Makanan
dan Minuman Jin
Jin
sebagaimana manusia memiliki kebutuhan makan dan minum adapun makanannya adalah
Tulang dan tinja (kotoran hewan/binatang) dengan tangan kiri, sebagaimana
hadits berikut:
لكم كل عظم ذكر اسم الله عليه يقع فى أيديكم أوفر
ما يكون لحما وكل بعرة علف لدوابكم فلا تستنجوا بها فإنها طعام إخوانكم
Artinya:
"Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menjawab: "Makanan kalian
itu (wahai golongan jin) adalah setiap tulang yang masih ada sisa-sisa
dagingnya yang berada di tangan kalian dan ketika memakannya disebutkan nama
Allah serta semua tahi (kotoran) binatang ternak kalian".
Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam kemudian melanjutkan sabdanya: "Oleh karena
itu, janganlah kalian (para sahabat) beristinja (membersihkan najis seperti
habis buang air kecil atau besar dengan menggunakan batu atau benda lainnya
selain air) dengan keduanya (tulang dan kotoran binatang), karena keduanya itu
adalah makanan sudara kalian (golongan jin)" (HR. Muslim).
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِىَ اللَّهُ
عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ :« إِذَا أَكَلَ
أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ
فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ
Artinya:
"Dari Ibnu Umar bahwasannya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian makan, maka makanlah dengan
tangan kanannya, dan apabila ia minum, maka minumlah dengan tangan kanannya,
karena syaithan makan dan minum dengan tangan kirinya" (HR. Muslim).
عن جابر أنه سمع النبي صلى الله عليه و سلم يقول
: إذا دخل الرجل بيته فذكر الله عز و جل عند دخوله وعند طعامه قال الشيطان لا مبيت
لكم ولا عشاء وإذا دخل فلم يذكر الله عند دخوله قال الشيطان أدركتم المبيت وان لم
يذكر الله عند طعامه قال الشيطان أدركتم المبيت والعشاء
Artinya:
"Dari Jabir bin Abdillah bahwasannya ia mendengar Rasulullah Shallallahu
'Alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seseorang masuk rumah, lalu ia
menyebut nama Allah ketika masuk (rumah) dan ketika makan, maka syaithan akan
berkata (kepada sesama syaithan lainnya): "Kalian tidak dapat nginep dan
tidak bisa makan malam". Namun apabila ia masuk rumah, dan tidak menyebut
nama Allah (berdoa) ketika masuk dan makannya, syaithan akan berkata:
"Nah, sekarang kalian bisa nginep dan bisa makan malam" (HR. Muslim).
Jin
menikah dan berketurunan Sebagaimana halnya manusia, jin pun melakukan
pernikahan dan berketurunan. Sebagaimana disebutkan dalam ayat dan hadits
berikut;
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا
لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ
رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاء مِن دُونِي وَهُمْ لَكُمْ
عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلاً
Artinya:
"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah
kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan
jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan
turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah
musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi
orang-orang yang zalim " (QS. Al-Kahfi 18: 50). Dalam ayat ini Allah
berfirman: "….Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya,…".
Kata turunan-turunannya dalam ayat ini menunjukkan bahwa memang jin itu
melahirkan dan berketurunan. Sekaligus juga menunjukkan bahwa jin itu juga
menikah, karena tidak mungkin adanya keturunan kalau tidak menikah (jima)
sebelumnya.
Dalil
lain yang mengatakan bahwa jin juga menikah adalah firman Allah berikut ini:
لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا
جَانٌّ
Artinya:
"Tidak pernah "disentuh" oleh manusia sebelum mereka
(penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh
jin" (QS. Ar-Rahman 55:56).
Kata
thamts yang terdapat pada kata yathmitshunna dalam ayat di atas, dalam bahasa
Arab artinya adalah jima'. Ini menunjukkan bahwa jin itu juga menikah. Bahkan,
dalam sebuah riwayat dikatakan:
عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما قال : إن الله
جزأ الإنس والجن عشرة أجزاء فتسعة منهم الجن والإنس جزء واحد فلا يولد من الإنس
ولد إلا ولد من الجن تسعة
Artinya:
"Abdullah bin Umar berkata: "Sesungguhnya Allah membagi manusia dan
jin itu ke dalam sepuluh bagian: sembilan bagian adalah jin dan satu bagian
adalah manusia. Tidak seorangpun manusia yang melahirkan seorang anak, kecuali
jin melahirkan 9 anak" (HR. Ibnu Abdil Barr, Ibnu Jarir, Hakim dan Ibn Abi
Hatim).
