Teka-Teki
Makhluk Penghuni Bumi Yang DiCiptakan Sebelum Nabi Adam (as) Akhirnya Terungkap
Ibnu
Abbas (ra) mengatakan:
“Setelah
Allah menyempurnakan penciptaan langit dan bumi dengan segala sifatnya,
gunung-gunung telah ditancapkan, angin telah dilepaskan, di bumi telah ada
binatang-binatang liar dan bermacam-macam burung, maka buah-buahan mengering
dan berjatuhan ke bumi dan di bumi tumbuh rerumputan yang satu sama lain saling
tumpang tindih. Pada saat itu, bumi mengadukan persoalan tersebut kepada
Tuhannya. Atas pengaduan itu, Allah menciptakan umat yang beraneka ragam dan
berlainan jenis, yang diberi nama Jin.
Mereka memiliki
jiwa dan aktivitas. Lalu mereka bertebaran seperti debu halus karena jumlah
mereka yang sangat banyak. Tanah datar, pegunungan, dan berbagai pelosok dunia
telah dipenuhi oleh mereka. Mereka menempati permukaan bumi dalam jangka waktu
yang dikehendaki oleh Allah. Di antara mereka ada yang putih, hitam, merah,
kuning, bercak-bercak, totol-totol, tuli, buta, menawan, jelek, kuat, lemah,
perempuan, dan laki-laki. Satu sama lain kawin dan melahirkan keturunan. Mereka
disebut Jin karena mereka samar, tidak kelihatan.
Setelah
mereka menyesaki bumi dan dunia kian menyempit karena mereka terus bertambah,
bertambah pula bencana karena mereka, maka Allah mengirimkan angin topan kepada
mereka. Angin tersebut membinasakan mereka. Hanya sedikit dari mereka yang
tersisa. Mereka adalah yang pertama kali membuat rumah, membelah batu, memburu
burung, dan binatang liar.
Semua
itu terus-menerus mereka lakukan dalam waktu yang lama. Kemudian satu sama lain
di antara mereka saling berlaku aniaya; akibatnya, mereka saling berperang.
Akan tetapi, perangnya bukan menggunakan senjata. Sebagian di antara mereka
melenyapkan sebagian yang lain dengan memblokade rumah-rumah sehingga mereka
yang terkepung binasa karena lapar dan haus.
Setelah
tindakan perusakan yang dilakukan mereka kian memuncak, maka Allah mengirimkan
umat yang berasal dari laut kepada mereka yang jasad-jasadnya lebih besar
daripada mereka dan bentuknya lebih menakjubkan, yang disebut dengan Bin. Umat
tersebut menyerbu mereka sehingga kaum Jin binasa, tidak satu pun yang tersisa.
Jin
tinggal di bumi kurang lebih 500 tahun. Setelah itu, bumi dikuasai oleh Bin.
Mereka menikah satu sama lain, melahirkan keturunan dan berkembang biak semakin
banyak sehingga bumi kian penuh. Sebagian di antara mereka suka membenam ke
bumi lapis ketujuh (menyusul: Penduduk Bumi Lapis Tujuh) dan menetap di sana
untuk beberapa hari. Bagi mereka tidak ada tempat yang terhalang. Mereka adalah
yang pertama kali menggali sumur, membuat sungai, dan mengalirkan air dari
sumber-sumbernya dan dari laut. Mereka adalah yang pertama kali membuat
mesin/roda, membangun jembatan di atas air, menangkapi ikan di lautan, dan
memburu binatang-binatang liar di wilayah yang tidak berpenduduk.
Oleh
karena itu, semua binatang, baik di daratan maupun di lautan, mengadukan urusan
tersebut kepada Allah. Dan kerusakan yang disebabkan oleh mereka kian
bertambah. Maka, Allah menciptakan Jan.”
Ibnu
Abbas (ra) mengatakan:
“Allah
menciptakan Jan dari nyala api…” Beliau juga mengatakan bahwa Jan adalah golongan
Jin laki-laki. Mereka memiliki jenis yang beraneka ragam. Di antara mereka ada
yang disebut dengan Nahabir; ada juga yang disebut Nahamir. Umat ini layaknya
seperti manusia, suka makan, minum, dan berketurunan. Di antara mereka ada yang
Mu’min dan ada juga yang Kafir. Dan nenek moyang mereka adalah Iblis yang
dikutuk oleh Allah.
