Aku dan Pekerjaan

STAI Madinatun Najah adalah satu dari delapan perguruan tinggi yang berada di Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi RIAU. Sekolah Tinggi Agama Islam ini berada di Daerah yang jauh dari kota besar. Dimana rata-rata mahasiswa yang kuliah dikampus ini memiliki orientasi yang beragam, namun kebanyakan dari mereka datang dengan orientasi kerja. Sehingga minat belajar dan minat baca mereka sangat rendah, dan hal ini bukan sesuatu yang mudah untuk mengampu matakuliah Ulumul Qur’an, dimana Ulumul Qur’an lebih cendrung pada pendalaman pemamahan, keluasan wawasan dan kaya literatur. Disamping itu, tidak semua mahasiswa dengan latar belakang pendidikan agama. Di tahun pertama saat saya mengajar, seperti biasa memperkenalkan diri, melakukan kontrak perkuliahan, dan membuka perkuliahan dengan pengantar yang saya kemas dengan slide power point. Saya sangat kelabakan, karena mereka sama sekali tidak memahami istilah-istilah yang menurut saya adalah istilah-istilah yang mudah. Akhirnya saya berusaha membaca kondisi mereka yang mana 80% dari mereka lulusan SMA, 90% dari mereka sudah kerja , 20% dari mereka telah berumah tangga dan bahkan sudah ada yang berprofesi sebagai Kepala sekolah dan Guru.
Langkah yang saya ambil adalah merubah sistem diskusi menjadi sistem hafalan, tanpa merubah jadwal materi yang telah disusun berupa silabus. Saya mengharuskan mereka dalam setiap pertemuan untuk setoran hafalan istilah-istilah penting dalam ulumul qur’an, seperti Nuzulul Qur’an, Makiyah Madaniyah, Asbabun Nuzul, Kodifikasi Al-Qur’an, Aam dan Khas, Muhkam mutasyabih, Nasikh Mansukh, Mutlaq dan Muqayyad, dan lain-lain. Target minimal saya adalah membuat mereka memahami langkah-langkah memahami Al-Qur’an, walau mereka tidak begitu ahli dalam penafsiran Al-Qur’an. Karena pada dasarnya mereka diluluskan untuk menjadi seorang guru agama, bukan sebagai ahli tafsir.

Dan hal ini juga terjadi pada mata kuliah yang juga saya ampu, yaitu Ulumul Hadits pada semester Genap tahun 2016. Ada sebuah momen dimana saat selesai perkuliahan minggu kedua Ulumul Hadits, salah seorang dari mereka menyampaikan keluhan yang mewakili keluhan teman-temannya. Dimana mereka mengaku sangat tertarik dengan kajian yang saya sampaikan seputar Ulumul Hadits, hanya saja mereka merasa asing dengan istilah-istilah yang ada pada Ulumul Hadits. Akhirnya, seperti yang telah saya lakukan pada mata kuliah Ulumul Qur’an saya berlakukan pada Ulumul Hadits, yaitu menghafal istilah-istilah penting seperti sanad, perawi, shahih, da’if dan pembagiannya, hasan, ahad, mutawatir, jarh dan ta’dil, dan lain-lain. Disamping itu saya menyediakan dan memberikan Ringkasan seperti Buku Pegangan untuk komunitas sendiri seputar Ulumul Hadits, dengan buku itu harapannya mereka “minimal” memahami istilah-istilah penting dalam Ulumul Hadits dan mampu memahami langkah-langkah penelitian hadits, walau mereka tidak untuk menekuni bidang ini.

Hal berbeda terjadi pada semester genap tahun 2018, mahasiswa yang masuk pada mata kuliah Ulumul Qur’an adalah Mahasiswa Fresh Graduate, walau latar belakang mereka 50% SMA sisanya lulusan Madrasah, mereka memiliki minat baca yang tinggi dibanding dengan kakak kelas mereka sebelumnya. Sehingga pada semester ini, pola pembelajaran yang saya gunakan berbeda dengan sebelumnya. Memberikan pengantar, materi dan memberi kesempatan bagi mereka untuk menganalisa dan diskusi. Memang pada semester ini, saya mengarahkan pada mereka untuk mampu menganalisa dengan metode ilmiah, dan pembelajaran yang saya gunakan berbasis mini riset dengan memanfaatkan literature yang ada di Perpustakaan.

Perubahan yang terjadi pada semester Genap tahun 2016, mereka dengan latar belakang yang berbeda, orientasi kuliah yang juga bukan pada keilmuan melainkan lebih berorientasi kerja, tetapi pada semester ini mereka mampu memahami dengan baik Materi Ulumul Qur’an yang saya sampaikan dengan metode hafalan. Walau pada mulanya mereka tidak diberi kesempatan untuk menganalisa bahkan tidak mendiskusikan materi, namun pada akhirnya mereka mampu memahami langkah-langkah memahami Al-Qur’an yang sebenarnya tidak sederhana.

Perubahan kedua juga terjadi pada materi Ulumul Hadits. Yang terjadi sangat berbeda dengan saat saya berada di Pesantren, saya menyesuaikan dengan kebutuhan mereka untuk menjadi Guru Pendidikan Agama Islam, bukan sebagai Ahli Hadits. Minimal mereka telah mampu memahami teori ataupun langkah-langkah memahami hadits, dan faktor-faktor yang mempengaruhi ke dha’ifan hadits. Bahkan mereka meminta saya untuk memberi mereka materi/kajian Kitab Kuning. Yang sebenarnya mereka tidak tahu apa itu Kitab Kuning. Akhirnya, saya memberikan mereka kuliah Pendidikan Akhlak di semester Akhir, karena mereka belum menerima pendidikan Akhlak di awal semester, dengan Primer Literatur Kitab Adabul ‘Alim wa Al-Muta’alim karya Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari.

Perubahan ketiga, yang terjadi pada semester genap 2018, mahasiswa semester 2 mampu menunjukkan kemampuan Riset mereka yang berbasis pada pustaka. Mereka mampu menyajikan karya ilmiah mereka dengan sangat kaya akan literatur, kaya dengan wawasan, dibuktikan dengan satu diantara mereka ada yang menjadi juara MTQ bidang Musabaqah Makalah Qur’an (MMQ) walau tingkat Kabupaten, satu lagi diantara mereka berprestasi dalam penulisan Puisi dengan penulis puisi ternama yang dikemas dalam sebuah buku bertema “Rumah Kita”, dalam rangka Lomba Cipta Puisi Nasional 5 Azizah. Memang pada semester ini, saya sebagai dosen Mata Kuliah Ulumul Qur’an tidak henti-hentinya memberi semangat pada mahasiswa yang notabene terletak di pelosok daerah terpencil untuk terus membaca dan menulis, karena basic saya adalah Library Research.

Perubahan lain yang terjadi adalah Penulisan Skripsi mahasiswa yang sejak berdirinya (2000) Hingga akhir 2017 belum pernah memiliki penelitian kualitatif apa lagi Library Research. Akhirnya dengan dibantu tiga rekan dosen, kami membuat panduan penulisan skripsi Kualitatif, dan Penelitian Pustaka. Hasilnya di tahun 2017, 2 orang mahasiswa dari 64 mahasiswa berhasil menyelesaikan Skripsinya dengan konsep Library Research. Hal ini menjadi semangat bagi mahasiswa setelahnya di tahun 2018, yang mana 2 diantara wisudawan juga berhasil menyelesaikan penelitiannya dengan penelitian pustaka. Walau library Research membutuhkan keluasan wawasan, kekayaan literasi, kedalaman analisa bukan berarti mereka yang berada di daerah seperti ini tidak mampu. Di tahun ini dengan dibantu Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, saya mengarahkan mahasiswa khususnya yang berprofesi sebagai guru, memanfaatkan profesinya untuk menyusun penelitian dengan Basic Penelitian Tindakan Kelas. Sehingga penelitian yang dihasilkan STAI Madinatun Najah Lebih variatif.

Demi tercapainya tujuan pembelajaran, dan tercapai tepat pada waktunya, saya selalu memberikan Silabus dan pembagian tugas di awal pertemuan walaupun kadang terkendala dengan seremoni awal perkuliahan, seperti perkenalan, kontrak perkuliahan hingga pengantar perkuliahan. Minimal minggu kedua pembagian tugas perkuliahan sudah siap untuk dibagikan. Hanya saja, pembagian tugas yang saya kemas dalam bentuk silabus untuk didiskusikan, tidak serta merta menjadi acuan bagi mahasiswa, walau pembelajaran selama satu semester mengacu pada Bab-bab yang telah saya susun. Saya selalu membaca latar belakang mahasiswa, seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya. Jika latar belakang mahasiswa tidak memungkinkan untuk melakukan diskusi maka model pembelajaran yang saya gunakan adalah model pembelajaran Ekspositori. Tepat waktu dalam menyampaikan materi adalah usaha saya untuk menyampaikan materi secara sistematis, walaupun ada keterlambatan yang disebabkan oleh mahasiswa, baik makalah yang belum selesai, anggota kelompok yang belum lengkap dan alasan-alasan teknis lainnya, saya selalu menyampaikan materi yang telah terjadwal dalam Silabus yang sebelumnya telah saya berikan pada mahasiswa.

Walau saya dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk hadir, mahasiswa selalu saya haruskan untuk diskusi (kecuali hari libur) dengan syarat koordinator (Kosma dan wakil) mahasiswa harus mencatat pertanyaan yang disampaikan teman sekelas, jawaban atau tanggapan yang diberikan teman sekelasnya, sanggahan dan mahasiswa yang tidak hadir saat diskusi berlangsung. Hasil diskusi akan saya bahas sekitar 15 menit di pertemuan berikutnya sebelum masuk pada pembahasan yang selanjutnya.

