Pengertian Kesehatan Mental
Pemikiran
Zakiah Daradjat tentang kesehatan mental dapat dilihat dari sejarah pendidikan
dan pengalaman Zakiah sebagai konsultan ketika menghadapi klien atau
orang-orang yang menghadapi berbagai macam problema dalam kehidupannya,
termasuk para penderita penyakit atau gangguan kejiwaan. Dari sinilah dapat
diketahui secara jelas pemikiran Zakiah, demikian pula dengan melihat
karya-karya Zakiah sebagai seorang
psikolog.
Banyak
pengertian dan definisi tentang kesehatan mental yang diberikan oleh para ahli sesuai dengan
pandangan di bidang masing-masing. Zakiah Daradjat dalam pidato pengukuhannya
sebagai guru besar kesehatan jiwa di IAIN “Syarif Hidayatullah Jakarta”
mengemukakan empat buah rumusan kesehatan jiwa yang lazim dianut para ahli.
Keempat rumusan tersebut disusun mulai dari rumusan-rumusan yang khusus sampai
dengan yang lebih umum.[1]
a)
Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan
jiwa(neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychose)
Berbagai kalangan psikiatri (kedokteran
jiwa) menyambut baik definisi ini. Seseorang dikatakan bermental sehat bila
terhindar dari gangguan atau penyakit jiwa, yaitu adanya perasaan cemas tanpa
diketahui sebabnya, malas, hilangnya kegairahan bekerja pada diri seseorang dan
bila gejala ini meningkat akan menyebabkan penyakit anxiety, neurasthenia
dan hysteria. Adapun orang yang
sakit jiwa biasanya akan memiliki pandangan berbeda dengan orang lain inilah
yang dikenal dengan orang gila.
b) Kesehatan mental adalah: kemampuan
untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat
sera lingkungan tempat ia hidup.
Definisi ini lebih luas dan bersifat
umum karena berhubungan dengan kehidupan
manusia pada umumnya. Menurut definisi ini seseorang dikatakan bermental sehat
bila dia menguasai dirinya sehingga terhindar dari tekanan-tekanan perasaan
atau hal-hal yang menyebabkan frustasi. Orang yang mampu menyesuaikan diri akan
merasakan kebahagiaan dalam hidup karena tidak diliputi dengan
perasaan-perasaan cemas, gelisah, dan ketidakpuasan. Sebaliknya akan memiliki
semangat yang tinggi dalam menjalani hidupnya. Untuk dapat menyesuaikan diri
dengan diri sendiri, harus lebih dahulu mengenal diri sendiri, menerima apa
adanya, bertindak sesuai kemampuan dan kekurangan. Ini bukan berarti harus mengabaikan orang lain.
Dalam definisi ini orang yang sehat
mentalnya ialah orang yang dapat menguasai segala faktor dalam hidupnya,
sehingga dapat menghindarkan diri dari tekanan-tekanan perasaan yang
menimbulkan frustasi.
c)
Kesehatan mental adalah pengetahuan
dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala
potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa
kepada kebahagiaan diri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan-gangguan
dan penyakit jiwa.
Definisi ini lebih menekankan pada
pengembangan dan pemanfaatan segala daya
dan pembawaan yang dibawa sejak
lahir, sehingga benar-benar membawa manfaat bagi orang lain dan dirinya
sendiri.
Dalam hal ini seseorang harus mengembangkan
dan memanfaatkan potensi yang dimilikinya dan jangan sampai ada bakat yang tidak baik untuk tumbuh yang akan membawanya
pada ketidakbahagiaan hidup, kegelisahan, dan pertentangan batin. Seseorang
yang mengembangkan potensi yang ada untuk merugikan orang lain, mengurangi hak,
ataupun menyakitinya, tidak dapat dikatakan memiliki mental yang sehat. Karena
memanfaatkan potensi yang ada dalam dirinya untuk mengorbankan hak orang lain.
d)
Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh
antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi
problem-problem yang biasa terjadi, dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya.
Seseorang dikatakan memiliki mental sehat
apabila terhindar dari gejala penyakit jiwa dengan memanfaatkan potensi yang
dimilikinya untuk menyelaraskan fungsi jiwa dalam dirinya. Kecemasan dan
kegelisahan dalam diri seseorang lenyap bila fungsi jiwa di dalam dirinya
seperti fikiran, perasaan, sikap, jiwa, pandangan, dan keyakinan hidup berjalan
seiring sehingga menyebabkan adanya keharmonisan dalam dirinya.