Diriwayatkan
bahwa Allah menjadikan malaikat sebagai penghuni langit dan menjadikan Jan
sebagai penghuni bumi. Setelah binatang liar dan burung mengadukan perbuatan
Jin dan Bin, Allah menciptakan Jan, sebagaimana telah diceritakan. Setelah
Allah menciptakan Jan, maka Dia menempatkan mereka di bumi. Setelah tinggal di
bumi, mereka berperang dengan Bin. Jan terlalu kuat bagi Bin hingga mereka
mampu menghancurkan Bin sampai tidak ada satu pun yang tersisa. Tinggallah Jan
di bumi. Mereka menikah satu sama lain dan melahirkan keturunan sampai bumi ini
penuh.
Selanjutnya,
di antara mereka timbul kedengkian dan aniaya. Di antara mereka banyak terjadi
pertumpahan darah. Sebagian dari mereka mengganggu sebagian lainnya. Atas
kejadian ini, bumi mengadu kepada Tuhannya. Maka, ketika itu, kepada mereka
Allah mengutus bala tentara malaikat. Dalam rombongan tersebut ada Iblis yang
dahulunya bernama ‘Azazil. Dahulunya dia merupakan ketua malaikat. Dia bersama
rombongannya mengusir Jan dari bumi. Akibatnya mereka mengungsi ke
gunung-gunung dan tinggal di sana dan Iblis merampas bumi dari mereka.
Pada
awalnya, si Iblis ini menyembah kepada Allah, baik di bumi maupun di langit.
Akan tetapi, kemudian dia ujub dengan dirinya dan dia terasuki ketakaburan
(merasa besar). Dalam keadaan demikian, Allah melihat apa yang ada di dalam
hatinya, maka Zat Yang Maha Agung berfirman:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 30).
Kalimat
"man yufsidu fiiha" pada penggalan kalimat di atas lebih tepat jika
bukan diartikan sebagai "orang" tetapi akan lebih tepat jika dimaknai
sebagai "makhluk".
Sehingga
dari penggalan kisah yang diceritakan Ibnu Abbas (ra) tadi, terungkap sudah
pernyataan para malaikat: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu (makhluk) yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah…”,
maksudnya seperti makhluk-makhluk yang diceritakan terdahulu, yaitu Jin dan
Bin. Sebab, mereka telah melakukan kerusakan di muka bumi dan menumpahkan
darah.
Lalu
siapakah sosok "manusia purba" yang fosil-fosilnya ditemukan dan
diketahui berumur ratusan juta tahun lalu? (Sumber: Syaikh Muhammad bin Ahmad
bin Iyas, “Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh Sepanjang Zaman” (diterjemahkan
oleh Abdul Halim), Bandung: Pustaka Hidayah, Cet. I, Oktober 2002, hal. 13-72)
Catatan:
Manusia
tidak diciptakan di bumi, tapi manusia dijadikan khalifah di bumi. Sebagai
pengganti tentunya ada yang diganti, alias Adam bukan makhluk pertama di bumi,
dan Allah tidak mengatakan untuk mengganti manusia sebelumnya, tapi pengganti
makhluk di bumi, yaitu abu Jan dan banul Jan, mereka itu adalah penghuni bumi
sebelum manusia.
Bentuk
basyariahnya tak jauh berbeda dengan manusia, maka anda bisa buktikan bahwa
makhluk selain manusia, punya badan yang sama seperti manusia, yaitu banul Jan,
anak turun Jin, juga banul Ban anak turun dedemit, maka ketika bumi rusak oleh
mereka, mereka diusir bahkan dibasmi oleh malaikat, hingga mereka berlari
terbirit-birit dan mencari tempat yang jauh dari anak Adam.
Kalau
Dari Segi Archeology :
Berdasarkan
fosil-fosil yang ditemukan, memang ada makhluk lain sebelum manusia. Mereka
seperti manusia, tetapi mempunyai karakteristik yang lebih primitif. Otak
mereka lebih kecil. Oleh karena itu, kemampuan mereka berbicara sangat terbatas
karena tidak banyak suara vowel yang mampu mereka bunyikan. Kelompok ini
dinamakan Neanderthal.
Kemudian
datanglah manusia Adam yang diklasifikasikan sebagai Homo Sapiens. Menurut
Wikipedia, Homo Sapiens mulai ada sekitar 200 ribu tahun lalu. Sedangkan
Neanderthal ada sehingga 130 ribu tahun dulu, kemudian ia lenyap. Ada juga
teori yang mengatakan Neonderthal lenyap sebelum Homo Sapiens muncul. Tapi yang
pasti, Homo Sapiens bukanlah evolusi dari Neanderthal. Neanderthal hanyalah
makhluk seakan manusia yang telah ada sebelum kita (manusia Homo Sapiens) ada.