Saya juga selalu melakukan UTS di setiap pertemuan mahasiswa sampai pada 7 kali pertemuan, dan membangun komitmen antara saya dengan mahasiswa untuk tepat waktu dalam menyelesaikan tugas makalah, agar tidak keluar dari Kalender Akademik yang telah di rencanakan. Komitmen yang saya buat dengan Mahasiswa STAI Madinatun Najah juga terkait dengan tepat waktu saat masuk perkuliahan dengan aturan-aturan yang disepakati yang juga berlaku bagi saya sebagai dosen yang bersangkutan.

Suatu ketika, sekitar tahun 2017 saya pernah mendapat kritik, atau lebih tepatnya pujian. Mereka (Mahasiswa semester 5 Tahun 2017) mengeluh, karena saya sebagai dosen yang tidak pernah tidak hadir, karena memang mahasiswa pastinya berharap untuk tidak hadir walau satu hari.

Pada 2009, saat saya berada di Kampung Inggris, Pare, Kediri saya mendapatkan pelajaran penting dari MR. Kalend, O., bahwa Pakaian adalah cermin penggunanya. Sehingga pertama kali keteladanan yang saya bangun pada mahasiswa adalah Pakaian. Saya selalu menggunakan pakaian yang rapi saat mengajar, Baju masuk, kadang berdasi (Kecuali Batik), walau kadang merasa Tampilan lebih sering bertolak belakang dengan penghasilan. Karena masih berstatus Dosen biasa. Tetapi saya selalu tampilkan yang terbaik di depan mereka.

Menghargai pendapat mahasiswa walau terkadang pendapat mahasiswa salah, saya selalu menggunakan kalimat “kurang tepat”, dengan memberi pujian sebelumnya karena telah berani mengutarakan pendapat atau gagasannya. Dan memberi penjelasan diakhir penjelasan saya.

Memberi kesempatan mahasiswa untuk mengutarakan pendapat atau gagasan tanpa saya ganggu sedikitpun (sebenarnya mendengarkan mereka dengan seksama), sampai jika mereka selesai berdiskusi, baru saya bahas satu persatu. Hal ini saya lakukan di semester Genap (4) Tahun 2019, karena mahasiswa semester ini saya latih untuk tajam menganalisa dengan modal literasi yang baik.

Tidak malu untuk mengakui jika belum bisa menjawab suatu persoalan, Contohnya, suatu ketika pada matakuliah Masail Fiqhiyah, materi membicarakan masalah Hukum mengkonsumsi hewan yang cara potongnya dengan alat otomatis. Seorang mahasiswa bertanya dengan pertanyaan unik, yaitu bagaimana hukum memakan hewan buruan yang cara mendapatkannya dengan cara menjerat, dan diawali dengan membaca bismillah saat memasang jerat. Saat itu yang fikirkan adalah, ada dua kemungkinan, pertama hewan tersebut mati dengan menyebut bismillah, kedua hewan buruan tersebut karena tercekik maka bersetatus bangkai. Tetapi saya tidak langsung menjawab, sampai dipertemuan berikutnya, dan Setelah saya berdiskusi panjang dengan rekan yang kebetulan sebagai ketua Tanfidiyah NU, PC INHU Bpk. Saerozi, S.Ag. M.Pd.I baru kemudian saya utarakan jawaban yang sempat tertunda.

Keteladanan berikutnya, adalah Totalitas. Terkadang ada beberapa kali mahasiswa datang dan menunggu lama sekali hanya untuk konsultasi dengan saya, dimana saya sebagai Dosen Penasehat Akademik mereka. Dimana saat yang bersamaan, saya juga sebagai Ketua Lembaga Penjamin mutu STAI Madinatun Najah, sedang melakukan pekerjaan lain terkait LPM. Walau sebenarnya saya menyediakan waktu Khusus untuk mereka yang berencana untuk konsultasi pada saya. Dengan tindakan saya tersebut, saya ingin menyampaikan pada mereka, sebagai apapun mereka kelak, mereka harus total dalam menjalankantugas mereka. Jika kini mereka sebagai mahasiswa, maka jadilah mahasiswa yang sungguhan, baca, belajar, berorganisasi, membangun analisis kritis dengan metode ilmiah, membangun jiwa entrepreneur dan seterusnya. Mereka harus total.

Keteladanan lain yang seringkali saya tampilkan pada mahasiswa adalah The Right Thing at the Right Time. Saya berusaha untuk menampilkan pada mereka untuk menempatkan sesuatu pada tempatnya, misalnya saat di luar kampus, mereka beberapa kali mengajak kami (dengan rekan dosen saya Zulqarnain, M.Pd.I.) untuk diskusi di luar kampus dan di luar jam kuliah, kami berdua sepakat untuk berpenampilan biasa, kaos, bercelana Jean, dan berbeda jauh saat di dalam kampus, apa lagi saat pengajian. Apalagi dengan hal-hal yang akhir-akhir ini sedang mencuat perihal Moderasi Beragama, kami ingin sampaikan pada mereka bahwa tidak ada hubungan antara Pakaian dengan Kualitas keimanan seseorang. Pesan yang ingin kami sampaikan adalah untuk tidak menjustifikasi orang lain hanya dari pakaiannya.

Di Sekolah Tinggi Agama Islam Madinatun Najah Rengat yang terletak didaerah, dan yang memiliki mahasiswa dengan latar belakang yang tidak semua berasal dari pendidikan Agama, rata-rata bukan Fresh Graduate, banyak yang Sepuh (berumur), berumah tangga dan sebagainya, memiliki tantangan sendiri bagi saya untuk memberikan yang terbaik bagi mereka. Terlebih, saya adalah putra daerah yang sadar untuk meningkatkan kualitas daerahnya terutama dalam bidang pendidikan. Suatu ketika saya susun materi pengantar Ulumul Qur’an dengan bahasa yang mudah di mengerti (Menurut saya), singkat padat dan jelas. Tidak terlalu panjang dan bertele-tele. Setelah selesai, salah satu dari mereka berkomentar tentang materi yang saya sampaikan, mereka berkata Materi Ulumul Qur’an yang saya sampaikan sulit dimengerti, karena istilah-istilah yang saya sampaikan terasa aneh dan tidak satupun dipahami kecuali Nuzulul Qur’an, karena istilah nuzulul qur’an sering ditemui saat bulan Ramadhan. Sebelumnya saya mendengarkan alasan mereka bagaimana bisa tidak mampu memahami istilah-istilah yang saya sampaikan.  Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, setelah kejadian tersebut, saya merubah pola pembelajaran yang saya lakukan dengan metode hafalan.

Pernah juga suatu ketika, saat proses perkuliahan berlangsung, infokus/proyektor, yang biasanya tergantung di langit-langit kelas, tidak berada ditempatnya. Mahasiswa mengkritik saya sebagai Ketua Lembaga Penjamin Mutu, prihal keberadaan Infokus/Proyektor di kelas mereka. Saya mendengarkan dengan seksama masalah yang terjadi. Memang, STAI Madinatun Najah berada di bawah Yayasan Pendidikan Agama Islam Rengat (YPAIR), yang memiliki 3 unit Pendidikan, Mulai MTs, MA dan Perguruan Tinggi. Sehingga terkadang peminjaman barang, tidak melalu prosedur yang baik. Saya berterimakasih atas kritiknya, dan saya jelaskan pada mereka keberadaan Proyektor yang sebenarnya dipinjam oleh unit pendidikan yang masih satu yayasan. Dan langkah berikutnya memberikan masukan pada pihak MA untuk membuat surat peminjaman sebelum meminjam Fasilitas Mahasiswa.

Saya sebagai ketua Lembaga Penjamin Mutu sering menjadi tempat mengadu, disamping saya tergolong dekat dengan mahasiswa, mereka merasa tidak segan untuk menyampaikan aspirasi mereka terkait kampus kepada saya dibanding kepada Wakil Ketua bidang kemahasiswaan yang masih tergolong keluarga Yayasan. Suatu ketika di tahun 2017, mereka meminta ruang kelas yang kondusif, karena kelas yang selama ini dipakai adalah ruang kelas Madrasah Tsanawiyah, yang konsep Interiornya tidak jauh dari konsep anak-anak. Bintang-bintang dan bunga-bunga an yang terbuat dari kertas tertempel dimana-mana. Saya dengarkan dengan baik usulan mereka, dan saya bicarakan pada saat rapat bersama pimpinan, dan akhirnya dengan mendistribusikan sebagian dana KKN, Alkhamdulillah di tahun 2018 mereka memiliki dua ruang kelas lengkap dengan AC dan Infokus diatasnya.

Karya ilmiah yang telah saya hasilkan berupa hasil penelitian yang saya lakukan pada tahun 2015, yang kemudian saya kemas dalam bentuk jurnal dan dipublikasikan oleh Jurnal Al-Thariqah, Vol.1, No.2 Desember 2016, yang diterbitkan oleh Fakultas Agama Islam Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru, dengan ISSN 2527-9610. Karya ilmiah yang diterbitkan tersebut berbicara seputar Kompetensi guru yang berawal dari Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen Bab IV pasal 10. Penelitian ini berawal dari pertanyaan bagaimana penerapan undang-undang tersebut untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, terlebih di Kecamatan Rengat Barat adalah daerah yang termasuk memiliki masalah dengan Motivasi belajar, atau minimal bagaimana guru yang memiliki 4 kompetensi tersebut menciptakan motivasi belajar di MTsN Pekanheran. Ada banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, baik ekstrinsik maupun intrinsik, namun yang unik dari penelitian ini adalah kepiawaian kepala madrasah yang turut serta dan berperan aktif dalam meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Penelitian ini menambah khasanah keilmuan dan ikut serta memperkaya literature pendidikan islam. Karya ilmiah saya dijadikan salah satu referensi pada jurnal Ekonomi Pendidikan dan Kewirausahaan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) https://journal.unesa.ac.id/index.php/jepk/article/view/2837 dan dijadikan rujukan bagi mahasiswa UNIKOM di halaman 16, Bab II di https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/793/jbptunikompp-gdl-dinaiffaka-39621-2-unikom--i.pdf.

