Tauhid Sangat Bertolak Belakang dengan Sekularisme

Untuk menentukan sikap tegas Ahlussunnah wal jamaah dari satu sisi, dan menyibak sikap sekulerisme dari sisi lain, serta melihat kenyataan banyaknya kekeliruan dan penyimpangan dalam memandang ajaran Islam, juga karena melihat banyaknya syubhat yang dilontarkan musuh musuh Islam, baik secara terang terangan maupun sembunyi, maka sesungguhnya wajib atas kita untuk memperjelas persepsi dan ajaran Islam yang benar, serta menyingkap berbagai syubhat dengan membahas hakikat sekulerisme yang kafir ini, dan menjelaskan bahwa Tauhid (di mana dia adalah ajaran teragung dalam ajaran Islam bahkan di alam raya ini) sangat kontradiktif dengan sekulerisme. Karenanya, Tauhid wajib diketahui dengan sebenarnya. eksistensi Tauhid lazim ditegaskan pada semua fase dakwah ke jalan Allah, dengan menjelaskan cara dan jalan haq Ahlussunnah kepada Ummat, agar mereka berpegang teguh pada ajaran mereka dan bisa mengikuti jalan serta prinsip prinsip Ahlussunnah wal jamaah. Kalau makna Lailahaillallah adalah Ingkar kepada Thagut dan Iman hanya kepada Allah I, sedang definisi yang tepat dari Thagut adalah apa yang disebutkan oleh Ibnul Qoyyim dalam kitab I’lamul muwaqqiin halaman 52 : “Thagut adalah segala sesuatu yang seorang hamba melewati batas/berlebihan dalam bersikap terhadapnya, baik berupa sesuatu yang disembah atau diikuti atau ditaati. jadi Thagut suatu kaum adalah sesuatu yang mereka berhukum kepadanya selain Allah dan RasulNya, atau mereka menyembahnya selain Allah, atau mereka mengikutinya dengan tanpa ilmu, atau mentaatinya pada apa apa yang mereka tidak ketahui kalau hal itu adalah ketaatan kepada Allah”. Kalau demikian halnya maka kita bisa mengatakan bahwa kesyirikan (yang selalu sepanjang sejarah menjadi orbit pergulatan antara ummat manusia dengan para Rasul mereka) adalah penyembahan terhadap Thagut bersama penyembahan kepada Allah, atau hanya menyembah Thagut tersebut pada dua hal yang saling terkait, yakni: Pertama : Iradah (keinginan) dan Qashd (niat). Kedua : Thaah (Ketaatan) dan Ittiba’ (mengikuti). Syirik Iradah wal qashd (keinginan dan niat) adalah bertawajjuh (menghadap) kepada selain Allah dengan salah satu dari syiar syiar ibadah seperti shalat, berkurban, bernazar, berdoa, dan Istighatsah (memohon saat genting) dengan mengikuti alasan kaum jahiliyah yang salah ini, yang mengatakan: “sesungguhnya kami tidaklah menyembah mereka kecuali supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah (QS.Az-zumar:3)”. Thagut jenis ini bisa jadi berupa patung atau berhala, atau orang yang sudah meninggal atau jin atau seorang syeikh dan lain lain.. Sedangkan syirik Thaah dan Ittiba’ (ketaatan dan mengikuti) adalah membangkang menerapkan syariat Allah dan tidak menerima hukum maupun keputusan-Nya dalam mengatur kehidupan, baik sebagian atau keseluruhannya. Hal Ini adalah persimpangan jalan antara keimanan dan kekafiran, juga ciri semua bentuk jahiliyyah sepanjang masa. dan karena inilah, tindakan mereka pantas dinamakan Jahiliyyah, sekalipun mereka maju dalam peradaban dan ilmu pengetahuan. Firman Allah : أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُون ”Apakah Hukum jahiliyah yang mereka kehendaki” (QS:Al- Maidah 50).
أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ”Apakah mereka mempunyai sembahan sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?” ( QS. As-Syura:21). Thagut jenis ini bisa berbentuk seorang pemimpin, pemerintah, dukun, institusi legislasi, undang undang, adat, komite, majelis rakyat, hawa nafsu atau partai partai dan lain sebagainya… Kedua jenis kesyirikan ini pangkalnya satu yaitu berhukum kepada selain Allah dan menerima hukum dari selain-Nya. Karena sesungguhnya konsekwensi dari hanya menerapkan hukum Allah adalah meninggalkan selain Allah dan hanya menghadap-Nya dengan segala bentuk ibadah dan penyembahan, juga dengan bertindak dalam semua urusan kehidupan sesuai dengan syariat Allah yang Dia gariskan dalam kitabNya melalui RasulNya. Firman Allah :
إِنِ الْحُكْمُ إِلاَّ لِلَّهِ أَمَرَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلاَّ إِيَّاهُ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ 
”Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS.Yusuf : 40) Mengembalikan urusan kepada Allah semata, dan menjadikan-Nya satu satunya hakim dalam segala urusan adalah Ibadah yang Allah larang untuk diperuntukkan sekalipun sebagiannya kepada selain-Nya. Dan inilah sebenarnya Addinul Qoyyim (agama yang lurus) yang Allah ridhai, sekalipun banyak orang tidak mengetahuinya sepanjang sejarah.
Tauhid Sangat Bertolak Belakang dengan Sekularisme Tauhid Sangat Bertolak Belakang dengan Sekularisme Reviewed by As'ad Al-Tabi'in Al-Andalasi on November 03, 2011 Rating: 5

No comments:

Komentar