Keharmonisan antara fungsi jiwa dan
tindakan dapat dicapai antara lain dengan
menjalankan ajaran agama dan berusaha menerapkan norma-norma sosial,
hukum, dan moral. Dengan demikian akan tercipta ketenangan batin yang
menyebabkan timbulnya kebahagiaan di dalam dirinya. Definisi ini menunjukkan
bahwa fungsi-fungsi jiwa seperti fikiran, perasaan, sikap, pandangan dan
keyakinan, harus saling menunjang dan bekerja sama sehingga menciptakan
keharmonisan hidup, yang menjauhkan orang dari sifat ragu- ragu dan bimbang,
serta terhindar dari rasa gelisah dan konflik batin.
Dapatlah dikatakan bahwa kesehatan mental
adalah terhindarnya seseorang dari gejala-gejala gangguan dan penyakit jiwa,
dapat menyesuaikan diri, dapat memanfaatkan segala potensi dan bakat yang ada
semaksimal mungkin dan membawanya pada kebahagiaan bersama, serta tercapainya
keharmonisan jiwa dalam hidup. Ada beberapa definisi penting yang perlu di
jelaskan dalam konsep kesehatan mental Zakiah Daradjat.
1)
Pengertian
mengenai terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi
kejiwaan ialah berkembangnya seluruh potensi kejiwaan secara seimbang sehingga
manusia dapat mencapai kesehatannya secara lahiriah maupun batiniah serta
terhindar dari pertentangan batin keguncangan, kebimbangan, dan perasaan dalam
menghadapi berbagai dorongan dan keinginan.
2)
Pengertian
terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya sendiri ialah usaha
untuk menyesuaikan diri secara sehat terhadap diri sendiri yang mencakup
pembangunan dan pengembangan seluruh potensi dan daya yang terdapat dalam diri
manusia serta tingkat kemampuan memanfaatkan potensi dan daya seoptimal mungkin
sehingga penyesuaian diri membawa kesejahteraan dan kebahagiaan bagi diri
sendiri maupun orang lain.
3)
Pengertian
tentang penyesuaian diri yang sehat terhadap lingkungan dan masyarakat merupakan tuntunan untuk
meningkatkan keadaan masyarakatnya dan
dirinya sendiri sebagai anggotanya. Artinya, manusia tidak hanya memenuhi
tuntutan masyarakat dan mengadakan perbaikan di dalamnya tetapi juga dapat
membangun dan mengembangkan dirinya sendiri secara serasi dalam masyarakat. Hal
ini hanya bisa dicapai apabila
masing-masing individu dalam masyarakat
sama-sama berusaha meningkatkan diri secara terus menerus dalam batas-batas yang diridhoi Allah.
4)
Pengertian
berlandaskan keimanan dan ketakwaan
adalah masalah keserasian yang sungguh-sungguh antar fungsi-fungsi kejiwaan dan
penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya sendiri dan lingkungannya hanya
dapat terwujud secara baik dan sempurna
apabila usaha ini didasarkan atas keimanan
dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Dengan demikian, faktor agama memainkan peranan yang besar dalam
pengertian kesehatan mental.
5)
Pengertian
bertujuan untuk mencapai kehidupan yang bermakna dan bahagia di dunia dan
akhirat adalah kesehatan mental
bertujuan untuk mewujudkan kehidupan yang baik, sejahtera, dan bahagia bagi
manusia secara lahir dan batin baik jasmani maupun rohani, serta dunia dan
akhirat[2]
2. Pengaruh Kesehatan Mental
dalam Hidup
Cara menentukan pengaruh mental tidak mudah, karena mental tidak dapat
dilihat, diraba atau diukur secara langsung. Manusia hanya dapat melihat
bekasnya dalam sikap, tindakan, cara menghadapi persoalan, dan akhlak. Oleh
ahli jiwa dikatakan bahwa pengaruh mental itu dapat dilihat pada perasaan,
pikiran, kelakuan, dan kesehatan.
3.
