tag:blogger.com,1999:blog-74655702184422556872024-02-19T01:15:16.799-08:00As'ad CollectionAs'ad Al-Tabi'in Al-Andalasihttp://www.blogger.com/profile/08258369095083069509noreply@blogger.comBlogger487125tag:blogger.com,1999:blog-7465570218442255687.post-32194124046036871392022-11-15T21:28:00.005-08:002022-11-15T21:39:54.891-08:00Aku dan Pekerjaan<p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnV8gt8ZndUN1ljlzf23KbzpCOiXRqB6mY4rFcDV0pqXgv4y6vS8V0gNf1ZjE_gkQRQxA2pBrRcvcWJQ1MmjCvTGyVwdzCiFEKCWZ2NL5zCVwCEszVDyiDB-CYZPzJxrkwJz7EnyGSbuaOgNljvr7ZGP0oN0KBtYNS8spATDYIn_aIYB2No8e7C0lw/s1280/IMG-20180818-WA0048.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnV8gt8ZndUN1ljlzf23KbzpCOiXRqB6mY4rFcDV0pqXgv4y6vS8V0gNf1ZjE_gkQRQxA2pBrRcvcWJQ1MmjCvTGyVwdzCiFEKCWZ2NL5zCVwCEszVDyiDB-CYZPzJxrkwJz7EnyGSbuaOgNljvr7ZGP0oN0KBtYNS8spATDYIn_aIYB2No8e7C0lw/s320/IMG-20180818-WA0048.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><div>STAI Madinatun Najah adalah satu dari delapan perguruan tinggi yang berada di Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi RIAU. Sekolah Tinggi Agama Islam ini berada di Daerah yang jauh dari kota besar. Dimana rata-rata mahasiswa yang kuliah dikampus ini memiliki orientasi yang beragam, namun kebanyakan dari mereka datang dengan orientasi kerja. Sehingga minat belajar dan minat baca mereka sangat rendah, dan hal ini bukan sesuatu yang mudah untuk mengampu matakuliah Ulumul Qur’an, dimana Ulumul Qur’an lebih cendrung pada pendalaman pemamahan, keluasan wawasan dan kaya literatur. Disamping itu, tidak semua mahasiswa dengan latar belakang pendidikan agama. Di tahun pertama saat saya mengajar, seperti biasa memperkenalkan diri, melakukan kontrak perkuliahan, dan membuka perkuliahan dengan pengantar yang saya kemas dengan slide power point. Saya sangat kelabakan, karena mereka sama sekali tidak memahami istilah-istilah yang menurut saya adalah istilah-istilah yang mudah. Akhirnya saya berusaha membaca kondisi mereka yang mana 80% dari mereka lulusan SMA, 90% dari mereka sudah kerja , 20% dari mereka telah berumah tangga dan bahkan sudah ada yang berprofesi sebagai Kepala sekolah dan Guru.</div><div>Langkah yang saya ambil adalah merubah sistem diskusi menjadi sistem hafalan, tanpa merubah jadwal materi yang telah disusun berupa silabus. Saya mengharuskan mereka dalam setiap pertemuan untuk setoran hafalan istilah-istilah penting dalam ulumul qur’an, seperti Nuzulul Qur’an, Makiyah Madaniyah, Asbabun Nuzul, Kodifikasi Al-Qur’an, Aam dan Khas, Muhkam mutasyabih, Nasikh Mansukh, Mutlaq dan Muqayyad, dan lain-lain. Target minimal saya adalah membuat mereka memahami langkah-langkah memahami Al-Qur’an, walau mereka tidak begitu ahli dalam penafsiran Al-Qur’an. Karena pada dasarnya mereka diluluskan untuk menjadi seorang guru agama, bukan sebagai ahli tafsir.</div><div><br /></div><div>Dan hal ini juga terjadi pada mata kuliah yang juga saya ampu, yaitu Ulumul Hadits pada semester Genap tahun 2016. Ada sebuah momen dimana saat selesai perkuliahan minggu kedua Ulumul Hadits, salah seorang dari mereka menyampaikan keluhan yang mewakili keluhan teman-temannya. Dimana mereka mengaku sangat tertarik dengan kajian yang saya sampaikan seputar Ulumul Hadits, hanya saja mereka merasa asing dengan istilah-istilah yang ada pada Ulumul Hadits. Akhirnya, seperti yang telah saya lakukan pada mata kuliah Ulumul Qur’an saya berlakukan pada Ulumul Hadits, yaitu menghafal istilah-istilah penting seperti sanad, perawi, shahih, da’if dan pembagiannya, hasan, ahad, mutawatir, jarh dan ta’dil, dan lain-lain. Disamping itu saya menyediakan dan memberikan Ringkasan seperti Buku Pegangan untuk komunitas sendiri seputar Ulumul Hadits, dengan buku itu harapannya mereka “minimal” memahami istilah-istilah penting dalam Ulumul Hadits dan mampu memahami langkah-langkah penelitian hadits, walau mereka tidak untuk menekuni bidang ini.</div><div><br /></div><div>Hal berbeda terjadi pada semester genap tahun 2018, mahasiswa yang masuk pada mata kuliah Ulumul Qur’an adalah Mahasiswa Fresh Graduate, walau latar belakang mereka 50% SMA sisanya lulusan Madrasah, mereka memiliki minat baca yang tinggi dibanding dengan kakak kelas mereka sebelumnya. Sehingga pada semester ini, pola pembelajaran yang saya gunakan berbeda dengan sebelumnya. Memberikan pengantar, materi dan memberi kesempatan bagi mereka untuk menganalisa dan diskusi. Memang pada semester ini, saya mengarahkan pada mereka untuk mampu menganalisa dengan metode ilmiah, dan pembelajaran yang saya gunakan berbasis mini riset dengan memanfaatkan literature yang ada di Perpustakaan.</div><div><br /></div><div>Perubahan yang terjadi pada semester Genap tahun 2016, mereka dengan latar belakang yang berbeda, orientasi kuliah yang juga bukan pada keilmuan melainkan lebih berorientasi kerja, tetapi pada semester ini mereka mampu memahami dengan baik Materi Ulumul Qur’an yang saya sampaikan dengan metode hafalan. Walau pada mulanya mereka tidak diberi kesempatan untuk menganalisa bahkan tidak mendiskusikan materi, namun pada akhirnya mereka mampu memahami langkah-langkah memahami Al-Qur’an yang sebenarnya tidak sederhana.</div><div><br /></div><div>Perubahan kedua juga terjadi pada materi Ulumul Hadits. Yang terjadi sangat berbeda dengan saat saya berada di Pesantren, saya menyesuaikan dengan kebutuhan mereka untuk menjadi Guru Pendidikan Agama Islam, bukan sebagai Ahli Hadits. Minimal mereka telah mampu memahami teori ataupun langkah-langkah memahami hadits, dan faktor-faktor yang mempengaruhi ke dha’ifan hadits. Bahkan mereka meminta saya untuk memberi mereka materi/kajian Kitab Kuning. Yang sebenarnya mereka tidak tahu apa itu Kitab Kuning. Akhirnya, saya memberikan mereka kuliah Pendidikan Akhlak di semester Akhir, karena mereka belum menerima pendidikan Akhlak di awal semester, dengan Primer Literatur Kitab Adabul ‘Alim wa Al-Muta’alim karya Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari.</div><div><br /></div><div>Perubahan ketiga, yang terjadi pada semester genap 2018, mahasiswa semester 2 mampu menunjukkan kemampuan Riset mereka yang berbasis pada pustaka. Mereka mampu menyajikan karya ilmiah mereka dengan sangat kaya akan literatur, kaya dengan wawasan, dibuktikan dengan satu diantara mereka ada yang menjadi juara MTQ bidang Musabaqah Makalah Qur’an (MMQ) walau tingkat Kabupaten, satu lagi diantara mereka berprestasi dalam penulisan Puisi dengan penulis puisi ternama yang dikemas dalam sebuah buku bertema “Rumah Kita”, dalam rangka Lomba Cipta Puisi Nasional 5 Azizah. Memang pada semester ini, saya sebagai dosen Mata Kuliah Ulumul Qur’an tidak henti-hentinya memberi semangat pada mahasiswa yang notabene terletak di pelosok daerah terpencil untuk terus membaca dan menulis, karena basic saya adalah Library Research.</div><div><br /></div><div>Perubahan lain yang terjadi adalah Penulisan Skripsi mahasiswa yang sejak berdirinya (2000) Hingga akhir 2017 belum pernah memiliki penelitian kualitatif apa lagi Library Research. Akhirnya dengan dibantu tiga rekan dosen, kami membuat panduan penulisan skripsi Kualitatif, dan Penelitian Pustaka. Hasilnya di tahun 2017, 2 orang mahasiswa dari 64 mahasiswa berhasil menyelesaikan Skripsinya dengan konsep Library Research. Hal ini menjadi semangat bagi mahasiswa setelahnya di tahun 2018, yang mana 2 diantara wisudawan juga berhasil menyelesaikan penelitiannya dengan penelitian pustaka. Walau library Research membutuhkan keluasan wawasan, kekayaan literasi, kedalaman analisa bukan berarti mereka yang berada di daerah seperti ini tidak mampu. Di tahun ini dengan dibantu Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, saya mengarahkan mahasiswa khususnya yang berprofesi sebagai guru, memanfaatkan profesinya untuk menyusun penelitian dengan Basic Penelitian Tindakan Kelas. Sehingga penelitian yang dihasilkan STAI Madinatun Najah Lebih variatif.</div><div><br /></div><div>Demi tercapainya tujuan pembelajaran, dan tercapai tepat pada waktunya, saya selalu memberikan Silabus dan pembagian tugas di awal pertemuan walaupun kadang terkendala dengan seremoni awal perkuliahan, seperti perkenalan, kontrak perkuliahan hingga pengantar perkuliahan. Minimal minggu kedua pembagian tugas perkuliahan sudah siap untuk dibagikan. Hanya saja, pembagian tugas yang saya kemas dalam bentuk silabus untuk didiskusikan, tidak serta merta menjadi acuan bagi mahasiswa, walau pembelajaran selama satu semester mengacu pada Bab-bab yang telah saya susun. Saya selalu membaca latar belakang mahasiswa, seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya. Jika latar belakang mahasiswa tidak memungkinkan untuk melakukan diskusi maka model pembelajaran yang saya gunakan adalah model pembelajaran Ekspositori. Tepat waktu dalam menyampaikan materi adalah usaha saya untuk menyampaikan materi secara sistematis, walaupun ada keterlambatan yang disebabkan oleh mahasiswa, baik makalah yang belum selesai, anggota kelompok yang belum lengkap dan alasan-alasan teknis lainnya, saya selalu menyampaikan materi yang telah terjadwal dalam Silabus yang sebelumnya telah saya berikan pada mahasiswa.</div><div><br /></div><div>Walau saya dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk hadir, mahasiswa selalu saya haruskan untuk diskusi (kecuali hari libur) dengan syarat koordinator (Kosma dan wakil) mahasiswa harus mencatat pertanyaan yang disampaikan teman sekelas, jawaban atau tanggapan yang diberikan teman sekelasnya, sanggahan dan mahasiswa yang tidak hadir saat diskusi berlangsung. Hasil diskusi akan saya bahas sekitar 15 menit di pertemuan berikutnya sebelum masuk pada pembahasan yang selanjutnya.</div><div><br /></div><div>Saya juga selalu melakukan UTS di setiap pertemuan mahasiswa sampai pada 7 kali pertemuan, dan membangun komitmen antara saya dengan mahasiswa untuk tepat waktu dalam menyelesaikan tugas makalah, agar tidak keluar dari Kalender Akademik yang telah di rencanakan. Komitmen yang saya buat dengan Mahasiswa STAI Madinatun Najah juga terkait dengan tepat waktu saat masuk perkuliahan dengan aturan-aturan yang disepakati yang juga berlaku bagi saya sebagai dosen yang bersangkutan.</div><div><br /></div><div>Suatu ketika, sekitar tahun 2017 saya pernah mendapat kritik, atau lebih tepatnya pujian. Mereka (Mahasiswa semester 5 Tahun 2017) mengeluh, karena saya sebagai dosen yang tidak pernah tidak hadir, karena memang mahasiswa pastinya berharap untuk tidak hadir walau satu hari.</div><div><br /></div><div>Pada 2009, saat saya berada di Kampung Inggris, Pare, Kediri saya mendapatkan pelajaran penting dari MR. Kalend, O., bahwa Pakaian adalah cermin penggunanya. Sehingga pertama kali keteladanan yang saya bangun pada mahasiswa adalah Pakaian. Saya selalu menggunakan pakaian yang rapi saat mengajar, Baju masuk, kadang berdasi (Kecuali Batik), walau kadang merasa Tampilan lebih sering bertolak belakang dengan penghasilan. Karena masih berstatus Dosen biasa. Tetapi saya selalu tampilkan yang terbaik di depan mereka.</div><div><br /></div><div>Menghargai pendapat mahasiswa walau terkadang pendapat mahasiswa salah, saya selalu menggunakan kalimat “kurang tepat”, dengan memberi pujian sebelumnya karena telah berani mengutarakan pendapat atau gagasannya. Dan memberi penjelasan diakhir penjelasan saya.</div><div><br /></div><div>Memberi kesempatan mahasiswa untuk mengutarakan pendapat atau gagasan tanpa saya ganggu sedikitpun (sebenarnya mendengarkan mereka dengan seksama), sampai jika mereka selesai berdiskusi, baru saya bahas satu persatu. Hal ini saya lakukan di semester Genap (4) Tahun 2019, karena mahasiswa semester ini saya latih untuk tajam menganalisa dengan modal literasi yang baik.</div><div><br /></div><div>Tidak malu untuk mengakui jika belum bisa menjawab suatu persoalan, Contohnya, suatu ketika pada matakuliah Masail Fiqhiyah, materi membicarakan masalah Hukum mengkonsumsi hewan yang cara potongnya dengan alat otomatis. Seorang mahasiswa bertanya dengan pertanyaan unik, yaitu bagaimana hukum memakan hewan buruan yang cara mendapatkannya dengan cara menjerat, dan diawali dengan membaca bismillah saat memasang jerat. Saat itu yang fikirkan adalah, ada dua kemungkinan, pertama hewan tersebut mati dengan menyebut bismillah, kedua hewan buruan tersebut karena tercekik maka bersetatus bangkai. Tetapi saya tidak langsung menjawab, sampai dipertemuan berikutnya, dan Setelah saya berdiskusi panjang dengan rekan yang kebetulan sebagai ketua Tanfidiyah NU, PC INHU Bpk. Saerozi, S.Ag. M.Pd.I baru kemudian saya utarakan jawaban yang sempat tertunda.