Karya ilmiah berikutnya adalah jurnal dengan judul Pendidikan Keimanan dalam Keluarga, studi analisis surat At-Tahrim ayat 6. Dipublikasikan oleh jurnal Pendidikan Islam An-Najah, Vol.1, No.1 Januari 2017, yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian Dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Sekolah Tinggi Agama Islam Madinatun Najah Rengat, dengan ISSN: 2549-1067. Dalam Penelitian ini, saya mencoba mendeskripsikan strategi dan nilai pendidikan keimanan yang terkandung pada surat At-Tahrim ayat 6, dengan pendekatan Tafsir, pengumpulan data, menelaah, mencatat hasil telaah risalah, kemudian menganalisa dan mengambil kesimpulan. Analisa yang saya gunakan melalui metode Deskriptif dan Content Analisis. Makna dari karya ilmiah ini adalah, bahwa tanggungjawab pendidikan keimanan yang paling awal terletak pada keluarga. Dan masing-masing anggota keluarga bertanggung jawab penuh terhadap diri mereka masing masing, baru kemudian bertanggung jawab untuk menjaga (keimanan) keluarganya. Kegunaannya dalam mengembangkan keilmuan adalah selain memperkaya teori pendidikan islam, juga menjadi bahan pertimbangan bagi akademisi untuk merumuskan tujuan pendidikan islam yang ideal dan mampu menjawab persoalan-persoalan terkait perkembangan zaman.

Karya ilmiah berikutnya adalah jurnal dengan judul Larangan Menafsirkan Al-Qur’an bi Ra’yi yang diterbitkan oleh Jurnal Pendidikan Islam An-Najah STAI Madinatun Najah Rengat, Vol.1 No.2 Juli 2017, dengan ISSN: 2549-1067. Manfaat penelitian ini adalah untuk mencegah penafsiran Al-Qur’an secara serampangan, dan sesuai dengan kehendak serta keinginan hati. Memberikan pemahaman pada pembaca bahwa memahami Ilmu-Ilmu Al-Qur’an dalam menafsirkan Al-Qur’an sangat penting. Penelitian ini ikut memperbanyak referensi dalam ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

Metode Pembelajaran Tauhid Analisis dalam ayat Kursi (Al-Baqarah 255) adalah sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Jurnal Pendidikan Islam An-Najah dengan ISSN 2549-1067, Vol.2 No.1 Januari 2018. Dalam karya ilmiah ini kita dapat menganalisa dan memahami konsep pendidikan Tauhid yang terkandung dalam Surat Al-Baqarah ayat 255. Dengan diterbitkannya tulisan ini, ikut memperkaya khasanah keilmuan dalam pendidikan islam, khususnya dalam pendidikan keimanan pendidikan Tauhid (aqidah) secara benar berdasarkan Al-Qur’an.

Tentunya karya ilmiah yang dihasilkan dan dipublish telah ikut serta memperkaya literasi keilmuan Khususnya dalam Bidang Pendidikan Agama Islam. Ikut serta memperkaya teori, menambah wawasan, menambah referensi dan ikut mengembangkan keilmuan pendidikan islam. Ini berarti bahwa ilmu pengetahuan akan selalu berkembang, dan akan terus berupaya menjawab persoalan-persoalan sesuai dengan zamannya.

Kemampuan Guru dalam mengelola manajemen pembelajaran, baik di dalam kelas, baik yang berupa kemampuan Pedagogik, kompetensi professional, kompetensi sosial, maupun kompetensi Kepribadian seperti yang di atur dalam UU RI tentang Guru dan Dosen, merupakan kompetensi standar bagi seorang guru. Namun, apakah semata-mata 4 kompetensi tersebut yang menjadikan motivasi belajar siswa menjadi tinggi?, maka saya melakukan penelitian tersebut untuk mengupas, mendeskripsikan apa yang terjadi di salah satu Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Indragiri Hulu. Kompetensi Guru dalam meningkatkan motivasi belajar pada MTsN Pekanheran, Indragiri Hulu, adalah sebuah jurnal yang di Publish oleh Jurnal Al-Thariqah Universitas Islam Riau Pekanbaru, mampu menambah wawasan bagi pembaca dan memperkaya referensi bagi para peneliti. Terbukti dengan beberapakali pengutipan yang dilakukan baik dalam jurnal maupun tugas akhir mahasiswa. Bisa dilihat di https://journal.unesa.ac.id/index.php/jepk/article/view/2837 dan pada Tugas akhir mahasiswa pada UNIKOM di Bab II, halaman 16 https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/793/jbptunikompp-gdl-dinaiffaka-39621-2-unikom--i.pdf.

Degradasi moral yang terjadi dewasa ini membuat saya terpanggil untuk ikut serta menambah wawasan terkait dengan pendidikan keimanan dalam keluarga. Karena madrasah pertama bagi anak adalah keluarga. Hadirnya Pendidikan keimanan dalam Keluarga studi analisis Surat At-Tahrim ayat 6 dalam bentuk Jurnal tersebut, mampu memberikan gambaran bahwa pendidikan pertama dan utama dalam hal keimanan adalah di dalam keluarga itu sendiri. Dan masing masing anggota keluarga bertanggung jawab atas diri mereka sendiri untuk setelahnya baru anggota keluarga yang lain. Tulisan ini bisa menjadi referensi bagi peneliti yang akan datang, menambah wawasan keilmuan pendidikan islam, bahkan sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk merumuskan sebuah keputusan. Jurnal ini menjadi bahan sosialisasi pendidikan keluarga yang disampaikan saat khutbah jum’at tahun 2018.

Pengembangan keilmuan pendidikan islam juga  dapat dijumpai pada Metode Pembelajaran Tauhid Analisis Ayat Kursi/Al-Baqarah 255, khususnya dalam metode yang ditawarkan oleh Al-Quran dalam pembelajaran tauhid. Dimana saat ini, Dunia hanya dalam genggaman tangan, waktu anak-anak habis hanya dengan memainkan Game sepanjang harinya, kebanyakan dari mereka kurang mendapatkan pembelajaran terkait interaksi sosial yang baik, menjaga sikap, sopan santun, bahkan hingga emosi yang tidak terkontrol, maka Karya Ilmiah ini menawarkan konsep dan pembaharuan pembelajaran Tauhid, sebagai hasil analisa dari surat Al-Baqarah ayat 255. Karya ilmiah ini juga mengajak kita untuk terus menggali nilai-nilai agama yang Rahmatan Lil ‘Alamin, melalui pendidikan tauhid sejak dini pada anak.

Fenomena pengutipan ayat Al-Qur’an sebagai tameng untuk melegitimasi tindakan atas nama agama, baik dalam bidang hukum, ekonomi, sosial, budaya bahkan politik kerap terjadi di Indonesia akhir-akhir ini. Ini bukan sesuatu yang baru dalam sejarah perkembangan islam. Hal ini juga pernah terjadi pada masa Khalifah Ali Bin Abi Thalib memegang tampuk kekuasaan sebentar setelah terjadi pembunuhan atas khalifah Utsman di Madinah. Jurnal dengan judul Larangan Menafsirkan Al-Quran Bi Ra’yi, adalah usaha untuk memberikan wawasan pada pembaca agar memahami metodologi penafsiran Al-Qur’an. Karya ini memberi rambu-rambu pada kita bahwa ada prosedur yang perlu dan wajib dilalui untuk menafsirkan sebuah ayat dalam Al-Qur’an. Dan ini mencegah kita agar tidak asal ambil ayat untuk melegitimasi tindakan atas nama Agama. Semoga Karya ini juga mampu menjadi referensi dan memperkaya wawasan dalam bidang keilmuan pendidikan islam. Materi ini juga beberapa kali menjadi bahan untuk mengisi Khutbah jum'at diantaranya di  Masjid Darussalam, Desa Pematang Jaya, Kecamatan Rengat Barat, pada tahun 2018 dimana penulis sendiri sebagai khatib shalat jum'at yang memang terjadwal berdasarkan SK Takmir masjid masa bakti 2017-2018.

Usaha yang saya lakukan untuk berbagi wawasan melalui jurnal, tidak hanya sebagai ajang memperbanyak karya ilmiah, tetapi untuk memberikan pencerahan pada masyarakat baik umum maupun masyarakat akademik. Hal ini terbukti dengan bahasa yang saya gunakan dalam karya ilmiah saya, saya kemas dengan kalimat yang sederhana. Jika memang harus menggunakan bahasa asing, selalu saya ikut sertakan pengertiannya. Karya ilmiah yang saya hasilkan juga selalu merinci latar belakang yang tidak sederhana, karena memperhatikan masalah yang sebenarnya terjadi tidak sesederhana seperti yang kita lihat. Karena menurut saya, mengkaji atau meneliti masalah sosial, agama, politik, ekonomi bahkan pendidikan dalam suatu kasus di suatu wilayah tidak dapat di generalisasi. Sehingga penting untuk mengutarakan latarbelakang masalah secara terperinci, sehingga benar-benar tercapai apa yang di maksudkan.

Khusus yang berkaitan dengan Ulumul Qur’an, Ulumul Hadits, Tafsir dan Hadits tarbawi, seringkali saya diminta untuk menulis naskah Khutbah Jum’at, terlebih terkait dengan sosial, politik, masyarakat, agama, berbangsa dan bernegara, demi keutuhan bangsa dan Negara.

Nilai lebih lain pada karya ilmiah yang saya hasilkan, diantaranya adalah kedalaman nalar dan ketajaman analisa. Hal ini ada pada penelitian saya yang berjudul Larangan Menafsirkan Al-Qur’an bi Ra’yi. Peneliti berusaha menyampaikannya secara mendalam, dan pada Metode Pembelajaran Tauhid Analisis Ayat Kursi/Al-Baqarah 255 peneliti juga berusaha menampilkan berbagai pendapat dan referensi.

Ini adalah nilai lebih yang dapat saya tawarkan pada pembaca, melalui karya ilmiah yang saya hasilkan. Memang sebuah kajian yang berhubungan dengan agama, teks-teks suci tidak terlepas dari konteks, sejarah, dan ilmu-ilmu yang ada di sekitarnya. Sulit untuk menjadikannya sederhana, tetapi dalam beberapa tulisan saya berupaya untuk menjadikannya mudah dicerna dan dipahami oleh seluruh kalangan.

