Ayat-ayat Al-Quran Tentang Ruang Lingkup dan Tujuan Pendidikan

Disusun untuk memenuhi tugas Tafsir Tarbawi

Dosen pengampu : As’adut Tabi’in, M.Pd.I

Disusun Oleh:

                                   1.Anti Novianti

                                   2. Bayu Agustian

                                   3. Fahmi Adi Brata

                                   4. Fitri Farmawati

                                   5. Suwandi


Program Studi Strata Satu (S1)

Jurusan Pendidikan Agama Islam


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

MADINATUN NAJAH

RENGAT

2020

Kata Pengantar

                     Assalamu’alaikum Warahmatllahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah meberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tanpa pertolongan-nya tenyunya kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengn baik. Shalawt serta salam semoga terlimphkan kepada baginda tercinta yaitu Nabi Muhmmad SAW  yang  kita nantikan syafa’atnya diakhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpah nikmat sehatnya, baik itu berupa sehat fisik mupun akal pikiran, sehingga pembuatan makalah  tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam dengan judul “ Ayat-ayat Al-Quran Tentang Ruang Linkup dan Tujuan Pendidikan”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Penulis juga berterimakasih kepada teman teman yang ikut serta dalam pembuatan makalah ini.

Demkian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.


Rengat, 13 Oktober 2020.

  

                                                                                                   penulis

PENDAHULUAN

Latar Belakang 

Manusia hidup di dunia ini dalam keadaan buta, buta mata karena meski terlihat dia membuka mata tapi tidak sama sekali faham apa yang terjadi dengan kenyataan hidup, dengan itu kebutaan manusia di latih untuk bisa melihat dan tahu dari mana, apa dan bagaimana sebenarnya kenyataan hidup ini, untuk bisa mengetahui hakikat hidup yang sebenarnya manusia membutuhkan banyak pengarahan, pendidikan mulai dari lahir sampai dia mati karena pendidikan dalam kehidupan itu tidaklah ada batasnya, maka dari itu pendidikan itu penting, untuk mengetahui apa tujuan dan akan kemana nanti setelah hidup ini berakhir.

Dalam berpendidikan manusia tidaklah langsung bisa menangkap apa itu pendidikan yang sebenarnya, tapi masih membutuhkan banyak sistem, teori, dan berbagai banyak macam sarana penting lainya dalam menuntaskan makna pendidikan dalan kehidupan, dalam berbagai pendidikan yang ada pastilah mempunyai kurikulum tersendiri untuk bisa mengetahui rancangan seperti apa pendidikan yang akan di ajarkan dalam pendidikan itu, dan untuk mempermudah rancangan itu maka di perlukannya sebuah alat atau media agar nantinya tidak hanya tinggal teori dalam menjalankan berbagai keinginan dalam dunia pendidikan. 

Maka dari itu kami menyusun makalah ini dengan tujuan untuk membrikan sedikit penjelasan tentang pengertian, ruang lingkup, dan fungsi ilmu Pendidikan Islam. 








B. Rumusan Masalah

1.Apa pengertian pendidikan Islam?

2.Bagaimana definisi pendidikan Islam menurut beberapa ahli?

3.Bagaimana ruang lingkung dalam pendidikan Islam?

4.Bagaimana fungsi pendidikan Islam?



C. Tujuan

1.Mahasiswa dapat mengetahui pengertian pendidikan Islam.

2.Mahasiswa dapat mengetahui ruang lingkup pendidikan Islam.

3.Mahasiswa dapat mengetahui fungsi pendidikan Islam.












BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Ilmu Pendidikan Islam

Kata“pendidikan”yangumum kita gunakan sekarang, dalam bahasa arabnya adalah “tarbiyah”, dengan kata kerja “rabba”. Kata “pengajaran” dalam bahasa arabnya adalah “ta’lim” dengan kata kerjanya “alama”. Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa arabnya “tarbiyah wa ta’lim” sedangkan “pendidikan islam” dalam bahasa arabnya adalah “tarbiyah islamiyah”. Kata kerja rabba (mendidik) sudah di gunakan pada zaman nabi muhammad SAW. 

Pendidikan secara teoritis mengandung pengertian “memberi makan” (opvoeding) kepada jiwa anak didik sehingga mendapatkan kepuasan rohaniah, juga sering diartikan dengan “ menumbuhkan” kemampuan dasar manusia. 

Jadi, Pendidikan Islam berarti sistem pendidikan yang memberikan kemampuan sseseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya, dengan kata lain pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia baik duniawi maupun ukhrawi.