</div><div><br /></div><div>Keteladanan berikutnya, adalah Totalitas. Terkadang ada beberapa kali mahasiswa datang dan menunggu lama sekali hanya untuk konsultasi dengan saya, dimana saya sebagai Dosen Penasehat Akademik mereka. Dimana saat yang bersamaan, saya juga sebagai Ketua Lembaga Penjamin mutu STAI Madinatun Najah, sedang melakukan pekerjaan lain terkait LPM. Walau sebenarnya saya menyediakan waktu Khusus untuk mereka yang berencana untuk konsultasi pada saya. Dengan tindakan saya tersebut, saya ingin menyampaikan pada mereka, sebagai apapun mereka kelak, mereka harus total dalam menjalankantugas mereka. Jika kini mereka sebagai mahasiswa, maka jadilah mahasiswa yang sungguhan, baca, belajar, berorganisasi, membangun analisis kritis dengan metode ilmiah, membangun jiwa entrepreneur dan seterusnya. Mereka harus total.</div><div><br /></div><div>Keteladanan lain yang seringkali saya tampilkan pada mahasiswa adalah The Right Thing at the Right Time. Saya berusaha untuk menampilkan pada mereka untuk menempatkan sesuatu pada tempatnya, misalnya saat di luar kampus, mereka beberapa kali mengajak kami (dengan rekan dosen saya Zulqarnain, M.Pd.I.) untuk diskusi di luar kampus dan di luar jam kuliah, kami berdua sepakat untuk berpenampilan biasa, kaos, bercelana Jean, dan berbeda jauh saat di dalam kampus, apa lagi saat pengajian. Apalagi dengan hal-hal yang akhir-akhir ini sedang mencuat perihal Moderasi Beragama, kami ingin sampaikan pada mereka bahwa tidak ada hubungan antara Pakaian dengan Kualitas keimanan seseorang. Pesan yang ingin kami sampaikan adalah untuk tidak menjustifikasi orang lain hanya dari pakaiannya.</div><div><br /></div><div>Di Sekolah Tinggi Agama Islam Madinatun Najah Rengat yang terletak didaerah, dan yang memiliki mahasiswa dengan latar belakang yang tidak semua berasal dari pendidikan Agama, rata-rata bukan Fresh Graduate, banyak yang Sepuh (berumur), berumah tangga dan sebagainya, memiliki tantangan sendiri bagi saya untuk memberikan yang terbaik bagi mereka. Terlebih, saya adalah putra daerah yang sadar untuk meningkatkan kualitas daerahnya terutama dalam bidang pendidikan. Suatu ketika saya susun materi pengantar Ulumul Qur’an dengan bahasa yang mudah di mengerti (Menurut saya), singkat padat dan jelas. Tidak terlalu panjang dan bertele-tele. Setelah selesai, salah satu dari mereka berkomentar tentang materi yang saya sampaikan, mereka berkata Materi Ulumul Qur’an yang saya sampaikan sulit dimengerti, karena istilah-istilah yang saya sampaikan terasa aneh dan tidak satupun dipahami kecuali Nuzulul Qur’an, karena istilah nuzulul qur’an sering ditemui saat bulan Ramadhan. Sebelumnya saya mendengarkan alasan mereka bagaimana bisa tidak mampu memahami istilah-istilah yang saya sampaikan. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, setelah kejadian tersebut, saya merubah pola pembelajaran yang saya lakukan dengan metode hafalan.</div><div><br /></div><div>Pernah juga suatu ketika, saat proses perkuliahan berlangsung, infokus/proyektor, yang biasanya tergantung di langit-langit kelas, tidak berada ditempatnya. Mahasiswa mengkritik saya sebagai Ketua Lembaga Penjamin Mutu, prihal keberadaan Infokus/Proyektor di kelas mereka. Saya mendengarkan dengan seksama masalah yang terjadi. Memang, STAI Madinatun Najah berada di bawah Yayasan Pendidikan Agama Islam Rengat (YPAIR), yang memiliki 3 unit Pendidikan, Mulai MTs, MA dan Perguruan Tinggi. Sehingga terkadang peminjaman barang, tidak melalu prosedur yang baik. Saya berterimakasih atas kritiknya, dan saya jelaskan pada mereka keberadaan Proyektor yang sebenarnya dipinjam oleh unit pendidikan yang masih satu yayasan. Dan langkah berikutnya memberikan masukan pada pihak MA untuk membuat surat peminjaman sebelum meminjam Fasilitas Mahasiswa.</div><div><br /></div><div>Saya sebagai ketua Lembaga Penjamin Mutu sering menjadi tempat mengadu, disamping saya tergolong dekat dengan mahasiswa, mereka merasa tidak segan untuk menyampaikan aspirasi mereka terkait kampus kepada saya dibanding kepada Wakil Ketua bidang kemahasiswaan yang masih tergolong keluarga Yayasan. Suatu ketika di tahun 2017, mereka meminta ruang kelas yang kondusif, karena kelas yang selama ini dipakai adalah ruang kelas Madrasah Tsanawiyah, yang konsep Interiornya tidak jauh dari konsep anak-anak. Bintang-bintang dan bunga-bunga an yang terbuat dari kertas tertempel dimana-mana. Saya dengarkan dengan baik usulan mereka, dan saya bicarakan pada saat rapat bersama pimpinan, dan akhirnya dengan mendistribusikan sebagian dana KKN, Alkhamdulillah di tahun 2018 mereka memiliki dua ruang kelas lengkap dengan AC dan Infokus diatasnya.</div><div><br /></div><div>Karya ilmiah yang telah saya hasilkan berupa hasil penelitian yang saya lakukan pada tahun 2015, yang kemudian saya kemas dalam bentuk jurnal dan dipublikasikan oleh Jurnal Al-Thariqah, Vol.1, No.2 Desember 2016, yang diterbitkan oleh Fakultas Agama Islam Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru, dengan ISSN 2527-9610. Karya ilmiah yang diterbitkan tersebut berbicara seputar Kompetensi guru yang berawal dari Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen Bab IV pasal 10. Penelitian ini berawal dari pertanyaan bagaimana penerapan undang-undang tersebut untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, terlebih di Kecamatan Rengat Barat adalah daerah yang termasuk memiliki masalah dengan Motivasi belajar, atau minimal bagaimana guru yang memiliki 4 kompetensi tersebut menciptakan motivasi belajar di MTsN Pekanheran. Ada banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, baik ekstrinsik maupun intrinsik, namun yang unik dari penelitian ini adalah kepiawaian kepala madrasah yang turut serta dan berperan aktif dalam meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Penelitian ini menambah khasanah keilmuan dan ikut serta memperkaya literature pendidikan islam. Karya ilmiah saya dijadikan salah satu referensi pada jurnal Ekonomi Pendidikan dan Kewirausahaan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) https://journal.unesa.ac.id/index.php/jepk/article/view/2837 dan dijadikan rujukan bagi mahasiswa UNIKOM di halaman 16, Bab II di https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/793/jbptunikompp-gdl-dinaiffaka-39621-2-unikom--i.pdf.</div><div><br /></div><div>Karya ilmiah berikutnya adalah jurnal dengan judul Pendidikan Keimanan dalam Keluarga, studi analisis surat At-Tahrim ayat 6. Dipublikasikan oleh jurnal Pendidikan Islam An-Najah, Vol.1, No.1 Januari 2017, yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian Dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Sekolah Tinggi Agama Islam Madinatun Najah Rengat, dengan ISSN: 2549-1067. Dalam Penelitian ini, saya mencoba mendeskripsikan strategi dan nilai pendidikan keimanan yang terkandung pada surat At-Tahrim ayat 6, dengan pendekatan Tafsir, pengumpulan data, menelaah, mencatat hasil telaah risalah, kemudian menganalisa dan mengambil kesimpulan. Analisa yang saya gunakan melalui metode Deskriptif dan Content Analisis. Makna dari karya ilmiah ini adalah, bahwa tanggungjawab pendidikan keimanan yang paling awal terletak pada keluarga. Dan masing-masing anggota keluarga bertanggung jawab penuh terhadap diri mereka masing masing, baru kemudian bertanggung jawab untuk menjaga (keimanan) keluarganya. Kegunaannya dalam mengembangkan keilmuan adalah selain memperkaya teori pendidikan islam, juga menjadi bahan pertimbangan bagi akademisi untuk merumuskan tujuan pendidikan islam yang ideal dan mampu menjawab persoalan-persoalan terkait perkembangan zaman.</div><div><br /></div><div>Karya ilmiah berikutnya adalah jurnal dengan judul Larangan Menafsirkan Al-Qur’an bi Ra’yi yang diterbitkan oleh Jurnal Pendidikan Islam An-Najah STAI Madinatun Najah Rengat, Vol.1 No.2 Juli 2017, dengan ISSN: 2549-1067. Manfaat penelitian ini adalah untuk mencegah penafsiran Al-Qur’an secara serampangan, dan sesuai dengan kehendak serta keinginan hati. Memberikan pemahaman pada pembaca bahwa memahami Ilmu-Ilmu Al-Qur’an dalam menafsirkan Al-Qur’an sangat penting. Penelitian ini ikut memperbanyak referensi dalam ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.</div><div><br /></div><div>Metode Pembelajaran Tauhid Analisis dalam ayat Kursi (Al-Baqarah 255) adalah sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Jurnal Pendidikan Islam An-Najah dengan ISSN 2549-1067, Vol.2 No.1 Januari 2018. Dalam karya ilmiah ini kita dapat menganalisa dan memahami konsep pendidikan Tauhid yang terkandung dalam Surat Al-Baqarah ayat 255. Dengan diterbitkannya tulisan ini, ikut memperkaya khasanah keilmuan dalam pendidikan islam, khususnya dalam pendidikan keimanan pendidikan Tauhid (aqidah) secara benar berdasarkan Al-Qur’an.</div><div><br /></div><div>Tentunya karya ilmiah yang dihasilkan dan dipublish telah ikut serta memperkaya literasi keilmuan Khususnya dalam Bidang Pendidikan Agama Islam. Ikut serta memperkaya teori, menambah wawasan, menambah referensi dan ikut mengembangkan keilmuan pendidikan islam. Ini berarti bahwa ilmu pengetahuan akan selalu berkembang, dan akan terus berupaya menjawab persoalan-persoalan sesuai dengan zamannya.</div><div><br /></div><div>Kemampuan Guru dalam mengelola manajemen pembelajaran, baik di dalam kelas, baik yang berupa kemampuan Pedagogik, kompetensi professional, kompetensi sosial, maupun kompetensi Kepribadian seperti yang di atur dalam UU RI tentang Guru dan Dosen, merupakan kompetensi standar bagi seorang guru. Namun, apakah semata-mata 4 kompetensi tersebut yang menjadikan motivasi belajar siswa menjadi tinggi?, maka saya melakukan penelitian tersebut untuk mengupas, mendeskripsikan apa yang terjadi di salah satu Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Indragiri Hulu. Kompetensi Guru dalam meningkatkan motivasi belajar pada MTsN Pekanheran, Indragiri Hulu, adalah sebuah jurnal yang di Publish oleh Jurnal Al-Thariqah Universitas Islam Riau Pekanbaru, mampu menambah wawasan bagi pembaca dan memperkaya referensi bagi para peneliti. Terbukti dengan beberapakali pengutipan yang dilakukan baik dalam jurnal maupun tugas akhir mahasiswa. Bisa dilihat di https://journal.unesa.ac.id/index.php/jepk/article/view/2837 dan pada Tugas akhir mahasiswa pada UNIKOM di Bab II, halaman 16 https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/793/jbptunikompp-gdl-dinaiffaka-39621-2-unikom--i.pdf.</div><div><br /></div><div>Degradasi moral yang terjadi dewasa ini membuat saya terpanggil untuk ikut serta menambah wawasan terkait dengan pendidikan keimanan dalam keluarga. Karena madrasah pertama bagi anak adalah keluarga. Hadirnya Pendidikan keimanan dalam Keluarga studi analisis Surat At-Tahrim ayat 6 dalam bentuk Jurnal tersebut, mampu memberikan gambaran bahwa pendidikan pertama dan utama dalam hal keimanan adalah di dalam keluarga itu sendiri. Dan masing masing anggota keluarga bertanggung jawab atas diri mereka sendiri untuk setelahnya baru anggota keluarga yang lain. Tulisan ini bisa menjadi referensi bagi peneliti yang akan datang, menambah wawasan keilmuan pendidikan islam, bahkan sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk merumuskan sebuah keputusan. Jurnal ini menjadi bahan sosialisasi pendidikan keluarga yang disampaikan saat khutbah jum’at tahun 2018.</div><div><br /></div><div>Pengembangan keilmuan pendidikan islam juga dapat dijumpai pada Metode Pembelajaran Tauhid Analisis Ayat Kursi/Al-Baqarah 255, khususnya dalam metode yang ditawarkan oleh Al-Quran dalam pembelajaran tauhid. Dimana saat ini, Dunia hanya dalam genggaman tangan, waktu anak-anak habis hanya dengan memainkan Game sepanjang harinya, kebanyakan dari mereka kurang mendapatkan pembelajaran terkait interaksi sosial yang baik, menjaga sikap, sopan santun, bahkan hingga emosi yang tidak terkontrol, maka Karya Ilmiah ini menawarkan konsep dan pembaharuan pembelajaran Tauhid, sebagai hasil analisa dari surat Al-Baqarah ayat 255. Karya ilmiah ini juga mengajak kita untuk terus menggali nilai-nilai agama yang Rahmatan Lil ‘Alamin, melalui pendidikan tauhid sejak dini pada anak.