Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Pendidikan Akhlak
Dosen pengampu: As’adut Tabi’in, M.Pd
Disusun Oleh:
Annisa Indah Saputri
Arief Bowo
Bayu Arga Dahana
Program Sarjana Strata Satu (S1)
Jurusan Pendidikan Agama Islam
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
MADINATUN NAJAH
RENGAT
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayahnya lah kita dapat menyelesaikan makalah berjudul “Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Lain ” tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Dosen Bapak As’adut Tabi’in, M.Pd pada bidang mata kuliah Pendidikan Akhlak di STAI MADINATUN NAJAH RENGAT. Selain itu, kami berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca mengenai Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu lain.
Kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada, Bapak As’adut Tabi’in M. Pd selaku Dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Akhlak, Tugas yang telah di berikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang di tekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada senua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Rengat, 6 Oktober 2020
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada hakikatnya setiap ilmu pengetahuan antara yang satu dengan yang lainnya itu saling berhubungan. Akan tetapi hubungan tersebut ada yang sifatnya berdekatan, pertengahan, bahkan ada pula yang jauh.
Pada pembahasan kali ini kita akan mengkaji bersama tentang ilmu-ilmu yang berhubungan dengan ilmu akhlak, yaitu diantaranya tasawuf, ilmu tauhid, ilmu jiwa, ilmu pendidikan dan ilmu filsafat.
Konsep akhlakul karimah adalah konsep hidup yang lengkap dan tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan alam sekitar, tetapi juga terhadap penciptanya. Allah menciptakan ilmu pengetahuan bersumber dari Al-Qur’an. Namun tidak semua orang mengetahui atau percaya akan hal itu. Ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan manusia dalam menggali ilmu-ilmu yang ada dalam Al-Qur’an itu sendiri. Oleh karena itu permasalahan hubungan antara ilmu akhlak dengan ilmu lainnya ini diangkat, yakni keterkaitan antara akhlak islam dan ilmu berdasarkan ilmu hadist.
Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf
Bagaimana hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid
Bagaimana hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Jiwa
Bagaimana hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Pendidikan
Bagaimana hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat
Tujuan Pembahasan
Agar dapat memahami hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf
Agar dapat memahami hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid
Agar dapat memahami hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Jiwa
Agar dapat memahami hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Pendidikan
Agar dapat memahami hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat
BAB II
PEMBAHASAN
Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf
Antara Ilmu Akhlak dan ilmu tasawuf memiliki hubungan yang berdekatan. Pengertian ilmu tasawuf adalah ilmu yang dengannya dapat diketahui hal-hal yang terkait dengan kebaikan dan keburukan jiwa. Tujuan ilmu tasawuf itu sendiri adalah untuk mendekatkan diri kepada allah dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan menghias diri dengan perbuatan yang terpuji. Dengan demikian dalam proses pencapaian tujuan bertasawuf seseorang harus terlebih dahulu berakhlak mulia.
Pada dasarnya bertasawuf adalah melakukan serangkaian ibdah seperti shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya. Hubungan antara ilmu akhlak dengan ilmu tasawuf lebih lanjut dapat diuraikan sebagai berikut:
Ketika mempelajari tasawuf ternyata pula bahwa Al-Qur’an dan Al-Hadist menekankan nilai-nilai kejujuran, kesetiakawanan, persaudaraan, rasa kesosialan, rasa keadilan, tolong-menolong, murah hati, suka memberi maaf, sabar, baik sangka, berkata benar, pemurah, keramahan, bersih hati, berani, kesucian, hemat, menepati janji, disiplin, mencintai ilmu, dan berfikir lurus. Nilai-nilai serupa ini yang harus dimiliki oleh seorang musliam dan dimasukkan ke dalam dirinya dari masa ia kecil.
Jadi hubungan antara ilmu akhlak dan ilmu tasawuf dalam islam ialah bahwa akhlak merupakan pangkal tolak tasawuf, sedangkan tasawuf adalah esensi dari akhlak sendiri.
Allah SWT berfirman dalam Q.S al-ahzab 33:21 ya ng artinya:
“sungguh telah ada pada (diri) rasulullah itu suri teladan yang baik bagi mu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (keatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah”
Hubungan Antara Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Tauhid
Hubungan antara ilmu akhlak dengan ilmu tauhid merupakan hubungan yang bersifat berdekatan, sebelum membahas lebih jauh apa hbungan antara ilmu akhlak dengan ilmu tauhid terlebih dahulu kita mengingat kembali apa pengertian ilmu akhlak dengan ilmu tauhid.
