AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG SUBYEK PENDIDIKAN PENDIDIKAN

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi  tugas Tafsir Tarbawi
Dosen Pengampu: As’adut Tabi’in,M.Pd.I


Disusun Oleh:
Habiburrahman
Iryan widiati 
M. Ridhoan
Nopriansyah

Program Sarjana Strata Satu (S1)
Jurusan Pendidikan Agama Islam
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
MADINATUNNAJAH
RENGAT
2020



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Ayat-ayat Al-Qur’an Tentang Subyek Pendidikan: Pendidik/Guru” ini dengan tepat waktu. Salawat dan salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari dunia kegelapan kedunia yang terang benderang.
Terselesaikannya makalah ini, tidak lepas dari bantuan teman-teman yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan belum mencapai kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun agar kami dapat memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini. Atas kritik dan sarannya kami ucapkan terimakasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

 Rengat, 17 Oktober 2020


Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

      Pendidikan sebagai ujung tombak kemajuan bangsa harus mendapat yang serius dari semua pihak, terutama pihak-pihak yang ada dalam bidang pendidikan. Kemajuan pendidikan merupakan cerminan kemajuan suatu bangsa dan Negara. Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudidayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara.
 Kemudian didalam proses pembelajaran, guru adalah orang yang memberikan pelajaran dan siswa adalah orang yang menerima pembelajaran. Dalam mentransfer pengatuan kepada siswa diperlukan pengatahuan atau kecakapan serta keterampilan sebagai guru, sebab tanpa ini semua tidak mungkin proses tersebut dapat berjalan secara kondusif. Oleh karena inilah kompetensi dalam arti kemampuan , mutlak diperlukan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.
          

Saat ini guru atau pendidik adalah orang yang berperan penting dalam pendidikan guna untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan dan berdasarkan ayat-ayat al-qur’an. Untuk itu kami menyusun makalah ini dengan tujuan untuk memeberikan sedikit penjelasan tentenag pengertian Subyek Pendidikan. 
Rumusan Masalah
1.   Apa itu Pengertian Subjek Pendidikan?
Bagaimana Subyek Pendidikan Perspektif Al-qur’an?
Bagaimana Konsep Pendidikan dalam Al-Qur’an?
Tujuan Penulisan
1.  Untuk Mengetahui Pengertian Subjek Pendidikan
Untuk Mengetahui Subyek Pendidikan Perspektif Al-qur’an
Untuk Mengetahui Pendidikan dalam Al-Qur’an


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Subjek Pendidikan 
Menurut sanusi et al didalam buku model model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru karya rusman disebutkan bahwa subyek pendidikan adalah manusia yang memiliki kemauan, pengetahuan, emosi, dan perasaan dan dapat dikembangkan sesuaikan dengan potensinya: sementara itu pendidikan dilandasi oleh nilai nilai kemanusiaan yang menghargai martabat manusia. Sedangkan didalam buku zakiyah drajat yang berjudul metodik khusus pengajaran agama islam disebutkan bahwa subjek pendidikan atau yang biasa disebut dengan guru adalah seorang pemimpin sejati, pembimbing dan pengarah yang bijaksana, pencetak tokoh dan pemimpin umat muslim.seorang guru dituntut harus memiliki berbagai sifat dan sikap antara lain:
  • Seorang guru harus manusia pilihan.
  • Seorang guru hendaklah mampu mempersiapkan dirinya       sesempurna mungkin.
  • Seorang guru juga hendaknya tidak pernah tamak dan bathil dalam  melaksanakan tugasnya sehari-hari.
  • Seorang guru hendaknya dapat meyakini islam sebagai konsep ilahi dimana dia hidup dengan konsep itu.
  • Seorang guru harus memiliki sikap yang terpuji.
  • Penampilan seorang guru hendaknya selalu sopan dan rapi.
  • Seorang guru juga menjadi pemimpin yang shalih.
  • Seruan dan ajaran seorang guru hendaknya tercermin pula dalam sikap keluarganya dan atau para sahabatnya.
  • Seorang guru harus menyukai dan mencintai muridnya.