</div><div><br /></div><div>Fenomena pengutipan ayat Al-Qur’an sebagai tameng untuk melegitimasi tindakan atas nama agama, baik dalam bidang hukum, ekonomi, sosial, budaya bahkan politik kerap terjadi di Indonesia akhir-akhir ini. Ini bukan sesuatu yang baru dalam sejarah perkembangan islam. Hal ini juga pernah terjadi pada masa Khalifah Ali Bin Abi Thalib memegang tampuk kekuasaan sebentar setelah terjadi pembunuhan atas khalifah Utsman di Madinah. Jurnal dengan judul Larangan Menafsirkan Al-Quran Bi Ra’yi, adalah usaha untuk memberikan wawasan pada pembaca agar memahami metodologi penafsiran Al-Qur’an. Karya ini memberi rambu-rambu pada kita bahwa ada prosedur yang perlu dan wajib dilalui untuk menafsirkan sebuah ayat dalam Al-Qur’an. Dan ini mencegah kita agar tidak asal ambil ayat untuk melegitimasi tindakan atas nama Agama. Semoga Karya ini juga mampu menjadi referensi dan memperkaya wawasan dalam bidang keilmuan pendidikan islam. Materi ini juga beberapa kali menjadi bahan untuk mengisi Khutbah jum'at diantaranya di Masjid Darussalam, Desa Pematang Jaya, Kecamatan Rengat Barat, pada tahun 2018 dimana penulis sendiri sebagai khatib shalat jum'at yang memang terjadwal berdasarkan SK Takmir masjid masa bakti 2017-2018.</div><div><br /></div><div>Usaha yang saya lakukan untuk berbagi wawasan melalui jurnal, tidak hanya sebagai ajang memperbanyak karya ilmiah, tetapi untuk memberikan pencerahan pada masyarakat baik umum maupun masyarakat akademik. Hal ini terbukti dengan bahasa yang saya gunakan dalam karya ilmiah saya, saya kemas dengan kalimat yang sederhana. Jika memang harus menggunakan bahasa asing, selalu saya ikut sertakan pengertiannya. Karya ilmiah yang saya hasilkan juga selalu merinci latar belakang yang tidak sederhana, karena memperhatikan masalah yang sebenarnya terjadi tidak sesederhana seperti yang kita lihat. Karena menurut saya, mengkaji atau meneliti masalah sosial, agama, politik, ekonomi bahkan pendidikan dalam suatu kasus di suatu wilayah tidak dapat di generalisasi. Sehingga penting untuk mengutarakan latarbelakang masalah secara terperinci, sehingga benar-benar tercapai apa yang di maksudkan.</div><div><br /></div><div>Khusus yang berkaitan dengan Ulumul Qur’an, Ulumul Hadits, Tafsir dan Hadits tarbawi, seringkali saya diminta untuk menulis naskah Khutbah Jum’at, terlebih terkait dengan sosial, politik, masyarakat, agama, berbangsa dan bernegara, demi keutuhan bangsa dan Negara.</div><div><br /></div><div>Nilai lebih lain pada karya ilmiah yang saya hasilkan, diantaranya adalah kedalaman nalar dan ketajaman analisa. Hal ini ada pada penelitian saya yang berjudul Larangan Menafsirkan Al-Qur’an bi Ra’yi. Peneliti berusaha menyampaikannya secara mendalam, dan pada Metode Pembelajaran Tauhid Analisis Ayat Kursi/Al-Baqarah 255 peneliti juga berusaha menampilkan berbagai pendapat dan referensi.</div><div><br /></div><div>Ini adalah nilai lebih yang dapat saya tawarkan pada pembaca, melalui karya ilmiah yang saya hasilkan. Memang sebuah kajian yang berhubungan dengan agama, teks-teks suci tidak terlepas dari konteks, sejarah, dan ilmu-ilmu yang ada di sekitarnya. Sulit untuk menjadikannya sederhana, tetapi dalam beberapa tulisan saya berupaya untuk menjadikannya mudah dicerna dan dipahami oleh seluruh kalangan.</div><div><br /></div><div>Disamping itu, saya juga menjaga agar konsisten untuk terus berkarya dalam bidang yang saya kuasai, baik bidang pendidikan maupun Ulumul Qur’an. Dengan demikian peneliti mampu meng integrasikan Ayat-ayat Al-Qur’an dengan segala nilainya dengan Pendidikan yang kian hari kian dituntut untuk menjawab tantangan zaman.</div><div><br /></div><div>Bagi saya mengabdikan diri di dunia pendidikan adalah sebuah pilihan yang patut di pertimbangkan. Tidak pernah berhenti kiranya informasi yang terdengar seputar kesejahteraan pendidik (guru dan dosen), tindakan kriminalisasi guru oleh orang tua wali bahkan oleh siswanya. Disamping itu, pendidikan sebagai tonggak utama untuk menjadikan Sumberdaya Manusia yang Unggul dan menuju Indonesia Maju. Konsistensi saya dalam mengembangkan keilmuan diantaranya adalah dengan semangat untuk melanjutkan pendidikan ke program Doktor, dengan memanfaatkan Program 5000 doktor tahun 2019, dan Alhamdulillah telah dinyatakan Lulus Seleksi Administrasi berdasarkan Surat Nomor 4021 Tahun 2019 Tentang Penetapan Peserta Lulus Seleksi Administrasi Beasiswa Dosen S3 Dalam Negeri (Rekrutmen Baru) Tahun Anggaran 2019, dan semoga lulus di tahap berikutnya.</div><div><br /></div><div>Kedua, untuk mengembangkan keilmuan, ikut serta aktif dalam kegiatan Bahsul Masa’il yang diadakan oleh Nahdlatul Ulama PC INHU yang diadakan 1 kali dalam waktu 3 bulan. Pembahasan yang di bahas dalam bahsul masa’il ini lebih bersifat umum, dan titik tekannya terhadap permasalahan hukum yang sering muncul dikalangan masyarakat. Walau terkadang masalah yang di tanyakan oleh masyarakat, adalah masalah–masalah klasik yang sering kali dipermasalahkan. Namun, meskipun begitu, tidak jarang muncul masalah-masalah baru karena disebabkan kemajuan informasi dan teknologi sehingga masalah baru tersebut mau tidak mau terjadi di masyarakat. Dan saya mengabdikan diri di Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama, Kabupaten Indragiri Hulu, menjabat skretaris berdasarkan SK PC Nahdlatul Ulama Nomor : 008/ PC/Il.A./R.01/05/2016 Tentang Pengesahan Pengurus LDNU PCNU Indragiri Hulu.</div><div><br /></div><div>Ketiga, bentuk konsistensi saya dalam mengembangkan keilmuan dan keahlian dengan mencurahkan teori dan pemikiran dalam bentuk tulisan, baik berupa jurnal maupun artikel baik cetak maupun Online. Untuk artikel, produk bahan ajar saya unggah pada laman blog pribadi saya di http://a2dcollection.blogspot.com/. Sedangkan untuk hasil penelitian berupa jurnal secara berkala dan berkelanjutan diterbitkan pada Jurnal Pendidikan Islam An-Najah, dan terus melakukan riset seputar Pendidikan Islam, dan beberapa hasil penelitian belum di seminarkan dan belum terpublish.</div><div><br /></div><div>Target kerja saya adalah mengurus kepangkatan di tahun 2017 lalu, namun dengan adanya regulasi baru tentang sarat pengajuan NIDN mulai dari Surat Sehat Rohani, Surat Bebas Narkoba, Hingga Surat Sehat Jasmani membuat pengusulan NIDN di Tahun 2015 agak sedikit menemui kendala. Sehingga Target untuk mengusulkan kepangkatan tertunda dan baru bisa diusulkan dan keluar di tahun 2019. Dan di tahun 2016 saya di angkat sebagai Ketua Lembaga Penjamin Mutu, Alkhamdulillah Target saya untuk mengajukan Kepangkatan dosen STAI Madinatun Najah tercapai, setidaknya di tahun 2018, 5 orang dosen tetap sudah Asisten Ahli (tidah termasuk saya). Untuk mencapai target tersebut, LPM dengan tekun merapikan dokumen-dokumen terkait data diri dosen yang bersangkutan, mulai dari SK pertama, SK kopertais, SK pembagian tugas dosen yang bersangkutan sejak awal mengajar, mengumpulkan berkas laporan hasil penelitian yang telah mereka lakukan,silabus, dan sebagainya. Alhasil, data dosen tersimpan rapi di bandel masing-masing.</div><div><br /></div><div>Target saya yang telah berlangsung hingga kini (masih jalan), sejak tahun 2017 (sudah berjalan 2 tahun), dengan berbagai macam kendala dari dosen-dosen lain adalah penyusunan buku bunga rampai, dengan tema Islam dan Negara dalam Bingkai Moderasi Beragama. Target selesai di tahun ini, namun kendala-kendala yang muncul baik dari kesibukan masing-masing dosen, maupun terkait dengan lembaga.</div><div><br /></div><div>Ketiga, tercapainya penulisan jurnal bagi dosen yang ditargetkan terbit 2 kali dalam satu tahun, yang sudah berjalan kurang lebih 3 tahun ini. Karena sebelumnya jurnal yang tercetak sedikit kurang berkualitas, karena permasalahan keberadaan percetakan, di daerah yang jauh dari kota. Dan sesuai dengan perkembangannya, target berikutnya adalah Online Jurnal System, yang kami targetkan ditahun 2019 ini.</div><div><br /></div><div>Disamping itu, dalam mengembangkan keahlian dan keilmuan, dan mempermudah mahasiswa mendapatkan literature, yang sebenarnya juga mudah ditemui di Internet, saya juga menyediakan berbagai macam e-Book di blog pribadi saya di http://a2dcollection.blogspot.com/, sehingga mahasiswa dapat dengan mudah men-download yang mereka inginkan, dan mendapatkan informasi seputar perkuliahan dengan fasilitas tersebut.</div><div><br /></div><div>Tidak hanya itu, untuk kepentingan informasi seputar perguruan tinggi, saya membuat dan mengelola Blog Kampus, karena sampai saat ini, pihak kampus masih belum mampu untuk membuat Website pribadi, padahal website adalah sarat untuk OJS. Semoga tahun ini tercapai.</div><div><br /></div><div>Sebagai upaya untuk menerapkan ilmu dan keahlian, sebagai dosen Perguruan Tinggi Agama Islam, saya diminta untuk menjadi Khatib, 1 kali 1 bulan, dan telah berjalan selama kurang lebih 4 tahun, dari 2015 sampai 2019. Terkadang dalam beberapa kesempatan pihak ta’mir masjid meminta naskah khutbah untuk dibacakan saat shalat jum’at. Kepuasan jamaah tercermin saat mereka meminta saya kembali untuk mengisi khutbah pada Shalat Idul Fitri 1436 H/ 2015 M, dan pada Shalat Idul Adha di tahun yang sama.</div><div><br /></div><div>Pada tahun 2016, saya diminta untuk menjadi sekretaris Panitia pada Kegiatan Peringatan Hut Kemerdekaan Republik Indonesia Ke – 71, tahun 2016, untuk Dsn. Harapan jaya dan Dsn. Sungai Baung II, mereka puas dengan konsep Proposal yang saya susun, dan Pelaporan yang transparan dari Panitia. Akhirnya, ditahun 2017 saya diminta lagi untuk menjadi Sekretaris HUT RI yang ke 72 di tahun 2017.</div><div><br /></div><div>Ada beberapa kegiatan Pengabdian yang saya lakukan, baik di Madrasah, maupun di lingkungan Masyarakat. Di madrasah yang saya lakukan adalah Program Penyuluhan Internalisasi Nilai-nilai Religius dalam menanggulangi Pergaulan Bebas. Ini saya lakukan di Madrasah Aliyah Madinatun Najah Rengat. Yang lain berupa seminar Desa, dengan mengangkat tema Peran Mahasiswa dalam meningkatkan etos kerja masyarakat di Desa Bukit Meranti, Kecamatan Seberida, Kabupaten Indragiri Hulu.</div><div><br /></div><div>Yang terakhir adalah di akhir tahun 2018, membantu mengatur dan mengembangkan Pengelolaan masjid, sebagai Pusat Pendidikan Islam Masyarakat. Ini saya lakukan atas dasar inisiatif, dan melihat kondisi masjid yang memiliki sumber daya yang melimpah, khususnya keuangan. Karena masjid memiliki unit usaha berupa beberapa bidang tanah perkebunan. Hasil dari perkebunan tersebut masuk pada Kas Masjid. Dan hal ini sangat berguna jika masjid sebagai pusat pendidikan dengan pengelolaannya berbasis pada unit usaha yang dimiliki. Sehingga proses pendidikan tidak direpotkan lagi dengan biaya operasional, yang hanya mengandalkan SPP Peserta didik.</div><div><br /></div><div>Masyarakat terlihat puas dan tertarik dengan isi khutbah yang saya sampaikan, karena isi khutbah selain mengajak jamaah untuk meningkatkan ketakwaan, juga dikaitkan dengan masalah terkini yang terjadi, semisal masalah persatuan dan kesatuan, pentingnya menelaah informasi dan bahaya menyebarkan berita palsu, mencegah hal-hal yang memecah belah keutuhan NKRI dan lain-lain. Sehingga,stelah tahun 2016, masyarakat meminta kembali untuk mengisi khutbah di Masjid mereka. Dan tidak jarang, pengurus Ta’mir Masjid meminta saya untuk membuatkan naskah khutbah untuk disampaikan saat Shalat Jum’at.</div><div><br /></div><div>Yang kedua, berpartisipasi dalam penyelenggaraan 17 Agustus, setelah saya menjadi sekretaris panitia, mengajarkan mereka membuat proposal kegiatan, dan pelaporan yang dapat dipertanggungjawabkan, mereka meminta saya kembali untuk menjadi sekretaris Panitia 17 Agustus di tahun 2017, dan kini mereka telah mampu berorganisasi, mengadakan kegiatan dengan baik.</div><div><br /></div><div>Pada tahun 2016, saya diminta untuk menjadi sekretaris Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) PCNU Indragiri Hulu, Riau 2016-2020, berdasarkan SK PC Nahdlatul Ulama Nomor : 008/ PC/Il.A./R.01/05/2016, dan diminta terlibat aktif dalam penyusunan Laporan kegiatan Mubalig Indonesia Bersatu (MIB) pada tahun 2019. Saat bersama Mubalig Indonesia Bersatu https://drive.google.com/open?id=1Rapl0gm4uYu39pk703rPMLXhego-qpxV</div><div><br /></div><div>Perubahan yang terlihat pada Madrasah Aliyah Madinatun Najah adalah terselenggaranya Mengaji Bersama sesaat sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Ini merupakan bentuk realisasi penanaman nilai-nilai religius dalam menanggulangi Pergaulan Bebas di Lingkungan Madrasah, dan semoga berlanjut di Sekolah-sekolah lain.