasan suatu ilmu pengetahuan,

    Kedua Objek ilmu pendidikan ini memiliki keterkaitan. Misalnya ilmu sosial dan ilmu psikologi yang kedua macam ilmu pengetahuan itu mempunyai objek material sama yaitu manusia, akan tetapi obyek formalnya berbeda. Ilmu social membahas manusia dari sudut pembahasan kehidupan individu dan interaksinya antar masyarakat sedangkan ilmu psikologi membahas manusia dari sudut pembahasa jiwa dan pikiran dari individu itu sendiri. Oleh karena itu obyek material (sasaran yang dipelajari) ilmu pengetahuan dapat sama sedang obyek formalnya (sudut pembahasannya) berbeda.

    ReplyDelete
  5. Assalamu'alaikum
    Saya Resti Octaviani ingin bertanya kpada pemakalah,
    Dalam makalah d sebutkan bahwa objek pendidikan yaitu orang yg menjadi sasaran pendidikan adalah proses pencerdasan secara utuh dalam rangka mencapai keseimbangan materi dan religious spiritual.
    Lalu, bagaimana pendapat pemakalah tentang objek pendidikan saat ini??
    Sudah cerdaskah mereka? Sudah tercapaikah keseimbangan materi dan religious spiritualnya?? Atau bagaimana?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya akan menjawab pertanyaan Resti.
      Di makalah dijelaskan bahwa objek dari pendidikan itu adalah proses pencerdasan seseorang. jadi, jika seseorang tersebut masih menjadi objek daripada pendidikan maka ia belum sampai kepada tahap yang ingin dia capai seperti misalnya kecerdasan. Namun bukan berarti orang yang tidak menjadi objek pendidikan dia sudah cerdas atau memiliki keseimbangan materi & religious.
      Sama seperti objek pendidikan saat ini, mereka masih menjadi objek dari pendidikan karena mereka belum mendapatkan apa yang mereka inginkan.

      Delete
  6. Assalamualaikum saya ingin bertanya kepada pemakalah jelaskan kedudukan peserta didik dalam proses pembelajaran

    ReplyDelete
    Replies
    1. kedudukan peserta didik dalam proses pembeljaran adalah sebagai murid, siswa, dan sebagai yang di ajar/di bimbing

      Delete
    2. Saya akan menjawab pertanyaan dari Sella.
      kedudukan peserta didik dalam proses pembeljaran adalah sebagai murid, siswa, dan sebagai yang di ajar atau di bimbing

      Delete
    3. kedudukan peserta didik dalam proses pembeljaran adalah sebagai murid, siswa, dan sebagai yang di ajar/di bimbing

      Delete
    4. Seorang pendidik dalam kegiatan pembelajaran selalu berusaha memberi nilai-nilai positif baik berupa sikap, cara penyampaian materi, metode, serta penampilan yang baik. Kesemuanya bertujuan supaya peserta didik merasa nyaman dan menilai gurunya sebagai orang yang berwibawa. Oleh karena itu pendidik haruslah memiliki kelebihan yang lebih tinggi dari pada anak didiknya. Sebaliknya, dalam pembelajaran seorang peserta didik juga harus menonjolkan sikap hormat terhadap pendidiknya. Ia harus menempatkan dirinya lebih sederhana ketimbang pendidiknya. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban bagi seorang anak didik untuk selalu berlaku sopan terhadap pendidiknya.

      Delete
    5. Saya akan membantu menambahkan jawaban pertanyaan dari sella, kedudukan peserta didik didalam proses pembelajaran adalah sebagai objek dan subjek. Sebagai objek ketika peserta didik menerima pengajaran atau pembelajaran dari pendidik. Dan sebagai subjek ketika peserta didik menyampaikan pendapat mengenai pengetahuan yang peserta didik miliki, baik itu menyampaikan kepada pendidik atau kepada teman lainnya.

      Delete
  7. Saya akan membantu menjawab pertanyaan dri sella,kedudukan peserta didik dalam proses pembelajaran ialah sebagai murid,siswa atau orang yg dibimbing serta diajarkan oleh seorang pengajar atau guru.karna dalam paradigma pendidikan islam,peserta didik itu merupakan orang yg belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi atau kemampuan yg perlu dikembangkan lagi.

    ReplyDelete
  8. Saya Novrida , akan menjawab pertanyaan Dari sella .

    Peserta didik merupakan salah satu komponen terpenting dalam pendidikan. Tanpa anak didik, proses kependidikan tidak akan terlaksana. Oleh karena itu pengertian tentang peserta didik dirasa perlu diketahui dan dipahami secara mendalam oleh seluruh pihak. Sehingga dalam proses pendidikannya nanti tidak akan terjadi kemelencengan yang terlalu jauh dengan tujuan pendidikan yang direncanakan. Dalam paradigma pendidikan Islam, peserta didik merupakan orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi (kemampuan) dasar yang masih perlu dikembangkan

    ReplyDelete
  9. Assalamualaikum .. saya Nopriansyah ingin bertanya kepada pemakalah apakah faktor penghambat dalam mencapai tujuan dari objek pendidikan itu?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baik lh saya iryan widiati ingin membantu menjawab pertanyaan dari novriansyah. Faktor penghambatnya yaitu:
      1. Faktor internal
      a. Rendahnya kapasitas
      intelektual objek
      pendidikan.
      b. Labilnya emosi dan
      sikap peserta didik
      c. Terganggunya alat-
      alat indra
      penglihatan dan
      pendengaran (mata
      dan telinga).
      2. Faktor eksternal
      a. Faktor keluarga
      b. Faktor sekolah.

      Delete
  10. Assalamu'alaikum
    Saya iryan widiati mau bertanya di dlam makalah ada disebutkan substansi pendidikan ki Hajar dewantara adalah membebaskan manusia mksud membebaskan manusia disini seperti apa tolong dijelaskan ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waalaikumsalam, baiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari iryan widiati, maksud membebaskan manusia disini yaitu masih berkaitan mengenai penjajahan, sebelumnya pendidikan hanya diperuntukkan bagi segelintir anak-anak bangsa Belanda dan pribumi. Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan merupakan sarana perjuangan untuk mewujudkan manusia Indonesia yang merdeka, tidak terjajah secara fisik, budaya, ekonomi, politik, dan intelek. Pendidikan harus bisa memerdekakan peserta didik dari bergantung kepada pihak lain, dan anak-anak dilatih agar mampu bersandar pada kekuatannya sendiri

      Delete

Komentar