Kita dapat membedakan pendidik itu menjadi dua kategori yaitu:
1. pendidik menurut kodrat, yaitu orang tua
 orang tua sebagai pendidik menurut kodrat adalah pendidik pertama dan utama,karena secara kodrat anak manusia dilahirkan oleh orang tuanya (ibunya). Dalam keadaan tidak berdaya hanya dengan pertolongan dan layanan orang tua (terutama ibu) bayi (anak manusia) itu dapat hidup dan berkembang semakin dewasa. Hubungan orang tua dengan anaknya dalam edukatif, mengandung dua unsur dasar, yaitu:
*  Unsur kasih sayang pendidik terhadap anak.
* Unsur kesadaran dan tanggung jawab dari pendidik untuk    menuntun perkembangan anak.
2.   pendidik menurut jabatan,yaitu guru
Guru adalah pendidik kedua setelah orang tua.mereka tidak bisa disebut secara wajar dan alamiah menjadi pendidik, karena mereka mendapat tugas dari orang tua, sebagai pengganti orang tua.
Dalam undang undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik  profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan menilai mengevaluasi peserta didik.
Subjek pendidik sangat berpengaruh sekali kepada keberhasilan atau gagalnya pendidikan. Subjek pendidikan adalah orang ataupun kelompok yang bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan, sehingga materi yang diajarkan dapat dipahami oleh objek pendidikan. Subjek pendidikan dipahami dari kebanyakan para ahli pendidikan adalah orang tua, guru guru diinstusi formal dan lingkungan masyarakat.
Pendidikan yang pertama kali terjadi dalam ruang lingkup yang sangat sederhana yaitu keluarga. Subjek pendidikannya adalah orang tua, terutama ibu. Kita dapat memperoleh ilmu dari mana saja, seperti lingkungan, masyarakat, alam, dan semua ciptaan allah swt.  

B. Subyek Pendidikan Perspektif Al-qur’an
   Al-qur’an memuat segala hal untuk mengatur hidup kita, termasuk masalah pendidikan. Dalam pendidikan tentunya ada yang namanya subjek pendidikan. Dalam bahasan dibawah ini akan diuraikan beberapa dalil tentang subjek pendidikan dalam al-qur’an, diantaranya adalah:
1. Q.S Al-Kahfi Ayat: 66
قَالَ لَهُۥ مُوسَىٰ هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰٓ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا
Terjemahan Ayat
“ Musa berkata kepada khidhr: bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar diantara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu? (Q.S. Al-Kahfi ayat: 66)”.
Tafsiran Ayat
Dalam pertemuan kedua tokoh itu, musa berkata kepadanya, yakni kepada hamba allah yang memperoleh ilmu khusus itu, “bolehkah aku mengikutimu secara bersungguh-sungguh supaya engkau mengajarkan kepadaku sebagian dari apa, yakni ilmu-ilmu, yang telah diajarkan allah kepadamu untuk menjadi petunjuk bagiku menuju kebenaran?” dia menjawab, “sesungguhnya engkau, hai musa, sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku.” Yakni, peristiwa-peristiwa yang engkau akan alami bersamaku akan membuatmu tidak sabar. Dan, yakni padahal, bagaimana engkau dapat sabar atas sesuatu, yang engkau belum jangkau secara menyeluruh hakikat beritanya?” engkau tidak memiliki pengetahuan batiniah yang cukup tentang apa yang engkau lihat dan alami bersamaku itu. 
Kata attabi’uka asalnya adalah atba’uka dari kata tabi’a yakni mengikuti. Penambahan huruf ta’ pada kata attabi’uka mengandung makna kesungguhan dalam upaya mengikuti itu. memang demikianlah seharusnya seorang pelajar, harus bertekad untuk bersungguh-sungguh mencurahkan perhatian bahkan tenaganya, terhadap apa yang akan dipelajarinya. 
Bahwa ucapan nabi musa as, ini sungguh sangat halus. Beliau tidak menuntut untuk diajar tetapi permintaannya diajukan dalam bentuk pertanyaan, “bolehkah aku mengikutimu?”. Selanjutnya beliau menamai pengajaran yang diharapkannya itu sebagai ikutan yakni beliau menjadikan diri beliau sebagai pengikut dan pelajar. Beliau juga menggarisbawahi kegunaan pengajaran itu untuk dirinya secara pribadi yakni untuk menjadi petunjuk baginya.
Nilai Pendidikan
Pada surat al-kahfi ayat 66 ini, kita dapat mengambil beberapa nilai-nilai pendidikan yaitu antara lain:
Pendidikan bukan hanya dari orang tua, tetapi juga dari orang lain, seperti guru, dosen, teman dan masyarakat.
Saat berbicara atau berlaku terhadap seorang pendidik haruslah menghormati dan bersikap sopan santun kepadanya.
Menganggap bahwa pendidik lebih tahu dari diri kita.
Belajarlah dengan sungguh-sungguh, maka kita akan berhasil.