B. Definisi Pendidikan Islam Menurut Para Ahli

a. Menurut Drs. Ahmad D. Marimba : Pendidikan islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

b. Menurut Musthafa Al-Ghulayaini: Pendidikan Islam ialah menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air petunjuk dan nasihat, sehingga akhlak itu menjadi salah satu kemampuan (meresap dalam) jiwanya kemudian buahnya berwujud keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja untuk kemanfaatan tanah air.

Namun dari perbedaan pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan adanya titik persamaan yang secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut : Pendidikan Islam ialah bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa kepada anak didik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian muslim.

C. Ruang Lingkup Ilmu pendidikan Islam

Ilmu Pendidikan Islam mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, karena didalamnya banyak pihak-pihak yang ikut terlibat baik secara langsung atau tidak langsung.Objek ilmu pendidikan islam ialah situasi pendidikan yang terdapat pada dunia pengalaman. Diantara objek atau segi ilmu pendidikanislam dalam situasi pendidikan islam:


Perbuatan Mendidik sendiri

Sikap atau tindakan menuntun, membimbing,memberikan pertolongan dari seorang pendidik kepada anak didik untuk menuju ke tujuan pendidikan islam.

Anak didik

Yaitu pihak yang merupakan objek terpenting dalam pendidikan. Hal ini disebabkan perbuatan atau tindakan mendidik itu diadakan atau dilakukan hanyalah untuk membawa anak didik ke arah tujuan pendidikan islam yang di cita-citakan.

Dasar dan tujuan pendidikan islam

Yaitu landasan yang menjadi fondamen serta sumber dari segala kegiatan pendidikan islam ini dilakukan. Maksudnya pelaksanaan pendidikan islam yaitu arah kemaana anak didik akan dibawa.

Pendidikan

Yaitu subjek yang melaksanakan pendidikan islam. Pendidik ini mempunyai peran penting karena berpengaruh kepada baik atau tidaknya hasil pendidikan islam.

Materi pendidikan islam

Yaitu bahan – bahan atau pengalaman – pengalaman belajar ilmu agama islam yang disusun yang sedemikian rupa untuk disajikan kepada anak didik.

Metode pendidikan islam

Ialah cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidik untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan islam agar materi pendidikan islam tersebut dapat dengan mudah diterima oleh anak didik

Evaluasi pendidikan

Yaitu memuat cara – cara bagaimana mengadakan evaluasi atau penilaian terhadap hasil belajar anak didik. 

Alat – alat pendidikan islam

Yaitu alat – alat yang dapat digunakan selama melaksanakan pendidikan islam agar tujuan pendidikan islam tersebut lebih berhasil.

Lingkungan sekitar

Yang dimaksud ialah keadaan – keadaan yang ikut berpengaruh dalam pelaksanaan serta hasil pendidikan islam.


Mengenai pentingnya mempelajari Ilmu Pengetahuan Islam ini Prof.H. M. Arifin Medmenyatakan sebagai berikut: 

a. Pendidikan sebagai usaha membentuk pibadi manusia harus melalui proses panjangdengan resultat (hasil) yang tidak dapat diketahui dengan segera, berbeda dengan membentuk benda mati yang dapat dilakukan sesuai dengan keinginan “pembuatnya”.

b. Pendidikan Islam pada khususnya yang bersumber pada nilai-nilai agama Islam menanamkan atau membentuk sikap hidup yang dijiwai nilai-nilai tersebut, juga mengembangkan kemampuan berilmu pengetahuan sejalan dengan nilai-nilai Islam yang menlandasinya adalah merupakan proses ikhtiariyah yang secara peadogogis. Mampu mengembangkan hidup anak didik kearah kedewasaan atau kematangan yang menguntungkan dirinya.

c. Islam sebagai agama wahyu yang diturunkan oleh Allah dengan tujuan untuk mensejahterakan dan membahagiakan hidup dan kehidupan umat manusia di dunia dan di akhirat, baru dapat mempunyai arti fungsional dan aktul dalam diri manusia bila mana dikembangkan melalui proses kependidikan yang sistematis

d. Ruang lingkup kependidikan Islam adalah mencangkup segala bidang kehidupan manusia dimana manusia mampu memanfaat kan sebagai tempat menanam benih-benih amaliyah yang buuahhnya akan dipetik di akhirat nanti, maka pembentukan sikap dan nilai-nilai amaliyah dalam pribadi manusia baru dapat efektifbilamana dilakukan melalui proses kependidikan yang berjalan diatas kaidah-kaidah ilmu pengetahuan kependidikan. 

e. Teori-teori, hipotesa dan asumsi-asumsi kependidikan yang bersumber ajaran Islam sampai kini masih belum tersusun secara ilmiah meskipun bahan-bahan bakunya telah tersedia. Baik dalam kitab suci al-Qur’an dan Hadist maupun qaul ulama.

D. Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Islam Menurut Surat Al-Baqarah Ayat 62 dan An-Nur Ayat 55

Tema di dalam surat al-Baqarah ayat 62 dan an-Nur ayat 55 tentang orang-orang yang beriman dan beramal shaleh serta pahala atau janji Allah dapat dikaitkan dengan tujuan dan ruang lingkup pendidikan Islam. Beberapa pendapat para ahli tentang tujuan pendidikan Islam diantaranya:

Menurut M. Athiyah Al-Abrasyi, dalam kajiannya tentang pendidikan Islam telah menyimpulkan bahwa diantara tujuan umum yang asasi bagi pendidikan Islam yaitu:

Pertama, untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia. Kaum Muslim telah setuju bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam. Tujuan pendidikan yang sebenarnya adalah mencapai akhlak yang mulia.

Kedua, persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan kehidupan akhirat. Pendidikan Islam memberikan perhatian penuh kepada kehidupan (dunia dan akhirat) itu sebagai tujuan diantara tujuan-tujuan umum yang asasi, sebab memang itulah tujuan tertinggi dan terakhir pendidikan.

Ketiga, persiapan untuk mencari rizki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan. Pendidikan Islam tidaklah semuanya bersifat agama, akhlak atau spiritual semata-mata, tetapi memberikan perhatian pada segi kemanfaatan pada tujuan-tujuan kurikulum dan aktivitasnya. Islam memandang, manusia sempurna tidak akan tercapai kecuali memadukan antara ilmu pengetahuan dan agama, atau mempunyai kepedulian pada aspek spiritual, akhlak, dan pada segi-segi kemanfaatan.

Menurut Muhammad Muntahibbun Nafis, pada dasarnya tujuan pendidikan Islam sejalan dengan tujuan misi Islam itu sendiri, yaitu mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai tingkat akhlak al-karimah. Selain itu, ada dua sasaran pokok yang akan dicapai oleh pendidikan Islam tadi, kebahagiaan dunia dan kesejahteraan akhirat memuat dua sisi penting. Hal ini dipandang sebagai nilai lebih pendidikan Islam dibanding pendidikan lain secara umum

Menurut Khoiron Rosyadi, diantara beberapa tujuan-tujuan khusus pendidikan Islam adalah:

Pertama, memperkenalkan kepada generasi muda akan akidah-akidah Islam, dasar-dasarnya, asal-usul ibadat, dan cara-cara melaksanakannya dengan betul, dengan membiasakan mereka berhati-hati, mematuhi akidah-akidah agama dan menjalankan serta menghormati syiar-syiar agama.

Kedua, menumbuhkan kesadaran yang betul pada diri pelajar terhadap agama termasuk prinsip-prinsip dan dasar-dasar akhlak yang mulia. Juga membuang bid’ah-bid’ah, khurafat, kepalsuan-kepalsuanm dan kebiasaan-kebiasaan lama yang melekat kepada Islam tanpa disadari, padahal Islam itu bersih.

Ketiga, Menambah keimanan kepada Allah pencipta alam, juga kepada malaikat, rasul-rasul, kitab-kitab, dan hari akhir.

Keempat, menumbuhkan minat generasi muda untuk menambah pengetahuan dalam adab dan pengetahuan keagamaan agar patuh mengikuti hukum-hukum agama dengan kecintaan dan kerelaan.

Kelima, menambahkan rasa cinta dan penghargaan kepada al-Qur’an, berhubungan dengannya, membaca dengan baik, memahaminya, dan mengamalkan ajaran-ajarannya.

Keenam, menumbuhkan rasa bangga terhadap sejarah dan kebudayaan Islam dan pahlawan-pahlawannya dan mengikuti jejak mereka.

Ketujuh, Menumbuhkan rasa rela, optimisme, kepercayaan diri, tanggungjawab, menghargai kewajiban, tolong menolong atas kebaikan dan taqwa, kasih sayang, cinta kebaikan, sabar, perjuangan untuk kebaikan, memegang teguh pada prinsip-prinsip, berkorban untuk agama dan tanah air, serta siap membelanya.

Kedelapam, menanamkan iman yang kuat kepada Allah pada diri mereka, menguatkan perasaan agama, menyuburkan hati dengan kecintaan, zikir dan taqwa kepada Allah.

