Nama lengkap beliau adalah Muhammad Adlan Aly, yang lahir
pada tanggal 3 Juni 1900 Masehi diMaskumambang kecamatan Dukun sedayu kabupaten
Gresik.Dan wafat tanggal 6 Oktober 1990 M.atau 17 Robiul awal 1411 H. yang
kemudian di semakamkan di pemakaman pondok Tebuireng Jombang.
Konon di tengah–tengah Desa Sembungah kidul kecamatan Dukun
ada hutan kecil yang kemudian di babat oleh KH. Abdul Djabbar dan didirikanlah
sebuah rumah. Sedang beberapa tahun berikutnya beliau dengan istrinya Ibu Nyai
Nur simah menunaikan ibadah haji. Setelah dua tahun berikutnya di Makkah
kembali ke tanah air untuk mendirikan masjid dan pondok pesantren. Dari hutan
yang tidak di pelihara menjadi daerah yang subur dan indah sebagai tempat
mencari ilmu seakan –akan emas yang mengambang karena daerah sekitarnya di
liputi sungai, jadilah nama Maskumambang dari kata Emas dan Kambang (mengapung).
KH.Abdul; Jabbar lahir pada tahun 1241 H, yang ketika masih
mudanya pernah belajar di pondok pesantren Ngelom sepanjang Sidoarjo, kemudian
meneruskan ke pondok pesantren Tugu Kedawung Pasuruan .Setelah dewasa di ambil
menantu oleh KH.Idris Kebon Dalem Bourno Bojonegoro, mendapat putrinya yang
bernama Nur Simah. Pada tahun 1325 H. atau 1907 KH. Abdul Djabbar menghadap
Alloh SWT. Dalam usianya yang ke-84, di makamkan di desa Siraman kira-kira 700
meter dari Maskumambang.
Pondok pesantren yang di tinggalkan di lanjutkan oleh
putra-putri beliau terutama KH. Faqih . sedang putrinya nya,Ibu Nyai HJ.
Muchsinah dengan KH.Aly mulai merintis mendirikan pondok pesantren di
Maskumambang juga. Dari pasangan Ibu Hj.Muchsinah dengan KH.Adlan Aly mulai
merintis mendirikan piondok pesantren di Maskumambang juga .Dari pasangan Ibu
Hj. Muchsinah dengan KH. Adlan Aly inilah yang lahir KH. Muhammad Adlan Aly
yang bersaudarakan KH.Makhsum (yang terkenal dengan ahli ilmu falaq), H.M.
Mahbub, Mus’idah Rohimah.
Diusia yang sudah mencukupi KH.M.Adlan Aly menikah dengan Ibu
Nyai Hj. Romlah yang kemudian lahir dua putra dan dua putrinya Nyai Hj. Mustaghfiroh,
KH. Ahmad Hamdan Adlan, Ibu Nyai Hj. Sholikhah dan KH. Abdul Djabbar. Dalam
perjalanan pulang dari tanah suci Mekkah pada tahun 1939M, Ibu Nyai Romlah
wafat dan di makamkan di pulau We Sumatra. Sesampainya di rumah KH.M Adlan Aly
di panggil oleh Hadrotus Syeh KH. Hasyim Asy’ariyang bermaksu menjodohkan
dengan keponakanya yang bernama Nyai Hj. Halimah.
Dan Kurang lebih selama 40 tahun beliau menjadi istri KH.M.
Dahlan Aly dan wafat pada tahun 1982 M. kemudian Romo Kyai menikah dengan Ibu Nyai
Hj. Musyafa’ah Ahmad seorang Ustadzah dari desa keras Diwek Jombang pada tahun
1982 M. Delapan tahun berikutnya Romo Kyai berpulang ke Rahmatulloh.Baik dengan
Ibu Nyai Hj. Musyafa’ah, KH.M. Adlan Aly tidak di karuniai putra-putri.