</div><div><br /></div><div>Pada pengabdian Masyarakat yang saya lakukan di Desa Bukit Meranti dengan tema Peran Mahasiswa dalam meningkatkan Etos Kerja Masyarakat, sampai kini masih terjalin hubungan baik dengan perangkat desa bahkan dengan masyarakat Bukit Meranti. Untuk perubahan yang berhubungan dengan Tema masih belum terlihat signifikan.</div><div><br /></div><div>Untuk perubahan yang terjadi pada desa pontian mekar, mereka telah memiliki yayasan dan unit pendidikan MDTA, yang telah dikelola dengan baik oleh pengurus masjid. Masyarakat telah mampu mengelola masjid sebagai pusat pendidikan pada masyarakat dan memiliki pengelolaan organisasi yang baik dan pengelolaan yang transparan.</div><div><br /></div><div>Masyarakat menyambut dengan baik dan antusias terhadap tema yang saya berikan disetiap khutbah jum’at. Mereka senang dan merasa tercerahkan dari berbagai macam persoalan terkait isu yang berkembang. Dan tidak jarang saya diundang hanya untuk sekedar duduk-duduk dan berdiskusi dengan Imam Masjid, membicarakan persoalan-persoalan terkini, yang sebenarnya bukan bidangnya (imam Masjid) untuk di pahami. Hanya terkadang mereka (orang awam) juga perlu paham tentang persoalan-persoalan yang sering kali mereka dengar. Semisal isu tentang wahabi, syiah, khawarij, khilafah, HTI. Dengan demikian, untuk menjelaskan kepada mereka, mengapa HTI dilarang di Indonesia, menjelaskan sejarah politik islam yang kemudian muncul istilah khawarij, istilah syi’ah, yang mau tidak mau saya sebagai orang yang dipandang memamahi, menjelaskannya secara detail historis kemunculan istilah-istilah tersebut. (hanya saja ini tidak termasuk materi khutbah).</div><div><br /></div><div>Dokumentasi saat khutbah Jum’at di Desa Pematang Jaya bias dilihat disini: https://drive.google.com/open?id=14A7JbunDO8kUkVSnZ6wC6WTuxsUu_1wE</div><div><br /></div><div>Dukungan masyarakat bukit meranti, sebagai imbas dari pengabdian pada masrakat dengan tema Peran mahasiswa meningkatkan etos kerja di tahun 2017 lalu, sangat bagus. Walau sebenarnya tidak ada hubungan dengan tema pengabdian. Mulai saat itu, saya lebih sering berinteraksi dengan mereka, undangan menghadiri rutinan Jama’ah shalawatan bukit meranti yang mereka beri nama “BAPERU”. Dan perlu diketahui bahwa Desa Bukit Meranti dari tempat domisili saya ditempuh kurang lebih 2 jam perjalanan. Undangan Pernikahan masyarakat setempat, pengajian, Musabaqah Tilawatil Quran, pawai 1 muharram, bahkan diminta datang ke salah satu pemuka agama Desa Bukit Meranti hanya untuk minum Kopi dan Berbincang-bincang ringan.</div><div><br /></div><div>Untuk respon Masyarakat Desa Pontian Mekar, Kecamatan Lubuk Batu Jaya sangat baik. Banyak dari mereka yang menanyakan Riwayat Pendidikan saya, dan dengan itu banyak dari putra putri mereka yang saya sarankan untuk melanjutkan pendidikan ke Pesantren, terutama Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur (karena Tebuireng adalah Almamater saya). Walaupun begitu, saya menganjurkan mereka untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke Pesantren (Pastinya pesantren Yang Jelas), yang harus memiliki lima unsur pokok pesantren yaitu Masjid, asrama, Kiyai, santri, dan yang paling penting Kajian Kitab Kuning.</div><div><br /></div><div>Saya putra jawa, kelahiran sumatera, terlahir di lingkungan masyarakat Melayu Riau, menempuh pendidikan MTs di Kampung halaman, dan SMA hingga S2 di Jawa Timur, dan baru menikah dengan orang melayu yang kesehariannya menggunakan bahasa melayu. Untuk etika, tata kerama, cara menyapa saya menggunakan etika orang jawa walau dalam berbahasa kadang menggunakan bahasa jawa ngoko (dengan sebaya), menggunakan bahasa Kromo (bahasa halus) dengan orang jawa yang lebih tua, menggunakan bahasa melayu di lingkungan masyarakat melayu (hampir tidak terlihat jawa). Kecamatan Rengat adalah daerah dimana memiliki beragam suku, Mulai Jawa, Sunda, Melayu, Batak, Minang, China, Madura, Bugis, Banjar dan lain-lain, sehingga bisa dikatakan daerah Rengat adalah daerah yang Multi Culture. Sehingga bagi saya menyesuaikan budaya berbicara sangat penting. Yang intinya, pesan yang ingin disampaikan dimengerti dan dipahami oleh masyarakat. Dengan pendekatan tersebut, masyarakat tidak merasa asing, merasa lebih dekat dan akrab, dan program pengabdian berjalan sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.</div><div><br /></div><div>Seringkali saat negosiasi terkait tempat Program Kuliah Kerja Nyata (KKN), atau Program apapun yang berhubungan dengan masyarakat, Ketua LPPM STAI Madinatun Najah selalu mengajak saya untuk membicarakan maksud dan tujuan kepada Camat, atau Kepala Desa setempat.</div><div><br /></div><div>Dalam sebuah acara, semisal saat memberikan tausiah bulan Ramadhan tahun 2017 lalu, di daerah transmigrasi yang mayoritas orang jawa yang masih melestarikan bahasa asalnya, dan terlihat banyak sekali jamaah yang usianya tidak muda lagi, saya menggunakan bahasa jawa halus untuk menyampaikan materi tausiah, sehingga pesan yang ingin disampaikan tercapai.</div><div><br /></div><div>Dilain tempat, diderah pekanheran yang mayoritas penduduknya Melayu, saya menggunakan bahasa mereka.</div><div><br /></div><div>Namun untuk tetap menjaga kemampuan berkomunikasi dengan baik, saya tidak menggunakan bahasa daerah saat di kampus, saya tetap panggil “pak/buk” walau usia kami sebaya, bahkan lebih muda. Tetap berbahasa Indonesia saat berada di Lingkungan kampus.</div><div><br /></div><div>Jika kerjasama yang berhubungan dengan Tim saya selalu memaksimalkan kinerja tim, dimana setiap anggota maupun coordinator memiliki tupoksi yang berbeda. Walau,pada prakteknya saling membantu dan kolektif, karena tujuan akhir dari sebuah rencana adalah terwujudnya rencana tersebut dan mencapai sasaran yang ingin dicapai.</div><div><br /></div><div>Misal saat menjadi sekretaris Peringatan 17 Agustus, ketika tugas saya selesai perihal persuratan dan kesekretariatan, saya segera mengambil bagian untuk tugas yang lain yang belum terselesaikan. Sehingga kehadiran saya bukan sebagai Dosen yang sedang mengabdi, melainkan pemuda desa yang ikut serta meramaikan acara peringatan kemerdekaan Indonesia.</div><div><br /></div><div>Dan ada beberapa kali saya ikut serta hadir acara yang di selenggarakan Komunitas motor, upacara bendera di wilayah Hutan Lindung Bukit Tigapuluh, Kabupaten Indragiri Hulu yang diselenggarakan komunitas motor, Pecinta Alam, bekerjasama dengan Balai Taman Nasional Bukit Tigapuluh, diakhiri dengan penanaman pohon, tahun 2018. Bisa dilihat di: http://a2dcollection.blogspot.com/2018/08/upacara-bendera-biker-inhu-taman.html</div><div><br /></div><div>Saya juga memotori pemuda untuk membuat program santunan, dengan menyisihkan Rizki mereka, dan terbentuklah nama komunitas Tanpa Nama (TANAM), dan telah beberapa kali mengadakan santunan. Bisa dilihat, lampiran, laporan beserta foto kegiatan di sini: https://drive.google.com/open?id=1dQsVM9NqsxyvJDSXeup_OstfFD-fLrlQ</div><div><br /></div><div>Dengan demikian, mungkin ini bukti bahwa saya mampu menjaga komunikasi dengan baik dengan berbagai kalangan, dan mampu bekerjasama dengan baik. Jika pengabdian masyarakat yang melibatkan struktur organisasi kemasyarakatan, seperti yang dilakukan di Desa Bukit Meranti, saya memberdayakan perangkat desa tanpa harus masuk di struktur organisasi, atau terlihat menggurui (sok tau) di depan mereka. Biasanya, saat pengabdian Masyarakat seperti ini, saya hanya sebagai pendorong, pemantau jalannya kegiatan, dan mengevaluasi bersama pihak-pihak yang terkait. Dan selama ini yang telah saya lakukan, saya lebih sering membaur bersama masyarakat, sehingga terkadang target program tercapai tanpa masyarakat tahu bahwa apa yang telah saya lakukan termasuk program pengabdian yang telah direncanakan. Namun, biasanya kelemahan saat pelaksanaan program pengabdian seperti ini, kurangnya dokumentasi seperti, foto, berkas, Absen (kecuali dokumen terkait pelaporan yang ditandatangani perangkat desa) untuk selanjutnya diserahkan pada pihak kampus.</div><div><br /></div><div>Sejak saya diangkat menjadi ketua Lembaga Penjamin Mutu pada September 2016, dengan SK Ketua Nomor:099/STAI-MN/YPAIR/IX/2016, saya berkomitmen untuk meningkatkan sistem pengelolaan dokumen yang rapi, dan meningkatkan Akreditasi Prodi menjadi lebih baik. Saya menjadi ketua tim penyusunan borang akreditasi prodi pada tahun pertama saya menjabat. Dan atas kerjasama tim yang solid, pada tahun 2017 prodi PAI STAI Madinatun Najah rengat, mendapat predikat B, dengan SK BAN-PT No.2404/SK/BAN-PT/Akred/S/VII/2017</div><div><br /></div><div>Setelah beberapa kali mendapatkan bimbingan dari kopertais wilayah 12, melalui pelatihan, workshop dan bimtek, terkait manajemen perguruan tinggi berbasis akreditasi, mulai saat itu saya menginstruksikan pada seluruh jajaran STAI Madinatun Najah untuk tertib administrasi, dan perapian dokumen. Sehingga, sekarang dokumen-dokumen mulai dari Akta notaris, surat tanah, SK pendirian, data dosen, perangkat pembelajaran, Rencana Induk Pengembangan, Rencana Strategis, Rencana Operasional, SOP, hingga yang berkaitan dengan Sistem Penjaminan Mutu Internal milik LPM tersusun dengan rapi. Hanya saja, program kedepan melalui rapat, mana yang bisa di publish dan mana yang tidak, akan bisa diakses di blog pribadi STAI Madinatun Najah. Dan ini sedang proses.</div><div><br /></div><div>Disamping itu, demi kemajuan STAI dan kemudahan mengakses informasi seputar kegiatan STAI dan mahasiswa, saya membuatkan Blog STAI Madinatun Najah, dan akun Facebook untuk STAI sebagai ajang promosi.</div><div><br /></div><div>Selain itu saya membuatkan format Excel, untuk penilaian dosen terhadap mahasiswa sehingga dosen hanya memasukkan nama dan nilai pada program.</div><div><br /></div><div>Menyeragamkan format Rencana Pembelajaran Semester (RPS) sejak 2016, mengikuti pelatihan Kurikulum Berbasis KKNI di bengkalis 2015, dan di pekanbaru 2016, dan mengaplikasikannya mulai semester ganjil 2016. Menjelaskan pada pimpinan tentang KKNI, mulai dari Analisis Swot seputar kelemahan dan kekuatan STAI, ancaman dan peluang STAI, Perumusan Profil Lulusan, Capaian pembelajaran Umum dari SNPT, Capaian Pembelajaran Khusus, Capaian pembelajaran Cirikhas, menentukan kedalaman matakuliah hingga penentuan jumlah sks. Alkhamdulillah sejak 2016, kami telah berangsur menerapkan kurikulum berbasis KKNI, walaupun masih perlu perbaikan.</div><div><br /></div><div>Permasalahan dana biasanya menjadi hal yang krusial dalam sebuah organisasi, hal ini tak terhindarkan saat pelaksanaan KKN 2016, dan tahun-tahun sebelumnya, dimana tidak ada pelaporan yang transparan antara panitia dengan pihak Kampus. Dan hal ini sering terjadi di instansi yang bernaung dibawah Yayasan. Saat Program KKN 2017 saya diminta untuk menjadi Badan Pembina Kuliah Kerja Nyata (BPKKN), dan di dapuk sebagai Sekretaris. Mulai dari Rapat pembentukan, hingga penutupan, saya laporkan dengan sangat transparan. Dan hasilnya, Sisa dana KKN saya distribusikan pada Sarana penunjang pembelajaran berbentuk Infokus 2 buah, AC ruangan 2 buah, dan Printer 2 buah. Mulai saat itu, hingga kini pelaporan KKN bersih, transparan dan sangat baik untuk dipertanggung jawabkan.</div><div><br /></div><div>Satu lagi, kegiatan KKN yang selalu menyesuaikan waktu di bulan Ramadhan, membuat kacau kalender akademik, dan sejak 2016 pelaksanaan KKN tidak harus dilakukan saat bulan Ramadhan.</div><div><br /></div><div>Pimpinan mengapresiasi usaha yang telah saya lakukan dalam berbagai cara, baik materil maupun moril. Dengan dijalankannya ide dan gagasan maju yang telah saya sampaikan, merupakan bentuk dukungan yang posistif bagi saya. Segala kegiatan sudah berjalan sesuai dengan Kalender Akademik yang setiap tahun dirapatkan dan disepakati bersama, dosen-dosen juga menunjukkan dukungannya dengan menjalankan gagasan LPM untuk tertib dokumentasi seperti bahan ajar baik Rencana Pembelajaran Semester, maupun Rencana pembelajaran Mingguan sesuai dengan Format yang telah diseragamkan. Staf, TU baik keuangan maupun akademik dan perpustakaan sudah menjalankan SOP yang dulunya seakan-akan redup.