2. Q.S Al-Rahman Ayat 1-4
الرَّحْمَنُ (١) عَلَّمَ الْقُرْآنَ (٢) خَلَقَ الإنْسَانَ (٣) عَلَّمَهُ الْبَيَانَ (٤)
Terjemahan Ayat
(tuhan) yang maha pemurah
Yang telah mengajarkan al-qur’an
Dia menciptakan manusia
Mengajarnya pandai berbicara. (Q.S Al-Rahman ayat 1-4).
Tafsiran Ayat
Kata ar-rahman telah dikemukakan antara lain ketika menafsiran surat fatihah dan al-furqan. Dalam konteks ayat ini, dapat ditambahkan bahwa kaum musyrikin makkah tidak mengenal siapa ar-rahman sebagaimana pengakuan mereka yang direkam oleh Q.S. Al-Furqan (25): 60. Dimulainya surat ini dengan kata tersebut bertujuan juga mengundang rasa ingin tahu mereka dengan harapan akan tergugah untuk mengakui nikmat-nikmat dan beriman kepadanya. 
Kata alama (mengajarkan) memerlukan dua objek. Banyak ulama’ yang menyebutkan objeknya adalah kata al-isan (manusia) yang diisyaratkan oleh ayat berikutnya. Thabathabai menambahkan bahwa jin juga termasuk karena karena surah ini ditujukan kepada manusia dan jin. Kata al-insan pada ayat ini mencakup semua jenis manusia, sejak nabi adam as. Sampai akhir zaman. 
Kata al-bayan pada mulanya berarti jelas. Kata tersebut disini dipahami oleh thabathaba’i dalam arti “potensi mengungkap” yakni kalam/ucapan yang dengannya dapat terungkap apa yang terdapat dalam benak. 
Nilai Pendidikan
Dari surat ar-rahman ayat 1-4 kita dapat mengetahui beberapa nilai pendidikan yang terkandung didalamnya. Yaitu dikatakan bahwa allah telah mengajarkan al-qur’an kepada manusia, sehingga manusia tersebut menjadi pandai, maksud ayat-ayat al-qur’an yang diturunkan oleh allah kepada manusia itu bertujuan untuk memberi pedoman kepada manusia agar manusia itu dapat memahami isi serta maknanya, sehingga manusia dapat bertingkah laku yang sesuai dengan pedomannya yaitu al-qur’an.
Dalam kegiatan pembelajaran kita dapat mengartikan seorang guru yang mengajarkan suatu ilmu kepada muridnya agar dapat dipahami apa yang diberikan oleh guru tersebut. Sehingga ketika seorang guru memberikan evaluasi itulah yang dimaksud dengan pengajaran disini. 

3. Q.S An-Najm Ayat 5-6
(6) عَلَّمَهُ شَدِيْدُالْقُوَى (5) ذُوْمِرَّةٍ فَاسْتَوَى
Terjemahan Ayat
“ yang diajarkan kepadanya oleh (jibril) yang sangat kuat. Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli”. (Q.S. An-Najm ayat 5-6).
Tafsir Ayat
Kata ‘allamahul kepadanya bukan berarti bahwa wahyu tersebut bersumber dari malaikat jibril. Seorang yang mengajar tidak mutlak mengajarkan sesuatu yang bersumber dari sang pengajar. Bukankah kita mengajar anak kita membaca, padahal seringkali bacaan yang diajarkan itu bukan karya kita? Menyampaikan atau menjelaskan  sesuatu secara baik dan benar adalah salah satu bentuk pengajaran. Malaikat menerima wahyu dari allah dengan tugas menyampaikannya secara baik dan benar kepada nabi saw. Dan inilah yang dimaksud dengan pengajaran tersebut.
Kata mirrah terambil dari kalimat amrartu al-haba yang berarti melilitkan tali guna menguatkan sesuatu. Kata dzumirrah digunakan untuk menggambarkan kekuatan nalar dan tingginya kemampuan seseorang. Al-biqa’i memahaminya dalam arti ketegasan dan kekuatan yang luar biasa untuk melaksanakan tugas selainnya disertai dengan keikhlasan penuh. Ada juga yang memahaminya dalam arti kekuatan fisik, akal dan nalar.  
Nilai Pendidikan
Berdasarkan penjelasan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa sebagai subjek pendidikan kita harus:
Dapat menjadi model dan teladan bagi murid-murid kelak
Menguasai materi yang akan diajarkan
Bersikap sewajarnya seorang guru tanpa ada sesuatu yang menyimpang.