Menurut Ibn Maskawih Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan, sedangkan ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas tentang cara-cara mengesakan Tuhan sebagai salah satu sifat yang terpenting diantara sifat Tuhan lainnya.
Hubungan ilmu antara ilmu akhlak dengan ilmu tauhid dapat dilihat melalui beberpa analisis, yaitu:
Dilihat segi obyek pembahasannya, ilmu tauhid sebagaimana diuraikan di atas membahas masalah tuhan baik dari segi zat, sifat, dan perbuatannya. Kepercayaan yang mantap kepada tuhan yang demikian itu, akan menjadi landasan sehingga perbuatan yang dilakukan manusia semata-mata karena allah SWT. Dengan demikian ilmu tauhid akan mengarahkan perbuatan manusia menjadi ikhlas dan keikhlasan ini merupakan salah satu akhlak yang mulia. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Bayyinah 98:5, yang artinya:
“padahal mereka hanya diperintah menyembah allah, dengan ikhlas menaatinya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan solat dan menunaikan zakat, dan juga yang demikian itulah agama yang lurus (benar)“
Dilihat dari segi fungsinya, ilmu tauhid menghendaki agar seseorang yang bertauhid tidak hanya cukup dengan menghafal rukun iman yang enam dengan dalil-dalilnya saja, tetapi yang terpenting adalah agar orang yang bertauhid itu meniru dan mencontoh terhadap subyek yang terdapat dalam rukun iman itu. Misalnya jika seseorang beriman kepada malaikat, maka yang dimaksudkan antara lain adalah agar manusia meniru sifat-sifat yang terdapat pada malaikat, seperti jujur, amanah, tidak pernah durhaka dan patuh melaksanakan segala yang diperintahkan tuhan, percaya kepada malaikat juga dimaksudkan agar manusia merasa diperhatikan dan diawasi oleh para malaikat, sehingga ia tidak berani melanggar larangan tuhan. Dengan cara demikian percaya kepada malaikat akan membawa kepada perbaikan akhlak yang mulia. Allah SWT berfirman dalam QS.At-tahrim 66:6, yang artinya:
“ wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada allah terhadap apa yang dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan “
Dari uraian diatas dapat dilihat dengan jelas adanya hubungan yang erat antara keimanan yang dibahas dalam ilmu tauhid dengan perbuatan baik yang dibahas dalam ilmu akhlak, dan ilmu akhlak tampil memberikan penjabaran dan pengalaman dari ilmu tauhid. Tauhid tanpa akhlak yang mulia tidak akan kokoh. Selain itu tauhid memberikan arah terhadap akhlak, dan akhlak memberi isi terhadap arahan tersebut. Disinilah letaknya hubungan yang erat dan dekat antara tauhid dan akhlak.
Hubungan Antara Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Jiwa
Dilihat dari bidang pembahasannya, Ilmu jiwa membahas tentang aspek kejiwaan yang tampak dalam tingkah laku manusia. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa dalam diri manusia terdapat potensi rohaniah yang cenderung kepada kebaikan dan keburukan. Selain itu, didalam ilmu jiwa juga mengandung informasi tentang perbedaan psikologis dalam setiap jenjang usia seseorang. Gejala psikolagis yang di alami setiap orang ini memberikan informasi tentang pentingnya penyampaian ajaran akhlak sesuai perkembangan jiwa.
Dengan demikian, ilmu jiwa juga dapat memberikan masukan dalam rangka merumuskan tentang metode dan pendekatan dalam pembinaan akhlak seseorang. Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Balad 90:10, yang artinya:
“Dan kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebaikan dan kejahatan)”
Pada masa akhir-akhir ini, dalam ilmu jiwa terdapat suatu cabang yang disebut “ilmu jiwa masyarakat”. Dimana ilmu tersebut menyelidiki akal manusia dari masyarakat. dalam hal ini yang diselidiki adalah masalah bahasa dan akibatnya terhadap terhadap akal manusia, adat kebiasaan bangsa yang mundur dan perkembangan susunan masyarakat. Dan cabang ilmu ini juga secara langsung memberi bekas pada etika melebihi dari ilmu jiwa itu sendiri.
Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Pendidikan
Ilmu pendidikan sebagai dijumpai dalam literatur banyak berbicara mengenai berbagai aspek yang ada hubungannya dengan tercapainya tujuan pendidikan. Dalam ilmu ini antara lain dibahas tentang rumusan tujuan pendidikan, materi pelajaran (kurikulum), guru, metode, sarana dan prasarana, lingkungan, bimbingan, proses belajar-mengajar dan lain sebagainya.
Semua aspek pendidikan tersebut ditujukan pada tercapainya tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan ini dalam pendangan Islam banyak berhubungan dengan kualitas manusia yang berakhlak. Ahmad D. Marimba mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah identik dengan tujuan hidup seorang Muslim, yaitu seorang hamba Allah SWT yang mengandung implikasi kepercayaan dan penyerahan diri kepada-Nya. Sementara itu pendidikan budi pekerti adalah jiwa dari pendidikan Islam, dan Islam telah menyimpulkan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa pedidikan Islam. Mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan. Menjadi manusia yang baik dan terwujudnya manusia sebagai hamba Allah SWT.
Jadi dapat dirumuskan dari keempat tujuan pendidikan Islam itu dihubungkan antara satu dengan lainnya, maka dapat diketahui bahwa tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya seorang hamba Allah SWT yang patuh dan tunduk melaksanakan sgala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya serta memiliki sifat-sifat dan akhlak yang mulia.
Antara akhlak dengan ilmu pendidikan mempunyai hubungan yang sangat mendasar dalam hal teoritik dan pada tatanan praktisnya. sebab, dunia pendidikan sangat besar sekali pengaruhnya terhadap perubahan perilaku, ahlak seseorang. Berbagai ilmu diperkenalkan, agar siswa memahaminya dan dapat melakukan suatu perubahan pada dirinya. Apabila siswa diberi pelajaran “Ahlak”, pendidikan mengajarkan bagaimana seharusnya manusia itu bertingkah laku, bersikap terhadap sesamanya dan penciptanya (Tuhan).
Hubungan Antara Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Filsafat
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha menyelidiki segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dengan menggunakan pikiran. Filsafat sebagaimana diketahui adalah suatu upaya berpikir mendalam, radikal, sampai ke akar-akarnya, universaldan sistematik dalam rangka menemukan inti atau hakikat mengenai segala seuatu. Dalam filsafat segala sesuatu dibahas untuk ditemukan hakikatnya.[13]
Diantara obyek pemikiran filsafat yang erat kaitannya dengan Ilmu Akhlak adalah tentang manusia. Para filosof Muslim seperti Ibn Sina dan al-Ghazali memiliki pemikiran tentang manusia sebagaimana terlihat dalam pemikirannya tentang jiwa. Jiwa manusia merupakan satu unit yang tersendiri dan mempunyai wujud terlepas dari badan. Jiwa manusia timbul dan tercipta tiap kali ada badan, yang sesuai dan dapat menerima jiwa, lahir di dunia ini. Jika jiwa manusia telah mencapai kesempurnaan sebelum ia berpisah dengan badan, maka ia selamanya akan berada dalam kesenangan, dan jika ia berpisah dengan badan dalam keadaan tidak sempurna, karena semasa bersatu dengan badan ia selalu dipengaruhi oleh hawa nafsu badan, maka ia akan hidup dalam keadaan menyesal dan terkutuk untuk selama-lamanya diakhirat.
Dalam pada itu al-Ghazali membagi umat manusia ke dalam tiga golongan yaitu :
a. Kaum Awam, yang berpikirnya sederhana sekali.
b. Kaum Pilihan, yang akalnya tajam dan berpikir secara mendalam.
c. Kaum Penengkar, sikap mematahkan argumen-argumen.
Selain itu, filsafat juga membahas tentang Tuhan, alam dan alam lainnya. Dari pembahasan ini akan dapat diketahui dan dirumuskan tentang cara-cara berhubungan dengan Tuhan dan memperlakukan makhluk serta alam lainnya. Dengan demikian akan dapat diwujudkan akhlak yang baik terhadap Tuhan, terhadap manusia, alam dan makhluk Tuhan lainnya.