</div><div><br /></div><div>Segala bentuk kegiatan yang melibatkan tim dosen, dulunya tidak pernah dirapatkan, tidak pernah di SK kan, kini sudah mulai dirapatkan dan di SK kan. Ini adalah bentuk dukungan institusi terhadap gagasan-gagasan yang pernah disampaikan sebelumnya.</div><div><br /></div><div>Institusi juga menyambut baik konsep pelaporan kegiatan-kegiatan yang mulai transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Yang paling utama adalah, institusi sangat mendukung bagi dosen maupun staf yang ingin meningkatkan melanjutkan jenjang pendidikannya.</div><div><br /></div><div>Sejak Prodi PAI Mendapatkan akreditasi B tahun 2017 lalu, atas kerjasama tim yang baik, kampus mulai memberikan kepercayaan pada kami (ada 5 dosen tetap tergolong dosen Muda), untuk memperbaiki sistem, agar mahasiswa lulus tepat waktu, dan kampus mulai berbenah sejak 2017 terkait hal-hal yang mendukung akreditasi institusi. Memperlebar wilayah kerjasama dengan kampus lain, kerjasama dengan instansi pemerintah daerah, sekolah, madrasah dan lain sebagainya. Kampus juga meningkatkan upaya penyelenggaraan tridharma, khususnya penelitian dan pengabdian sejak 2016. Karena disadari atau tidak, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, sangat sulit tercapai jika tidak mendapatkan dukungan penuh dari pihak kampus. Alkhamdulillah, sejak 2016 institusi kami banyak melakukan perubahan-perubahan yang signifikan, dan ini menjadi bukti bahwa institusi menyambut baik gagasan-gagasan yang telah saya sampaikan pada saat-saat rapat pimpinan diselenggarakan.</div><div><br /></div><div>Dalam penyelenggaraan pembelajaran yang berkaitan dengan mahasiswa dan layanan akademik oleh kampus, akan selalu mendapat kritikan, demi kemajuan kampus dalam melayani mahasiswa. Suatu ketika di tahun 2017 lalu, dalam sebuah perkuliahan, saya sengaja untuk tidak memberikan materi (dengan pertimbangan Materi sudah selesai di minggu selanjutnya), saya menyebarkan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan terkait layanan kampus terhadap mahasiswa. Ada tiga point besar saat itu, Pertama terkait masalah yang dihadapi mahasiswa, kedua, penyelesaian yang diberikan kampus, dan yang ketiga adalah tawaran solusi dari masing masing mahasiswa. Saya mengumpulkan angket dari mereka, dan membacanya satu persatu, sehingga dapat menyimpulkan masalah yang mereka hadapi. Langkah selanjutnya, saya rangkum permasalahan tersebut, mulai dari sarpras, sistem perkuliahan, pencairan proposal kegiatan mahasiswa, hingga masalah pribadi mahasiswa. Untuk menanggapi permasalahan tersebut, kemudian saya sampaikan saat rapat dosen dan pimpinan (apalagi berkaitan dengan sarpras). Dalam kondisi yang sedemikian rupa (maklum kalau sudah berbicara dana dan sarpras agak sensitif), saya mewakili keluhan mahasiswa, dan hasilnya walau berlahan, masalah mahasiswa sedikit demi sedikit bisa ditanggulangi.</div><div><br /></div><div>Selanjutnya, dalam permasalahan lain, khususnya program dosen terkait karya ilmiah, kelengkapan dokumen perangkat pembelajaran, dan penelitian. Saya selalu mengingatkan dosen baik dalam pertemuan maupun dalam pesan singkat Group Whatsapp untuk tertib menyetorkan perangkat pembelajaran di awal bulan smester, mengingatkan dosen untuk menyetorkan karya ilmiahnya untuk kemudian diterbitkan di Jurnal An-Najah, dan menampilkannya di Whiteboard lengkap dengan tanggal dan bulannya sebagai dead line program tersebut. Untuk itu, saya sebagai ketua LPM telah menyediakan dokumen-dokumen terkait lebih dulu dari dosen-dosen lain.</div><div><br /></div><div>Sebagai ketua LPM tidak jarang ada dosen yang merasa tertekan dengan penertiban Dokumen dan Perangkat pembelajaran yang harus terkumpul di awal bulan setiap semester, tetapi ini saya lakukan demi tercapainya penyelenggaraan pendidikan yang baik sesuai rencana. Untuk itu, saya selalu menjaga komunikasi yang baik dengan para dosen, yang terkadang lewat humor saya selipkan sindiran-sindiran untuk memperbaiki sistem. Tak terkecuali pihak pimpinan, walau saya tahu mereka akan sangat risih dengan kritikan dan saran (walau sebenarnya demi kemajuan kampus), tetapi dengan mengemas point-point penting itu dalam sebuah obrolan ringan dan humor, mereka akan ringan untuk mendengarkannya. Termasuk saran untuk selalu Update dengan data yang berkaitan dengan Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT). Ditahun 2018 lalu beberapa mahasiswa berkumpul untuk menanyakan status ijazah mereka yang belum terdaftar terkait penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil 2018. Saya hadir sebagai mediator antara mahasiswa dan pimpinan yang baru beberapa hari pulang dari Jakarta untuk menyelesaikan masalah yang sama. Hasilnya, ketua menjelaskan masalah yang terjadi dan diterima dengan baik oleh mahasiswa, dan puluhan alumni STAI Madinatun Najah, diterima sebagai PNS di beberapa daerah. Hal ini juga sebuah usaha meningkatkan kepercayaan masyarakat khususnya alumni terhadap STAI Madinatun Najah rengat. Karena didaerah kami sedikit terjadi persaingan yang kurang sehat seputar kampus, dengan isu yang berkembang bahwa alumni STAI tidak diterima sebagai PNS atau bahkan ada yang menganggap Ijazah STAI tidak laku diluar dan sebagainya. Kami menanggapinya dengan mendorong Mahasiswa STAI terus berprestasi. Hasilnya 2 Mahasiswa STAI Rengat menjuarai Karya tulis Ilmiah dalam Pekan Ilmiah Olahraga Dan Seni ke VI di BATAM tahun 2017, menjuarai MMQ Kaligrafi tingkat kabupaten hasilnya 2 mahasiswa kami Umroh dengan biaya yang ditanggung Pemkab di tahun 2019. 3 mahasiswa STAI Rengat ikut ajang Bujang Dara, tiga tiganya masuk Final tingkat kabupaten, dan satu diantaranya lolos menjadi juara 2 tingkat Provinsi.</div><div><br /></div><div>Contoh tanggung jawab yang saya tunjukkan dalam mengiplementasikan manajemen / pengelolaan institusi diantaranya adalah melakukan lebih dulu dan memberikan contoh sebelum memerintahkan pada yang lain. Semisal menyetorkan karya ilmiah pada LPPM lebih awal, sebelum pemberitahuan yang saya buat terkait Dead Line penyetoran tulisan. Mempelopori pengumpulan Rencana Pembelajaran Semester sebelum dosen lain mengumpulkan RPS mereka. Saya juga selalu membuat pelaporan yang dapat dipertanggungjawabkan dalam setiap kegiatan dimana saya terlibat di dalamnya. Untuk tertib administrasi, dalam setiap agenda rapat saya selalu menanyakan dokumen, baik undangan rapat, absen, notulensi untuk meringkas hasil rapat beserta foto. Dan memastikan segala hal yang dilaksanakan terdokumentasi dengan baik.</div><div><br /></div><div>Memastikan segala bentuk dokumentasi yang dimiliki dosen, mulai dari Ijazah, SK pertama mengajar, SK kopertais dan SK Jabatan Fungsional, Rencana Pembelajaran Semester (RPS), SK Pembagian Tugas, SK Panitia apapun (berbentuk Copy) terlampir di bandel masing masing dosen. Hal ini sebagai upaya mempermudah pelacakan berkas para dosen, baik untuk kepangkatan, maupun untuk pengisian boring di tahun berikutnya. Selain itu juga memastikan Karya ilmiah, laporan penelitian yang telah dilakukan terdokumentasi dengan baik pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM).</div><div><br /></div><div>Tanggungjawab saya sebagai dosen dan Ketua Lembaga Penjamin Mutu ikut terlibat aktif dalam meningkatkan mutu perguruan tinggi kami seperti penyusunan Borang Akreditasi Prodi, Akreditasi Institusi, Tim pengajuan prodi baru berbasis Akreditasi tahun 2018 lalu, membangun kerjasama, dan melibatkan pakar dalam Penyusunan Proposal pengusulan Prodi Baru.</div><div><br /></div><div>Tak jarang terkadang saya terjun langsung dalam kegiatan sosialisasi Kampus ke Daerah-daerah, Sekolah-sekolah mengah atas sederajat, untuk memberikan informasi tentang Perguruan Tinggi kami. Sosialisasi juga saya lakukan melalui media sosial, Facebook, Instagram, ikut serta dalam penyebaran pamphlet, brosur, spanduk dan menyusun Blog Kampus.</div><div><br /></div><div>Tanggungjawab terbesar saya adalah menjaga dan selalu meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan terhadap mahasiswa, sehingga saya lebih sering memediasi antara keluh kesah mahasiswa dengan pimpinan.</div><div><br /></div><div>Keteguhan saya dalam memegang prinsip kejujuran, saya terapkan pada mahasiswa yang menyelesaikan tugas akhir. Pernah suatu ketika, saat baru-baru masuk menjadi dosen di STAI Madinatun Najah, mendengar seputar pembuatan skripsi melalui calo, mereka menyebutnya konsultan. Dan kabarnya melibatkan oknum dosen. Penelitian skripsi yang dilakukan mahasiswa seluruhnya Kuantitatif, bentuk kesalahan penulisan sama persis antara mahasiswa satu dengan yang lainnya, seperti letak, cara penulisan, kesalahan, bahkan penulisan lokasi penelitian yang mungkin lupa untuk diganti, dan anehnya sekitar belasan skripsi kesalahan penulisan lokasi sama persis. Kami (dosen-dosen muda 4-5 orang), memutus mata rantai penyediaan jasa penulisan skripsi tersebut, pertama dengan mengintrogasi mahasiswa yang bersangkutan dan akhirnya mengakui dan siapa yang terlibat didalamnya. Kedua, sebagai dosen baru kami berlima tidak mungkin untuk mengintrogasi dosen yang notabene lebih dulu berada di kampus. LPM dan LPPM dibantu 3 dosen lain untuk merapatkan hal tersebut. Dari kasus tersebut muncullah beberapa kebijakan diantaranya, menginstruksikan untuk semester akhir tahun berikutnya untuk melakukan penelitian dengan penelitian Kualitatif (karena seluruh penelitian mahasiswa yang terindikasi plagiasi berbentuk kuantitatif), kedua, meningkatkan bimbingan pada mahasiswa seputar metodologi penelitian yang akhirnya beberapa kali melakukan Workshop seputar Metodologi Penelitian, diluar jam Kuliah tahun 2017, dan anjuran untuk dosen Metodologi Penelitian dan penulisan karya ilmiah untuk mengoptimalkan materinya. Dan hasilnya di Tahun 2018 Skripsi mahasiswa lebih variatif, 50% dari penelitian mereka Kualitatif deskriptif, dan 2 diantaranya berbasis pustaka. Yang ketiga lebih selektif menerima judul dari mahasiswa melalui cek plagiasi dan menyediakan Bank Judul bagi mahasiswa. Saya dan beberapa teman dosen yang memiliki pemikiran maju tidak mentoleransi jika ada mahasiswa yang terindikasi melakukan plagiasi atau menggunakan layanan “konsultan” dalam membuat penelitiannya. Maka, minimal bimbingan yang dilakukan dosen terhadap mahasiswa sebelum dimunaqasahkan terjadi 7-8 kali bimbingan. Hal ini menghindari mahasiswa melakukan “bimbingan ilegal” di luar sana.</div><div><br /></div><div>Sebuah organisasi yang didalamnya meliputi perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tidak akan berjalan dengan baik jika transparansi dan interaksi didalamnya tidak berjalan dengan baik. Apalagi berkaitan dengan biaya, yang standarnya adalah efektif dan efisien. Untuk itu saya berusaha menyadarkan pimpinan untuk selalu melakukan rapat disetiap awal dan akhrir semester, rapat kerja, merapatkan RAB, walau yang terakhir ini masih belum berjalan dengan baik, karena pihak yayasan masih belum mampu transparan terkait pembiayaan. Walau demikian saya berusaha agar Pimpinan mau lebih transparan dalam pengelolaan dan pendanaan. Karena organisasi yang baik diantaranya meliputi kredibel, akuntabel, transparan, tanggungjawab dan adil. Paling tidak, pihak prodi telah melakukannya dan melakukan dengan baik, begitu juga yang telah dilakukan LPPM terkait segala bentuk kegiatannya.</div><div><br /></div><div>Saya selalu mendukung dan meberikan apresiasi bagi kegiatan-kegiatan yang meningkatkan kualitas mahasiswa, sehingga terbangun suasana akademik yang baik di lingkungan kampus STAI Madinatun Najah Rengat. Hasilnya terbentuklah beberapa kegiatan mahasiswa seperti group diskusi karya ilmiah mahasiswa, seminar-seminar entrepreneurship yang bekerjasama dengan REC (sudah berjalan 2 tahun), MAPALA Madinatun Najah yang baru terbentuk 23 Maret 2019. Dan saya juga mendukung Dewan Mahasiswa STAI, untuk terus melakukan perubahan-perubahan positif, mengingat lokasi STAI Madinatun Najah yang berada di sebuah daerah kecil di Kabupaten Indragiri Hulu.