Mungkin
tidak ada fakta konkrit dalam membicarakan isu ini. Kebanyakan teori
berdasarkan sumber fosil. Namun yang paling penting mungkin sebagai orang
Muslim kita percaya ada makhluk sebelum Adam yang saling membunuh. Ada yang
mengatakan mereka adalah dari kaum Jin. Ada juga yang mengatakan bahwa ada 3
umat yang utama sebelum Adam. Dua di antaranya dari kaum Jin. Sedangkan kaum
yang ketiga adalah dari golongan yang berbeda dari Jin, karena mereka ini
berdarah dan berdaging. Golongan ketiga ini adalah mereka yang dimaksudkan
sebagai “man yufsidu fiihaa wa yasfikud dimaa’: golongan yang membuat kerusakan
dan menumpahkan darah” seperti yang diulas oleh Malaikat di dalam QS. Al-Baqarah:
30. Ini pendapat yang dilontarkan oleh Al-Maqdisi.
MASA
LAMPAU
DAHULU
kala, ketika jaman Bani Adam belum ada, sedangkan bumi yang baru dihuni oleh
Penghuni Pertama yang diciptakan dari cahaya-Nya. Tuhan telah membuat makhluk
baru yang berada di sisi-Nya, yang bernama Abu Jan atau bapak seluruh jin. Abu
Jan adalah awal mula dari Banul Jan atau anak Jin baik yang lalu hingga sampai
akhir zaman. Banul Jan adalah Penghuni Kedua sebelum Bangsa Manusia lahir ke
bumi. Iblis ketika itu belum lahir ke bumi, kelahiran Iblis generasi
keempat dari bangsa Jin.
Tuhan
bertitah kepada Abu Jan ini:
“Dengan
apa kamu meminta kepadaku, wahai Abu Jan.”
“Dengan
kasih sayang Engkau terhadap hamba ya Tuhan, maka diri Hamba pun akan berkasih
sayang dengan keturunan hamba,” Kata Abu Jan.
“Apa
yang kamu minta dari-Ku, wahai Abu Jan. Apakah kamu tahu bahwasanya kamu baru
saja Aku ciptakan dari sejenis api. Tubuhmu dari inti api dan ruhmu dari cahaya
karena setiap roh yang bernyawa aku ciptakan dari cahaya dari sisi-Ku.”
”Terima
kasih oh Tuhanku yang selalu hamba Agungkan. Hamba meminta tubuh hamba tidak
bisa dilihat oleh seluruh makhluk, kecuali yang Engkau kehendaki saja yang bisa
melihat hamba dan keturunan hamba,” Kata Abu Jan.
“Akan
kukabulkan permintaanmu, selain itu apa lagi wahai Abu Jan?”
“Apakah
hamba akan hidup di surga yang hamba tempati saat ini wahai Tuhanku.”
“Kamu
bisa menempati surga ini, begitu juga untuk dirimu saja bisa terbang sesuka
hatimu dan tinggal sesuka hatimu sampai aku perintahkan dirimu turun ke bumi.
Dan ketika itu keturunanmu tidak akan sanggup mendatangi tempat ‘Surga
Pengangkatan Makhluk’ hanya dirimu saat ini yang kuat. Setelah kamu menyentuh
tanah di bumi, maka kamu menjadi makhluk bumi dan kamupun akan membuat
keturunan dan mati di bumi. Namun, hanya kamu seorang yang bisa terbang di
langit dunia ketika tinggal di bumi.”
Langit
dunia adalah Tata Surya seluruh pelosok jagad raya ini. Singgasana Tuhan berada
di luar Tata Surya yang berada di tempat kosong, tidak ada benda apapun. Itulah
disebut sebagai Arsy-Nya Tuhan, karena tempatnya sangat tinggi tidak ada
makhluk yang bisa ke sana kecuali yang dikehendaki oleh Tuhan sendiri. Karena
Tuhan Maha Berkehendak, bahkan Iblispun tidak akan sanggup.
“Bolehkah
hamba meminta sesuatu ya Tuhanku.”
“Apa itu
permintaanmu wahai Abu Jan?”
“Jika
hamba Engkau angkat sebagai pemimpin seluruh makhluk di bumi pada masa hamba,
maka hamba meminta salah satu keturunan hamba nantinya yang bernama Iblis agar
Tuhan berkenan dia tinggal di ‘Surga Pengangkatan Makhluk’. Wahai Tuhanku,
jadikanlah dirinya menggantikan hamba dan berikanlah kecerdasannya seperti yang
hamba punya saat ini.”