Disamping itu, saya juga menjaga agar konsisten untuk terus berkarya dalam bidang yang saya kuasai, baik bidang pendidikan maupun Ulumul Qur’an. Dengan demikian peneliti mampu meng integrasikan Ayat-ayat Al-Qur’an dengan segala nilainya dengan Pendidikan yang kian hari kian dituntut untuk menjawab tantangan zaman.

Bagi saya mengabdikan diri di dunia pendidikan adalah sebuah pilihan yang patut di pertimbangkan. Tidak pernah berhenti kiranya informasi yang terdengar seputar kesejahteraan pendidik (guru dan dosen), tindakan kriminalisasi guru oleh orang tua wali bahkan oleh siswanya. Disamping itu, pendidikan sebagai tonggak utama untuk menjadikan Sumberdaya Manusia yang Unggul dan menuju Indonesia Maju. Konsistensi saya dalam mengembangkan keilmuan diantaranya adalah dengan semangat untuk melanjutkan pendidikan ke program Doktor, dengan memanfaatkan Program 5000 doktor tahun 2019, dan Alhamdulillah telah dinyatakan Lulus Seleksi Administrasi berdasarkan Surat Nomor 4021 Tahun 2019 Tentang Penetapan Peserta Lulus Seleksi Administrasi Beasiswa Dosen S3 Dalam Negeri (Rekrutmen Baru) Tahun Anggaran 2019, dan semoga lulus di tahap berikutnya.

Kedua, untuk mengembangkan keilmuan, ikut serta aktif dalam kegiatan Bahsul Masa’il yang diadakan oleh Nahdlatul Ulama PC INHU yang diadakan 1 kali dalam waktu 3 bulan. Pembahasan yang di bahas dalam bahsul masa’il ini lebih bersifat umum, dan titik tekannya terhadap permasalahan hukum yang sering muncul dikalangan masyarakat. Walau terkadang masalah yang di tanyakan oleh masyarakat, adalah masalah–masalah klasik yang sering kali dipermasalahkan. Namun, meskipun begitu, tidak jarang muncul masalah-masalah baru karena disebabkan kemajuan informasi dan teknologi sehingga masalah baru tersebut mau tidak mau terjadi di masyarakat. Dan saya mengabdikan diri di Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama, Kabupaten Indragiri Hulu, menjabat skretaris berdasarkan SK PC Nahdlatul Ulama Nomor : 008/ PC/Il.A./R.01/05/2016 Tentang Pengesahan Pengurus LDNU PCNU Indragiri Hulu.

Ketiga, bentuk konsistensi saya dalam mengembangkan keilmuan dan keahlian dengan mencurahkan teori dan pemikiran dalam bentuk tulisan, baik berupa jurnal maupun artikel baik cetak maupun Online. Untuk artikel, produk bahan ajar saya unggah pada laman blog pribadi saya di http://a2dcollection.blogspot.com/. Sedangkan untuk hasil penelitian berupa jurnal secara berkala dan berkelanjutan diterbitkan pada Jurnal Pendidikan Islam An-Najah, dan terus melakukan riset seputar Pendidikan Islam, dan beberapa hasil penelitian belum di seminarkan dan belum terpublish.

Target kerja saya adalah mengurus kepangkatan di tahun 2017 lalu, namun dengan adanya regulasi baru tentang sarat pengajuan NIDN mulai dari Surat Sehat Rohani, Surat Bebas Narkoba, Hingga Surat Sehat Jasmani membuat pengusulan NIDN di Tahun 2015 agak sedikit menemui kendala. Sehingga Target untuk mengusulkan kepangkatan tertunda dan baru bisa diusulkan dan keluar di tahun 2019. Dan di tahun 2016 saya di angkat sebagai Ketua Lembaga Penjamin Mutu, Alkhamdulillah Target saya untuk mengajukan Kepangkatan dosen STAI Madinatun Najah tercapai, setidaknya di tahun 2018, 5 orang dosen tetap sudah Asisten Ahli (tidah termasuk saya). Untuk mencapai target tersebut, LPM dengan tekun merapikan dokumen-dokumen terkait data diri dosen yang bersangkutan, mulai dari SK pertama, SK kopertais, SK pembagian tugas dosen yang bersangkutan sejak awal mengajar, mengumpulkan berkas laporan hasil penelitian yang telah mereka lakukan,silabus, dan sebagainya. Alhasil, data dosen tersimpan rapi di bandel masing-masing.

Target saya yang telah berlangsung hingga kini (masih jalan), sejak tahun 2017 (sudah berjalan 2 tahun), dengan berbagai macam kendala dari dosen-dosen lain adalah penyusunan buku bunga rampai, dengan tema Islam dan Negara dalam Bingkai Moderasi Beragama. Target selesai di tahun ini, namun kendala-kendala yang muncul baik dari kesibukan masing-masing dosen, maupun terkait dengan lembaga.

Ketiga, tercapainya penulisan jurnal bagi dosen yang ditargetkan terbit 2 kali dalam satu tahun, yang sudah berjalan kurang lebih 3 tahun ini. Karena sebelumnya jurnal yang tercetak sedikit kurang berkualitas, karena permasalahan keberadaan percetakan, di daerah yang jauh dari kota. Dan sesuai dengan perkembangannya, target berikutnya adalah Online Jurnal System, yang kami targetkan ditahun 2019 ini.

Disamping itu, dalam mengembangkan keahlian dan keilmuan, dan mempermudah mahasiswa mendapatkan literature, yang sebenarnya juga mudah ditemui di Internet, saya juga menyediakan berbagai macam e-Book di blog pribadi saya di http://a2dcollection.blogspot.com/, sehingga mahasiswa dapat dengan mudah men-download yang mereka inginkan, dan mendapatkan informasi seputar perkuliahan dengan fasilitas tersebut.

Tidak hanya itu, untuk kepentingan informasi seputar perguruan tinggi, saya membuat dan mengelola Blog Kampus, karena sampai saat ini, pihak kampus masih belum mampu untuk membuat Website pribadi, padahal website adalah sarat untuk OJS. Semoga tahun ini tercapai.

Sebagai upaya untuk menerapkan ilmu dan keahlian, sebagai dosen Perguruan Tinggi Agama Islam, saya diminta untuk menjadi Khatib, 1 kali 1 bulan, dan telah berjalan selama kurang lebih 4 tahun, dari 2015 sampai 2019. Terkadang dalam beberapa kesempatan pihak ta’mir masjid meminta naskah khutbah untuk dibacakan saat shalat jum’at. Kepuasan jamaah tercermin saat mereka meminta saya kembali untuk mengisi khutbah pada Shalat Idul Fitri 1436 H/ 2015 M, dan pada Shalat Idul Adha di tahun yang sama.

Pada  tahun 2016, saya diminta untuk menjadi sekretaris Panitia pada Kegiatan Peringatan Hut Kemerdekaan Republik Indonesia Ke – 71, tahun 2016, untuk Dsn. Harapan jaya dan Dsn. Sungai Baung II, mereka puas dengan konsep Proposal yang saya susun, dan Pelaporan yang transparan dari Panitia. Akhirnya, ditahun 2017 saya diminta lagi untuk menjadi Sekretaris HUT RI yang ke 72 di tahun 2017.

Ada beberapa kegiatan Pengabdian yang saya lakukan, baik di Madrasah, maupun di lingkungan Masyarakat. Di madrasah yang saya lakukan adalah Program Penyuluhan Internalisasi Nilai-nilai Religius dalam menanggulangi Pergaulan Bebas. Ini saya lakukan di Madrasah Aliyah Madinatun Najah Rengat. Yang lain berupa seminar Desa, dengan mengangkat tema Peran Mahasiswa dalam meningkatkan etos kerja masyarakat di Desa Bukit Meranti, Kecamatan Seberida, Kabupaten Indragiri Hulu.

Yang terakhir adalah di akhir tahun 2018, membantu mengatur dan mengembangkan Pengelolaan masjid, sebagai Pusat Pendidikan Islam Masyarakat. Ini saya lakukan atas dasar inisiatif, dan melihat kondisi masjid yang memiliki sumber daya yang melimpah, khususnya keuangan. Karena masjid memiliki unit usaha berupa beberapa bidang tanah perkebunan. Hasil dari perkebunan tersebut masuk pada Kas Masjid. Dan hal ini sangat berguna jika masjid sebagai pusat pendidikan dengan pengelolaannya berbasis pada unit usaha yang dimiliki. Sehingga proses pendidikan tidak direpotkan lagi dengan biaya operasional, yang hanya mengandalkan SPP Peserta didik.

Masyarakat terlihat puas dan tertarik dengan isi khutbah yang saya sampaikan, karena isi khutbah selain mengajak jamaah untuk meningkatkan ketakwaan, juga dikaitkan dengan masalah terkini yang terjadi, semisal masalah persatuan dan kesatuan, pentingnya menelaah informasi dan bahaya menyebarkan berita palsu, mencegah hal-hal yang memecah belah keutuhan NKRI dan lain-lain. Sehingga,stelah tahun 2016, masyarakat meminta kembali untuk mengisi khutbah di Masjid mereka. Dan tidak jarang, pengurus Ta’mir Masjid meminta saya untuk membuatkan naskah khutbah untuk disampaikan saat Shalat Jum’at.

Yang kedua, berpartisipasi dalam penyelenggaraan 17 Agustus, setelah saya menjadi sekretaris panitia, mengajarkan mereka membuat proposal kegiatan, dan pelaporan yang dapat dipertanggungjawabkan, mereka meminta saya kembali untuk menjadi sekretaris Panitia 17 Agustus di tahun 2017, dan kini mereka telah mampu berorganisasi, mengadakan kegiatan dengan baik.