Dan
khusus untuk Iblis setiap lahir anak Adam maka iblis berketurunan sepuluh anak
iblis, sebagaimana hadits berikut;
عن ثابت قال : ( بلغنا أن إبليس قال : يا رب إنك
خلقت آدم وجعلت بيني وبينه عداوة فسلطني على أولاده ؟ فقال : صدورهم مساكن لك .
قال : يا رب زدني ؟ قال : لا يولد لآدم ولد إلا ولد لك عشرة قال : يا رب زدني ؟
قال : ) وَأَجْلِبْ عَلَيْهِم بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ وَشَارِكْهُمْ فِى
الأٌّمْوَالِ وَ الأٌّوْلَادِ ( [ الإسراء : 64 ]
Dari
tsabit berkata, Telah sambai berita pada kami bahwa iblis bertanya kepada
Allah, Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menciptakan Adam dan Engkau
menjadikannya antara aku dengan dia sebagai musuh, maka berilah aku bagian
untuk bisa menguasai keturunannya? Allah menjawab :” Dada-dada mereka tempat
tinggal kamu, Iblis berkata: “ Tambahlah buatku ? Allah menjawab:” Tidaklah
lahir seorang manusia kecuali bersamaan dengannya sepuluh anak kamu, Iblis
berkata : Tambahlagi ya Tuhanku ? kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda
dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan
anak-anak dan beri janjilah mereka (Al-Isra 17:64)
Hadits
di atas di samping mengisyaratkan bahwasannya jin itu memang melahirkan dan
menikah, juga menunjukkan bahwa jumlah jin jauh lebih banyak dari pada jumlah
manusia. Karena setiap kali manusia melahirkan satu orang anak, maka jin dapat
melahirkan sembilan anak. Kematian Jin Jin adalah mahluk yang berjiwa, maka
sama saja halnya dengan manusia, jin pun akan mengalami kematian. Namun dari
sebagian golongan jin hanya Iblis lah yang diberi tangguh kematiannya sampai
hari manusia dibangkitkan. Sedangkan yang lainnya kematiannya sama dengan
manusia tetapi usianya jauh lebih panjang dari umur manusia.
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ وَيَبْقَى وَجْهُ
رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
artinya:
"Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang
mempunyai kebesaran dan kemuliaan" (QS. Ar-Rahman 55: 26-27).
Di
samping ayat ini, ada hadits yang mengatakan bahwa jin atau syaithan juga akan
mati. Hadits dimaksud adalah sebagai berikut:
عن بن عباس أن النبي
صلى الله عليه وسلم كان يقول أعوذ بعزتك الذي لا إله إلا أنت الذي لا يموت والجن
والإنس يموتون
Artinya:
"Dari Ibnu Abbas, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
"Aku berlindung dengan kegagahanMu, yang tidak ada Tuhan selain Engkau,
yang tidak akan mati, sementara jin dan manusia semuanya akan mati" (HR.
Bukhari).
Kemampuan
dan kelebihan Jin Allah memberikan kelebihan dan kemampuan khusus kepada jin
yang tidak diberikan kepada manusia. Di antara kemampuan dan kelebihan jin
tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Dapat
bergerak dan berpindah dengan cepat Artinya: "Berkata 'Ifrit (yang cerdik)
dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu
kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar
kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya".Berkatalah seorang yang mempunyai
ilmu dari AI Kitab "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum
matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di
hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku
apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang
bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan
barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha
Mulia" (QS.an-Naml: 39-40).
2.
Dapat
mengetahui masalah-masalah yang belum terjadi sebelum diutusnya Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Sebelum Rasulullah diutus, jin seringkali naik
ke atas langit untuk mendengarkan kabar-kabar yang akan terjadi di dunia.
Begitu mendengar kabar tersebut, mereka langsung menginformasikannya kepada
para dukun dan tukang ramal. Oleh karena itu, sebelum Rasulullah Saw diutus,
tukang ramal dan dukun seringkali tepat dalam memberikan jawaban dan
ramalannya. Akan tetapi begitu Rasulullah Saw diutus, penjagaan di langit
diperketat sehingga jin tidak lagi dapat mendengar informasi dan berita apapun.
Hal ini sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam surat al-Jin ayat 8-9: Artinya: "Dan sesungguhnya kami telah
mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan
penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat
menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan
(berita-beritanya). Tetapi sekarang (Yang dimaksud dengan "sekarang",
ialah waktu sesudah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam diutus menjadi
rasul) barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan
menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya)" (QS. Al-Jin ayat 8
dan 9).