</div><div><br /></div><div>Sejak Pekan Ilmiah Olahraga dan Seni (PIOS) yang dilaksanakan oleh Kopertais 12 tahun 2016, saya melihat para peserta PIOS yang diutus STAI Madinatun Najah kurang persiapan sehingga tampil diajang yang diikuti oleh sekitar 36 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam ini kurang maksimal. Melalui bidang kemahasiswaan dan Dewan mahasiswa, saya mendorong mahasiswa untuk membuat UKM Olahraga dimana saat ini yang baru terbentuk masih tim Volley Ball Putra yang melakukan latihan setiap Ahad sore, disamping itu untuk kajian dan karya tulis ilmiah telah terbentuk group diskusi karya ilmiah mahasiswa, yang diantaranya telah mendapatkan prestasi dibeberapa perlombaan MTQ tingkat Kabupaten, dan 2 mahasiswi mendapatkan hadiah umroh gratis masing-masing di Cabang Kaligrafi dan cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) di tahun 2019. Pada 2017 meraih juara 1 dan 3 dicabang MMQ pada PIOS yang diadakan di Batam.</div><div><br /></div><div>Sejak tahun 2017, saya mendorong mahasiswa yang memiliki keinginan untuk jelajah alam untuk membentuk Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mapala, dan akhirnya Mapala Madinatun Najah terbentuk pada 23 Maret 2019, dan saya sebagai pembinanya.</div><div><br /></div><div>Peran lain yang telah saya lakukan untuk meningkatkan kualitas mahasiswa adalah dengan membimbing skripsi mereka dengan Metodologi yang sangat ketat, menganjurkan dan menekan mereka untuk terus membaca, mengumpulkan teori sebanyak-banyaknya agar mereka memiliki wawasan dan pandangan yang luas, sehingga mampu menganalisa setiap permasalahan dengan kritis, sistematis, objektif dan tajam. Jika mahasiswa yang tidak memiliki wawasan yang luas, tidak saya anjurkan untuk melakukan penelitian dengan jenis penelitian Kualitatif, apalagi Library Research. Karena hampir rata-rata mahasiswa STAI Madinatun Najah bersikap apatis dengan kegiatan-kegiatan mahasiswa, dan rendahnya minat baca yang mana ini disebabkan orientasi mereka dalam melanjutkan studi, berorientasi kerja (bahkan 40% dari mereka terikat kerja).</div><div><br /></div><div>Untuk meningkatkan kualitas kegiatan mahasiswa, saya memberi masukan pada Pimpinan melalui bidang kemahasiswaan untuk melakukan perlombaan-perlombaan di internal kampus, baik dalam rangka hari-hari besar islam, maupun hari peringatan nasional, atau dalam rangka diesnatalis STAI, sehingga mahasiswa terdorong untuk ikut serta meramaikan kegiatan tersebut. Hal ini sudah saya sampaikan dan proposal kegiatan untuk diesnatalis sedang disusun, mungkin ini acara diesnatalis perdana yang dilakukan STAI Madinatun Najah sejak berdirinya.</div><div><br /></div><div>Pimpinan sangat mendukung terselenggaranya kegiatan-kegiatan yang didalamnya meningkatkan kualitas mahasiswa, misalnya memberikan bantuan dana penyelenggaraan kegiatan, pimpinan selalu hadiri undangan mahasiswa di kegiatan-kegiatan mereka, hanya saja SDM mahasiswa terkait keorganisasian sangat minim (mahasiswa dengan usia tak lagi muda, rata-rata mahasiswa sudah kerja, jumlah mahasiswa freegraduate terbatas), sehingga tidak jarang saya melibatkan diri secara langsung dalam penyusunan Proposal Kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh panitia yang dibentuk oleh mahasiswa sendiri.</div><div><br /></div><div>Institusi juga sangat mendukung terbentuk dan terselenggaranya Dewan Mahasiswa yang berkompeten untuk mendukung terselenggaranya Peningkatan Kualitas Kegiatan Mahasiswa, sayangnya lagi-lagi kemampuan berorganisai mahasiswa yang belum mumpuni, sehingga sering kali saya terjun langsung membina mereka, bagaimana melakukan pemilihan umum dewan mahasiswa, membimbing mereka melakukan sidang yang di dalamnya membahas aturan-aturan/AD-ART Dewan Mahasiswa (yang seharusnya tidak ada campur tangan dosen dalam hal ini), membimbing mereka melakukan Rapat Kerja dan sebagainya. Dan fenomena ini terjadi hingga kini (2019).</div><div><br /></div><div>Kampus sebenarnya sangat mengapresiasi kegiatan mahasiswa terkait organisasi dema dan beberapa kali Kampus menggelontorkan dana untuk semisal pertemuan BEM Nusantara, hanya saja proposal yang mereka ajukan hanya beberapa hari sebelum keberangkatan mereka, sehingga terjadi keterlambatan terkait pencairan proposal, belum lagi penyusunan proposal yang jauh dari kata baik, semisal latar belakang, tujuan, capaian, hingga pada rincian dana yang mereka butuhkan. Dan lagi-lagi, saya terlibat langsung dalam mengarahkan mereka untuk membuat pelaporan yang baik dalam setiap kegiatan. Hal ini menjadi tugas sekaligus tantangan berat bagi dosen-dosen yang mengabdikan dirinya di Daerah.</div><div><br /></div><div>Namun ada beberapa kegiatan yang didukung penuh oleh institusi, yang hingga saat ini mengalami kemajuan yang signifikan, diantaranya group diskusi karya ilmiah mahasiswa, olahraga, kaligrafi, MAPALA Madinatun Najah, dan seminar Metodologi Penelitian yang diadakan setiap tahun.</div><div><br /></div><div>Interaksi saya dengan mahasiswa terkait peningkatan kualitas kegiatan mahasiswa tergolong intensif, dan lebih sering. Seperti saat salah seorang mahasiswa mempelopori untuk membentuk UKM Mapala Madinatun Najah, selalu konsultasi mengenai pembentukan Kegiatan Mahasiswa tersebut. Saya selalu memberikan masukan, bahkan membuatkan contoh AD-ART sebuah organisasi yang semestinya, mengumpulkan mereka dalam pertemuan yang tidak resmi secara intensif dan hingga akhirnya terbentuk MAPALA Madinatun Najah pada 23 Mei 2019 lalu.</div><div><br /></div><div>Begitu juga dengan Dewan Mahasiswa, yang selalu konsultasi dengan saya seputar pengorganisasian mahasiswa yang bermutu, karena latar belakang mahasiswa STAI Madinatun Najah yang kurang berpengalaman dalam berorganisasi, sehingga saya sebagai dosen sering terlibat langsung dalam penyusunan Panitia Pemilihan Umum Dema, penyusunan proposal kegiatan, hingga membimbing mereka bagaimana melakukan sidang Dewan Mahasiswa, apa saja yang dibahas dalam sidang, siapa saja yang hadir dalam sidang, bagaimana melakukan Rapat Kerja, apa saja yang dibahas dalam Rapat Kerja (RAKER) dan seterusnya yang sebenarnya ini bukan ranah dosen untuk ikut terjun di dalamnya. Dan saya memaklumi, karena latar belakang mahasiswa yang telah saya sampaikan pada awal tulisan ini.</div><div><br /></div><div>Dalam beberapa pertemuan pada matakuliah saya, seringkali saya support mereka untuk banyak terlibat dalam organisasi Kampus, selain juga menekankan untuk banyak membaca agar wawasan mereka luas baik terkait dengan materi perkuliahan (keilmuan) maupun terkait organisasi mahasiswa. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa kemampuan berbicara dimuka umum, struktur bahasa yang dipakai, hingga sistematika berfikir mereka dalam mengungkapkan pendapat tergantung sejauh mana wawasan yang mereka dapat dan sesering apa mereka berdiskusi diluar jam perkuliahan. Hasilnya, mahasiswa-mahasiswa semester 4, tahun 2019 memiliki kecakapan berbicara, sistematis dalam berfikir, mampu mengungkapkan pendapat dengan referensi yang kaya.</div><div><br /></div><div>Selain itu, interaksi yang saya bangun dengan mahasiswa untuk meningkatkan kualitas mereka adalah melakukan bimbingan. Saya juga termasuk Dosen Penasehat Akademik untuk 6 mahasiswa setiap tahun, yang melakukan Pembinaan pada mereka minimal 3 kali dalam 1 semester. Dalam hal ini, berdasarkan peraturan Akademik yang disepakati, jadwal pertemuan yang dilakukan tergantung kesepakatan mahasiswa dan dosen yang bersangkutan. Sedikit banyaknya, pembinaan melalui Penasehat Akademik ini ikut membantu mereka dalam mengatasi kesulitan yang mereka hadapi.</div><div><br /></div><div>Beberapa manfaat dari kegiatan dan peran saya dalam meningkatkan kualitas kegiatan mahasiswa adalah terselenggaranya Unit Kegiatan Mahasiswa MAPALA Madinatun Najah, dengan AD-ART yang jelas, struktur organisasi yang baik, memiliki Program Kerja yang terukur, dan telah melakukan beberapa kegiatan diantaranya Camp dan Apel Bendera di Desa Anak Talang (sebuah suku pedalaman di Kabupaten Indragiri Hulu) pada 16-17 Agustus 2019, berkolaborasi dengan dua organisasi diluar kampus diantaranya My Trip My Adventure Indragiri Hulu (MTMA INHU), Perguruan Pencak Silat Setia Hati (PSHT) kecamatan Batang Cenaku, dan pemuda setempat. Dengan demikian STAI Madinatun Najah dapat dikenal di luar Kecamatan Rengat, dan memperlihatkan bahwa ada aktifitas mahasiswa yang mampu membawa Nama STAI Madinatun Najah di luar Kecamatan Rengat (Luas wilayah Kabupaten di Riau tidak sama dengan Luas Kabupaten di Pulau Jawa).</div><div><br /></div><div>Selanjutnya, terbentuknya group diskusi karya ilmiah mahasiswa, dan telah berjalan sejak awal tahun 2019 lalu yang InsyaAllah siap untuk mengikuti event-event terkait penulisan karya ilmiah bagi mahasiswa kedepan. Dan salah satu mahasiswa STAI Madinatun Najah telah berprestasi membawa nama Almamaternya dalam bidang MMQ (Musabaqah Makalah Al-Qur’an) pada MTQ tingkat Kabupaten di tahun tersebut, dan 2 diantaranya mendapat hadiah Umroh gratis dari Pemerintah Daerah Kabupaten Indragiri Hulu. Dan perubahan kualitas mahasiswa sangat dirasakan hampir semua dosen, khususnya pada semester 3 dan 4 tahun 2019, mereka memiliki wawasan yang luas, cara berbicara yang lebih teratur dan yang paling mengejutkan adalah berbicara selalu menggunakan referensi, sehingga saat matakuliah apapun diskusi akan selalu hidup dan disertai dengan pro dan kontra yang beralasan. Ini artinya mahasiswa memiliki kemampuan untuk berfikir ilmiah. 1 mahasiswa diantara mereka berprestasi bidang Puisi tingkat Nasional yang ke 5, dan hasil karyanya dipublish Azizah Publishing dengan judul buku “Rumah Kita”.</div><div><br /></div><div>Berikutnya adalah, Terbentuknya Tim Volley Ball putra yang solid (walau belum berbentuk UKM), yang akan membawa Nama STAI Madinatun Najah Rengat di PIOS yang akan datang. Walau beberapa kali telah mengikuti event antar kampus di Kabupaten Indragiri Hulu.</div><div><br /></div><div>Manfaat lain yang dirasakan adalah judul skripsi yang tidak monoton, dan tidak terpaku pada pengukuran sebuah teori (walaupun ini taraf S1, dan Tidak Semua mampu), beberapa mahasiswa berani mengambil penelitian kualitatif deskriptif yang mana penelitian ini berpijak pada dasar Filsafat Postpositivisme yang bersentuhan dengan fenomena yang terjadi pada objeknya, selain teori yang matang, mereka (hanya 3 mahasiswa dari 39 tahun 2019) memiliki analisa yang sedikit tajam disbanding dengan mahasiswa lainnya.</div><div><br /></div><div>Berjalannya organisasi mahasiswa (DEMA), walau belum maksimal, mereka mampu menunjukkan eksistensi mereka diluar derah dengan membawa nama STAI Madinatun Najah rengat, diantaranya dalam pertemuan nasional BEM Nusantara yang diadakan di Pekanbaru pada tahun 2017 lalu.</div><div><br /></div></div>
As'adhttp://www.blogger.com/profile/00359293837432942927noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7465570218442255687.post-65850370057152319322022-06-22T02:02:00.001-07:002022-06-22T02:02:03.218-07:00Nuzhatul Muttaqin Syarah Riyadhus Sholihin Min Kalami Sayyidil Mursalin<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-3huSxH8Lj0NGsw-phpAOfRn1eVEiWiYq4gXGZQ-BVgMl6mZRiQw_TFmnoFZEIg9dFdrsokrOIHb4EOQsaBqxtk7yp_GnESNc54I0O7cGCaAQ2K7bSzic17AO0uy0sAOJ-4WJFkcilTYkxGzWyfWlME8pU4_jJbYDcehm_oMzbp6GCNfbtYC_Pkqc/s539/NUnha.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="539" data-original-width="539" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-3huSxH8Lj0NGsw-phpAOfRn1eVEiWiYq4gXGZQ-BVgMl6mZRiQw_TFmnoFZEIg9dFdrsokrOIHb4EOQsaBqxtk7yp_GnESNc54I0O7cGCaAQ2K7bSzic17AO0uy0sAOJ-4WJFkcilTYkxGzWyfWlME8pU4_jJbYDcehm_oMzbp6GCNfbtYC_Pkqc/w320-h320/NUnha.jpg" width="320" /></a></div><br />Nuzhatul Muttaqin Syarah Riyadhus Sholihin Min Kalami Sayyidil Mursalin karya syekh Al-imam, al-hafidz, al-faqih Abi Zakariya Muhyiddin Yahya Al-nawawi. <div><b>Penulis :</b> </div><div>Dr. Musthofa Sa'id Al Khin </div><div>Dr. Musthofa Al Bugho </div><div>Muhyiddin Mastu </div><div>Ali Asy-Syarbaji </div><div>Muhammad Amin Luthfi </div><div><b>Penerbit:
</b>Muassasah Al Risalah, cetakan ke 14, Tahun 1987 M. / 1407 H.</div><div><br /></div><div><b><a href="http://q.gs/FTLaK">DOWNLOAD</a></b></div>As'adhttp://www.blogger.com/profile/00359293837432942927noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7465570218442255687.post-77332531490362517492022-06-22T01:36:00.007-07:002022-06-22T01:36:40.541-07:00Ulumul Qur'an Bainal Burhan Wal Itqon Dirosah Muwazanah<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_phPjnip65BFbGz7dljVQngh3r859rRlKLkdNBtjUKGYHF3pdg6xwJBoiQ-N37H_bVHa5C5M8bsOUIqR5HsCVxU7l9x3vapNdUtAv2zUuTAp6PAxvzyAyxmWq2Bhc-DNDi1c5HHVuZitHP0KJPS3cMYbESITGqey90X49LWwIabJS4z9hpsHDOFvJ/s269/Ulumul%20Qur'an%20Bainal%20Burhan%20Wal%20Itqon%20Dirosah%20Muwazanah.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="269" data-original-width="187" height="269" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_phPjnip65BFbGz7dljVQngh3r859rRlKLkdNBtjUKGYHF3pdg6xwJBoiQ-N37H_bVHa5C5M8bsOUIqR5HsCVxU7l9x3vapNdUtAv2zUuTAp6PAxvzyAyxmWq2Bhc-DNDi1c5HHVuZitHP0KJPS3cMYbESITGqey90X49LWwIabJS4z9hpsHDOFvJ/s1600/Ulumul%20Qur'an%20Bainal%20Burhan%20Wal%20Itqon%20Dirosah%20Muwazanah.jpg" width="187" /></a></div>Ulumul Qur'an Bainal Burhan Wal Itqon Dirosah Muwazanah<p></p>Penulis: Dr. Hazim Sa'id Haidar<div>Penerbit: Daruz Zaman</div><div>Cetakan: II</div><div>Tahun: 2006<p><b><a href="http://q.gs/FTLa2">DOWNLOAD</a></b></p></div>As'adhttp://www.blogger.com/profile/00359293837432942927noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7465570218442255687.post-56579928533094756922022-06-22T01:30:00.005-07:002022-06-22T01:32:17.406-07:00Al Itqon Fi Ulumil Qur'an jalaludin as suyuti<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEic9jD0SMmfyKn38QpVSOtUxO46VLLuB_6HfVPbbOeVtinqD1XWir5g60e11DGlHTOhLVkwZQIjbl3GTgT3EZ75bfp15OEiAz7u016qeN01-hzFkArvfJiCBXHPhxEpxOlyFNNSLNG8yVJn2wa-1gPWN_Vmsy3UaLZGSWtG9PtJsb_PoPFWBWQgX4nL/s640/Al%20Itqon%20Fi%20Ulumil%20Qur'an%20Jalaludin%20Asy%20Suyuti.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="640" data-original-width="640" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEic9jD0SMmfyKn38QpVSOtUxO46VLLuB_6HfVPbbOeVtinqD1XWir5g60e11DGlHTOhLVkwZQIjbl3GTgT3EZ75bfp15OEiAz7u016qeN01-hzFkArvfJiCBXHPhxEpxOlyFNNSLNG8yVJn2wa-1gPWN_Vmsy3UaLZGSWtG9PtJsb_PoPFWBWQgX4nL/w298-h320/Al%20Itqon%20Fi%20Ulumil%20Qur'an%20Jalaludin%20Asy%20Suyuti.jpg" width="298" /></a></div><a href="https://a2dcollection.blogspot.com/">Al Itqon Fi Ulumil Qur'an jalaludin as suyuti</a><p></p><div>Penulis: Al Hafidz Jalaludin Asy-Suyuti</div><div>Penerbit: Resalah Publisher</div><div>Tahun: 911 H</div><div><br /></div><div><b><a href="http://q.gs/FTLa0">DOWNLOAD</a></b></div>As'adhttp://www.blogger.com/profile/00359293837432942927noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7465570218442255687.post-2748114482814969692022-06-15T00:23:00.000-07:002022-06-15T00:23:29.925-07:00Dia yang membuat dia yang diatur atas aturannya sendiri<p style="text-align: justify;">Menyebarkan pemikiran merupakan keharusan bagi seorang yang memiliki ilmu, semakin bermanfaat ilmu seseorang terhadap kemaslahatan umat manusia maka semakin banyak tabungannya nati bahkan hingga dihari akhir. Namun, keharusan akan perkembangan ilmu dan teknologi itu sendiri yang kemudian mengkebiri dan membatasi dirinya sendiri. Terkadang manusia dengan potensi dan kebebasan yang sudah menjadi fitrahnya untuk mengoptimalkan daya fikir dan akalnya, membuat belenggu atas kebebasan dan potensi akalnya sendiri dengan sistem yang mereka buat sendiri. Hal ini yang kemudian ke"Aku"an dalam diri tidak lekang dari kepentingan kebesaran namanya, yang padahal bukan miliknya. </p><p style="text-align: justify;">Hidup bermanfaat tak dapat dibatasi dari seberapa banyak nama anda di sebut, tapi seberapa banyak pemikiran dan hasil olah akal anda digunakan orang lain yang kemudian mencerahkan dan membimbing mereka ke arah yang paling tidak mendekati kebenaran, walau kita sadar bahwa kebenaran bukan milik perspektif manusia. Pemikir-pemikir handal masa lalu tak minta untuk terindek DOAJ, Scopus, WoS ataupun Sinta, namun namanya abadi dengan karya tulisnya yang disebutkan berulang-ulang oleh generasi yang entah sampai generasi ke berapa nantinya. </p><p style="text-align: justify;">Para ilmuan terdahulu yang walaupun beraroma Discovery namun pengembangan-pengembangan serta penyaduran-penyadurannya bermanfaat sehingga kita dapat sampai pada "Empunya" ilmuan tanpa mereka sibuk dan repot dengan tingkat plagiarisme Turnitin dan sejenisnya. <br />Namun sayang, keangkuhan generasi belakangan lebih tinggi dibanding dengan tinggi badannya sendiri. Yang tanpa sadar sebenarnya mereka terbatasi oleh benda bernama sistem yang mereka buat sendiri atas kesepakatan mereka sendiri.</p>As'adhttp://www.blogger.com/profile/00359293837432942927noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7465570218442255687.post-83467801053731941312020-11-09T19:01:00.009-08:002021-10-01T00:38:43.020-07:00AYAT – AYAT AL QURAN TENTANG LINGKUNGAN PENDIDIKAN KELUARGA<div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZnKDKmlgmIXzoee9-9u81V1U1_WvxmBMSTIY5Xjc0XGWf_z9PMJhn0AWdSgWJFNdVZprdC3fSY8yhQVyDsj72UKB7vWQUTpFM1iW7np0ybHgxjUdzjHbYRGxKkpeXDvfZjcM01-LiQxI/s1247/pendidikan-dalam-islam.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="848" data-original-width="1247" height="136" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZnKDKmlgmIXzoee9-9u81V1U1_WvxmBMSTIY5Xjc0XGWf_z9PMJhn0AWdSgWJFNdVZprdC3fSY8yhQVyDsj72UKB7vWQUTpFM1iW7np0ybHgxjUdzjHbYRGxKkpeXDvfZjcM01-LiQxI/w200-h136/pendidikan-dalam-islam.jpg" width="200" /></a></div><br />Disusun untuk memenuhi tugas tafsir tarbawi Dosen Pengampu: Asadut Tabiin, M.Pd.I. </div><div style="text-align: justify;">Disusun Oleh: Sylvi surya pramesti, Shintia amelia, Siti nurhidayah, Sri monika sari </div><div style="text-align: justify;">Program Sarjana Strata Satu (SI), Jurusan Pendidikan Agama Islam </div><div style="text-align: justify;">SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) MADINATUN NAJAH RENGAT 2020</div></div><p style="text-align: justify;"><b>Latar belakang</b></p><p style="text-align: justify;">Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Sebab melalui pendidikanlah, manusia dapat belajar untuk mengenali potensi dirinya, dan kemudian memanfaatkannya. sehingga dengannya, akan menghasilkan kemaslahatan baik bagi dirinya sendiri, maupun secara luas bagi lingkungan yang ada disekitarnya. Hal ini menunjukkan bahwa, proses pendidikan membutuhkan perhatian yang serius dari semua pihak dan kalangan, karena output dari proses pendidikan akan turut mempengaruhi lingkungan, baik dalam skala mikro sosial (keluarga), maupun dalam skala makro sosial (lingkungan/masyarakat), Sehingga dari hal tersebut, terlihat dengan jelas bahwa dalam proses penyelengaraan pendidikan. Maka dari itu, kami akan menjelaskan tentang ayat al-quran tentang pendidikan lingkungan keluarga dan ayat alquran yang terdapat di dalamnya</p><p style="text-align: justify;"><b>Rumusan masalah</b></p><p style="text-align: justify;">Apa Pengertian pendidikan ?</p><p style="text-align: justify;">Apa pengertian lingkungan keluarga ?</p><p style="text-align: justify;">Bagaimana pandangan al-quran mengenai lingkungan keluarga ?</p><p style="text-align: justify;"><b>Tujuan Masalah</b></p><p style="text-align: justify;">Dalam kelompok ini, kami akan menjelaskan tentang konsep pendidikan keluarga dan pandangan alquran mengenai keluarga. Di dalam pandangan tersebut terdapat ayat al-quran tentang pandangan umat muslim dalam pendidikan atau mendidik keluarga karena keluarga adalah hal terpenting dalam kehidupan. Dengan cara ini, kami akan mencoba menjelaskan konsep dan pandangan umum yang akan kami jelaskan pada makalah ini.</p><p style="text-align: justify;"><b>A. Pengertian Pendidikan Keluarga</b></p><p style="text-align: justify;">1. Pengertian Pendidikan</p><p style="text-align: justify;">Adapun pengertian pendidikan secara Etimologi mempunyai beberapa istilah:</p><p style="text-align: justify;">a. Takdib ( تَأْدِيْبٌ ) artinya membuat agar menjadi beradab. Istilah takdib semula berasal dari kesopanan dalam jamuan makan, akhirnya setiap kegiatan yang bermaksud menjadikan sopan dinamakan takdib.</p><p style="text-align: justify;">b. Ta’lim ( تَعْلِيْمٌ ) artinya pengajaran, maksudnya pemberian atau penyampaian pengetahuan dari seorang kepada orang lain agar pandai dan berwawasan luas.</p><p style="text-align: justify;">c. Tarbiyah ( تَرْبِيَةٌ ) berasal dari رَبَى -يُرَبِى - تَرْبِيَةً artinya mendidik. Pendidikan Islam lebih merinci istilah pendidikan menjadi tiga yaitu ta’dib untuk mendidik akhlak, ta’lim untuk mendidik akal, dan tarbiyah untuk istilah pendidikan secara umum. Masing-masing mempunyai tujuan untuk mendidik perkembangan afektif, kognitif dan psikomotorik peserta didik. </p><p style="text-align: justify;">Sedangkan pengertian secara Terminologi sebagai berikut:</p><p style="text-align: justify;">Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. </p><p style="text-align: justify;">Pendidikan memerlukan persiapan dan perencanaan agar kegiatan bimbingan, pengajaran maupun latihan dapat menciptakan peserta didik yang diharapkan. Pendidikan mempunyai tujuan yang baik maka pelaksanaan pendidikan. pun diharapkan dapat sesuai dengan tujuan. Bukan kekerasan dan paksaan yang digunakan, tetapi kasih sayang pendidik sangat diharapkan oleh peserta didik. Sedangkan pendidikan Islam adalah suatu usaha untuk mengarahkan dan mengubah tingkah laku individu dengan tujuan untuk mencapai pertumbuhan kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam dalam proses kependidikan melalui latihan-latihan akal fikiran (kecerdasan), kejiwaan, keyakinan, kemauan dan perasaan serta pancaindra dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Pendidikan Islam merupakan proses transinternalisasi pengetahuan dan nilai Islam kepada peserta didik melalui upaya pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan, pengawasan, dan pengembangan potensinya, guna mencapai keselamatan serta kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam lebih mengedepankan pembinaan akhlak individu sesuai ajaran Islam. Tetapi tidak meninggalkan pembinaan akal guna mencapai kehidupan bahagia di dunia dan akhirat. Adapun Al-Qur’an, Al-Sunnah, maupun Ijtihad adalah dasar pendidikan Islam. Al-Qur’an sebagai dasar pertama pendidikan Islam tidak ada keraguan di dalamnya.</p><p style="text-align: justify;">Pengertian Keluarga</p><p style="text-align: justify;">Ditinjau dari aspek kebahasaan, dalam bahasa Inggris,kata keluarga adalah “family” yang berasal dari kata familieyang berarti dikenal baik atau terkenal. Lebih lanjut,Mahyuddin memberikan pengertian bahwa keluarga dalam arti sempit disebut pure family system (sistem keluarga yang asli) adalah unit atau kelompok yang kecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Keluarga dalam arti yang luas (extented family system) adalah ayah, ibu, anak-anak dan sebagainya yang kebutuhan hidupnya semua tergantung pada keluarga. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia keluarga adalah ibu dan bapak beserta anak-anaknya atau satuan kekerabatan yang sangat mendasar di masyarakat.</p><p style="text-align: justify;">Keluarga dalam hubungan darah merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh hubungan darah antar satu dengan lainnya. Sedangkan dalam dimensi hubungan sosial, keluarga merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh adanya saling berhubungan atau interaksi dan saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya, walaupun di antara mereka tidak terdapat hubungan darah.</p><p style="text-align: justify;">Dalam pengertian psikologis, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri. Sedangkan dalam pengertian pedagogis, keluarga adalah satu persekutuan hidup yang dijalin oleh kasih sayang antara pasangan dua jenis untuk saling menyempurnakan diri. </p><p style="text-align: justify;"><b>Pendidikan Keluarga </b></p><p style="text-align: justify;">Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan yang berlangsung dalam keluarga, yang dilaksanakan oleh orang tua sebagai tugas dan tanggung jawabnya dalam mendidik anak dalam keluarga. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (13) disebutkan bahwa Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pendidikan Informal berasal dari pengalaman sehari-hari dan terjadi dari lahir sampai akhir hayat sehingga bersifat tidak teratur dan bersifat mandiri. Pendidik dalam pendidikan informal ada di bawah tanggung jawab orang tua. Pendidikan keluarga memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar, agama, kepercayaan, nilai moral, norma sosial dan pandangan hidup yang diperlukan anak untuk dapat berperan dalam keluarga dan masyarakat.