Pada tahun 2016, saya diminta untuk menjadi sekretaris Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) PCNU Indragiri Hulu, Riau 2016-2020, berdasarkan SK PC Nahdlatul Ulama Nomor : 008/ PC/Il.A./R.01/05/2016, dan diminta terlibat aktif dalam penyusunan Laporan kegiatan Mubalig Indonesia Bersatu (MIB) pada tahun 2019. Saat bersama Mubalig Indonesia Bersatu https://drive.google.com/open?id=1Rapl0gm4uYu39pk703rPMLXhego-qpxV

Perubahan yang terlihat pada Madrasah Aliyah Madinatun Najah adalah terselenggaranya Mengaji Bersama sesaat sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Ini merupakan bentuk realisasi penanaman nilai-nilai religius dalam menanggulangi Pergaulan Bebas di Lingkungan Madrasah, dan semoga berlanjut di Sekolah-sekolah lain.

Pada pengabdian Masyarakat yang saya lakukan di Desa Bukit Meranti dengan tema Peran Mahasiswa dalam meningkatkan Etos Kerja Masyarakat, sampai kini masih terjalin hubungan baik dengan perangkat desa bahkan dengan masyarakat Bukit Meranti. Untuk perubahan yang berhubungan dengan Tema masih belum terlihat signifikan.

Untuk perubahan yang terjadi pada desa pontian mekar, mereka telah memiliki yayasan dan unit pendidikan MDTA, yang telah dikelola dengan baik oleh pengurus masjid. Masyarakat telah mampu mengelola masjid sebagai pusat pendidikan pada masyarakat dan memiliki pengelolaan organisasi yang baik dan pengelolaan yang transparan.

Masyarakat menyambut dengan baik dan antusias terhadap tema yang saya berikan disetiap khutbah jum’at. Mereka senang dan merasa tercerahkan dari berbagai macam persoalan terkait isu yang berkembang. Dan tidak jarang saya diundang hanya untuk sekedar duduk-duduk dan berdiskusi dengan Imam Masjid, membicarakan persoalan-persoalan terkini, yang sebenarnya bukan bidangnya (imam Masjid) untuk di pahami. Hanya terkadang mereka (orang awam) juga perlu paham tentang persoalan-persoalan yang sering kali mereka dengar. Semisal isu tentang wahabi, syiah, khawarij, khilafah, HTI. Dengan demikian, untuk menjelaskan kepada mereka, mengapa HTI dilarang di Indonesia, menjelaskan sejarah politik islam yang kemudian muncul istilah khawarij, istilah syi’ah, yang mau tidak mau saya sebagai orang yang dipandang memamahi, menjelaskannya secara detail historis kemunculan istilah-istilah tersebut. (hanya saja ini tidak termasuk materi khutbah).

Dokumentasi saat khutbah Jum’at di Desa Pematang Jaya bias dilihat disini: https://drive.google.com/open?id=14A7JbunDO8kUkVSnZ6wC6WTuxsUu_1wE

Dukungan masyarakat bukit meranti, sebagai imbas dari pengabdian pada masrakat dengan tema Peran mahasiswa meningkatkan etos kerja di tahun 2017 lalu, sangat bagus. Walau sebenarnya tidak ada hubungan dengan tema pengabdian. Mulai saat itu, saya lebih sering berinteraksi dengan mereka, undangan menghadiri rutinan Jama’ah shalawatan bukit meranti yang mereka beri nama “BAPERU”. Dan perlu diketahui bahwa Desa Bukit Meranti dari tempat domisili saya ditempuh kurang lebih 2 jam perjalanan. Undangan Pernikahan masyarakat setempat, pengajian, Musabaqah Tilawatil Quran, pawai 1 muharram, bahkan diminta datang ke salah satu pemuka agama Desa Bukit Meranti hanya untuk minum Kopi dan Berbincang-bincang ringan.

Untuk respon Masyarakat Desa Pontian Mekar, Kecamatan Lubuk Batu Jaya sangat baik. Banyak dari mereka yang menanyakan Riwayat Pendidikan saya, dan dengan itu banyak dari putra putri mereka yang saya sarankan untuk melanjutkan pendidikan ke Pesantren, terutama Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur (karena Tebuireng adalah Almamater saya). Walaupun begitu, saya menganjurkan mereka untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke Pesantren (Pastinya pesantren Yang Jelas), yang harus memiliki lima unsur pokok pesantren yaitu Masjid, asrama, Kiyai, santri, dan yang paling penting Kajian Kitab Kuning.

Saya putra jawa, kelahiran sumatera, terlahir di lingkungan masyarakat Melayu Riau, menempuh pendidikan MTs di Kampung halaman, dan SMA hingga S2 di Jawa Timur, dan baru menikah dengan orang melayu yang kesehariannya menggunakan bahasa melayu. Untuk etika, tata kerama, cara menyapa saya menggunakan etika orang jawa walau dalam berbahasa kadang menggunakan bahasa jawa ngoko (dengan sebaya), menggunakan bahasa Kromo (bahasa halus) dengan orang jawa yang lebih tua, menggunakan bahasa melayu di lingkungan masyarakat melayu (hampir tidak terlihat jawa). Kecamatan Rengat adalah daerah dimana memiliki beragam suku, Mulai Jawa, Sunda, Melayu, Batak, Minang, China, Madura, Bugis, Banjar dan lain-lain, sehingga bisa dikatakan daerah Rengat adalah daerah yang Multi Culture. Sehingga bagi saya menyesuaikan budaya berbicara sangat penting. Yang intinya, pesan yang ingin disampaikan dimengerti dan dipahami oleh masyarakat. Dengan pendekatan tersebut, masyarakat tidak merasa asing, merasa lebih dekat dan akrab, dan program pengabdian berjalan sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.

Seringkali saat negosiasi terkait tempat Program Kuliah Kerja Nyata (KKN), atau Program apapun yang berhubungan dengan masyarakat, Ketua LPPM STAI Madinatun Najah selalu mengajak saya untuk membicarakan maksud dan tujuan kepada Camat, atau Kepala Desa setempat.

Dalam sebuah acara, semisal saat memberikan tausiah bulan Ramadhan tahun 2017 lalu, di daerah transmigrasi yang mayoritas orang jawa yang masih melestarikan bahasa asalnya, dan terlihat banyak sekali jamaah yang usianya tidak muda lagi, saya menggunakan bahasa jawa halus untuk menyampaikan materi tausiah, sehingga pesan yang ingin disampaikan tercapai.

Dilain tempat, diderah pekanheran yang mayoritas penduduknya Melayu, saya menggunakan bahasa mereka.

Namun untuk tetap menjaga kemampuan berkomunikasi dengan baik, saya tidak menggunakan bahasa daerah saat di kampus, saya tetap panggil “pak/buk” walau usia kami sebaya, bahkan lebih muda. Tetap berbahasa Indonesia saat berada di Lingkungan kampus.

Jika kerjasama yang berhubungan dengan Tim saya selalu memaksimalkan kinerja tim, dimana setiap anggota maupun coordinator memiliki tupoksi yang berbeda. Walau,pada prakteknya saling membantu dan kolektif, karena tujuan akhir dari sebuah rencana adalah terwujudnya rencana tersebut dan mencapai sasaran yang ingin dicapai.

Misal saat menjadi sekretaris Peringatan 17 Agustus, ketika tugas saya selesai perihal persuratan dan kesekretariatan, saya segera mengambil bagian untuk tugas yang lain yang belum terselesaikan. Sehingga kehadiran saya bukan sebagai Dosen yang sedang mengabdi, melainkan pemuda desa yang ikut serta meramaikan acara peringatan kemerdekaan Indonesia.

Dan ada beberapa kali saya ikut serta hadir acara yang di selenggarakan Komunitas motor, upacara bendera di wilayah Hutan Lindung Bukit Tigapuluh, Kabupaten Indragiri Hulu yang diselenggarakan komunitas motor, Pecinta Alam, bekerjasama dengan Balai Taman Nasional Bukit Tigapuluh, diakhiri dengan penanaman pohon, tahun 2018. Bisa dilihat di: http://a2dcollection.blogspot.com/2018/08/upacara-bendera-biker-inhu-taman.html

Saya juga memotori pemuda untuk membuat program santunan, dengan menyisihkan Rizki mereka, dan terbentuklah nama komunitas Tanpa Nama (TANAM), dan telah beberapa kali mengadakan santunan. Bisa dilihat, lampiran, laporan beserta foto kegiatan di sini: https://drive.google.com/open?id=1dQsVM9NqsxyvJDSXeup_OstfFD-fLrlQ

Dengan demikian, mungkin ini bukti bahwa saya mampu menjaga komunikasi dengan baik dengan berbagai kalangan, dan mampu bekerjasama dengan baik. Jika pengabdian masyarakat yang melibatkan struktur organisasi kemasyarakatan, seperti yang dilakukan di Desa Bukit Meranti, saya memberdayakan perangkat desa tanpa harus masuk di struktur organisasi, atau terlihat menggurui (sok tau) di depan mereka. Biasanya, saat pengabdian Masyarakat seperti ini, saya hanya sebagai pendorong, pemantau jalannya kegiatan, dan mengevaluasi bersama pihak-pihak yang terkait. Dan selama ini yang telah saya lakukan, saya lebih sering membaur bersama masyarakat, sehingga terkadang target program tercapai tanpa masyarakat tahu bahwa apa yang telah saya lakukan termasuk program pengabdian yang telah direncanakan. Namun, biasanya kelemahan saat pelaksanaan program pengabdian seperti ini, kurangnya dokumentasi seperti, foto, berkas, Absen (kecuali dokumen terkait pelaporan yang ditandatangani perangkat desa) untuk selanjutnya diserahkan pada pihak kampus.