“Baiklah
jika nanti Iblis lahir di bumi, maka akan Aku angkat dia di sisi-Ku dan akan
aku beri hikmah dari ilmu-Ku sehingga diapun pandai. Kekuatannya seperti
Penghuni Pertama dan kecerdasannya melebihi makhluk-Ku yang nanti Aku
ciptakan.”
Maka Abu
Jan turun dengan kekasihnya, menghasilkan keturunan yang sangat banyak. Sambil
beribadah kepada Tuhan, beliau juga menjadi guru bagi anak keturunannya sampai
beliau wafat. Setelah keturunan bertambah banyak, generasi inilah yaitu
generasi Banul Jan yang kuat-kuat dan cerdas-cerdas. Ilmunya sangat hebat,
karena zaman dari Abu Jan sampai Banul Jan yang kuat belum ada pembinasaan dari
Tuhan. Jadi ilmu mereka bertambah terus sesuai bertambahnya umur mereka. Ketika
generasinya Iblis lahir di bumi, para Banul Jan berkoloni menjadi beberapa
bagian. Maka terciptalah delapan kerajaan di bumi dan satu kerajaan di surga,
total kerajaan itu adalah delapan kerajaan yang sangat besar dan megah di bumi.
Sedangkan Iblis belum mempunyai kerajaan, walaupun dia disebut seorang raja karena
dia mendiami ‘Surga Pengangkatan Makhluk’.
Zaman
dahulu kala ketika jaman pertengahan Banul Jan, bumi masih kering dan tandus.
Zaman ini sendiri ketika bumi belum terbentuk seperti sekarang, seperti air
laut yang melimpah dan oksigen yang banyak. Air tawarpun masih sedikit, namun
air di laut melimpah tapi tidak semelimpah seperti sekarang yang sangat-sangat
melimpah. Bahkan saat ini lautnya lebih luas dibandingkan dengan tanahnya
sendiri.
Dahulu
oksigen sangat tipis karena Banul Jan adalah makhluk yang menghirup oksigen
sangat sedikit. Walau bagaimanapun jika api ingin menyala tetap saja
membutuhkan udara walaupun itu sangat sedikit sekalipun. Begitulah kehidupan
Banul Jan yang membutuhkan sedikit oksigen untuk bernafas. Berbeda dengan
manusia yang boros sekali dengan udara dan air.
Setelah
kerajaan terbentuk menjadi delapan kerajaan, yaitu kerajaan kakak-kakaknya
Iblis. Karena Iblis sendiri diangkat ke surga seperti permintaan Bapaknya
iblis. Kerajaan ini dibagi menjadi delapan wilayah di muka bumi yaitu kerajaan
bagian selatan, kerajaan bagian utara, kerajaan bagian timur, kerajaan bagian
barat, kerajaan bagian bawah atau dasar bumi karena mereka bisa menembus ke
tanah bahkan bermandikan dengan magmapun tidak apa-apa karena tubuhnya lebih
panas dibandingkan dengan magma bumi. Kerajaan bagian atas atau langit bumi
yaitu yang tinggal di sekitar atmosfer bagian atas bumi. Kerajaan bagian darat
atau di atas tanah dan kerajaan di air seperti di laut, danau dan aliran
sungai. Dan yang kesembilan kerajaan Iblis yaitu berada di sisi Tuhan tepatnya
‘Surga Pengangkatan Makhluk’, Kerajaan Iblis di luar alam semesta dunia.
Namun
sungguh ironi, kerajaan Banul Jan di muka bumi sungguh disayangkan. Mereka
sangat suka perang dan saling membantai dengan yang lainnya. Tidak hanya itu,
mereka juga suka membantai makhluk lain di bumi. Kerajaan satu dengan kerajaan
yang lainnya saling menyerang, mereka berkeinginan menguasai kerajaan yang
lain. Beribu-ribu tahun kerajaan ini melakukan peperangan dan penindasan dengan
kerajaan lain. Ketika terjadi peperangan dari delapan kerajaan ini, Iblis yang
keturunannya paling dimuliakan dari mereka lahir ke dunia dan seketika itu juga
Iblis diangkat ke surga-Nya Tuhan. Iblis hidup di surga dengan para Penghuni
Pertama, karena Penghuni Pertama telah diciptakan dari cahaya. Penghuni Pertama
juga menempati dari bumi sampai langit paling atas. Kehidupan mereka mengabdi
kepada Tuhannya, salah satunya adalah mengangkat Arsy-Nya agar menggantung.