Dengan mengetahui berbagai ilmu yang berhubungan dengan Ilmu Akhlak tersebut, maka seseorang yang akan memperdalam Ilmu Akhlak, perlu pula melengkapi dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan yang disebutkan. Menunjukkan dengan jelas bahwa Ilmu Akhlak adalah Ilmu yang sangat akrab atau berdekatan dengan berbagai permasalahan lainnya yang ada disekitar kehidupan manusia
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bahwa ilmu akhlak adalah suatu ilmu yang sangat penting dimiliki manusia karena dengan ilmu akhlak jiwa kita lebih tenang damai, dan menjadi manusia yang lebih baik. Hubungan ilmu ahlak dengan Ilmu Tasawuf, Tauhid, Jiwa, Pendidikan dan Filsafat adalah untuk mengetahui apakah keadaaan rohani dan jasmani baik individu ataupun masyarakat tertentu baik atau buruk.
Saran
Dari makalah yang kami buat ini, kami berharap adanya kritik dan juga saran untuk lebih membangun dan mengembangkan isi dari makalah ini. Dengan adanya kritik dan saran pembaca juga sebagai motivasi bagi kami agar memperluas ilmu yang kami peroleh.
Dalam pembuatan makalah ini, kami berharap pembaca dapat menambah wawasannya dalam judul makalah yang kami tampilkan. Tujuannya agar para pembaca lebih giat untuk membaca supaya dapat menambah wawasan dalam memahami hubungan antara ilmu akhlak dengan ilmu lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://mynewblogmyarticlebibehn.blogspot.com/2016/12/hubungan-akhlak-dengan-ilmu-lainnya.html?m=1
http://makalahmatakuliahprodimpi21.blogspot.com/2017/12/hubungan-ilmu-akhlak-dengan-ilmu-ilmu.html?m=1
Setelah membaca materinya silakan diskusikan di kolom komentar.
ReplyDeleteMengapa tujuan pendidikan itu sangat identik dengan tujuan hidup seorang muslim maupun muslimah?
ReplyDeleteKarena kita sebagai umat muslim wajib berpendidikan,Supaya kita tidak ketinggalan dengan kemajuan teknologi Dizaman sekarang ini
DeleteMengapa tujuan pendidikan itu sangat identik dengan tujuan hidup seorang muslim maupun muslimah?
ReplyDeleteBisa kita lihat Tujuan Pendidikan pada UU no.20 Tahun 2003 Sisdiknas bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
DeletePerlu kita cermati bahwa tujuan hidup seorang muslim adalah menjadi Hamba tuhan yg beriman dan bertaqwa. Begitu juga dengan tujuan pendidikan.
apa pandangan kalian terhadap hubungan ilmu akhlak dengan ilmu lainnya apakah saling berkaitan atau saling berhubungan?
ReplyDeleteBaiklah saya akan menjawab pertanyaan dari Reva yaitu pandangan kami terhadap ilmu akhlak dengan ilmu lainnya saling berhubungan karena sebelum tercapainya tujuan ilmu ilmu lainnya kita terlebih dahulu harus memiliki ilmu akhlak contohnya pada hubungan ilmu akhlak dan ilmu tasawuf yang tujuan dari ilmu tasawuf tersebut adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan menghias diri dengan perbuatan yang terpuji. Dengan demikian dalam proses pencapaian tujuan bertasawuf seseorang itu harus terlebih dahulu berakhlak mulia
DeleteSilakan pemateri, di respon..
ReplyDeletePak. Dengan adanya pembagian keterkaitan/ hubungan ilmu ahlak dengan ilmu lain itu berarti bisa jadi tolak ukur kita ya pak dalam menentukan sejauh mana ahlak kita, masih buruk atau sudah baik nya
ReplyDeleteApakah orang gila itu masih mempunyai perilaku aklhak?
ReplyDeleteDan apakah ada hubungan ilmu akhlak dengan jiwa?
Maaf menurut saya perilaku akhlak itu hanya bisa dikatakan untuk orang yang waras,karna apa yang dilakukan oleh orang gila itu biasanya dilakukan tidak ada kesadaran dalam diri mereka.klau masalah hubungan ilmu akhlak dengan jiwa pasti ada.maaf sekali lagi ini menurut saya terima kasih
DeleteMengapa tujuan pendidikan itu sangat identik dengan tujuan hidup seorang muslim maupun muslimah?
ReplyDeleteAsslamualaikum. apa perbedaan antara ilmu tasawuf dan tauhid... ?
ReplyDeleteilmu tasawuf adalah ilmu yang dengannya dapat diketahui hal-hal yang terkait dengan kebaikan dan keburukan jiwa. Tujuan ilmu tasawuf itu sendiri adalah untuk mendekatkan diri kepada allah dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan menghias diri dengan perbuatan yang terpuji,sedangkan ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas tentang cara-cara mengesakan Tuhan sebagai salah satu sifat yang terpenting diantara sifat Tuhan lainnya.