4. Q. S An-Nahl 43-44

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلا رِجَالا نُوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ (43) بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ وَأَنزلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نزلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (44) 
Terjemahan Ayat
“ dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. 
Dan kami turunkan kepadamu al-qur’an, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan”. (Q.S An-Nahl 43-44).
Tafsir Ayat
Para ulama menjadikan kata rijal pada ayat ini sebagai alasan untuk menyatakan bahwa semua manusia yang diangkat allah sebagai rasol adalah pria, dan tidak satupun wanita. Memang dari segi bahasa, kata rijal yang merupakan bentuk jama’ dari kata rajul seringkali dipahami dalam arti lelaki. Namun demikian, terdapat ayat-ayat al-qur’an yang mengesankan bahwa kata tersebut tidak selalu dalam arti jenis kelamin lelaki. Ia digunakan untuk menunjuk manusia yang memiliki keistimewaan atau ketokohan atau ciri tertentu yang membedakan mereka dari yang lain. 
Kata ahl-adz-dzikri pada ayat ini dipahami oleh banyak ulama dalam arti para pemuka agama yahudi dan nasrani. Mereka adalah orang-orang yang dapat memberi informasi tentang kemanusiaan para rasul yang diutus allah. 
Kata in jika pada ayat diatas, yang biasanya digunakan menyangkut sesuatu yang tidak pasti atau diragukan, mengisyaratkan bahwa persoalan yang dipaparkan oleh nabi saw dan al-qur’an sudah demikian jelas sehingga diragukan adanya ketidaktahuan dan dengan demikian, penolakan yang dilakukan kaum musyrikin itu bukan lahir dari ketidaktahuan, tetapi dari sikap keras kepala.
Ayat az-zubur adalah jama’ dari kata zubur, yakni tulisan. Yang dimaksud disini adalah kitab-kitab yang ditulis, seperti taurat, injil, zabur, dan shuhuf ibrohim as. Para ulama’ berpendaoat bahwa zubur adalah kitab-kitab singkat yang tidak mengandung syariat, tapi sekedar nasihat-nasihat.
Thabathaba’i menegaskan bahwa diturunkannya al-qur’an kepada umat manusia dan turunnya kepada nabi muhammad saw. adalah sama, dalam arti diturunkannya kepada manusia dan turunnya kepada nabi muhammad saw. adalah agar mereka semua nabi dan seluruh manusia mengambil dan menerapkannya. 
Nilai Pendidikan
Berdasarkan penjelasan diatas dalam surah an-nahl ayat 43-44 ada nilai pendidikan yang terkandung didalamnya yaitu bahwa dalam dunia pendidikan kita dituntut untuk berusaha mencari tahu apa yang kita pelajari, sehingga kita dapat memahami hal tersebut. Dalam surah ini menjelaskan  bahwa kita diperintahkan untuk bertanya kepada orang yang lebih tahu atau lebih pintar dari diri kita, dengan demikian kita akan dapat memahami sebuah ilmu tidak hanya dengan pemahaman sepihak dari diri kita sendiri, melainkan penjelasan atau pemaparan yang kita dapatkan dari orang lain. Orang lain tersebut dapat kita jadikan sebagai guru, dan guru itulah yang berperan sebagai subjek pendidikan, karena gurulah yang akan memberi pemahaman kepada kita tentang suatu hal yang tidak diketahui.  Sehingga materi yang diajarkan atau yang disampaikan dapat dipahami oleh objek pendidikan. Pendidik adalah individu yang mampu melaksanakan tindakan mendidik dalam situasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. 
Kita dapat membedakan pendidikan itu menjadi dua kategori yaitu:
Pendidik menurut kodrat, yaitu orang tua.
Pendidik menurut jabatan, yaitu guru. 