Oleh karena itu, sejak diutusnya Rasulullah
sampai sekarang, jangankan dapat mendengar berita langit, mendekatinya saja
tidak bisa. Untuk itu, apa yang dikatakan oleh para dukun dan tukang ramal,
tidak pernah benar, tapi bohong belaka. Seandainya ada jin yang mengatakan
bahwa akan terjadi nanti ini dan itu, maka ketahuilah bahwa dia telah
berbohong. Oleh karena itu, dalam ajaran Islam, haram hukumnya seseorang datang
bertanya kepada dukun dan tukang ramal. Karena bukan saja apa yang dikatakan
tukang ramal itu bohong, tapi juga hal demikian akan melemahkan keimanan
seseorang bahkan termasuk perbuatan syirik. Bagaimana dengan kenyataan, bahwa
terkadang ramalan dan ucapan tukang ramal tersebut betul dan nyata? Hal ini
pernah disampaikan juga oleh Siti Aisyah kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam.
Perhatikan hadits berikut ini:
قالت سأل رسول الله {صلى الله عليه وسلم} ناسٌ عن
الكهان فقال ليس بشيء فقالوا يا رسول الله {صلى الله عليه وسلم} إنهم يحدثوننا
أحياناً بشيء فيكون حقاً فقال رسول الله {صلى الله عليه وسلم} تلك الكلمة من الحق
يخطفها الجني فيقرها في أذن وليه فيخلطون معها مائة ً كذبة
Artinya: "Aisyah berkata, sekelompok orang
bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tentang para dukun.
Rasulullah menajawab: "Mereka itu tidak mengetahui sesuatu apapun".
Mereka bertanya kembali: "Tapi Rasulullah, terkadang apa yang mereka
katakan adalah benar dan nyata?" Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
bersabda kembali: "Ucapannya yang betul itu lantaran dibisikkan oleh jin.
Ia membisikkannya ke telinga temannya (dukun) seperti berkoteknya ayam betina,
dan mereka mencampuradukannya dengan seratus kebohongan (maksudnya, yang
betulnya satu tapi bohongnya seratus bahkan lebih)" (HR. Bukhari).
Oleh karena itu, dalam ajaran Islam, seseorang
dilarang untuk terlebih mempercayai perkataan dukun, datangnya saja sudah
berdosa. Rasulullah bersabda :
عن النبي صلى الله عليه وسلم قال * من أتى عرافا
فسأله عن شيء لم تقبل له صلاة أربعين ليلة
Artinya: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam bersabda: "Barangsiapa yang datang kepada juru ramal, dukun,
lalu bertanya tentang sesuatu, maka shalatnya tidak akan diterima selama 40
malam " (HR. Muslim)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- :« مَنْ أَتَى عَرَّافًا أَوْ
كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ ».
Artinya: " Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam bersabda: "Barangsiapa yang datang kepada juru ramal, dukun,
untuk bertanya tentang sesuatu, lalu membenarkan dan mempercayai apa yang
dikatakannnya, maka sungguh ia telah keluar dari ajaran yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad" (HR. Ahmad).
Bukti lain bahwa jin tidak memiliki kemampuan
untuk mengetahui perkara yang gaib sebagaimana terlukis dalam surat al-saba
34:14 Artinya: "Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman,
tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang
memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa
kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap
dalam siksa yang menghinakan" (QS. Saba 34: 14).
3.
Jin
lebih dahulu mengetahui teknologi Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa
Allah menundukkan golongan jin kepada Nabi Sulaiman. Mereka taat dan patuh
kepadanya termasuk bersedia untuk memindahkan singgasana kerajaan Ratu Bilqis.
Karena kerja mereka yang berat dan banyak, tentu mereka memerlukan kemampuan-
kemampuan dan kecerdasan dan kemahiran luar biasa. Hal ini sebagaimana terekam
dalam firman Allah surat Saba ayat 12-13: artinya: "Dan Kami (tundukkan)
angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan
sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula)
dan Kami alirkan cairan tembaga baginya.
Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di
hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang
menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab
neraka yang apinya menyala-nyala. Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang
dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring- piring
yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku).
Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali
dari hamba-hambaKu yang berterima kasih" (QS. Saba 34: 12-13).
Berdasarkan dari ayat di Atas, Umar Sulaiman
Abdullah bin al-Asyqar dalam bukunya Alamul Jinn was Syayathin, berpendapat
bahwa sejak dahulu jin sudah mengenal tekhnologi canggih semisal radio dan
televisi. Bahkan, Ibnu Taimiyyah sendiri dalam al-Majmu'nya mengatakan bahwa
"Menurut sebagian ulama yang dapat berkomunikasi dengan jin menuturkan
bahwa sejak dahulu jin sudah dapat membuat kawat dan kaca, kemudian mereka
sampaikan kepada manusia dan manusia mengikutinya" (lihat dalam Majmu
al-Fatawa karya Ibnu Taimiyyah: 11/309).