DeleteMungkin pertanyaan saya sedikit keluar dari materi. Disebutkan ada ilmu tasawuf, ada ilmu ahlak ilmu tauhid dan segala macam nya. Sebenernya pembagian ilmu ilmu ini berdasarkan apa. Mengapa banyak cabang ilmu yg menyebabkan banyak nya metode ataupun cara dalam menjalankan sesuatu. barangkali ada yg salah dengan pertanyaan saya mohon di luruskan pak 🙏
ReplyDeleteBegini, mungkin kita bertanya apakah ilmu2 ini ada pada masa Rasul, dan jika tidak berarti tidak berdasar atau bisa dikatakan bid'ah.
DeleteOke, seperti ilmu dasar untuk mempelajari alquran, mengapa ada ilmu tajwid. Yg mempelajari makharijul hurf dan hukum tanwin nun mati iklab ikfa' dsb. Padahal nabi tidak mengajarkannya. Ilmu tajwid diciptakan oleh ulama' salaf untuk kita yg notabene bukan orang arab agar mampu membaca alquran dengan baik. Coba kita cari alquran pertama tanpa titik, tanpa tanda baca, bagaimana bisa kita membacanya. Kemudian diciptakanlah titik oleh ad-du'ali silakan baca https://m.medcom.id/ramadan/pernak-pernik-ramadan/8N0eG3db-riwayat-titik-dan-harakat-dalam-mushaf-alquran
Begitu juga ilmu2 lain seperti tasawuf, ulumul qur'an, ulumul hadits, i'rabul quran dst. Adalah upaya ulama untuk kita lebih mudah mempelajari islam secara kaffah, dan menjadi pribadi yg dikehendaki oleh Allah SWT.
Semoga mencerahkan.
Alhamdulillah sudah jumpa titik terangnya. Terimakasih banyak atas jawabannya pakk 🙏🙏🙏
DeleteAssalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh
ReplyDeleteSaya Tika Sari Ramadhani, dari kelompok 13, saya ingin bertanya, Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu tauhid kan dapat diliat Dari analisis segi obyek pembahasannya dan dari segi fungsi, selain itu ada lagi tidak analisis dari ilmu akhlak dan ilmu tauhid?? Kalau ada, bisa dijelaskan?
Terimakasih
Untuk analisis hubungan ilmu akhlak dgn ilmu tauhid hanya dua analisis
DeleteAsslamualaikum wr wb saya rahmad ramdhan. Ingin bertnya coba anda jelaskan maksud dari klaimat Ini" Kaum Penengkar, sikap mematahkan argumen-argumen. "
ReplyDeleteAssalamualaikum. Saya Siti asiyah ingin bertanya
DeleteBaru baru ini banyak sekali aksi mahasiswa atau pun buruh yg menolak uu hak cipta kerja karna menurutnya merugikan banyak hal. Apakah sikap orang orang yg melakukan aksi tersebut termasuk kedalam tauhid ? Trimakasih
Waalaikumsalam, Dari kamus besar bahasa Indonesia, Maksud dari kaum penengkar ini adalah tidak mau mendengarkan kata orang lain, Degil, atau keras kepala.
DeleteAssalamualaikum bagaimanakah cara kita mengetahui hubungan antara ilmu akhlak dengan ilmu tasawuf
ReplyDeleteWaalaikumsalamm
DeleteCaranya adalah dengan
1, memahami pengertian ilmu akhlak dan ilmu tasawuf.
Ilmu akhlak selalu mengajarkan kebaikan dan jauh dari kejahatan dan ilmu tasawuf adalah cara mendekatkan diri kepada Tuhan. Jadi kita kita ingin mendekatkan diri kepada Tuhan maka kita harus mengerjakan hal2 baik
Baiklah saya akan menjawab pertanyaan dari kak rini Indriasari yaiktu caranya kita lihat dri tujuan ilmu tasawuf itu sendiri adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan cara membersihkan diri dari perbuatan tercela dan menghias diri dengan perbuatan yg terpuj.Demikian dalam proses pencapaian tujuan bertasawuf seseorang itu harus terlebih dahulu berakhlak mulia. Disitu dapat kita lihat bahwa ilmu akhlak dan ilmu tasawuf itu saling berhubungan.