C. Konsep Pendidikan dalam Al-Qur’an
1. Pengertian konsep pendidik
Pendidik/guru merupakan profesi yang memerlukan kaahlian khusus. Orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Karena untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi untuk menjadi guru profesional yang harus menguasai betul seluk beluk pendidikn dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan. dengan kata lain menjadi seorang pendidik atau guru bukanlah hal yang mudah, banyak yang harus dimengerti serta dipelajari terlebih dahulu komponen-komponen apa saja yang ada dalam sebuah pendidik. 
Pendidik dalam pendidikan islam dikenal dengan nama murobbi, muallim, muaddib, ustadz, mudarris dan mursyid. Diindonesia pendidik disebut juga dengan guru, dosen, instruktur, widyaiswaraa, pamong belajar, fasilitator, konselor, tutor, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Dari definisi pendidik yang telah terpapar diatas dapat disimpulkan bahwa pendidik adalah orang yang memilki tanggung jawab melaksanakan proses pendidikan peserta didik dan memiliki tugas menumbuhkan dan mengembangkan aspek jasmani dan rohani peserta didik. Dari sinilah seorang pendidik memiliki tuntutan yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

2. keutamaan pendidik
Sebagaimana dijelaskan bahwa ada sekelompok masyarakat yang menganggap profesi pendidikan atau jabatan sebagai guru adalah jabatan yang rendah jika dibandingkan profesi yang lain, seperti dokter, pengacara, pengusaha dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena pandangan masyarakat bersifat materialistik yang mempertuhankan harta benda. Akan tetapi jika dilihat secara mendalam bahwa pekerjaan sebagai guru adalah suatu pekerjaan yang luhur dan mulia, baik ditinjau dari sudut masyarakat, negara dan dari sudut keagamaan.
Pendidikan islam syarat dengan konsepsi ketuhanan yang memiliki berbagai keutamaan. Abd al-rahman al-nahlawi menggambarkan orang yang berilmu diberi kekuasaan menundukkan alam semesta demi kemaslahan manusia. Oleh Karena itu dalam kehidupan sosial masyarakat, para ilmuwan (pendidikan) dipandang memiliki harkat dan martabat yang tinggi.
Keutamaan pendidik dan tingginya kedudukan pendidik dalam islam merupakan realisasi ajaran islam itu sendiri,islam memuliakan pengetahuan,sedangkan pengetahuan itu di dapat dari belajar dan mengajar,maka sudah pasti agama islam memuliakan seorang pendidik.

3. peran,dan tugas seorang pendidik
Kehadiran guru dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang penting.peran guru itu belum dapat digantikan oleh teknologi seperti radio,televisi,tape recorder,internet,computer maupun teknologi yang paling modern.
Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.Guru sebagai demonstrator
b. Guru sebagai pengelola kelas 
c. Guru sebagai mediator dan fasilator 
d. Guru sebagai evaluator
e. Guru sebagai motivator
f. Guru sebagai orang tua dan teladan
Tugas guru sebagai profesi meliputi mengajar, mendidik, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan para siswa.
  
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa: 
Subyek pendidikan adalah manusia yang memiliki kemauan, pengetahuan, emosi, dan perasaan dan dapat dikembangkan sesuaikan dengan potensinya. Al-qur’an memuat segala hal untuk mengatur hidup kita, termasuk masalah pendidikan. Dalam pendidikan tentunya ada yang namanya subjek pendidikan. Dibawah ini akan diuraikan beberapa dalil tentang subjek pendidikan dalam al-qur’an, diantaranya adalah:
1. Q.S Al-Kahfi Ayat: 66
2. Q.S Al-Rahman Ayat 1-4
3. Q.S An-Najm Ayat 5-6
4. Q.S An-Nahl 43-44
Pendidik/guru merupakan profesi yang memerlukan kaahlian khusus. Orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Karena untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi untuk menjadi guru profesional yang harus menguasai betul seluk beluk pendidikn dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan.
Saran
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, baik dari segi penulisan maupun isi. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Ning Mukaromah, “Subjek Pendidikan Perspektif Al-Qur’an,” Ejournal, 2, (Januari, 1997), hlm. 3-4.
Wiwit Puji Lestari, “Konsep Pendidikan  Dalam Al-Qur’an,” Ejournal, 1, (Januari,2016,), hlm. 13-19 
AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG SUBYEK PENDIDIKAN PENDIDIKAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG SUBYEK PENDIDIKAN PENDIDIKAN Reviewed by As'ad on October 20, 2020 Rating: 5