Tujuan Pendidikan Islam menurut Al-‘Aynayni seperti yang dikutip oleh Ahmad Tafsir ada dua macam, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum ialah beribadah kepada Allah, maksudnya membentuk manusia yang beribadah kepada Allah. Tujuan khusus pendidikan Islam ditetapkan berdasarkan tempat, waktu, dan keadaan. Tujuan khusus itu dapat dirumuskan berdasarkan ijtihad para ahli di tempat itu. Menurut Abuddin Nata, proses pendidikan yang berjalan sistematis dan efektif akan menghasilkan lulusan pendidikan yang bermutu dalam segala aspeknya yang meliputi: pengetahuan, wawasan, keterampilan, mental spiritual, akhlak, dan kepribadiannya. 

Dari beberapa pendapat ahli pendidikan tentang tujuan pendidikan Islam dalam kaitannya dengan surat al-Baqarah ayat 62 serta an-Nur ayat 55, dapat disimpulkan bahwa inti dari pendidikan Islam adalah dalam rangka mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Poin-poin yang disebutkan oleh para pakar pendidikan tentang tujuan pendidikan Islam merupakan perincian dari tujuan pokok yaitu mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Pertama dari M. Athiyah Al-Abrasyi. Dari tiga poin tujuan pendidikan Islam, untuk yang poin pertama tentang akhlak bisa dikaitkan dengan kehidupan di dunia dan akhirat. Karena akhlak yang terpuji bisa mengantarkan manusia mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Untuk poin kedua M. Athiyah Al-Abrasyi secara langsung menyebutkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Untuk poin ketiga tentang rizki, bisa dikaitkan dengan mencapai kebahagiaan dunia. Muhammad Muntahibbun Nafis secara jelas menyebutkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Untuk Khoiron Rosyadi, dari delapan tujuan pendidikan Islam, rata-rata untuk meningkatkan pengetahuan tentang agama dan bisa menjadi manusia yang bertaqwa dan berakhlakul karimah. Ini merupakan modal dalam rangka meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Selanjutnya, umum khusus pendidikan Islam menurut Al-‘Aynayni adalah membentuk manusia beribadah kepada Allah SWT. Ritual ibadah kepada Allah SWT merupakan usaha manusia untuk mencapai kebahagiaan di akhirat yang berupa surga. Untuk umum khusus, lebih menitik beratkan kepada kehidupan dunia dimana beliau mengembalikan tujuan umum pendidikan Islam kepada daerah masing-masing dalam bentuk ijtihad. Terakhir, tujuan pendidikan Islam menurut Abuddin Nata menyentuh aspek kehidupan dunia (pengetahuan, wawasan, keterampilan) serta aspek akhirat (mental spiritual).

Setelah aspek tujuan pendidikan Islam yang terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 62 dan surat an-Nur ayat 55, aspek yang lainnya yaitu tentang ruang lingkup pendidikan Islam. Menurut Moh. Roqib, ruang lingkup pendidikan Islam meliputi:

Pertama, setiap proses perubahan menuju ke arah kemajuan dan perkembangan berdasarkan ruh ajaran Islam.

Kedua, perpaduan antara pendidikan jasmani, akal (intelektual), mental, perasaan (emosi), dan rohani (spiritual).

Ketiga, keseimbangan antara jasmani-rohani, keimanan-ketaqwaan, pikir-dzikir, ilmiah-amaliah, materiil-spiritual, individual-sosial, dan dunia-akhirat.

Keempat, realisasi dwi fungsi manusia, yaitu fungsi peribadatan sebagai hamba Allah untuk menghambakan diri semata-mata kepada Allah SWT dan fungsi kekhalifahan sebagai khalifah Allah yang diberi tugas untuk menguasai, memelihara, memanfaatkan, melestarikan dan memakmurkan alam semesta (rahmatan lil ‘alamin). 

Dari ruang lingkup di atas, dapat dikaitkan dengan tema dalam surat surat al-Baqarah ayat 62 dan surat an-Nur ayat 55. Jika tujuan pendidikan Islam menurut surat al-Baqarah ayat 62 dan surat an-Nur ayat 55 adalah mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, maka ruang lingkup pendidikan Islam yang terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 62 dan surat an-Nur ayat 55 adalah usaha-usaha untuk mencapai tujuan pendidikan Islam (kebahagiaan di dunia dan akhirat) yang meliputi iman kepada Allah dan beramal shaleh. Dari keempat poin ruang lingkup pendidikan Islam menurut Moh. Roqib, semuanya menyentuh aspek keimanan dan beramal shaleh. Poin pertama tentang perubahan menuju kemajuan. Sebuah kemajuan akan dicapai jika orang-orang beriman kepada Allah SWT dan beramal shaleh. Poin kedua dan ketiga tentang perpaduan antara aspek jasmani dan rohani. Aspek jasmani dikaitkan dengan beramal shaleh. Bermala shaleh artinya menebar kebaikan baik ke arah vertical (Allah SWT) maupun kea rah horizontal (manusia, alam, hewan, tumbuhan). Untuk aspek rohani, bisa dikaitkan dengan iman kepada Allah. Salah satu indikator rohani yang sehat adalah iman kepada Allah. Untuk poin keempat, Moh. Roqib secara langsung menyebut aspek keimanan kepada Allah serta tugas manusia sebagai khalifah di bumi. Manusia sebagai khalifah di bumi merupakan implementasi dari beramal shaleh.