Sejak saya diangkat menjadi ketua Lembaga Penjamin Mutu pada September 2016, dengan SK Ketua Nomor:099/STAI-MN/YPAIR/IX/2016, saya berkomitmen untuk meningkatkan sistem pengelolaan dokumen yang rapi, dan meningkatkan Akreditasi Prodi menjadi lebih baik. Saya menjadi ketua tim penyusunan borang akreditasi prodi pada tahun pertama saya menjabat. Dan atas kerjasama tim yang solid, pada tahun 2017 prodi PAI STAI Madinatun Najah rengat, mendapat predikat B, dengan SK BAN-PT No.2404/SK/BAN-PT/Akred/S/VII/2017

Setelah beberapa kali mendapatkan bimbingan dari kopertais wilayah 12, melalui pelatihan, workshop dan bimtek, terkait manajemen perguruan tinggi berbasis akreditasi, mulai saat itu saya menginstruksikan pada seluruh jajaran STAI Madinatun Najah untuk tertib administrasi, dan perapian dokumen. Sehingga, sekarang dokumen-dokumen mulai dari Akta notaris, surat tanah, SK pendirian, data dosen, perangkat pembelajaran, Rencana Induk Pengembangan, Rencana Strategis, Rencana Operasional, SOP, hingga yang berkaitan dengan Sistem Penjaminan Mutu Internal milik LPM tersusun dengan rapi. Hanya saja, program kedepan melalui rapat, mana yang bisa di publish dan mana yang tidak, akan bisa diakses di blog pribadi STAI Madinatun Najah. Dan ini sedang proses.

Disamping itu, demi kemajuan STAI dan kemudahan mengakses informasi seputar kegiatan STAI dan mahasiswa, saya membuatkan Blog STAI Madinatun Najah, dan akun Facebook untuk STAI sebagai ajang promosi.

Selain itu saya membuatkan format Excel, untuk penilaian dosen terhadap mahasiswa sehingga dosen hanya memasukkan nama dan nilai pada program.

Menyeragamkan format Rencana Pembelajaran Semester (RPS) sejak 2016, mengikuti pelatihan Kurikulum Berbasis KKNI di bengkalis 2015, dan di pekanbaru 2016, dan mengaplikasikannya mulai semester ganjil 2016. Menjelaskan pada pimpinan tentang KKNI, mulai dari Analisis Swot seputar kelemahan dan kekuatan STAI, ancaman dan peluang STAI, Perumusan Profil Lulusan, Capaian pembelajaran Umum dari SNPT, Capaian Pembelajaran Khusus, Capaian pembelajaran Cirikhas, menentukan kedalaman matakuliah hingga penentuan jumlah sks. Alkhamdulillah sejak 2016, kami telah berangsur menerapkan kurikulum berbasis KKNI, walaupun masih perlu perbaikan.

Permasalahan dana biasanya menjadi hal yang krusial dalam sebuah organisasi, hal ini tak terhindarkan saat pelaksanaan KKN 2016, dan tahun-tahun sebelumnya, dimana tidak ada pelaporan yang transparan antara panitia dengan pihak Kampus. Dan hal ini sering terjadi di instansi yang bernaung dibawah Yayasan. Saat Program KKN 2017 saya diminta untuk menjadi Badan Pembina Kuliah Kerja Nyata (BPKKN), dan di dapuk sebagai Sekretaris. Mulai dari Rapat pembentukan, hingga penutupan, saya laporkan dengan sangat transparan. Dan hasilnya, Sisa dana KKN saya distribusikan pada Sarana penunjang pembelajaran berbentuk Infokus 2 buah, AC ruangan 2 buah, dan Printer 2 buah. Mulai saat itu, hingga kini pelaporan KKN bersih, transparan dan sangat baik untuk dipertanggung jawabkan.

Satu lagi, kegiatan KKN yang selalu menyesuaikan waktu di bulan Ramadhan, membuat kacau kalender akademik, dan sejak 2016 pelaksanaan KKN tidak harus dilakukan saat bulan Ramadhan.

Pimpinan mengapresiasi usaha yang telah saya lakukan dalam berbagai cara, baik materil maupun moril. Dengan dijalankannya ide dan gagasan maju yang telah saya sampaikan, merupakan bentuk dukungan yang posistif bagi saya. Segala kegiatan sudah berjalan sesuai dengan Kalender Akademik yang setiap tahun dirapatkan dan disepakati bersama, dosen-dosen juga menunjukkan dukungannya dengan menjalankan gagasan LPM untuk tertib dokumentasi seperti bahan ajar baik Rencana Pembelajaran Semester, maupun Rencana pembelajaran Mingguan sesuai dengan Format yang telah diseragamkan. Staf, TU baik keuangan maupun akademik dan perpustakaan sudah menjalankan SOP yang dulunya seakan-akan redup.

Segala bentuk kegiatan yang melibatkan tim dosen, dulunya tidak pernah dirapatkan, tidak pernah di SK kan, kini sudah mulai dirapatkan dan di SK kan. Ini adalah bentuk dukungan institusi terhadap gagasan-gagasan yang pernah disampaikan sebelumnya.

Institusi juga menyambut baik konsep pelaporan kegiatan-kegiatan yang mulai transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Yang paling utama adalah, institusi sangat mendukung bagi dosen maupun staf yang ingin meningkatkan melanjutkan jenjang pendidikannya.

Sejak Prodi PAI Mendapatkan akreditasi B tahun 2017 lalu, atas kerjasama tim yang baik, kampus mulai memberikan kepercayaan pada kami (ada 5 dosen tetap tergolong dosen Muda), untuk memperbaiki sistem, agar mahasiswa lulus tepat waktu, dan kampus mulai berbenah sejak 2017 terkait hal-hal yang mendukung akreditasi institusi. Memperlebar wilayah kerjasama dengan kampus lain, kerjasama dengan instansi pemerintah daerah, sekolah, madrasah dan lain sebagainya. Kampus juga meningkatkan upaya penyelenggaraan tridharma, khususnya penelitian dan pengabdian sejak 2016. Karena disadari atau tidak, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, sangat sulit tercapai jika tidak mendapatkan dukungan penuh dari pihak kampus. Alkhamdulillah, sejak 2016 institusi kami banyak melakukan perubahan-perubahan yang signifikan, dan ini menjadi bukti bahwa institusi menyambut baik gagasan-gagasan yang telah saya sampaikan pada saat-saat rapat pimpinan diselenggarakan.

Dalam penyelenggaraan pembelajaran yang berkaitan dengan mahasiswa dan layanan akademik oleh kampus, akan selalu mendapat kritikan, demi kemajuan kampus dalam melayani mahasiswa. Suatu ketika di tahun 2017 lalu, dalam sebuah perkuliahan, saya sengaja untuk tidak memberikan materi (dengan pertimbangan Materi sudah selesai di minggu selanjutnya), saya menyebarkan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan terkait layanan kampus terhadap mahasiswa. Ada tiga point besar saat itu, Pertama terkait masalah yang dihadapi mahasiswa, kedua, penyelesaian yang diberikan kampus, dan yang ketiga adalah tawaran solusi dari masing masing mahasiswa. Saya mengumpulkan angket dari mereka, dan membacanya satu persatu, sehingga dapat menyimpulkan masalah yang mereka hadapi. Langkah selanjutnya, saya rangkum permasalahan tersebut, mulai dari sarpras, sistem perkuliahan, pencairan proposal kegiatan mahasiswa, hingga masalah pribadi mahasiswa. Untuk menanggapi permasalahan tersebut, kemudian saya sampaikan saat rapat dosen dan pimpinan (apalagi berkaitan dengan sarpras). Dalam kondisi yang sedemikian rupa (maklum kalau sudah berbicara dana dan sarpras agak sensitif), saya mewakili keluhan mahasiswa, dan hasilnya walau berlahan, masalah mahasiswa sedikit demi sedikit bisa ditanggulangi.

Selanjutnya, dalam permasalahan lain, khususnya program dosen terkait karya ilmiah, kelengkapan dokumen perangkat pembelajaran, dan penelitian. Saya selalu mengingatkan dosen baik dalam pertemuan maupun dalam pesan singkat Group Whatsapp untuk tertib menyetorkan perangkat pembelajaran di awal bulan smester, mengingatkan dosen untuk menyetorkan karya ilmiahnya untuk kemudian diterbitkan di Jurnal An-Najah, dan menampilkannya di Whiteboard lengkap dengan tanggal dan bulannya sebagai dead line program tersebut. Untuk itu, saya sebagai ketua LPM telah menyediakan dokumen-dokumen terkait lebih dulu dari dosen-dosen lain.

Sebagai ketua LPM tidak jarang ada dosen yang merasa tertekan dengan penertiban Dokumen dan Perangkat pembelajaran yang harus terkumpul di awal bulan setiap semester, tetapi ini saya lakukan demi tercapainya penyelenggaraan pendidikan yang baik sesuai rencana. Untuk itu, saya selalu menjaga komunikasi yang baik dengan para dosen, yang terkadang lewat humor saya selipkan sindiran-sindiran untuk memperbaiki sistem. Tak terkecuali pihak pimpinan, walau saya tahu mereka akan sangat risih dengan kritikan dan saran (walau sebenarnya demi kemajuan kampus), tetapi dengan mengemas point-point penting itu dalam sebuah obrolan ringan dan humor, mereka akan ringan untuk mendengarkannya. Termasuk saran untuk selalu Update dengan data yang berkaitan dengan Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT). Ditahun 2018 lalu beberapa mahasiswa berkumpul untuk menanyakan status ijazah mereka yang belum terdaftar terkait penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil 2018. Saya hadir sebagai mediator antara mahasiswa dan pimpinan yang baru beberapa hari pulang dari Jakarta untuk menyelesaikan masalah yang sama. Hasilnya, ketua menjelaskan masalah yang terjadi dan diterima dengan baik oleh mahasiswa, dan puluhan alumni STAI Madinatun Najah, diterima sebagai PNS di beberapa daerah. Hal ini juga sebuah usaha meningkatkan kepercayaan masyarakat khususnya alumni terhadap STAI Madinatun Najah rengat. Karena didaerah kami sedikit terjadi persaingan yang kurang sehat seputar kampus, dengan isu yang berkembang bahwa alumni STAI tidak diterima sebagai PNS atau bahkan ada yang menganggap Ijazah STAI tidak laku diluar dan sebagainya. Kami menanggapinya dengan mendorong Mahasiswa STAI terus berprestasi. Hasilnya 2 Mahasiswa STAI Rengat menjuarai Karya tulis Ilmiah dalam Pekan Ilmiah Olahraga Dan Seni ke VI di BATAM tahun 2017, menjuarai MMQ Kaligrafi tingkat kabupaten hasilnya 2 mahasiswa kami Umroh dengan biaya yang ditanggung Pemkab di tahun 2019. 3 mahasiswa STAI Rengat ikut ajang Bujang Dara, tiga tiganya masuk Final tingkat kabupaten, dan satu diantaranya lolos menjadi juara 2 tingkat Provinsi.

