Dia yang membuat dia yang diatur atas aturannya sendiri

Menyebarkan pemikiran merupakan keharusan bagi seorang yang memiliki ilmu, semakin bermanfaat ilmu seseorang terhadap kemaslahatan umat manusia maka semakin banyak tabungannya nati bahkan hingga dihari akhir. Namun, keharusan akan perkembangan ilmu dan teknologi itu sendiri yang kemudian mengkebiri dan membatasi dirinya sendiri. Terkadang manusia dengan potensi dan kebebasan yang sudah menjadi fitrahnya untuk mengoptimalkan daya fikir dan akalnya, membuat belenggu atas kebebasan dan potensi akalnya sendiri dengan sistem yang mereka buat sendiri. Hal ini yang kemudian ke"Aku"an dalam diri tidak lekang dari kepentingan kebesaran namanya, yang padahal bukan miliknya. 

Hidup bermanfaat tak dapat dibatasi dari seberapa banyak nama anda di sebut, tapi seberapa banyak pemikiran dan hasil olah akal anda digunakan orang lain yang kemudian mencerahkan dan membimbing mereka ke arah yang paling tidak mendekati kebenaran, walau kita sadar bahwa kebenaran bukan milik perspektif manusia. Pemikir-pemikir handal masa lalu tak minta untuk terindek DOAJ, Scopus, WoS ataupun Sinta, namun namanya abadi dengan karya tulisnya yang disebutkan berulang-ulang oleh generasi yang entah sampai generasi ke berapa nantinya. 

Para ilmuan terdahulu yang walaupun beraroma Discovery namun pengembangan-pengembangan serta penyaduran-penyadurannya bermanfaat sehingga kita dapat sampai pada "Empunya" ilmuan tanpa mereka sibuk dan repot dengan tingkat plagiarisme Turnitin dan sejenisnya. 
Namun sayang, keangkuhan generasi belakangan lebih tinggi dibanding dengan tinggi badannya sendiri. Yang tanpa sadar sebenarnya mereka terbatasi oleh benda bernama sistem yang mereka buat sendiri atas kesepakatan mereka sendiri.

Dia yang membuat dia yang diatur atas aturannya sendiri Dia yang membuat dia yang diatur atas aturannya sendiri Reviewed by As'ad on June 15, 2022 Rating: 5

No comments:

Komentar