4.
Jin
dapat berubah-rubah bentuk Di antara kemampuan jin (setan) lainnya adalah
mereka dapat berubah wujud; terkadang berwujud manusia dan terkadang pula
berwujud hewan. Hal ini telah terjadi pada masa perang Badar, dimana setan (jin
kafir) berwujud dalam bentuk Suraqah bin Malik, dan ia menjanjikan kepada
orang-orang musyrik bahwa mereka akan dapat memengkan pertempuran melawan orang
Islam. Akan tetapi ketika pertempuran telah terjadi dan malaikat turun dari
langit untuk membantu kaum muslimin, syaitan yang menjelma dalam wujud Suraqah
bin Malik tadi lari tunggang langgang. Hal ini terekam dalam al-Qur'an surat
al-Anfal ayat 48: Artinya: "Dan ketika syaitan menjadikan mereka memandang
baik pekerjaan mereka dan mengatakan: "Tidak ada seorang manusiapun yang
dapat menang terhadapmu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah
pelindungmu". Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat
melihat (berhadapan), syaitan itu balik ke belakang seraya berkata:
"Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu, sesungguhnya saya dapat
melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut
kepada Allah". Dan Allah sangat keras siksa-Nya (QS. Al-Anfal 8:48).
Dalam hadits riwayat Imam Bukhari juga
dikisahkan bahwa jin kafir (setan) pernah datang menghadap Abu Hurairah dalam
wujud manusia. Berikut terjemahan hadits dimaksud: "Dari Abu Hurairah, ia
berkata: “Suatu hari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menugaskan saya
untuk menjaga harta zakat pada bulan Ramadhan.
Tiba-tiba datanglah seorang laki-laki melihat-lihat makanan dan langsung
mengambilnya. Saya lalu berkata: “Jangan dulu mengambil, sebelum saya sampaikan
ihwal kamu kepada Rasulullah”. Laki-laki itu menjawab: ‘Saya orang yang sudah
berkeluarga dan saat ini betul- betul sedang membutuhkan makanan untuk keluarga
saya”. Mendengar itu saya pun akhirnya mengijinkan dia untuk mengambil makanan
itu.Ketika pagi tiba, Rasulullah bersabda: “Wahai Abu Hurairah apa yang kamu
lakukan kemarin?” Saya menjawab: “Wahai Rasulullah, seorang laki-laki mengadukan
kesusahan keluarganya dan dia memohon harta zakat saat itu juga, lalu saya
persilahkan dia mengambilnya”. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam lalu
bersabda kembali: “Dia telah mengelabui kamu wahai Abu Hurairah dan besok akan
kembali lagi”. Tahu dia akan kembali
lagi, keesokan harinya saya mengawasinya secara teliti dan ternyata betul apa
yang disampaikan Rasulullah, ia telah berada di ruang harta zakat sambil
memilih-milih harta zakat yang terkumpul lalu ia mengambilnya. Melihat itu,
saya berkata kembali: “Jangan dulu kamu mengambil harta itu sampai ada izin
dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam”. Laki-laki itu menjawab: “Saya
betul-betul sangat membutuhkan makanan itu sekarang, keluarga saya kini sedang
menunggu menahan lapar. Saya berjanji tidak akan kembali lagi esok hari”. Mendengar itu, saya merasa kasihan dan
akhirnya saya persilahkan kembali dia mengambil harta zakat.Keesokan harinya
Rasulullah bertanya kembali: “Apa yang kamu lakukan kemarin wahai Abu
Hurairah?” Saya menjawab: “Orang kemarin datang kembali dan meminta harta
zakat. Karena keluarganya sudah lama menunggu kelaparan, akhirnya saya kembali
mengijinkan dia mengambil harta zakat tersebut”. Mendengar itu, Rasul bersabda
kembali: “Dia telah membohongi kamu dan esok hari akan kembali untuk yang
ketiga kalinya”. Besoknya ternyata
laki-laki itu kembali lagi dan seperti biasa dia mengambil harta zakat yang
sudah terkumpul di dalam gudang. Melihat itu, saya berkata kembali: “Jangan mengambil
dahulu, saya akan memohon ijin kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
terlebih dahulu. Bukankah kamu kemarin berjanji tidak akan kembali lagi tapi
mengapa kini kembali juga?” Laki-laki itu menjawab: “Ijinkanlah untuk yang