DeleteTerima kasih
Dimakalah tadi kannada saya baca "Ilmu Jiwa Masyarakat". Nah dari cabang ini kan secara langsung memberi bekas pada etika melebihi dari ilmu jiwa itu sendiri. Pertanyaan nya, apakah yg terjadi, jika melebihi dari ilmu jiwa itu???
ReplyDeleteIlmu jiwa masyarakat merupakan cabang atau penyesuaian dgn zaman. Apa yg terjadi jika melebihi Ilmi jiwa? Tidak ada selagi ilmu cabang tersebut masih sesuai dgn inti pokok hubungan ilmu akhlak dgn ilmu jiwa
DeleteAssalamualaikum saya Futri Adi Ningsih ingin bertanya..
ReplyDeleteApakah org gila itu mempunyai perilaku akhlak?
Dan apakah ada hubungannya ilmu akhlak dengan jiwa?
Baiklah saya akan menjawab pertanyaan dari Fitri Adi, Bahwa ilmu akhlak adalah suatu ilmu yang sangat penting dimiliki manusia karena dengan ilmu akhlak jiwa kita lebih tenang damai, dan menjadi manusia yang lebih baik. Hubungan ilmu ahlak dengan Ilmu Tasawuf, Tauhid, Jiwa, Pendidikan dan Filsafat adalah untuk mengetahui apakah keadaaan rohani dan jasmani baik individu ataupun masyarakat tertentu baik atau buruk.dan orang yang sudah gila, Itu bisa dibilang tidak mempunyai akhlak lagi, karena akal logika mereka sudah tidak berfungsi lagi, Berfungsi berfungsi tetapi tidak mereka gunakan untuk berfikir
Deleteassalamualaikum.saya hanik dari kelompok 7 ingin bertanya.dari kalimat"moralitas tampaknya memberi penjelsana dan pengalaman tauhid".dri kalimat ini,klau di cerna berrti orang yg akhlaq nya baik berrti baik pula tauhidnya.dan orang yg mantap tauhid nya maka baik pula akhlaq nya.nah ,akan tetapi, bagaimana menurut pemakalh atau yg lain nya,mengenai ,orang yg baik akhlaq nya, namun tauhidnya kurang.kemudian,orang yg mntapnya luarbiasa tauhidnya,tetapi kurang akhlqnya,seperti contoh:seseorang mantap ibadahnya,tetapi thd tetngganya kurang baik,seperti jarang tegur sapa.karna ,menjadi tetangga atau menjadi siapapun itu kn ada akhlaq nya,ada aturan tata hidup nya.jadi bagaimana?...sekian trimakasih..🙏🙏🙏
ReplyDeleteBerarti orang tsb untuk ilmu akhlak belum cukup benar, atau kurang mendalami..karena sesungguhnya ilmu akhlak mengatur ttg tata cara bagaimana akhlak Muslim sesungguhnya yg benar
DeleteAssalamualaikum saya dari kelompok 5 akan bertanya jelaskan hubungan teoritik antara akhlak dan ilmu pendidikan
ReplyDeleteTerimakasih
Waalaikum salam..jawabanya yaitu Antara ahlak dengan ilmu pendidikan mempunyai hubungan yang sangat mendasar dalam hal teoritik dan pada tatanan praktisnya. Sebab, dunia pendidikan sangat besar sekali pengaruhnya terhadap perubahan perilaku, ahklak seseorang. Berbagai ilmu diperkenalkan, agar siswa/mahasiswa memahaminya dan dapat melakukan suatu perubahan pada dirinya. Apabila siswa/mahasiswa diberi pelajaran “Ahlak”, pendidikan mengajarkan bagaimana seharusnya manusia itu bertingkah laku, bersikap terhadap sesamanya dan Allah.
DeleteAsslamualaikum wr wb saya rahmad ramdhan. Ingin bertnya coba anda jelaskan maksud dari klaimat Ini" Kaum Penengkar, sikap mematahkan argumen-argumen. "
ReplyDeleteMaksudnya disini adalah orang yang suka menyanggah argumen orang lain, dan seperti merendahkan argumen orang lain
DeleteMaksud yg dikatakan kaum penengkar ini adalah orang yg membantah sesuatu argumen berdasarkan dalil, namun sebagai kaum penengkar hendaklah menyanggah sesuatu argumen menggunakan akhlak yang baik.