28 comments:

  1. Assalamualaikum wr.wb saya ingin bertanya kepada pemakalah. Bagaimana cara pendidik mengimplementasikan peserta didik sebagai objek dan subjek....?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baik saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari Suwandi..pendidik dapat mengimplementasikan peserta didik sebagai obyek sekaligus subjek dengan cara mereka bersama-sama saling mengisi kegiatan,belajar aktif dan kreatif..
      Dan Dalam pembelajaran, kedudukan peserta didik dibagi menjadi 3,yaitu peserta didik dapat dipandang sebagai objek didik, subjek didik, dan sebagai subjek dan objek didik sekaligus.
      *Dalam pandangan konvensional, peserta didik dipandang sebagai objek didik, ialah sebagai wadah yang harus diisi dengan pengetahuan, dan ketrampilan. Peserta didik diperlakukan pasif dan dipandang tidak mempunyai potensi apapun, ia harus menerima semua yang diberikan guru.
      *Dalam pandangan modern, peserta didik dipandang sebagai subjek yang memiliki potensi tersendiri, ia aktif mengembangkan potensinya, ia merespon, bertanya dan menanggapi keterangan guru pada saat berlangsungnya pembelajaran.
      *Kedudukan peserta didik sebagai subjek sekaligus objek ialah guru dan peserta didik harus bisa menyesuaikan pola pengajaran yang demokratis di ruang kelas agar bisa memenuhi kebutuhan peserta didik.
      Sekian..🙏

      Delete
  2. Betul, bila setiap manusia adalah subjek sekaligus objek pendidikan, maka kapan dan bagaimana peserta didik diposisikan sebagai objek atau objek pendidikan..
    Silakan..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baiklah saya akan mencoba menjawab oertanyaan daei bapak, Secara kodrati anak memerlukan pendidikan atau bimbingan dari orang dewasa. Dasar kodrati ini dapat dimengerti dari kebutuhan-kebutuhan dasar yang dimiliki oleh setiap anak yang hidup di dunia ini. Kebutuhan yang harus dipenuhi serta berbagai potensi maupun disposisi untuk dididik, dibimbing dan diarahkan sehingga dapat mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan. Dan membentuk anak didik itu harus sesuai dengan tujuan pengajaran yang diharapkan maka pengajaran harus disesuaikan dengan keadaan dan tingkat kemampuan anak, karakteristik, minat dan lain sebagainya. Itulah sebabnya murid merupakan objek didik dalam pendidikan. Anak didik dalam pengertian pendidikan pada umumnya adalah setiap individu atau sekelompok individu yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sedangkan murid dalam pengertian pendidikan secara khusus adalah anak yang belum dewasa yang menjadi tanggung jawab pendidik. Terimakasih, mohon maap atas kesalahan pak

      Delete
  3. Dengan cara mereka bersama-sama mengisi kegiatan, blajar aktif dan kreatif.

    ReplyDelete
  4. Assalamu'alaikum. Saya Putri Oktariani ingin bertanya.
    Pada makalah disebutkan bahwa salah satu sifat dan sikap guru harus manusia pilihan. Tolong jelaskan maksud dari sifat & sikap guru tersebut.!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baik lh saya akan menjawab pertanyaan dari outri. Mksud dari sifat dan sikap guru harus manusia pilihan adalah seorang guru harus memiliki sifat profesional, dan mempunyai sifat kepemimpinan sdangkan sikapnya harus bertanggung jawab, disiplin, adil, dan sabar.

      Delete
  5. Assalamu'alaikum. Saya Putri Oktariani ingin bertanya.
    Pada makalah disebutkan bahwa salah satu sifat dan sikap guru harus manusia pilihan. Tolong jelaskan maksud dari sifat & sikap guru tersebut.!

    ReplyDelete
  6. Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatu,
    Maaf sebelumnya, saya kurang paham dengan penjelasan yg ad d makalah tentang subjek pendidikan dalam perspektif al-qur'an.

    Jadi, saya minta tolong pemakalah untuk menjelaskan kembali dengan bahasa yg lebih mudah d mengerti, tentang subjek pendidikan dalam al-qur'an,misalnya menurut QS. Al-Kahf itu subjeknya siapa dan seterusnya.
    Terimakasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baik lh saya akan menjawab pertanyaan dri resti tentang subjek pendidikan, yg di maksud dengan subjek pendidikan adalah orang yg mendidik atau org yg memberi pengajaran sedangkan objek pendidikan adalah peserta didik yg menerima ajaran.