terakhir kalinya saya mengambil harta zakat ini dan sebagai imbalannya saya
akan ajarkan kepada kamu sebuah kalimat yang apabila kamu membacanya Allah akan
selalu menjaga kamu serta kamu tidak akan disentuh dan didekati oleh Syaithan
sehingga pagi hari". Saya merasa
tertarik dengan ucapannya lalu saya menanyakan kaliamat apa itu. Dia menjawab:
“Apabila kamu hendak tidur, jangan lupa membaca ayat kursyi terlebih dahulu
karena dengannya Allah akan menjaga kamu dan kamu tidak akan didekati oleh
syaithan sehingga pagi tiba”. Kali ini saya pun mengijinkannya mengambil harta
zakat. Keesokan harinya Rasulullah
kembali menanyakan apa yang telah saya lakukan kemarin dan saya katakan: “Ya
Rasulullah, saya terpaksa membolehkannya kembali mengambil harta zakat setelah
dia mengajarkan saya kalimat yang sangat bermanfaat dan berfaidah”. Rasul lalu
bertanya kembali: “Kalimat apa yang diajarkannya?” Saya menjawab bahwa dia
mengajarkan ayat Kursyi dari awal sampai akhir dan dia katakan bahwa kalau saya
membacanya Allah akan menjaga saya sampai pagi hari. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam lalu
bersabda: “Kini apa yang dia sampaikan betul namun tetap dia sudah berhasil
mengelabui kamu dengan mengambil harta zakat. Tahukah kamu siapa laki-laki yang
mendatangi kamu tiga kali itu?” Saya menjawab: “Tidak, saya tidak tahu”. Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam kembali bersabda: “Ketahuilah bahwasannya dia
adalah syaithan”. (HR. Bukhari). Selain dalam wujud manusia, jin (setan) juga
dapat berwujud dalam bentuk hewan dan binatang seperti unta, anjing, keledai,
ular, sapi atau kucing. Akan tetapi dari sekian banyak binatang, yang paling
sering dipakai oleh jin adalah dalam bentuk anjing dan kucing hitam. Dalam hal
ini RasululullahShallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: فقال الكلب الأسود شيطان
Artinya: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Anjing
hitam adalah setan" (HR. Muslim). Dalam hal ini, Ibnu Taimiyyah juga
bertutur: "Anjing hitam adalah setannya anjing. Dan jin seringkali
berwujud dalam wujud anjing hitam ini.
Demikian juga dengan kucing hitam. Hal ini
dikarenakan warna hitam adalah warna yang paling disukai oleh setan karena
mengandung kehangatan." Sedangkan wujud yang umum jin yang mendiami rumah
adalah ular. Dalam hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah Saw mengingatkan agar
tidak sembarangan membunuh ular yang didapati di dalam rumah, karena boleh jadi
ular tersebut bukan ular sesungguhnya akan tetapi ular jelmaan dari jin.
Dalam sebuah hadits dikatakan, bahwa apabila
mendapatkan ular di dalam rumah, maka biarkan selam tiga hari. Apabila dalam
waktu tiga hari masih ada, maka bunuhlah karena dia ular biasa, bukan ular
jelmaan jin. Hadits dimaksud adalah sebagai berikut:
قَالَ « إِنَّ بِالْمَدِينَةِ جِنًّا قَدْ
أَسْلَمُوا فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهُمْ شَيْئًا فَآذِنُوهُ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ
فَإِنْ بَدَا لَكُمْ بَعْدَ ذَلِكَ فَاقْتُلُوهُ فَإِنَّمَا هُوَ شَيْطَانٌ ».
Artinya: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya di Madinah ada seorang jin yang sudah
masuk Islam. Apabila kalian melihat sesuatu (maksudnya binatang atau
sejenisnya) maka biarkanlah (jangan dibunuh) selama tiga hari. Apabila setalah
hari masih ada dan nampak, maka bunuhlah karena dia itu adalah syaithan"
(HR. Muslim).
Dalam riwayat yang lain;
عن بن عباس عن النبي صلى الله عليه و سلم قال
الحيات مسخ الجن كما مسخت القردة والخنازير من بني اسرائيل
Artinya: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam bersabda: "Ular-ular itu adalah jin yang mengubah rupa dan
bentuknya sebagaimana Bani Israil yang berubah bentuk menjadi rupa monyet dan
babi" (HR. Thabrany dengan sanad yang sahih).