Pengaruh Kesehatan Mental terhadap Perasaan
Pengaruh kesehatan mental terhadap
perasaan akan terlihat dari cara orang menghadapi kehidupan ini. Misalnya ada
orang yang menghadapinya dengan
kecemasan dan ketakutan. Banyak hal-hal kecil yang mencemaskannya,
kadang-kadang hal remeh, yang oleh orang lain tidak dirasakan berat, akan tetapi bagi dirinya hal itu sudah
sangat berat sehingga menyebabkannya gelisah, tidak bisa tidur, dan
hilang nafsu makan. Mereka sendiri tidak
mengerti dan tidak dapat menahan atau mengatasi kecemasannya. Inilah yang dalam
istilah kesehatan mental dinamakan anxiety
dan phobia atau takut yang tidak pada tempatnya.[3] Jadi di antara gangguan perasaan yang disebabkan oleh terganggunya
kesehatan mental adalah rasa cemas (gelisah), iri hati, sedih, merasa rendah
diri, pemarah, dan ragu (bimbang).
4.
Pengaruh Kesehatan Mental terhadap Pikiran
Di antara masalah yang sering
menggelisahkan orang tua, adalah menurunnya
kecerdasan dan kemampuan anaknya dalam pelajaran atau semangat
belajarnya menurun, jadi pelupa, dan tidak sanggup memusatkan perhatian.[4]
Mengenai pengaruh kesehatan mental atas
pikiran, memang besar sekali. Di antara gejala yang bisa dilihat yaitu sering
lupa, tidak bisa mengkonsentrasikan pikiran tentang sesuatu hal yang penting,
kemampuan berfikir menurun, sehingga merasa seolah-olah tidak lagi cerdas,
pikirannya tidak bisa digunakan, kelemahan dalam bertindak, lesu, malas, tidak
bersemangat kurang inisiatif, dan mudah terpengaruh oleh kritikan-kritikan
orang lain, sehingga mudah meninggalkan rencana baik yang telah dibuatnya hanya
karena kritikan orang lain. Semuanya itu bukanlah suatu sifat yang datang
tiba-tiba dan dapat diubah dengan nasehat dan teguran saja, akan tetapi telah
masuk terjalin ke dalam pribadinya yang tumbuh sejak kecil.
5.
Pengaruh Kesehatan Mental terhadap Kelakuan
Ketidaktentraman hati, atau kurang sehatnya
mental, sangat mempengaruhi kelakuan dan tindakan seseorang, seperti nakal,
pendusta, menganiaya diri sendiri atau orang lain, menyakiti badan orang atau hatinya dan berbagai
kelakuan menyimpang lainnya.
6.
Pengaruh Kesehatan Mental terhadap Kesehatan Badan
Di antara masalah yang banyak terjadi
dalam masyarakat maju, adalah adanya kontradiksi yang tidak mudah dimengerti
yaitu masalah kesehatan. Kalau pada masa dahulu, penyakit dan bahaya yang
sangat mencemaskan orang adalah penyakit menular dan penyakit-penyakit yang
mudah menyerang. Penyakit-penyakit
tersebut dapat diatasi dengan obat-obatan
dan cara-cara pencegahan yang ditemukan para ahli. Akan tetapi, pada
masyarakat maju telah timbul suatu penyakit
yang lebih berbahaya dan sangat menegangkan yaitu penyakit gelisah, cemas, dan berbagai
penyakit yang tidak dapat diobati oleh
ahli-ahli kedokteran. Karena penyakit itu timbul bukan karena kekurangan pemeliharaan
kesehatan atau kebersihan akan tetapi karena kehilangan ketenangan jiwa.[5]
[1] Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi
Psikologi dengan Islam, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 1997), hlm. 132
[2]
Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental dalam Pendidikan dan Pengajaran,
Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap di
IAIN Sarif Hidayatullah, (Jakarta: 1984), hlm. 4-7.
[3] Zakiah Daradjat, Pembinaan Jiwa atau Mental, (Jakarta:
Bulan Bintang, 1974), hlm. 8
[5] Zakiah Daradjat, Pembinaan....,
hlm. 12
Kesehatan Mental Menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat
Reviewed by As'ad Al-Tabi'in Al-Andalasi
on
October 09, 2015
Rating:

Mirisnya isu kesehatan mental masih melekat stigma negatif bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, jadi bagi yang mengalami penyakit mental merasa minder saat mau menggunakan layanan kesehatan mental. Tapi katanya dengan membaca artikel psikoedukasi secara intensif mampu menurunkan stigma sosial dan pribadi yang disematkan pada pengguna layanan kesehatan mental secara signifikan. Ini penelitiannya.
ReplyDelete