Jika dikontekstualisasikan dengan zaman sekarang, tema dari surat al-Baqarah ayat 62 dan an-Nur ayat  55 merupakan hal pokok dalam kehidupan manusia. Hampir seluruh manusia khususnya yang beragama Islam ingin meraih kehidupan yang bahagia, baik di dunia maupun di akhirat. Untuk meraih hal tersebut, kata kunci yang harus umat Islam lakukan adalah Iman kepada Allah serta beramal shaleh. Pendidikan merupakan salah satu cara yang ditempuh umat Islam untuk meraih kebahagiaan tersebut. Di dalam proses pendidikan tersebut, terdapat ruang lingkup agar bisa mencapai tujuan pendidikan. Ruang lingkup tersebut diantaranya terdapat pembahasan tentang keimanan dan beramal shaleh karena memang keduanya merupakan kata kunci untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat

















BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pendidikan Islam ialah bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa kepada anak didik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian muslim.Sedangkan yang dimaksud dengan Ilmu ialah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan mempunyai metode-metode tertentu yang bersifat alamiah.

Dengan demikian Ilmu Pendidikan Islam ialah uraian secara sistematis dan ilmiah tentang bimbingan atau tuntutan pendidikan kepada anak didik dalam berkembang. agar tumbuh menjadi pribadi yang baik menurut ajaran islam.
















DAFTAR PUSTAKA 


Khalil, Manna al-Qattan. 2009. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an. Bogor: Pustaka Litera AntarNusa 


Nata, Abuddin. 2012. Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 


Ramayulis. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia 


Tim Penyusun. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka 


Hamid, Abdul. 2015. Pengantar Studi Al-Qur’an. Jakarta: Pranabaru Group 


Yusuf, Kadar M. 2015. Tafsir Tarbawi Pesan-Pesan Al-Quran tentang Pendidikan.Jakarta: Imprint Bumi Aksara 


Daradjat, Zakiah. 2011.Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara 


Syamsul Kurniawan, dkk. 2012. Studi Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA

Ayat-ayat Al-Quran Tentang Ruang Lingkup dan Tujuan Pendidikan Ayat-ayat Al-Quran Tentang Ruang Lingkup dan Tujuan Pendidikan Reviewed by As'ad on October 12, 2020 Rating: 5

35 comments:

  1. Assalamu'alaikum Saya Putri Oktariani Gusti ingin bertanya "sebagian masyarakat berpandangan bahwa menutup aurat/mengenakan hijab bagi wanita itu hanya yang memiliki akhlak yang baik, sementara kita tau bahwa menutup aurat bukan tergantung dari baik buruknya akhlak seseorang melainkan suatu kewajiban. Jadi, pertanyaan saya, bagaimana kita memberi tahu masyarakat yang kurang menerima tentang ilmu pendidikan islam wajibnya menutup aurat bagi wanita tanpa membedakan baik, buruknya akhlak?"

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa'alaikumsalam wr.wb... Baiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari putri... Sebenarnya pandangan orang tentang harus baik dulu akhlaknya baru menutup aurat itu tidak ada... Mungkin sebagian orang hanya menekankan baik dulu akhlaknya baru menutup aurat.. Karna banyak sekarang orang yang menutup auratnya tapi seperti tidak tertutup... Misalnya seperti menggunakan pakaian yang ketat dan lain sebagainya.. Tapi orang yang berahklak pasti menutup aurat.. Dan bagaimana caranya memberi pemahaman tentang wajibnya menutup aurat mungkin dengan menegur atau memberi tahu ayat alquran atau hadis yang mewajibkan menutup aurat dan memberi tahu kajian kajian tentang menutup aurat

      Delete
    2. Waalaikum salam saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari putri cara yg paling efektif menurut saya memberitahukan kepada masyarakat tentang masalah menutup aurat adalah dengan cara mengadakan pengajian pengajian yang membahas masalah menutup aurat, karna jika kita langsung yg memberitahukan kepada masyarakat terkadang masyarakat tidak menerima penjelasan dari kita atau tidak percaya maka kita hadirkan ust ust masyhur seperti ust abdul somad, ust adi hidayat, dan ust ust lainnya agar masyarakat lebih mudah menerima apa yg di sampaikan baik keutamaan menutup aurat dan bahayanya jika tidak menutup aurat karna tujuan Allah menyuruh kita untuk menutup aurat adalah untuk kemulian dan kehormatan kaum hawa