Kelemahan-kelemahan Jin Meskipun jin dan setan
memiliki kemampuan-kemampuan yang tidak dimiliki oleh manusia, akan tetapi
al-Qur'an dengan tegas mengatakan bahwa hakikatnya setan dan tipu dayanya itu
adalah lemah. Berikut adalah beberapa macam kelemahan jin , di antaranya:
1. Tidak
bisa mengalahkan orang-orang saleh. Bukti bahwa setan atau jin tidak akan dapat
mengalahkan orang saleh adalah perkataan setan sendiri ketika berdialog dengan
Allah dalam surat al-Hijr ayat 39- Artinya: "Iblis berkata: "Ya
Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan
menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti
aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis
di antara mereka". (QS. Al- Hijr 15: 39-40). Dari ayat ini dapat dipahami
bahwa yang menyebabkan setan itu dapat menguasai seseorang adalah karena
perbuatan dosanya. Ketika seseorang itu dekat dengan Allah, maka setan pun akan
lari dan tidak akan pernah berani mendekatinya apalagi menguasainya.
2. Setan
takut dan lari oleh sebagian hamba Allah Apabila seseorang betul-betul memegang
ajaran agamanya dengan benar serta menancapkan keimanannya dengan tangguh, maka
setan pun akan takut dan lari. Hal ini misalnya terdapat pada diri Umar bin
Khatab. Dalam sebuah hadits riwayat Imam Turmu-dzi Rasulullah Shallallahu
'Alaihi wa Sallam bersabda kepada Umar: "Sesungguhnya setan sangat takut
olehmu wahai Umar" (HR. Turmudzi). Bukan hanya kepada Umar, akan tetapi
setan (jin kafir) juga akan takut oleh orang-orang beriman yang betul-betul
dengan keimanannya. Dalam al-Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir pernah mengutip
sebuah hadits berikut ini:
عن أبي هريرة أن النبي صلى الله عليه وسلم?قال :
إن المؤمن لينصي شيطانه كما ينصي أحدكم بعيره في السفر
Artinya:
"Sesungguhnyaorang mukminakan dapat mengendalikan (mengalahkan)
syaithannya sebagaimana salah seorang dari kalian yang dapat mengendalikan
untanya ketika bepergian" (HR. Ahmad).
Bahkan,
apabila seseorang betul-betul dan terus menerus taat dan shaleh, ia dapat membawa
qarinnya (penyertanya, karena setiap manusia itu pasti disertai oleh setan (jin
kafir) di sebelah kirinya dan malaikat di sebelah kanannya atau sering disebut
dengan qarin) masuk Islam. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits
riwayat Imam Muslim berikut ini:
عن عبد الله قال قال رسول الله {صلى الله عليه
وسلم} ما منكم من أحدٍ إلا وقد وكل به قرينه من الجن وقرينه من الملائكة قالوا
وإياك يا رسول الله قال وإياي ولكن الله أعانني عليه فأسلم فلا يأمرني إلا بخير
Artinya:
"Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak ada
seorangpun kecuali ia disertai oleh seorang qarin (penyerta) dari jin dan
seorang qarin (penyerta) dari malaikat". Para sahabat bertanya:
"Apakah termasuk Anda juga wahai Rasulullah?" Rasulullah menjawab:
"Ya termasuk saya, hanya saja Allah menolong saya sehingga jin itu masuk
Islam. Ia (jin tadi) tidak pernah menyuruh saya kecuali untuk kebaikan"
(HR. Muslim).
3. Jin
takluk dan taat kepada Nabi Sulaiman. Di antara mukjizat Nabi Sulaiman adalah
dapat menaklukan jin dan setan sehingga semuanya dapat bekerja atas
perintahnya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam ayat al-Qur'an berikut ini
dalam surat Shad ayat 36-38: Artinya: "Kemudian Kami tundukkan kepadanya
angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya, dan
(Kami tundukkan pula kepadanya) syaitan-syaitan semuanya ahli bangunan dan
penyelam, dan syaitan yang lain yang terikat dalam belenggu" (QS. Shad
ayat 36-38).
Mukjijat
ini diberikan kepada Nabi Sulaiman sebagai pengabulan atas doanya yang mengatakan:
Artinya: "Dan berikanlah kepadaku kerajaan yang tidak diberikan kepada
seseorang setalahku" (QS Shad 38:35).