Contoh tanggung jawab yang saya tunjukkan dalam mengiplementasikan manajemen / pengelolaan institusi diantaranya adalah melakukan lebih dulu dan memberikan contoh sebelum memerintahkan pada yang lain. Semisal menyetorkan karya ilmiah pada LPPM lebih awal, sebelum pemberitahuan yang saya buat terkait Dead Line penyetoran tulisan. Mempelopori pengumpulan Rencana Pembelajaran Semester sebelum dosen lain mengumpulkan RPS mereka. Saya juga selalu membuat pelaporan yang dapat dipertanggungjawabkan dalam setiap kegiatan dimana saya terlibat di dalamnya. Untuk tertib administrasi, dalam setiap agenda rapat saya selalu menanyakan dokumen, baik undangan rapat, absen, notulensi untuk meringkas hasil rapat beserta foto. Dan memastikan segala hal yang dilaksanakan terdokumentasi dengan baik.

Memastikan segala bentuk dokumentasi yang dimiliki dosen, mulai dari Ijazah, SK pertama mengajar, SK kopertais dan SK Jabatan Fungsional, Rencana Pembelajaran Semester (RPS), SK Pembagian Tugas, SK Panitia apapun  (berbentuk Copy) terlampir di bandel masing masing dosen. Hal ini sebagai upaya mempermudah pelacakan berkas para dosen, baik untuk kepangkatan, maupun untuk pengisian boring di tahun berikutnya. Selain itu juga memastikan Karya ilmiah, laporan penelitian yang telah dilakukan terdokumentasi dengan baik pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM).

Tanggungjawab saya sebagai dosen dan Ketua Lembaga Penjamin Mutu ikut terlibat aktif dalam meningkatkan mutu perguruan tinggi kami seperti penyusunan Borang Akreditasi Prodi, Akreditasi Institusi, Tim pengajuan prodi baru berbasis Akreditasi tahun 2018 lalu, membangun kerjasama, dan melibatkan pakar dalam Penyusunan Proposal pengusulan Prodi Baru.

Tak jarang terkadang saya terjun langsung dalam kegiatan sosialisasi Kampus ke Daerah-daerah, Sekolah-sekolah mengah atas sederajat, untuk memberikan informasi tentang Perguruan Tinggi kami. Sosialisasi juga saya lakukan melalui media sosial, Facebook, Instagram, ikut serta dalam penyebaran pamphlet, brosur, spanduk dan menyusun Blog Kampus.

Tanggungjawab terbesar saya adalah menjaga dan selalu meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan terhadap mahasiswa, sehingga saya lebih sering memediasi antara keluh kesah mahasiswa dengan pimpinan.

Keteguhan saya dalam memegang prinsip kejujuran, saya terapkan pada mahasiswa yang menyelesaikan tugas akhir. Pernah suatu ketika, saat baru-baru masuk menjadi dosen di STAI Madinatun Najah, mendengar seputar pembuatan skripsi melalui calo, mereka menyebutnya konsultan. Dan kabarnya melibatkan oknum dosen. Penelitian skripsi yang dilakukan mahasiswa seluruhnya Kuantitatif, bentuk kesalahan penulisan sama persis antara mahasiswa satu dengan yang lainnya, seperti letak, cara penulisan, kesalahan, bahkan penulisan lokasi penelitian yang mungkin lupa untuk diganti, dan anehnya sekitar belasan skripsi kesalahan penulisan lokasi sama persis. Kami (dosen-dosen muda 4-5 orang), memutus mata rantai penyediaan jasa penulisan skripsi tersebut, pertama dengan mengintrogasi mahasiswa yang bersangkutan dan akhirnya mengakui dan siapa yang terlibat didalamnya. Kedua, sebagai dosen baru kami berlima tidak mungkin untuk mengintrogasi dosen yang notabene lebih dulu berada di kampus. LPM dan LPPM dibantu 3 dosen lain untuk merapatkan hal tersebut. Dari kasus tersebut muncullah beberapa kebijakan diantaranya, menginstruksikan untuk semester akhir tahun berikutnya untuk melakukan penelitian dengan penelitian Kualitatif (karena seluruh penelitian mahasiswa yang terindikasi plagiasi berbentuk kuantitatif), kedua, meningkatkan bimbingan pada mahasiswa seputar metodologi penelitian yang akhirnya beberapa kali melakukan Workshop seputar Metodologi Penelitian, diluar jam Kuliah tahun 2017, dan anjuran untuk dosen Metodologi Penelitian dan penulisan karya ilmiah untuk mengoptimalkan materinya. Dan hasilnya di Tahun 2018 Skripsi mahasiswa lebih variatif, 50% dari penelitian mereka Kualitatif deskriptif, dan 2 diantaranya berbasis pustaka. Yang ketiga lebih selektif menerima judul dari mahasiswa melalui cek plagiasi dan menyediakan Bank Judul bagi mahasiswa. Saya dan beberapa teman dosen yang memiliki pemikiran maju tidak mentoleransi jika ada mahasiswa yang terindikasi melakukan plagiasi atau menggunakan layanan “konsultan” dalam membuat penelitiannya. Maka, minimal bimbingan yang dilakukan dosen terhadap mahasiswa sebelum dimunaqasahkan terjadi 7-8 kali bimbingan. Hal ini menghindari mahasiswa melakukan “bimbingan ilegal” di luar sana.

Sebuah organisasi yang didalamnya meliputi perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tidak akan berjalan dengan baik jika transparansi dan interaksi didalamnya tidak berjalan dengan baik. Apalagi berkaitan dengan biaya, yang standarnya adalah efektif dan efisien. Untuk itu saya berusaha menyadarkan pimpinan untuk selalu melakukan rapat disetiap awal dan akhrir semester, rapat kerja, merapatkan RAB, walau yang terakhir ini masih belum berjalan dengan baik, karena pihak yayasan masih belum mampu transparan terkait pembiayaan. Walau demikian saya berusaha agar Pimpinan mau lebih transparan dalam pengelolaan dan pendanaan. Karena organisasi yang baik diantaranya meliputi kredibel, akuntabel, transparan, tanggungjawab dan adil. Paling tidak, pihak prodi telah melakukannya dan melakukan dengan baik, begitu juga yang telah dilakukan LPPM terkait segala bentuk kegiatannya.

Saya selalu mendukung dan meberikan apresiasi bagi kegiatan-kegiatan yang meningkatkan kualitas mahasiswa, sehingga terbangun suasana akademik yang baik di lingkungan kampus STAI Madinatun Najah Rengat. Hasilnya terbentuklah beberapa kegiatan mahasiswa seperti group diskusi karya ilmiah mahasiswa, seminar-seminar entrepreneurship yang bekerjasama dengan REC (sudah berjalan 2 tahun), MAPALA Madinatun Najah yang baru terbentuk 23 Maret 2019. Dan saya juga mendukung Dewan Mahasiswa STAI, untuk terus melakukan perubahan-perubahan positif, mengingat lokasi STAI Madinatun Najah yang berada di sebuah daerah kecil di Kabupaten Indragiri Hulu.

Sejak Pekan Ilmiah Olahraga dan Seni (PIOS) yang dilaksanakan oleh Kopertais 12 tahun 2016, saya melihat para peserta PIOS yang diutus STAI Madinatun Najah kurang persiapan sehingga tampil diajang yang diikuti oleh sekitar 36 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam ini kurang maksimal. Melalui bidang kemahasiswaan dan Dewan mahasiswa, saya mendorong mahasiswa untuk membuat UKM Olahraga dimana saat ini yang baru terbentuk masih tim Volley Ball Putra yang melakukan latihan setiap Ahad sore, disamping itu untuk kajian dan karya tulis ilmiah telah terbentuk group diskusi karya ilmiah mahasiswa, yang diantaranya telah mendapatkan prestasi dibeberapa perlombaan MTQ tingkat Kabupaten, dan 2 mahasiswi mendapatkan hadiah umroh gratis masing-masing di Cabang Kaligrafi dan cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) di tahun 2019. Pada 2017 meraih juara 1 dan 3 dicabang MMQ pada PIOS yang diadakan di Batam.

Sejak tahun 2017, saya mendorong mahasiswa yang memiliki keinginan untuk jelajah alam untuk membentuk Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mapala, dan akhirnya Mapala Madinatun Najah terbentuk pada 23 Maret 2019, dan saya sebagai pembinanya.

Peran lain yang telah saya lakukan untuk meningkatkan kualitas mahasiswa adalah dengan membimbing skripsi mereka dengan Metodologi yang sangat ketat, menganjurkan dan menekan mereka untuk terus membaca, mengumpulkan teori sebanyak-banyaknya agar mereka memiliki wawasan dan pandangan yang luas, sehingga mampu menganalisa setiap permasalahan dengan kritis, sistematis, objektif dan tajam. Jika mahasiswa yang tidak memiliki wawasan yang luas, tidak saya anjurkan untuk melakukan penelitian dengan jenis penelitian Kualitatif, apalagi Library Research. Karena hampir rata-rata mahasiswa STAI Madinatun Najah bersikap apatis dengan kegiatan-kegiatan mahasiswa, dan rendahnya minat baca yang mana ini disebabkan orientasi mereka dalam melanjutkan studi, berorientasi kerja (bahkan 40% dari mereka terikat kerja).