      Delete
    3. Saya akan menambahkan jawaban dari pertanyaan Putri..
      Sebenarnya masyarakat itu belum mengetahui kewajiban dari menutup aurat,sehingga mereka hanya melihat seseorang menutup aurat hanya orang yang memiliki akhlak yang baik.dengan kondisi tersebut kita memberikan suatu pemahaman dengan mereka..
      tujuan utama wanita menutup auratnya adalah agar mereka mudah dikenali dan terhindar dari hal-hal yang tidak baik atau mencelakai dirinya sendiri. Hal ini sebagaimana telah Allah jelaskan di dalam Alquran Surah Al-Ahzab ayat 59, "Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin. Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

      Delete
    4. Saya setuju dengan jawaban pak suwandi atas pertanyaan putri.
      Karena, pengalaman, saya dulu juga pernah berpikir seperti yg d tanyakan putri,
      Lalu, suatu hari ad pengajian dan kebetulan membahas pentingnya menutup aurat, dan d sana saya ketahui bahwa
      "Memang perempuan-perempuan yg menutup aurat itu belum tentu akhlaknya baik, namun setidaknya mereka telah berusaha memperbaiki diri mereka dengan menutup aurat, dan masalah akhlak bisa d perbaiki secara perlahan"

      Delete
  2. Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatu,
    Saya Resti Octaviani ingin bertanya,
    Dalam makalah ini d sebutkan, bahwa, tujuan dari pendidikan islam rata-rata untuk meningkatkan pengetahuan agama dan bisa menjadikan manusia yang bertaqwa dan berakhlak milia.
    Lalu, bagaimana tanggapan kalian dengan akhlak manusia saat ini?? Terutama para remaja sekarang.
    Tentunya mereka sudah melalui proses pendidikan, dan sudah mempelajari pendidikan islam.
    Lalu, mengapa akhlak dan moral para remaja saat ini buruk??
    Kenapa bisa begitu??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari saudari resti kita sama2 mengetahui bahwa remaja jaman sekarang atau yg sering kita dengar adalah anak anak milenial memang kita sedang mengalami kemerosotan akhlak dan moral karna kurangnya pengawasan orang tua terhadap pendidikan dan pengajaran anak nya sendiri, walaupun mereka mempelajari pendidikan islam di sekolah tapi pelajaran pendidikan agama islam itu sangat minim sekali di sekolah umum dan di rumah juga minim pendidikan yg di berikan orang tua kepada anaknya sendiri, maka dari itu banyak orang tua yang selalu cerita kesaya tujuan mereka memasukkan anaknya kepondok pesantren tujuannya itu memperbaiki moral dan akhlak anaknya maka pondok pesantren memiliki tanggung jawab yg besar untuk menciptakan munjirul qoum santri yang berakhlakul karimah dan mencetak kaderisasi pemimpin ummat yg siap menghadapi kemerosotan moral dan akhlak yg sama2 kita rasakan saat ini sekian

      Delete
    2. Wa'alaikumsalam wr.wb... Saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari resti.. Baik buruknya akhlak remaja sekarang itu tergantung pada diri pribadi dan pergaulannya.. Jika seseorang sejak kecil sudah di didik tentang akhlak yang baik namun pergaulannya mengajak ke yang buruk ya tercemar lah mengikuti sesuatu yang buruk.. Tapi jika sejak kecil menerapkan pendidikan akhlak yang baik mungkin akan baik pula akhlaknya kedepan...

      Delete
    3. Jika demikian,
      Lalu, bagaimana dengan anak yg telah mendapatkan didikan yg baik oleh orang tuanya d rumah??
      Misalnya, ad yaa org tua yg mendidik anaknya dg keras, seperti ketika anaknya tidak mau shalat, atau mengaji, ad org tua yg memberi hukuman kepada anak tersebut.
      Otomatis anak tersebut sudah memiliki pendidikan yg cukup d rumah,
      Knapa akhlak nya juga demikian??

      Delete
  3. Memateri, silakan direapon..

    ReplyDelete
  4. Apakah pendidikan islam hanya seputar ibadah dan perbaikan ahlak??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tidak, tapi kemungkinan pendidikan islam itu menekankan pada ibadah dan perbaikan akhlak.. Maaf sekiranya melenceng

      Delete
    2. Menurut saya iyaa pak,
      Karena pada umumnya, pendidikan islam selalu mengajarkan tentang perbaikan akhlak agar manusia memiliki akhlak mulia dan juga ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah agar selamat dunia dan akhirat.
      Namun, banyak orang mengira bahwa ibadah ini hanya sebatas syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji, tetapi sebenarnya ibadah ini juga mencakup semua amal manusia, seperti tolong menolong sesama manusia, muamalah, dan lain-lain.