      Delete
    2. subyek pendidikan adalah guru org yg mendidik yg memberi pengajaran sedangkan objek pendidikan adalah murid atau org yg menerima pelajaran misal di quran surat Al Kahfi ayat 66 tersebut ...dimana nabi Khidir sebagai subyek nya yg memberi kn pengajaran/ilmu dan nabi Musa sebagai yg menerima pengajaran/ilmu dari nabi Khidir.

      Delete
  7. Assalamualaikum wr.wb...saya ingin bertanya kepada pemakalah didalam makalah tersebut di sebutkan bahwa seruan dan ajaran seorang guru hendaknya tercermin pula dalam sikap keluarganya atau para sahabatnya..lalu bagaimana jika seruan dan ajaran tersebut bertolak belakang dengan sikap pribadinya??

    ReplyDelete
  8. Assalamualaikum wr.wb...saya ingin bertanya kepada pemakalah didalam makalah tersebut di sebutkan bahwa seruan dan ajaran seorang guru hendaknya tercermin pula dalam sikap keluarganya atau para sahabatnya..lalu bagaimana jika seruan dan ajaran tersebut bertolak belakang dengan sikap pribadinya??

    ReplyDelete
  9. Assalamu'alaikum.
    Ini pertanyaan dari Siti Nurhidayah

    Bagaimana cara seorang guru menerapkan pembelajaran dengan anak² yang susah di beri materi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baik lh saya akan menjawab pertanyaan dri siti bagaimana cara seorang guru menerapkan pembelajaran degn anak" Yg susah diberi materi, menurut saya dengan cara memberikan penjelasan secara perlahan jika msih tidak bisa maka bisa menggunakan penjelasan melalui praktek.

      Delete
    2. Baiklah saya mencoba menjawab pertanyaan siti...
      Menurut saya : pertama, guru harus dekat atau memperhatikan anak tersebut dengan hal tersebut anak akan semangat untuk belajar. kedua, memberikan pembelajaran dalam bentuk video, dengan cara ini anak tidak akan mengalami kebosanan. Dan yg ketiga guru harus memiliki kata mampu, maksudnya guru memiliki percaya diri yang tinggi dengan hal tersebut meningkatkan belajar pada anak

      Delete
    3. Baik saya akan menjawab pertanyaan dari siti nurhidayah..sebaiknya seorang pendidik lebih memahami karakteristik anak,menerapkan metode-metode pada anak yang lamban menerima pelajaran,memilih tempat duduk yang tepat,memberi tugas tambahan,memotivasi anak agar bersungguh-sungguh dlam belajar,bekerjasama dengan orang tua anak tersebut

      Delete
    4. Baiklah saya habiburahman ingin menjawab pertanyaan dari puti jawaban nya :Para guru dan juga tenaga kependidikan haruslah merupakan manusia pilihan yang bisa menjadi suri teladan dalam kehidupan.

      “Jangan sampai mereka malah menjadi contoh yang tidak baik dalam kehidupan sosial bermasyarakat

      Delete
  10. Kehadiran guru dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang penting.peran guru itu belum dapat digantikan oleh teknologi seperti radio,televisi,tape recorder,internet,computer maupun teknologi yang paling modern....
    Sekarang guru melakukan pengajaran dengan teknologi itu terjadi karena situasi covid-19..
    Bagaimana menurut pemakalah peran guru yang baik pada keadaan sekarang yang digantikan oleh teknologi?

    ReplyDelete
    Replies
    1. ditengah maraknya wabah virus corona ini, guru melakukan pembelajaran pun melalui sistem darring, disini guru memiliki peran yang sangat penting:
      1. Guru Sebagai Motivator
      Guru tetap memberikan materi atau penugasan terhadap siswa disertai dengan motivasi pada siswa untuk tetap semangat dalam belajar ditengah maraknya virus corona. Guru juga harus memberikan nasihat atau hal-hal yang bersifat positif agar siswa tidak terlalu parno akan pandemi corona. Dilain sisi, guru juga harus memerhatikan mood belajar siswa agar tidak terlalu stress akibat tugas. Guru hendaknya mengajar daring dengan tetap memberikan penjelasan pada siswa, bukan semata-mata hanya dengan memberikan tugas secara terus menerus sebab siswa juga butuh penjelasan untuk memahami materi yang dibahas.