Doa Nabi
Sulaiman inilah yang menyebabkan Rasulullah tidak jadi untuk mengikat jin yang
datang dengan melemparkan anak panah ke muka beliau. Dalam sebuah hadits Muslim
dikatakan:
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ قَامَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمِعْنَاهُ يَقُولُ أَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنْكَ ثُمَّ قَالَ أَلْعَنُكَ بِلَعْنَة اللَّهِ ثَلَاثًا وَبَسَطَ
يَدَهُ كَأَنَّهُ يَتَنَاوَلُ شَيْئًا فَلَمَّا فَرَغَ مِنْ الصَّلَاةِ قُلْنَا
يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ سَمِعْنَاكَ تَقُولُ فِي الصَّلَاةِ شَيْئًا لَمْ
نَسْمَعْكَ تَقُولُهُ قَبْلَ ذَلِكَ وَرَأَيْنَاكَ بَسَطْتَ يَدَكَ قَالَ إِنَّ
عَدُوَّ اللَّهِ إِبْلِيسَ جَاءَ بِشِهَابٍ مِنْ نَارٍ لِيَجْعَلَهُ فِي وَجْهِي
فَقُلْتُ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ قُلْتُ أَلْعَنُكَ
بِلَعْنَةِ اللَّهِ التَّامَّةِ فَلَمْ يَسْتَأْخِرْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ
أَرَدْتُ أَخْذَهُ وَاللَّهِ لَوْلَا دَعْوَةُ أَخِينَا سُلَيْمَانَ لَأَصْبَحَ مُوثَقًا
يَلْعَبُ بِهِ وِلْدَانُ أَهْلِ الْمَدِينَةِ "
Dari Abu
Darda berkata : “Suatu hari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bangun,
tiba-tiba kami mendengar Rasulullah mengatakan: "Aku berlindung kepada
Allah darimu", kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga
berkata: "Allah telah melaknatmu" sebanyak tiga kali. Rasulullah lalu
menghamparkan tangannya seolah-olah beliau sedang menerima sesuatu. Ketika
Rasulullah selesai shalat, kami bertanya: "Wahai Rasulullah, kami
mendengar anda mengatakan sesuatu yang belum pernah kami dengar sebelumnya.
Kami juga melihat anda membukakan kedua tangan anda". Rasulullah menjawab:
"Barusan Iblis, musuh Allah datang membawa anak panah api untuk
ditancapkan di muka saya, lalu aku berkata: "Aku berlindung kepada Allah
darimu" sebanyak tiga kali, kemudian saya juga berakata: "Allah telah
melaknatmu dengan laknat yang sempurna" sebanyak tiga kali. Kemudian saya
bermaksud untuk mengambilnya. Seandainya saya tidak ingat doa saudara kami,
Sulaiman, tentu saya akan mengikatnya sehingga menjadi mainan anak-anak penduduk
Madinah" (HR. Muslim).
4. Jin atau
setan tidak dapat menyerupai Rasulullah Setan dan jin tidak dapat menyerupai
bentuk dan muka Rasulullah Saw. Oleh karena itu, apabila seseorang bermimpi
melihat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, maka ia sungguh telah
melihatnya.
Dalam hadits
shahih dikatakan:
أبا
هريرة يقول قال رسول صلى الله عليه و سلم : من رآني في المنام فقد رآني إن الشيطان
لا يتمثل بي
Artinya:
"Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa yang
bermimpi melihatku, maka dia sungguh telah melihatku, karena setan tidak dapat
menyerupaiku" (HR. Muslim).
5. Jin dan
setan tidak dapat melewati batas-batas tertentu di langit Sekalipun jin dan
setan mempunyai kelebihan dapat bergerak dengan cepat, akan tetapi mereka tidak
akan dapat melewati batas-batas yang sudah ditetapkan yang tidak dapat dilalui
selain oleh para malaikat. Karena apabila mereka berani melewatinya, maka
mereka akan binasa dan hancur. Karena itu pula, jin tidak dapat mengetahui dan
mencuri informasi dari langit sehingga apa yang dibisikkannya ke tukang-tukang
ramal dan dukun adalah kebohongan semata. Untuk lebih jelasnya akan hal ini,
dapat dilihat dalam surat al-Rahman ayat 33-35).
6. Jin
tidak dapat membuka pintu yang sudah ditutup dengan menyebut nama Allah Dalam
sebuah hadits Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
أغلقوا الأبوابَ واذكروا اسمَ اللهِ فإنَّ
الشيطانَ لا يفتحُ بابا مُغْلَقا وَأَوْكُوا قِرَبَكُمْ واذكروا اسمَ اللهِ
وَخَمِّرُوا آنِيَتَكُمْ واذكروا اسمَ اللهِ ولو أن تَعْرُضُوا عليه شيئا
وأطفِئُوا مصابيحَكم
Artinya:
"Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Tutuplah
pintu-pintu, dan sebutlah nama Allah (ketika menutupnya), karena setan tidak
akan membuka pintu yang sudah terkunci dengan menyebut nama Allah. Tutup
jugalah tempat air minum (qirab dalam bahasa Arab adalah tempat menyimpan air
minum yang terbuat dari kuit binatang) dan bejana-bejana kalian (untuk masa
sekarang seperti lemari, bupet, kulkas dan lainnya) sambil menyebut nama Allah,
meskipun kalian hanya menyimpan sesuatu di dalamnya dan (ketika hendak tidur),
matikanlah lampu-lampu kalian" (HR. Muslim).