      Delete
  5. Baiklah saya Novrida Ramadani ingin mencoba bertanya pada pemakalah ..

    Bagaimana pendapat pemakalah mengenai sistem pendidikan Islam yang terjadi sekarang ini?
    Terutama seperti saat sekarang ini sedang mengalami wabah covid-19.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari saudara novrida bagaimana sistem pendidikan islam saat ini yg tengah di serang oleh pandemi covid 19. Sistem pendidikan islam untuk kalangan pondok pesantren khususnya karna saya di pondok maka sistem yg kita gunakan tetap sama dan tidak berubah ubah karna seluruh pondok pesantren di indonesia walaupun sedang dalam wabah ini tetap memasukkan santrinya untuk belajar seperti biasa dan mengikuti protokol kesehatan pastinya karna kita liat anak2 yg tidak msuk sekolah belajar daring itu sangat tidak efektif karna belajar mengajar yg efektif adalah bertemu langsung antara guru dan murid agar tranfer ilmu yg diberikan guru dapat maksimal sekian

      Delete
    2. Setuju, karena Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa pendidikan harus berjalan dalam keadaan apapun. Untuk mengurangi penyebaran penyebaran Covid-19 dan kegiatan pendidikan dapat berjalan seperti biasanya pemerintah melakukan pengalihan upaya untuk mengurangi angka tersebut yang salah diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan sistem online atau sistem dalam jaringan ( berani) sejak bulan Maret 2020. Sistem pembelajaran tersebut dilakukan tanpa tatap muka secara langsung, melainkan dilakukan dengan sistem pembelajaran jarak jauh. Dengan sistem pembelajaran jarak, peserta didik tidak diharuskan atau diwajibkan untuk datang ke sekolah maupun kampus untuk melaksanakan pembelajaran. Banyak sarana yang pada akhirnya diterapkan oleh tenaga pendidik untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara jarak jauh. Sarana pembelajaran jarak jauh tersebut tidak dapat dihindari dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

      Delete
    3. Setuju, karena Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa pendidikan harus berjalan dalam keadaan apapun. Untuk mengurangi penyebaran penyebaran Covid-19 dan kegiatan pendidikan dapat berjalan seperti biasanya pemerintah melakukan pengalihan upaya untuk mengurangi angka tersebut yang salah diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan sistem online atau sistem dalam jaringan ( berani) sejak bulan Maret 2020. Sistem pembelajaran tersebut dilakukan tanpa tatap muka secara langsung, melainkan dilakukan dengan sistem pembelajaran jarak jauh. Dengan sistem pembelajaran jarak, peserta didik tidak diharuskan atau diwajibkan untuk datang ke sekolah maupun kampus untuk melaksanakan pembelajaran. Banyak sarana yang pada akhirnya diterapkan oleh tenaga pendidik untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara jarak jauh. Sarana pembelajaran jarak jauh tersebut tidak dapat dihindari dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

      Delete
  6. Yg lain silakan bantu memberikan pencerahan ya..

    ReplyDelete
  7. Seperti yg kita tahu, saat ini seperti terjadi dikotomi antara ilmu umum dan ilmu agama. Sehingga banyak dari ilmu2 terkait teknologi, alam dan pertambangan dikuasai oleh negara2 yg notabene bukan negara muslim, apakah ini termasuk hal yg tidak perlu dipelajari atau bukan termasuk dari ruang lingkup pendidikan islam??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaan dri pak as'ad ini sangat perlu dipelajari dan termasuk dari ruang lingkup pendidikan islam karna kita tau bahwa semua ilmu semua penemuan itu asal muasalnya adalah org islam yg menemukan terlebih dahulu semua ilmu dulu itu ada di perpustakaan umat muslim saya lupa nama perpus dan tempatnya yg mana perpustakaan itu mengalami kejadian yg tidak diinginkan yaitu terbakar dan org non muslim mengambil sisa2 buku dari perpustakaan tersebut dan menerjemahkan kebahasa mereka masing2 sehingga mereka bisa berkembang pesat seperti yg kita ketahui bersama karna mereka negara barat tidak mau tertidur lebih lama lagi sekian pak maaf jika jawaban kurang berkenang