KH.M.ADLAN ALY SEMASA PENJAJAHAN BELANDA
KH.M.Dahalan Aly semenjak kecil kurang lebih berusia 5
tahunbelajar agama Islam kepada pamannya yaitu KH.Fariq di pondok pesantren
Maskumambang ,setelah berusia 14 tahun beliau belajar menghafal Al-Qur’an
kedapa KH.Munawar Kauman Sedayu Gresik.Empat tahun kemudian beliau mengikuti
kakaknya mondok di pesantren jombang .Setelah KH.Ma’shum Aly mendirikan pondok
sendiri, yaitu pondok pesantren Seblak Diwek Jombang, KH.M.Dahlan Aly ikut
pindah kesana walau tetap menuntut ilmu di Tebuireng.Ketika H.M.Mahbub Aly
membuat rumah di Cukir dan membuka toko kitab di muka pasar Cukir, KH.M.Adlan
Aly diminta membantu kakaknya mengurusi toko.
Selama di Cukir sekitar tahun 1926M. beliau bersama KH.Abdul
Karim Gresik dan H.Sufri di panggil oleh Hadratus Syekh KH.Hasyim Asy’ari untuk
membentuk Pengurus Ranting NU Diwek.
KH.M.ADLAN ALY PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG dan PASCANYA
KH.M.Adlan Aly bersama H.sufri aktif mengurus Mabarrot NU,
yaitu membantu keluarga NU yang kena wajib Romusha, dimana pada masa penjajahan
jepang ini banyak pemuda yang dijadikan Romusha.Sementara keadaan ekonomi
masyarakat serba kekurangan,baik makan maupun pakaian.Bahkan Romo Kyai pernah
diambil Jepanguntuk Romusha dan semoat hilang selama empat hari,namun
Alahmdulillah kembali lagi kerumah beliau.
Pasca Proklamasi 1945, tentara Belanda dengan membonceng
tentara Inggris masihb ingin menjajah kembali , maka aktiflah beliau mengikuti
barisan Sabilillah,juga ikut perang di Front garis depan sekitar sepanjang
untuk membendung tentara Belanda yang bermaksud mengadakan terobosan keluar
daerah Surabaya. Disamping itu beliau menghimpun dana dari masyarakat agar
mampu mencukupi persenjataan Hisbullah dan Sabilillah.
Kemerdekaan telah sepenuhnya dimiliki bangsa kita,beliau
mulai memikirkan masalah pendidikan.Diketahui banyak anak putri tamatan
Madrasah Ibtidaiyyah tidak dapat melanjutkan belajar keluar daerah karena
keterbatasan biaya ,dimana khususnya daerah Cukir dan sekitarnya belum ada
sekolah lanjutan setingkat SLTP dan SLTA .Akhirnya diadakan musyawarah dan
sepakat mendirikan Madrasah Mu’allimat Cukir.karena kedatangan siswa-siswi dari
luar, maka di bangunkanlah asrama di belakang rumah beliau.
Sebagai insan yang mempunyai jiwa pejuang ,maka beliau
berjuang demi tanah air dan demi agama .Hal ini tercermin pada jabatan yang
pernah disandangnya setelah Indonesia merdeka, antara lain :
- Rois Syuriah NU wilayah Jawa Timur
- Mustasyar NU wilayah Jawa Timur
- A’wan Pengurus Besar NU
- Rois Syuriah cabang NU kabupaten Jomabang
- Anggota DPRD-II Kabupaten Jawa Timur ,hasil pemilu tahun 1987 fraksi Partai Persatuan Pembangunan bersama K.H Syamsuri Baidlawi.
Selain itu beliau pernah menjadi Rois Am Jami’iyayah
Ahliath-Thariqah Al –Mu’tabarah An-Nadiyyah pada Idaroh Aliyah ,Wusthan Idaroh
Syu’biyyah jomabang ,sekaligus menjadi Al-mursyid ath-Thariqah.
Biografi K.H Adlan Aly
Reviewed by As'ad Al-Tabi'in Al-Andalasi
on
April 09, 2015
Rating:
No comments:
Komentar