Inilah yang akan ditiru oleh Iblis dengan istana yang menggantung di atas
permukaan bumi yang salah satunya berada di Segitiga Bermuda.
Iblis
sangat cerdas dan pandai, dia mempunyai kehebatan yang luar biasa tiada
tandingannya tentunya selain Tuhan sendiri. Bahkan Penghuni Pertama pun merasa
takjub dengan kehebatan yang dimiliki Iblis. Suatu ketika mereka, dua golongan
yaitu Iblis dengan Golongan Pertama mengadakan paling lama ibadahnya kepada
Tuhan. Misalnya Jika Golongan Pertama kuat puasa satu hari tanpa makan, maka
Iblis kuat dalam tujuh hari tanpa makan. Bayangkan ibadah Iblis kepada Tuhannya
sungguh alim luar biasa. Karena alimnya dia, maka ilmu-ilmu kegaiban maupun
ilmu materi di kuasai Iblis sangat cepat.
Iblis
bersumpah di dalam darahnya dan jiwanya, bahwasanya dia akan bersumpah menjadi
penghulu bagi seluruh makhluk di alam semesta ini. Dia terus berusaha mencari
ilmu-ilmu baru dan mencoba ilmu itu sampai mana keberhasilan dalam mencapai
ilmu tersebut. Ilmu Iblis yang paling disukai dari sekian ilmunya adalah
ilmu untuk mengetahui masa depan dari alam semesta ini. Bahkan diapun tahu dengan
ilmu ini jika nantinya bakalan ada penghulu baru menggantikan bangsanya.
Diam-diam dia mempelajari dan mengumpulkan informasi siapa dia sebenarnya dan
kehebatan apa yang dimilikinya maupun kelemahan dia itu apa saja. Memang Iblis
adalah makhluk yang pandai bahkan dia bisa memprediksi apa yang akan terjadi di
bumi bagi kerajaan kakak-kakaknya di bawah sana.
Kerajaan-kerajaan
Banul Jan kebanyakan hancur bahkan akan menjadi neraka bagi bangsa Jin yang
tidak tahu apa-apa. Mereka adalah bangsa yang bergolong lemah dan menjadi budak
dari bangsa Jin yang lebih kuat. Kehancuran mereka adalah peperangan dan
penindasan yang tidak akan pernah berakhir. Kezaliman mereka di luar batas,
bahkan mereka tidak mengakui jika ada Tuhan yang menciptakan mereka. Sungguh durhaka
mereka kepada Tuhannya yang telah mengasihi mereka selama ini yaitu tidak
adanya kebinasaan bagi mereka. Tuhan telah marah, bumi bergoyang hebat
disebabkan akan hancurnya bumi itu oleh siksaan para Banul Jan yang telah
mengotori bumi dari kedurhakaan. Maka Tuhan mengutus Penghuni Pertama untuk
menghukum mereka dan membantai mereka.
Delapan
kerajaan ini telah diserang dan diporak-porandakan oleh Penghuni Pertama.
Seluruh pengikut Delapan Kerajaan ini melarikan diri bahkan ada yang melawan
Penghuni Pertama. Namun, bukan tandingannya untuk melawan Penghuni Pertama,
mereka telah dikalahkan. Banyak yang mati di antara mereka. Tubuh mereka yang
mati dibuang ke tengah laut bahkan ada yang dibuang ke pulau-pulau kecil.
Sedangkan Banul Jan yang pintar yang telah melarikan diri bersembunyi di
pulau-pulau yang kecil beriklim tropis. Seperti untuk saat ini bersembunyi di
wilayah Indonesia karena negaranya berpulau. Untunglah yang bersembunyi ini
selamat walaupun tidak mempunyai kerajaan lagi, karena kerajaan mereka hancur
luluh. Sedangkan Bangsa Jin yang lemah, mereka di beri kebebasan untuk hidup.
Mereka hidup damai dan tenang dengan terlepasnya bangsa Banul Jan yang lebih
kuat dan sombong. Walaupun mereka dibantai, akan tetapi dari sebagian golongan
yang masih kuat dan sombong bersembunyi dari incaran para Penghuni Pertama.
Mereka selalu berpatroli mengitari bumi untuk mengetahui keberadaan para Banul
Jan yang durhaka untuk melawan kepada Tuhan. Banul Jan yang pintar pandai
sekali berkamuflase sesuai dengan kepandaian mereka yang mengubah bentuk apapun
itu. Kebanyakan mereka berubah bentuk menyerupai hewan di masa itu dan juga
menyerupai tumbuh-tumbuhan yang rimbun.