      Delete
  8. Assalamualaikum sya shintia amelia ingin brtanya.bgaimana pndapat pmakalah dgn tujuan pndidikan islam yg blm sepenuhnya terwujud sprti pda saat ini.bgaimana cara mengatasinya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cara mengatasi tujuan yg blum sepenuhnya terwujud adalah memasukkan anak2 kita ke pondok pesantren karna semua yg dibutuhkan saat ini baik dari perbaikan moral dan ahklak dan tujuan pendidikan islam itu sendiri ad di pondok pesantren yang tidak hanya belajar ilmu agama tetapi belajar ilmu umum juga jdi dunia mereka dapat akhirat juga mereka dapat sekian sekian

      Delete
    2. Saya Putri Oktariani akan menambahkan sedikit jawaban. "Kita belajar tentang pendidikan Islam tentu ada tujuannya, lalu jika tujuan tersebut tidak/belum terwujud bagaiamana?
      Kita harus terus belajar sampai tujuan dari apa yang kita inginkan terwujud. Bukankah dalam sebuah hadist kita dituntut untuk menuntut ilmu dari ayunan sampai ke liang lahat.
      Artinya tercapai atau tidaknya tujuan kita, tetap kita harus menuntut Ilmu, terutama Ilmu Pendidikan Islam."

      Delete
  9. Assalamualaikum saya Nopriansyah ingin bertanya.bagaimana pendapat pemakalah dengan saat ini yang mana sekolah agama yang pelajaran nya lebih banyak pelajaran umum yang dipelajari?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf sebelum nya sekolah agama yang di maksud seperti apa...? Yang lebih banyak pelajaran umum dari pada agamanya

      Delete
    2. Seperti yayasan pendidikan islam

      Delete
  10. Baiklah terima kasih atas jawaban dari Suwandi ..

    Dan yang ingin saya tanyakan kembali..
    Yang Suwandi jelaskan tadi mengenai pendidikan Islam dalam kalangan pondok pesantren ..
    Bagaimana pendidikan Islam yang tidak dari kalangan pondok pesantren , seperti sekolah umum..
    TK,SD,SMP, dan juga SMA ..
    Apakah bisa di jelaskan ..
    Bagaimana pendapat pemakalah mengenai pendidikan Islam di
    Sekolah umum.
    Yang ikut juga terdampak akibat ada nya covid 19 ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baiklah untuk sekolah umum jangankan pendidikan agama pendidikan umum juga terhambat dengan situasi seperti ini karna pendidikan agama di sekolah umum itu sangat minim jamnya di tambah antara guru dan murid tidak ketemu langsung maka menghambat dalam proses belajar mengajar saran dari kami adalah kebijakan untuk kemendikbud agar menambah jam untuk pelajaran pendidikan islam karna sempat terjadi isu bahwa pelajaran pendidikan akhlak di sekoalh umum akan di hapuskan dan cara mengatasi yg kedua adalah harus sering diadakan kajian2 untuk anak2 ketika selesai magrib dan selesai ashar untuk menambah wawasan anak2 tentang pendidikan islam sekian

      Delete
  11. Baik..
    Terima kasih atas penjelasannya
    Suwandi

    ReplyDelete
  12. Bismillahirrahmanirrahim..
    Ruang lingkup pendidikan islam secara umum sangat luas dan terintegrasi dengan ilmu2 lain. Tidak hanya persoalan ibadah, fiqh, perbedaan madzhab, ushul, melainkan dengan ilmu pengetahuan alam, sosial, budaya ekonomi, politik atau siasah,hukum, tata negara, pertanian dan lain2. Pemisahan antara ilmu umum, filsafat yg juga pernah dibahas oleh alghazali, oleh ibnu khaldun ditenggarai sebagai awal kemunduran kejayaan islam, selain juga faktor lain misalnya peperangan yg kemudian menghancurkan pusat kajian ilmu pengetahuan islam pada masa abbassiyah. Akhirnya kajian pendidikan islam berkutat seputar ibadah, perbandingan madzhab, yg seolah olah islam hanya berkecimpung dalam urusan ukhrowi. Tidak heran kemudian lulusan pesantren hanya dianggap nantinya hanya memimpin doa dst. Padahal cakupan pendidikan islam lebih dari itu, pada masa kejayaannya. Ini hasil dari dikotomi atah pemisahan antara ilmu umum dan ilmu2 agama.
    ...
    Tujuan pendidikan islam jelas untuk menyempurnakan akhlak, baik akhlak manusia terhadap alam, eksploitasi hutan, pelestarian alam, sosial politik, budaya, ekonomi, teknologi yang kesemuanya diharapkan berlandaskan pada akhlak mulia.
    Indonesia sebagai negra konstitusional telah menggambarkan tujuan pendidikannha yg dimuat dalam UU. No.20 Tahun 2003 mencerminkan bahwa tujuan pendidikan indonesia sejalan dengan tujuan pendidikan islam.
    Semoga dapat tercerahkan. Terimakasih.

    ReplyDelete

Komentar