      2. Guru sebagai Inovator
      Proses belajar yang dilakukan secara online mengharuskan guru untuk menguasai teknologi. Guru harus inovatif terhadap media maupun metode yang terus berkembang. Sesuai dengan keadaan saat ini, guru hendaknya menguasai beberapa cara untuk belajar secara online, misal melalui zoom, google classroom, wa, line, dan sebagainya. Metode yang diterapkan juga akan berbeda dari biasanya sebab belajar tidak berlangsung "face to face". Guru harus pintar-pintar memilih metode yang akan digunakan dalam proses belajar daring ini.

      3. Guru sebagai Evaluator
      Setelah proses pembelajaran daring dilakukan, guru harus mampu mengevaluasi apa kekurangan dari kuliah online, masalah-masalah yang timbul pada siswa maupun saat proses pembelajaran , apakah siswa menerima materi dengan baik atau tidak , dan masalah lainnya.
      Peran guru di atas hanya sebagian saja, masih banyak lagi peran guru lainnya. Namun ketiga hal di atas perlu diperhatikan dikala siswa belajar secara online untuk beberapa waktu ke depan. Terimakasih, mohon maap atas kesalahan

      Delete
    2. Baiklah saya akan menjawab pertanyaan dari anti.peran guru tentunya tidak bisa digantikan oleh Teknologi.. dan peran guru di masa pandemi ini adalah terutama mengingatkan agar peserta didik mematuhi protokol kesehatan dari pemerintah dan guru harus bersikap profesional..dan guru harus bisa menggunakan teknologi di masa pandemi sekarang ini...selain itu guru harus memberikan motivasi agar peserta didik semangat belajar walaupun tidak bisa tatap muka..sekian

      Delete
    3. Baik lh saya akan menjawab pertanyaan dari anti peran guru yg baik dalam keadaan sekrang yg digantikan teknologi?
      Menurut saya guru bisa memanfaatkan teknologi dalm memberikan materi penjelasan bisa melalui video agar peserta didik mnjdi lbih paham tntang apa yg diajarkan, bkan skedar memberikan tugas.

      Delete
  11. Hikmah apa yg dapat diambil setelah menghayati surat al-kahfi ayat 66??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaan bapak, menurut saya hikmah yang bisa diambil dalam ayat tersebut yaitu, kita tetap wajib menuntut ilmu walaupun yang memberikan ilmu belum tentu lebih mulia dari kita. Lagipula pendidikan tidak hanya bisa didapatkan dari guru dan orangtua, tapi juga bisa kita dapatkan dari orang lain.

      Delete
  12. Baiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaan bapak... Hikmah dari surat al-kahfi adalah pendidikan bukan hanya dari orang tua tetapi juga dari orang lain seperti guru, dosen, dan teman teman... Saat berbicara oleh seorang pendidik haruslah menghormati... Dan belajarlah bersungguh agar kita berhasil

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaan bapak..hikmah dari surah Al Kahfi ayat 66 adalah
      Pengajaran bukan dilihat dari tua atau muda nya seseorang..saling menghargai dan menghormati...seperti yang diajarkan oleh nabi Khidir kepada nabi Musa..
      Jangan lihat dari satu sudut pandang apa yang dilakukan seseorang ..baik buruk nya yg dilakukan memiliki alasan tertentu yg tidak kita tau...seperti kisah nabi Khidir yang memberi pengajaran kepada nabi Musa di mana nabi Khidir melakukan membunuh, menenggelamkan perahu..ternyata alasanya baik karena mengapa perahu itu ditenggelamkan oleh nabi Khidir karena kalau tidak ditenggelamkan ada perompak yang akan merampas perahu tsb..sekian🙏

      Delete
  13. Baiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaan bapak menurut saya: hikmah yang dapat diambil dalam ayat tersebut adalah mewajibkan kita menuntut ilmu dan Bersikap Rendah Hati dalam ayat tersebut
    Meskipun kedudukan Nabi Musa AS lebih tinggi dari Nabi Khidr, namun ia tetap rela mencarinya untuk menuntut ilmu. Hal itu menunjukkan sikap kerendahan hati Nabi Musa

    ReplyDelete

Komentar