DeleteCoba perhatikan hadits2 di bawah ini:
ReplyDeleteحَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidaklah seorang diantara kalian dikatakan beriman hingga ia mencinta untuk saudaranya apa-apa yang ia sukai untuk dirinya sendiri.” (HR. Bukhari)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ (مسلم
“Tidak akan masuk Surga orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya.” (HR. Muslim)
يَا بُنَيَّ، إِيَّاكَ وَالْمِرَاءَ، فَإِنَّ نَفْعَهُ قَلِيلٌ، وَهُوَ يُهِيجُ الْعَدَاوَةَ بَيْنَ الْإِخْوَانِ
“Wahai anakku, tinggalkanlah mira’ (jidal, mendebat karena ragu-ragu dan menentang) itu, karena manfaatnya sedikit. Dan ia membangkitkan permusuhan di antara orang-orang yang bersaudara. (Syu'banil iman al-baihaki)
لا يؤمن العبد الإيمان كله حتى يترك الكذب في المزاح ، ويترك المراء وإن كان صادقا
Tidak beriman seorang hamba dengan keimanan yang menyeluruh, hingga ia meninggalkan dusta, sekalipun bercanda dan meninggalkan perdebatan, sekalipun ia jujur (didhoifkan oleh Syaikh Syu’aib Arnauth).
Dari beberapa hadits di atas, betapa akhlak mencerminkan keimanan seseorang. Jelek akhlaqnya, berarti imannya dipertanyakan.
apakah ada hubungan antara ilmu akhlak dan ilmu ghaib?
ReplyDelete😁 wah, yg ini silakan pemateri tanggapi..
DeleteIlmu ghaib bersangkutan Dengan hal hal yg diluar nalar Ataupun diluar kemampuan manusia pada umumnya. Jadi saya pikir tidak ada sin
DeleteHanya Allah dan makhluk yang berbuat lah yang tau��
DeleteTentu nya ada. Karena konsep Akhlakul Karimah adalah konsep hidup lengkap dan tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dgn alam sekitar. tetapi juga dgn Al ghaib. Seperti hubungan kita dengan Allah
DeleteMenurut saya tidak ada hubungan ilmu akhlak dan ilmu gaib malahan mungkin bertololak belakang karena ilmu akhlak mempelajari tentang yg baik baik dan ilmu gaib mengenai mistis mungkin ini selebihnya hanya Allah yg tau😁
Deleteassalamualaikum.saya hanik dari klp 7 mw membantu menjawab soal dari kak sinta.hubungan antara ilmu akhlaq dan ilmu gaib itu ada.karna ilmu itu, berkaitan sata dengan yg lain.salah satu keterkaitan ilmu akhlaq dg ilmu gaib yaitu dimanapun kita berada kita tetap bersikap baik atau bertingkah laku sesuai dg etika bergaul kepada sesama makhluq Allah,yakni seperti jin .mereka itu seperti manusia juga,ada yg baik dan ada yg kurang baik. conto keterkaitan ilmu akhlaq da ilmu gaib adalah:diantaranya: masjid atau musholla adalah tempat untuk beribadah,bukan untuk tidur2ran, apalagi di daerah tempat imam.kalo tidur di musholla atau di masjid ,itu kurang baik,di tekutkan nanti ada najis yg tertinggal setelah bangun tidur.nahh di masjid itu biasanya ada jin yg ikit ibadah dan sekaligus menjaga masjid juga ikut mengaji.jadi jin itu tau,mengenai aturan seperti fiqih dan akhlaq .kalau tidur di masjid bahkan di daerah imam itu kurang baik. jin tw kalau itu adab yg kurang baik,maka bisa2 dia memindah kan tempat orang tidur itu ke wc.karna jin yg baik,itu tidak suka dg akhlaq yg kirang baik .sekian, semoga dapat membantu.trimakasih..🙏
DeleteBagaimana dgn orang yg depresi berat, yg terkadang sering merasa putus asa dan ingin mengakhiri hidup, padahal dia masih waras dan masih ada akhlak .
ReplyDeleteUntuk hal ini berarti ilmu jiwa seseorang sudah tdk sanggup menghadapi. Walaupun akhlak nya baik. Dan jika seseorang telah putus asa maka akan ada godaan2 dari para Saiton untuk melakukan hal yg tidak2
DeleteMenurut saya seharusnya sebagai seorang manusia saat dalam depresi berat hendaklah benar² mendekatkan diri dengan Allah. Kita harus ingat bahwa Allah tidak akan menguji hanbanya diluar batas kemampuannya.