Pada
waktu Banul Jan yang durhaka dihukum oleh Tuhan Semesta Alam, Iblis ketika itu
melihat mereka dari singgasananya yaitu di luar alam semesta. Dia melihat
bangsanya yang telah dibantai. Iblis tampak sedih karena walau bagaimanapun,
mereka yang menguasai Delapan Kerajaan adalah kakak-kakak Iblis yang sangat
pintar dan kuat. Maka sejak saat itu, Iblis bersumpah jika nanti ada bangsa
lain yang lebih rendah kemampuan dari dirinya, maka dia tidak akan mengakui
sebagai Penghulunya. Karena saat ini Iblis mengakui dirinya sendiri sebagai
Penghulu atau Pemimpin bagi seluruh makhluk Tuhan.
DINASTI
kerajaan para Banul Jan telah hancur dan musnah. Mereka terpecahbelah menjadi
beberapa golongan dan tidak mempunyai pemimpin yang kuat. Mereka menjadi
kelompok kerajaan yang kecil-kecil, wilayahnya pun menjadi sempit seperti
kelompok suku. Banul Jan yang pintar dan pandai telah musnah, karena kepintaran
dan kepandaian bagi mereka ditentukan dengan umur. Barang siapa yang umurnya
paling panjang maka dialah yang paling kuat. Karena bagi mereka, setiap
detiknya mengasah kemampuan menjadi yang terkuat.
Selama
ribuan tahun itu, para Banul Jan yang terkuat telah musnah. Mereka telah
tergantikan dengan Bangsa Jin yang lebih kecil kemampuannya dan juga kemampuan
kegaibannya tidak seberapa. Mereka adalah generasi yang lemah, karena mereka
masih muda dan umurnya tidak panjang lagi sepanjang umurnya Banul Jan yang
lama. Jika para penghuni Delapan Kerajaan dahulu umurnya beribu-ribu tahun.
Sekarang hanya ribuan tahun, kebanyakan seribu tahun itupun dianggap remaja.
Sedangkan umur empat ratus tahun dianggap untuk ukuran manusia sekitar sepuluh
sampai empat belas tahun, betapa masih kecilnya mereka.
Untuk
menjadi yang terkuat pun susah, karena mereka adalah generasi baru tidak
seperti generasi lama. Namun generasi lama yang bisa menyelamatkan diri dari
kebinasaan telah bersembunyi untuk menyelamatkan diri. Sehingga mereka bisa
hidup dan selamat, umurnya juga sangat panjang dibandingkan dengan generasi
baru dari keturunan Bangsa Jin sekarang. Banul Jan yang selamat ini masa
lalunya tidak mempunyai kekuasaan, sekarang mereka bisa bernafas lega karena
mereka membawahi jin-jin yang baru lahir dan masih bodoh.
Bangsa
Jin sekarang tidak seperti mereka yang ilmunya sangat banyak terutama ilmu
kegaiban. Namun tidak ada yang seperti Iblis, apalagi menandingi kekuatannya
pada zaman kemusnahan saudaranya. Karena dia adalah satu-satunya penguasa
kerajaan yang masih utuh. Apalagi dia menguasai kerajaan di surga bersama
dengan Penghuni Pertama. Iblis saat ini adalah golongan Banul Jan yang paling
kuat dari penguasa jin setelah kehancuran delapan kerajaan yang berada di muka
bumi. Delapan pemimpin kerajaan beserta para menteri dan penduduknya musnah,
sebagian kecil saja yang selamat itupun dianggap lemah pada zamannya.
Iblis
mengetahui kejadian ini karena dia pandai meramal dan berhitung apa yang akan
terjadi di masa yang akan datang, walaupun dia bisa berhitung untuk masa depan
nantinya seperti apa. Ramalan Iblis itu jauh dari kesempurnaan karena sifatnya
bisa benar dan bisa juga salah, namun ramalan Iblis hebat karena dialah Raja
dari segala Raja Jin. Ketika dia sedang meramal untuk masa depan itu, dia masih
berada di singgasananya dekat dengan Tuhan dan Penghuni Pertama. Setelah puas
dengan ramalan-ramalan yang dia punyai dan yang dia ketahui nantinya seperti
apa, maka Iblis turun ke bumi untuk melihat Delapan Kerajaan Banul Jan di bumi
yang telah hancur.
Dia
telah menemukan kesenangan dan kebahagiaan yang luar biasa berada di bumi.