Takutnya
Jin Jin dan manusia memiliki perbedaan derajat. Manusia lebih tinggi derajatnya
dari pada jin. Karena itulah sebenarnya jin sangat takut pada manusia. Namun
karena jin berhasil menakut-nakuti manusia maka manusia menjadi takut pada jin.
Sebagai seorang muslim seharusnya kita tidak boleh takut sama jin, tetapi kita
pun tidak menangtang jin, namun jika jin mengganggu manusia sudah sewajarnya
manusia untuk melawannya,
إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ
أَوْلِيَاءهُ فَلاَ تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Artinya:
"Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti
(kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah
kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang
yang beriman" (QS. Ali Imran 3:175).
عن مجاهد قال الشيطان أشد فرقا من أحدكم منه فإن
تعرض لكم فلا تفرقوا منه فيركبكم ولكن شدوا عليه فإنه يذهب
Artinya:
"Mujahid berkata: "Syaithan itu sebenarnya sangat takut oleh salah
seorang dari kalian (manusia). Oleh karena itu, apabila kamu mendapatinya,
janganlah takut karena kalau takut, ia akan menunggangi kalian (mengganggu),
akan tetapi kerasi (kasarilah), pasti ia akan pergi". (Riwayat Ibn Abi
Dunya)
Artinya:
"Mujahid berkata: "Sesungguhnya setan dan jin kafir itu takut oleh
kalian sebagaimana kalian takut oleh mereka" (Riwayat Ibnu Abi Dunya)
عن مجاهد قال بينا انا ذات ليلة أصلي إذ قام مثل
الغلام بين يدي قال فشددت عليه لآخذه فقام فوثب فوقع خلف الحائط حتى سمعت وقعته
فما عاد إلي بعد ذلك
Artinya:
"Imam Mujahid berkata: "Suatu malam ketika saya sedang melaksanakan
shalat, tiba-tiba muncul makhluk sebesar anak laki-laki di hadapan saya. Lalu
saya desak dia untuk ditangkap. Akan tetapi ia bangun dan lompat ke belakang
dinding sehingga saya mendengar jatuhnya. Setelah itu, ia tidak penah datang
lagi" (Riwayat Ibnu Abi Dunya). Tertawa dan Menangisnya Jin Dalam sebuah
hadits dikatakan bahwa setan akan tertawa ketika seseorang menguap dengan
mengeluarkan suara misalnya; "euuuay" atau "haaaa".
Hadits
bahwa setan tertawa adalah:
عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه و سلم قال :
إن الله يحب العطاس ويكره التثاؤب فإذا عطس فحمد الله فحق على كل مسلم سمعه أن
يشمته وأما التثاؤب فانما هو من الشيطان فليرده ما استطاع فإذا قال هاه ضحك منه
الشيطان
Artinya:
"Abu Hurairah berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
"Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci nguap. Apabila seseorang
bersin lalu mengucapkan al-hamdulillah, maka muslim yang mendengarnya harus
mendoakannya. Adapun menguap datangnya dari setan, karenanya tahanlah
sedapatmungkin. Apabila ia menguap terus keluar suara "haaa", maka
setan akan tertawa" (HR. Bukhari dan lainnya).
Sementara
setan akan menangis ketika seseorang membaca surat as-Sajdah dan ketika sampai
pada ayat sajdahnya yakni ayat yang ke-15, ia melaksanakan Sujud Sajdah. Hal
ini sebagaimana dikatakan dalam sebuah hadits
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- :« إِذَا قَرَأَ ابْنُ آدَمَ السَّجْدَةَ فَسَجَدَ
اعْتَزَلَ الشَّيْطَانُ يَبْكِى يَقُولُ : يَا وَيْلَهُ أُمِرَ ابْنُ آدَمَ
بِالسُّجُودِ فَسَجَدَ فَلَهُ الْجَنَّةُ ، وَأُمِرْتُ بِالسُّجُودِ فَأَبَيْتُ
فَلِىَ النَّارُ »
Artinya:
"Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila anak
Adam membaca surat as-Sajdah kemudian ia sujud sajdah (ketika membaca ayat
sajdahnya ayat ke-15), maka setan akan pergi menangis sambil berkata:
"Aduh celaka dan sialnya nasibku" Bani Adam diperintah sujud, maka
kemudian dia sujud maka baginya syurga, sedangkan aku ketika diperintah sujud
aku menolak maka bagiku neraka (HR. Muslim).
Jin dan Manusia Dalam Pandangan Alqur’an Dan Hadits Bagian 2
Reviewed by As'ad Al-Tabi'in Al-Andalasi
on
January 28, 2015
Rating:
No comments:
Komentar