Untuk meningkatkan kualitas kegiatan mahasiswa, saya memberi masukan pada Pimpinan melalui bidang kemahasiswaan untuk melakukan perlombaan-perlombaan di internal kampus, baik dalam rangka hari-hari besar islam, maupun hari peringatan nasional, atau dalam rangka diesnatalis STAI, sehingga mahasiswa terdorong untuk ikut serta meramaikan kegiatan tersebut. Hal ini sudah saya sampaikan dan proposal kegiatan untuk diesnatalis sedang disusun, mungkin ini acara diesnatalis perdana yang dilakukan STAI Madinatun Najah sejak berdirinya.

Pimpinan sangat mendukung terselenggaranya kegiatan-kegiatan yang didalamnya meningkatkan kualitas mahasiswa, misalnya memberikan bantuan dana penyelenggaraan kegiatan, pimpinan selalu hadiri undangan mahasiswa di kegiatan-kegiatan mereka, hanya saja SDM mahasiswa terkait keorganisasian sangat minim (mahasiswa dengan usia tak lagi muda, rata-rata mahasiswa sudah kerja, jumlah mahasiswa freegraduate terbatas), sehingga tidak jarang saya melibatkan diri secara langsung dalam penyusunan Proposal Kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh panitia yang dibentuk oleh mahasiswa sendiri.

Institusi juga sangat mendukung terbentuk dan terselenggaranya Dewan Mahasiswa yang berkompeten untuk mendukung terselenggaranya Peningkatan Kualitas Kegiatan Mahasiswa, sayangnya lagi-lagi kemampuan berorganisai mahasiswa yang belum mumpuni, sehingga sering kali saya terjun langsung membina mereka, bagaimana melakukan pemilihan umum dewan mahasiswa, membimbing mereka melakukan sidang yang di dalamnya membahas aturan-aturan/AD-ART Dewan Mahasiswa (yang seharusnya tidak ada campur tangan dosen dalam hal ini), membimbing mereka melakukan Rapat Kerja dan sebagainya. Dan fenomena ini terjadi hingga kini (2019).

Kampus sebenarnya sangat mengapresiasi kegiatan mahasiswa terkait organisasi dema dan beberapa kali Kampus menggelontorkan dana untuk semisal pertemuan BEM Nusantara, hanya saja proposal yang mereka ajukan hanya beberapa hari sebelum keberangkatan mereka, sehingga terjadi keterlambatan terkait pencairan proposal, belum lagi penyusunan proposal yang jauh dari kata baik, semisal latar belakang, tujuan, capaian, hingga pada rincian dana yang mereka butuhkan. Dan lagi-lagi, saya terlibat langsung dalam mengarahkan mereka untuk membuat pelaporan yang baik dalam setiap kegiatan. Hal ini menjadi tugas sekaligus tantangan berat bagi dosen-dosen yang mengabdikan dirinya di Daerah.

Namun ada beberapa kegiatan yang didukung penuh oleh institusi, yang hingga saat ini mengalami kemajuan yang signifikan, diantaranya group diskusi karya ilmiah mahasiswa, olahraga, kaligrafi, MAPALA Madinatun Najah, dan seminar Metodologi Penelitian yang diadakan setiap tahun.

Interaksi saya dengan mahasiswa terkait peningkatan kualitas kegiatan mahasiswa tergolong intensif, dan lebih sering. Seperti saat salah seorang mahasiswa mempelopori untuk membentuk UKM Mapala Madinatun Najah, selalu konsultasi mengenai pembentukan Kegiatan Mahasiswa tersebut. Saya selalu memberikan masukan, bahkan membuatkan contoh AD-ART sebuah organisasi yang semestinya, mengumpulkan mereka dalam pertemuan yang tidak resmi secara intensif dan hingga akhirnya terbentuk MAPALA Madinatun Najah pada 23 Mei 2019 lalu.

Begitu juga dengan Dewan Mahasiswa, yang selalu konsultasi dengan saya seputar pengorganisasian mahasiswa yang bermutu, karena latar belakang mahasiswa STAI Madinatun Najah yang kurang berpengalaman dalam berorganisasi, sehingga saya sebagai dosen sering terlibat langsung dalam penyusunan Panitia Pemilihan Umum Dema, penyusunan proposal kegiatan, hingga membimbing mereka bagaimana melakukan sidang Dewan Mahasiswa, apa saja yang dibahas dalam sidang, siapa saja yang hadir dalam sidang, bagaimana melakukan Rapat Kerja, apa saja yang dibahas dalam Rapat Kerja (RAKER) dan seterusnya yang sebenarnya ini bukan ranah dosen untuk ikut terjun di dalamnya. Dan saya memaklumi, karena latar belakang mahasiswa yang telah saya sampaikan pada awal tulisan ini.

Dalam beberapa pertemuan pada matakuliah saya, seringkali saya support mereka untuk banyak terlibat dalam organisasi Kampus, selain juga menekankan untuk banyak membaca agar wawasan mereka luas baik terkait dengan materi perkuliahan (keilmuan) maupun terkait organisasi mahasiswa. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa kemampuan berbicara dimuka umum, struktur bahasa yang dipakai, hingga sistematika berfikir mereka dalam mengungkapkan pendapat tergantung sejauh mana wawasan yang mereka dapat dan sesering apa mereka berdiskusi diluar jam perkuliahan. Hasilnya, mahasiswa-mahasiswa semester 4, tahun 2019 memiliki kecakapan berbicara, sistematis dalam berfikir, mampu mengungkapkan pendapat dengan referensi yang kaya.

Selain itu, interaksi yang saya bangun dengan mahasiswa untuk meningkatkan kualitas mereka adalah melakukan bimbingan. Saya juga termasuk Dosen Penasehat Akademik untuk 6 mahasiswa setiap tahun, yang melakukan Pembinaan pada mereka minimal 3 kali dalam 1 semester. Dalam hal ini, berdasarkan peraturan Akademik yang disepakati, jadwal pertemuan yang dilakukan tergantung kesepakatan mahasiswa dan dosen yang bersangkutan. Sedikit banyaknya, pembinaan melalui Penasehat Akademik ini ikut membantu mereka dalam mengatasi kesulitan yang mereka hadapi.

Beberapa manfaat dari kegiatan dan peran saya dalam meningkatkan kualitas kegiatan mahasiswa adalah terselenggaranya Unit Kegiatan Mahasiswa MAPALA Madinatun Najah, dengan AD-ART yang jelas, struktur organisasi yang baik, memiliki Program Kerja yang terukur, dan telah melakukan beberapa kegiatan diantaranya Camp dan Apel Bendera di Desa Anak Talang (sebuah suku pedalaman di Kabupaten Indragiri Hulu) pada 16-17 Agustus 2019, berkolaborasi dengan dua organisasi diluar kampus diantaranya  My Trip My Adventure Indragiri Hulu (MTMA INHU), Perguruan Pencak Silat Setia Hati (PSHT) kecamatan Batang Cenaku, dan pemuda setempat. Dengan demikian STAI Madinatun Najah dapat dikenal di luar Kecamatan Rengat, dan memperlihatkan bahwa ada aktifitas mahasiswa yang mampu membawa Nama STAI Madinatun Najah di luar Kecamatan Rengat (Luas wilayah Kabupaten di Riau tidak sama dengan Luas Kabupaten di Pulau Jawa).

Selanjutnya, terbentuknya group diskusi karya ilmiah mahasiswa, dan telah berjalan sejak awal tahun 2019 lalu yang InsyaAllah siap untuk mengikuti event-event terkait penulisan karya ilmiah bagi mahasiswa kedepan. Dan salah satu mahasiswa STAI Madinatun Najah telah berprestasi membawa nama Almamaternya dalam bidang MMQ (Musabaqah Makalah Al-Qur’an) pada MTQ tingkat Kabupaten di tahun tersebut, dan 2 diantaranya mendapat hadiah Umroh gratis dari Pemerintah Daerah Kabupaten Indragiri Hulu. Dan perubahan kualitas mahasiswa sangat dirasakan hampir semua dosen, khususnya pada semester 3 dan 4 tahun 2019, mereka memiliki wawasan yang luas, cara berbicara yang lebih teratur dan yang paling mengejutkan adalah berbicara selalu menggunakan referensi, sehingga saat matakuliah apapun diskusi akan selalu hidup dan disertai dengan pro dan kontra yang beralasan. Ini artinya mahasiswa memiliki kemampuan untuk berfikir ilmiah. 1 mahasiswa diantara mereka berprestasi bidang Puisi tingkat Nasional yang ke 5, dan hasil karyanya dipublish Azizah Publishing dengan judul buku “Rumah Kita”.

Berikutnya adalah, Terbentuknya Tim Volley Ball putra yang solid (walau belum berbentuk UKM), yang akan membawa Nama STAI Madinatun Najah Rengat di PIOS yang akan datang. Walau beberapa kali telah mengikuti event antar kampus di Kabupaten Indragiri Hulu.

Manfaat lain yang dirasakan adalah judul skripsi yang tidak monoton, dan tidak terpaku pada pengukuran sebuah teori (walaupun ini taraf S1, dan Tidak Semua mampu), beberapa mahasiswa berani mengambil penelitian kualitatif deskriptif yang mana penelitian ini berpijak pada dasar Filsafat Postpositivisme yang bersentuhan dengan fenomena yang terjadi pada objeknya, selain teori yang matang, mereka (hanya 3 mahasiswa dari 39 tahun 2019) memiliki analisa yang sedikit tajam disbanding dengan mahasiswa lainnya.

Berjalannya organisasi mahasiswa (DEMA), walau belum maksimal, mereka mampu menunjukkan eksistensi mereka diluar derah dengan membawa nama STAI Madinatun Najah rengat, diantaranya dalam pertemuan nasional BEM Nusantara yang diadakan di Pekanbaru pada tahun 2017 lalu.

Aku dan Pekerjaan Aku dan Pekerjaan Reviewed by As'ad on November 15, 2022 Rating: 5

No comments:

Komentar