Mulai saat itu yang dinantikannya yaitu ketika kakinya menginjakkan ke bumi,
maka Iblis telah meninggalkan tahta kerajaan dan menanggalkan Mahkota Raja di
Surga Pengangkatan Makhluk-Nya. Dia merasa bangga di muka bumi karena ada
makhluk yang sama dengan dia yang nantinya dapat dijadikan pasukan serta anak
buah dari golongannya. Diam-diam tanpa sepengetahuan Tuhan (Bahasa komunikatifnya walaupun sebenernya Allah Pasti tahu) dan Penghuni
Pertama, Iblis membuat kerajaan baru di muka bumi. Kerajaan Iblis menggantung
di atas air, kerajaaannya sangat besar dan sangat luar biasa megahnya. Walaupun
begitu Tuhan tahu juga karena Tuhan Maha Tahu.
Karena
kebesaran dan kekuatan kharisma yang dimiliki Iblis, maka seluruh Jin di muka
bumi baik itu Jin masa lampau yang umurnya sangat tua dan mempunyai kehebatan
yang tidak patut lagi dipertanyakan. Sampai Jin yang muda-muda yang lemah dan
pengalaman hidupnya masih sedikit walaupun itu umurnya ratusan tahun. Seluruh
bangsa Jin tunduk dan takluk di hadapan Iblis, mereka berikrar akan selalu
setia kepadanya. Mereka pun merasa terhormat jika bersama Iblis, karena Iblis kesohor
sebagai keturunan Banul Jan satu-satunya yang berada di luar alam semesta.
Seluruh bangsa Jin merasa bangga dan gembira jika mengangkat Iblis sebagai raja
baru mereka. Dialah junjungan yang bisa menyatukan seluruh Jin menjadi kerajaan
Jin yang baru di muka bumi.
Karena
kerajaan di surga kosong, maka Tuhan Semesta Alam menciptakan makhluk baru lagi
untuk menggantikan Iblis sebagai Raja Baru. Makhluk baru ini juga menggantikan
kepemimpinan bangsa Jin di muka bumi yang nantinya akan membawahi seluruh makhluk
bumi. Karena Iblis tidak terima dengan keputusan Tuhan, maka Iblis beserta para
pengikutnya yang setia mendapatkan kutukan dari Tuhan Semesta Alam. Seketika
itu bangsa Jin terpecah menjadi dua golongan yaitu golongan yang pertama
menjadi pengikut Iblis yang mempunyai kekuasaan dan kekuatan maupun kerajaan
yang sangat besar. Sedangkan golongan yang kedua melepaskan diri dari pengaruh
Iblis, mereka menjadi golongan Jin yang lemah yang telah mempunyai kerajaan
yang kecil-kecil dan bersuku-suku. Mereka sering dijajah dengan pengikut Iblis
yang lebih kuat. Peperangan di antara dua golongan saling berkecamuk karena
berbeda keyakinan dan idiologi dari bangsa Jin sampai akhir zaman.
PENDAPAT
LAIN (Lemah):
AL-BASYAR
ADALAH MANUSIA SEBELUM ADAM?
Ada sebuah
thread yang berjudul Teori evolusi manusia vs doktrin agama. Ketika saya buka,
di dalamnya ternyata adalah sebuah diskusi hangat dengan dialog-dialog cerdas
yang terjadi di antara para anggota forum. Terutama dialog antara sang penulis
thread, arihaz99 dan bang duto. Sayangnya diskusi ini tidak menghasilkan titik
temu dan ditutup tanpa penyelesaian.
Sebagian
orang mungkin menganggap arihaz99 telah lancang membandingkan doktrin agama
dengan teori ilmiah. Apakah Arihaz99 salah?
Allah
menciptakan manusia dengan akal pikiran yang lebih baik dibandingkan makhluk
lain. Untuk apa? Supaya manusia lebih mengandalkan akalnya daripada
kekuatannya. Tidak seperti hewan yang lebih mengandalkan kekuatan. Allah
menginginkan manusia untuk lebih banyak berfikir untuk kebaikan peradaban
manusia itu sendiri. Islam dan Al-Qur’an memang tidak perlu lagi dipertanyakan
kebenarannya. Tetapi tetap perlu dikaji, dipelajari dan dipahami!
Al-Qur’an
itu adalah buku petunjuk bagi umat manusia agar berjalan sesuai ajaran Islam
hingga selamat dunia akhirat. Ibaratnya jika anda membeli ponsel keluaran
terbaru, anda juga akan mendapatkan buku petunjuk penggunaannya. Pemakaian
ponsel harus sesuai dengan buku petunjuk tersebut agar tidak cepat rusak.