DeleteIlmu ghaib hanya Allah yang tau, Manusia hanya diberi sedikit pengetahuan tentang ilmu ghaib ini, Biar lah menjadi rahasia Allah SWT
ReplyDeleteHal sperti Inilah yg d btuhkan Untuk menghibur ia ktika keadaan sseorang.. Dya hanya ingin ad orang ygvoeduki dngan NY... Mugkin ia tdak Alan brbuat sperti itu
ReplyDeleteSangat menarik diskusinya,
ReplyDeleteBismillahirrahmanirrahim.. sy mencoba untuk meluruskan atau lebih tepatnya tanggapan ya..
Kita bisa lihat dari beberapa hadits yg telah sy cantumkan sebelumnya..
حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidaklah seorang diantara kalian dikatakan beriman hingga ia mencinta untuk saudaranya apa-apa yang ia sukai untuk dirinya sendiri.” (HR. Bukhari)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ (مسلم
“Tidak akan masuk Surga orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya.” (HR. Muslim)
يَا بُنَيَّ، إِيَّاكَ وَالْمِرَاءَ، فَإِنَّ نَفْعَهُ قَلِيلٌ، وَهُوَ يُهِيجُ الْعَدَاوَةَ بَيْنَ الْإِخْوَانِ
“Wahai anakku, tinggalkanlah mira’ (jidal, mendebat karena ragu-ragu dan menentang) itu, karena manfaatnya sedikit. Dan ia membangkitkan permusuhan di antara orang-orang yang bersaudara. (Syu'banil iman al-baihaki)
لا يؤمن العبد الإيمان كله حتى يترك الكذب في المزاح ، ويترك المراء وإن كان صادقا
Tidak beriman seorang hamba dengan keimanan yang menyeluruh, hingga ia meninggalkan dusta, sekalipun bercanda dan meninggalkan perdebatan, sekalipun ia jujur (didhoifkan oleh Syaikh Syu’aib Arnauth).
Dari beberapa hadits di atas, betapa akhlak mencerminkan keimanan seseorang. Jelek akhlaqnya, berarti imannya dipertanyakan.
.....
Dari beberapa hadits dan ada banyak dalil alquran betapa pentingnya perilaku manusia agar baik di dunia untuk mencapai sebuah keharmonisan hidup. Dalam islam tidak hanya baik di dunia tetapi juga memperoleh kebaikan diakhirat.
Ada perbedaan antara berbuat baik dan beramal shaleh, walaupun secara bahasa pengertiannya nyaris sama, namun hakikat implementasinya berbeda. Tidak butuh agama bagi seseorang untuk berbuat baik, tapi tidak dengan beramal shaleh. Karena amal shaleh erat kaitannya dengan nilai2 agama.
Ada orang berbuat baik karena berharap dibalas baik oleh orang yg diperlakukan baik. Maka banyak dari kita mengetahui dengan istilah "karma". Begitulah hukum alam (sunatullah) yg berlaku. Tetapi lain hal nya jika seseorang berbuat baik hanya berharap ridho Allah, maka orang ini tidak hanya baik tetapi beramal shaleh.
....
Mengenai apakah ada hubungannya dengan ilmu gahib.
Tentu sangat berhubungan.
Dalam awal surat al baqarah misalnya, hudan lil muttaqin, siapa muttaqin atau orang yg bertaqwa tersebut, dijelaskan kemudian Alladzina yu'minuna bil Ghaibi yaitu orang2 yg beriman dengan yg gha'ib, wa yuqimuna shalata dan yg mendirikan shalat dst..
Dimana hubungannya..
Orang yg bertaqwa tentunya beriman dgn yg ghaib, dan akhlak tidak terbatasi oleh ruang dan waktu, baik dia sendiri maupun dalam keramaian.
Kita sering misalnya saat mendaki untuk menjaga etika, menjaga lisan dst. Saat masuk hutan,menjaga etika baik perilaku maupun lisan. Sehingga menjadi sebuah kebiasaan. Suatu hadits tentang adab buang air kecil misalnya, tidak dianjurkan buabg air kecil di lubang semut, atau adab membuang air panas dan masih banyak lagi.
Hanya saja sebagian hal gha'ib contoh masalah Ruh, ini menjadi rahasia tuhan, manusia diberi ilmu tentang itu hanya sedikit.
Semoga menjadi pencerah dan dapat dipahami, bahwa akhlak menembus sekat waktu dan tempat, menembus skat antar ilmu.