Tetapi kadangkala salah satu fitur yang ada pada ponsel tersebut tidak berjalan
sesuai yang kita inginkan, padahal kita merasa sudah menjalankan semua langkah
sesuai buku petunjuknya. Apakah itu berarti buku petunjuknya salah?
Kita
tidak akan menyalahkan buku petunjuk tersebut. Yang kita lakukan adalah
menyalahkan diri sendiri karena mungkin kurang memahami petunjuk-petunjuk yang
ada. Selanjutnya kita akan menghubungi orang lain yang lebih mengerti tentang
penggunaan ponsel tersebut, apakah itu vendor ponsel baru anda atau teman-teman
anda.
Itulah
yang terjadi pada Arihaz99. Dia merasakan adanya kejanggalan tetapi dia tidak
menyalahkan agama. Kalau dia menyalahkan agama, forum yang dia buka tidak akan
berbentuk diskusi. Dia menginginkan pencerahan. Sesuatu yang dapat
menghilangkan perasaan janggal dari pikirannya.
Manusia
purba memang pernah hidup ratusan juta tahun yang lalu. Tetapi manusia purba
ini bukanlah Nabi Adam, karena Nabi Adam diturunkan ke bumi tidak sampai 8000
tahun yang lalu (sekitar tahun 5872 SM). Manusia purba ini memang disebut
Al-Basyar sementara Nabi Adam dan keturunannya disebut Al-Insan atau Bani Adam.
Al-Basyar
ini awalnya diciptakan oleh Allah sama dengan makhluk lainnya. Yaitu hanya
dengan mengucap: “Qun Fayaquun”, atau “Jadilah….”. Tidak seperti Nabi Adam yang
dibentuk satu demi satu dengan ‘Tangan’-Nya, lalu ditiupkan Ruh-Nya hingga Adam
pun hidup.
Seperti
halnya hewan, Al-Basyar tidak memiliki ruh. Jadi jika dia mati, tidak ada ruh
yang tertinggal untuk diadili di akhirat. Tetapi Al-Basyar memang memiliki otak
yang sekelas Al-Insan. Hanya saja Allah tidak membekali Al-Basyar dengan ilmu
pengetahuan seperti halnya Nabi Adam. Al-Basyar mencari tahu sendiri bagaimana
caranya membuat api, membuat senjata, membuat tempat perlindungan, berburu dan
menyembah azimat. Tetapi pada akhirnya adalah, mereka hidup dari perang yang
satu ke perang yang lainnya. Mereka tidak mengerti cara berdiplomasi, karena
memang tidak ada buku panduan yang mengajarkan mereka cara berdiplomasi.
Sehingga akhirnya Allah mentakdirkan mereka untuk punah puluhan ribu tahun
sebelum diciptakannya Nabi Adam (saya tidak tahu bagaimana mereka punah, apakah
karena perang, zaman es atau ditelan T-Rex).
Lalu
seperti kita tahu, Allah mengatakan niat-Nya untuk menciptakan manusia Al-Insan
sebagai khalifah di bumi. Para malaikat mempertanyakan niat tersebut, mengingat
keberadaan Al-Basyar di dunia hanyalah menumpahkan darah. Tetapi Allah sudah
mempersiapkan segalanya. Nabi Adam dan Siti Hawa turun ke bumi berbekal ilmu
pengetahuan dan berbagai aturan dari Allah. Adam menurunkan ilmu berkebun
kepada Qabil dan ilmu beternak kepada Habil. Adam mengajarkan anak-anaknya
untuk bersyukur kepada Allah dengan membagi hasil jerih payah mereka kepada
makhluk lain. Dan Adam menikahkan anak-anaknya sesuai perintah Allah. Bagaimana
cara Allah membekali Nabi Adam dengan ilmu pengetahuan, bisa anda baca pada Surat
Al-Baqarah ayat 30 – 33. Tapi kalau tidak mau repot mencari, anda bisa membaca
ayat-ayat tersebut di postingan saya yang lain, yang berjudul ‘Apakah Alien itu
ada?‘. Saya harap tulisan ini bisa menjawab pertanyaan Arihaz99 pada thread
tersebut di atas.
Untuk
anda yang ingin tahu lebih banyak tentang Al-Basyar, ada baiknya anda membaca
buku Dr. Abdul Shabur Syahin yang berjudul: Adam bukan manusia Pertama?
Penghuni Bumi Sebelum Nabi Adam
Reviewed by As'ad Al-Tabi'in Al-Andalasi
on
January 28, 2015
Rating:
No comments:
Komentar