</p><p style="text-align: justify;"><b>B. Pandangan Al-Qur’an Mengenai Pendidikan Keluarga</b></p><p style="text-align: justify;">QS.At-Tahrim ayat 6</p><p style="text-align: right;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ</p><p style="text-align: justify;">Terjemahnya: </p><p style="text-align: justify;">“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kamu dan keluarga kamu dari api yang bahan bakarnya adalah manusia-manusia dan batu-batu; Diatasnya malaikat yang kasar-kasar, yang keras-keras, yang tidak mendurhakai Allah menyangkut apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan mereka mengerjakan apa yang diperintahkan”.</p><p style="text-align: justify;">Pada ayat di atas terdapat kata qu anfusakum yang berarti, buatlah sesuatu yang dapat menjadi penghalang datangnya siksaan api neraka dengan cara menjauhkan perbuatan maksiat. Memperkuat diri agar tidak mengikuti hawa nafsu, dan senantiasa taat menjalankan perintah Allah swt. Selanjutnya kata wa ahlikum, maksudnya adalah keluargamu yang terdiri dari istri, anak, saudara, kerabat, pembantu dan budak, diperintahkan kepada mereka agar menjaganya, dengan cara memberikan bimbingan, nasehat, dan pendidikan kepada mereka. Perintahkan mereka untuk melaksanakannya dan membantu mereka dalam merealisasikannya. Adapun menurut tafsiran M.Quraish Shihab dalam kitab tafsir Al-Misbahnya, menyatakan bahwa QS. At-Tahrim ayat 6 merupakan gambaran bahwa dakwah dan pedidikan harusah berawal dari rumah. Walaupun secara redaksional ayat tersebut tertuju kepada kaum pria (ayah), namun hal tersebut bukan berarti hanya tertuju kepada mereka. Istilah Ayat tersebut juga meliputi perempuan dan lelaki (ibu dan ayah) sebagaimana ayat-ayat yang serupa (misalnya ayat yang memerintahkan berpuasa) yang juga tertuju kepada lelaki dan perempuan. </p><p style="text-align: justify;">Qs As syuara ayat 214</p><p style="text-align: justify;">وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ</p><p style="text-align: justify;">artinya : “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yangTerdekat”.</p><p style="text-align: justify;">Ayat tersebut diatas memerintahkan Nabi Muhammad saw untuk menghindarikemusyrikan yang dijelaskan pada ayat sebelumnya, maka pada ayat ini Allah swt berpesan kembali kepada Nabi Muhammad saw, untuk menghindari segala hal yangdapat mengundang murka Allah swt, dan berilah peringatan-peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat tanpa pilih kasih. Dan rendahkanlah dirimu yakni berlaku lemah lembut, dan rendah hatilah terhadap orang-orang yang bersungguh-sungguh mengikutimu, yaitu orang-orang mukmin baik itu kerabatmu atau bukan.</p><p style="text-align: justify;">QS. Ali-Imran ayat 33 </p><p style="text-align: justify;">إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ</p><p style="text-align: justify;">Terjemahnya: </p><p style="text-align: justify;">“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dankeluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing).” </p><p style="text-align: justify;">Ayat diatas mengimformasikan bahwa sesungguhnya Dia (Allah) telah memilih beberapa keluarga atas penghuni bumi lainnya. Allah swt memilih Adam, Diamenciptakannya dengan tangannya, meniupkan kepadanya sebagian dari ruh-Nya, menjadikan para malaikat bersujud kepada-Nya, mengajarkan nama-nama setiap benda, menempatkannya di surga. Dalam semua perbuatan terdapat hikmahnya. Allah swt juga memilih Nuh sebagai Rasul pertama yang diutus-Nya bagi penghuni bumi, tatkala manusia mulai menyembah berhala dan syirik kepada Allah swt. Allah swt juga memilih keluarga Ibrahim, yang diantaranya ada junjungan manusia, yaitu Muhammad saw sebagai bagian dari keturunan ibrahim. Allah swt juga memilih keluarga Imran. Yang dimaksud Imran di sini ialah ayahanda Maryam binti Imran, dan ibundanya Isa bin Maryam, ia juga merupakan keturunan Ibrahim.</p><p style="text-align: justify;">QS. Al-Saffaat ayat 102</p><p style="text-align: right;">فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ</p><p style="text-align: justify;">Terjemahnya:</p><p style="text-align: justify;">“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".</p><p style="text-align: justify;">Ayat di atas menggambarkan perintah penyembelihan lewatmimpi yang datang dari Allah swt. Maka Ibrahim harus percaya terlebih dahulu dan Isma’il juga harus mempercayainya bahwa mimpi bapaknya adalah wahyu yang turun dari Allah swt. Di sini dapatditarik kesimpulan bahwa ayat di atas mengandung materi pendidikankeimanan atau aqidah terhadap wahyu para Nabi saw. Selanjutnya sikapIbrahim meminta pendapat Isma’il dengan lapang dada mengandung materi pendidikan berupa pendidikan akhlak, yaitu sikap sabar danikhlas yang dimiliki Ibrahim karena ia mempunyai hati yang suci.Tidak ada bantahan dan kemarahan sedikitpun dari Ibrahim, dalammenyampaikan mimpi yang dialaminya kepada Isma’il.</p><p style="text-align: justify;"><b>PENUTUP</b></p><p style="text-align: justify;">A. Kesimpulan</p><p style="text-align: justify;">Peran keluarga dalam proses pendidikan, adalah suatu keniscayaan yang tidak dapat dielakkan, hal ini sebabkan peran penting keluarga sebagai lingkungan asal, dan sekaligus lingkungan pertama bagi manusia. Hal ini menunjukan eksistensi keluarga yang sangat penting, artinya dalam menunjang ketercapaian tujuan pendidikan. Dari makalah ini yang dapat kami simpulkan adalah pendidikan dalam lingkungan keluarga adalah pendidikan yang harus dibentuk dari orang tua itu sendiri supaya anak atau keturunan yang lainnya bisa terdidik dan tidak melakukan hal yang tidak diinginkan. Maka dari itu inilah penjelasan kami dalam makalah ini.</p><p style="text-align: justify;">B. Saran</p><p style="text-align: justify;">Apabila ada penulisan makalah yang salah dari kami, mohon maaf karena kami belum seberapa atau sempurna mungkin dalam mengerjakan makalah ini. Kami harap teman – teman dapat memahami dan mengerti apa yang saya dan teman – teman saya kerjakan. Trima kasih.</p><p style="text-align: justify;"><b>DAFTAR PUSTAKA</b></p><p style="text-align: justify;">labaso, S. (2018). Jurnal pendidikan agama islam. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.</p><p style="text-align: justify;">nasihah, D. (2015). Makna pendidikan keluarga dalam alquran. Semarang: Uin Walisongo Semarang.</p>As'adhttp://www.blogger.com/profile/00359293837432942927noreply@blogger.com17tag:blogger.com,1999:blog-7465570218442255687.post-89531563156884296982020-11-02T23:32:00.003-08:002021-10-01T00:40:37.643-07:00AYAT-AYAT Al-QUR’AN TENTANG ADAB GURU TERHADAP MURID DAN ADAB MURID TERHADAP GURU<div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFnFisPUZO9IAu_2Qqdcf0rP0RSQIuh4bmPLXRwJ7KGnO2Ls4ov-YBYRuNpz53mT7qxs6zRO9Y9QV1V5ZK3SvXlIkR0i5nVMxfRECsXOx72YpEaw_jkacj6LVOsX6XWHndtaMshk3nfec/s650/adab.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="472" data-original-width="650" height="145" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFnFisPUZO9IAu_2Qqdcf0rP0RSQIuh4bmPLXRwJ7KGnO2Ls4ov-YBYRuNpz53mT7qxs6zRO9Y9QV1V5ZK3SvXlIkR0i5nVMxfRECsXOx72YpEaw_jkacj6LVOsX6XWHndtaMshk3nfec/w200-h145/adab.jpeg" width="200" /></a></div>Disusun untuk memenuhi tugas Tafsir Tarbawi </div><div style="text-align: justify;">Dosen Pengampu : As’adut Tabi’in, M.Pd.I </div><div style="text-align: justify;">Disusun Oleh : 1. Resti Octaviani 2. Safri Hanifah Muhammad 3. Sella Prasetiya ningsih </div><div style="text-align: justify;">Semester III Program Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Pendidikan Agama Islam </div><div style="text-align: justify;">SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) MADINATUN NAJAH RENGAT 2020</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><b><div style="text-align: justify;"><b>A. Latar belakang</b></div></b><div style="text-align: justify;">Dalam Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 pasal 1 ayat 1, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sedangkan murid adalah orang yang menuntut ilmu kepada guru, untuk mengamalkan ilmu yang telah dipelajari dari guru, dan murid haruslah mempunyai adab atau etika terhadap guru.</div><div style="text-align: justify;">Menurut Syeikh Ahmad Nawawi, adab murid terhadap guru diantaranya adalah murid harus taat kepada guru, menghormati guru, mengucapkan salam, sopan terhadap guru, dan murid harus berprasangka baik terhadap guru. Namun selain murid, guru juga harus mempunyai adab atau etika yang baik karena ia merupakan teladan bagi muridnya. Beberapa adab guru terhadap muridnya antara lain seorang guru hendaknya ikhlas dalam mengajar, mencintai muridnya, memberikan kemudahan dalam menyampaikan materi, tidak boleh menonjolkan rasa pilih kasih dan lain-lain.</div><div style="text-align: justify;">Pada zaman modern ini, etika para murid mengalami penurunan. Kita banyak melihat murid-murid yang berbicara kasar kepada gurunya, berbicara dengan seenaknya. Menganggap guru sebagai teman itu boleh-boleh saja, akan tetapi tetap harus mempunyai rasa hormat kepada guru. Tetapi saat ini, tidak hanya murid yang tidak sopan terhadap gurunya, namun ada juga guru yang bersikap kasar kepada muridnya. Banyak sekali kasus yang kita temui mengenai guru yang melakukan tindakan kepada murid-muridnya. Maka dari itu, dalam makalah ini akan sedikit dipaparkan mengenai adab guru terhadap muridnya, dan juga adab murid terhadap gurunya dalam pendidikan.</div><div style="text-align: justify;"><b>B. Rumusan Masalah </b></div><div style="text-align: justify;">1. Apa pengertian Pendidikan? </div><div style="text-align: justify;">2. Apa pengertian Guru dan Murid? </div><div style="text-align: justify;">3. Bagaimana adab guru terhadap muridnya? </div><div style="text-align: justify;">4. Bagaimana adab murid terhadap gurunya? </div><div style="text-align: justify;"><b>C. Tujuan penulisan</b> </div><div style="text-align: justify;">1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan. </div><div style="text-align: justify;">2. Untuk mengetahui pengertian guru dan murid. </div><div style="text-align: justify;">3. Untuk mengetahui adab guru terhadap muridnya. </div><div style="text-align: justify;">4. Untuk mengetahui adab murid terhadap gurunya.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b>PEMBAHASAN</b></div><div style="text-align: justify;"><b>A. Pengertian Pendidikan</b></div><div style="text-align: justify;">Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.</div><div style="text-align: justify;">Menurut H. Fuad Ihsan (2005: 1) menjelaskan bahwa dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai “Usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan kebudayaan”. Usaha-usaha yang dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai dan norma-norma tersebut serta mewariskan kepada generasi berikutnya untuk dikembangkan dalam hidup dan kehidupan yang terjadi dalam suatu proses pendidikan sebagai usaha manusia untuk melestarikan hidupnya.</div><div style="text-align: justify;">Disamping itu Jhon Dewey (2003: 69) menjelaskan bahwa “Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia”. Sedangkan menurut J.J. Rousseau (2003: 69) menjelaskan bahawa “Pendidikan merupakan memberikan kita pembekalan yang tidak ada pada masa kanakkanak, akan tetapi kita membutuhkanya pada masa dewasa”.</div><div style="text-align: justify;">Dilain pihak Oemar Hamalik (2001: 79) menjelaskan bahwa “Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat”.</div><div style="text-align: justify;">Pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Dalam Islam pendidikan tidak hanya dilaksanakan dalam batasan waktu tertentu saja, melainkan dilakukan sepanjang usia (long life education). Islam memotivasi pemeluknya untuk selalu meningkatkan kualitas keilmuan dan pengetahuan. Tua atau muda, pria atau wanita, miskin atau kaya mendapatkan porsi sama dalam pandangan Islam dalam kewajiban untuk menuntut ilmu (pendidikan).[1] Al-Qur’an telah berkali-kali menjelaskan akan pentingnya pengetahuan. Tanpa pengetahuan niscaya kehidupan manusia akan menjadi sengsara. Tidak hanya itu, al-Qur’an bahkan memposisikan manusia yang memiliki pengetahuan pada derajat yang tinggi. al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11 menyebutkan:</div><div style="text-align: justify;">يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ </div><div style="text-align: justify;">“…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…”.[2]</div><div style="text-align: justify;">Islam juga menekankan akan pentingnya membaca, menelaah, meneliti segala sesuatu yang terjadi di alam raya ini. Membaca, menelaah, meneliti hanya bisa dilakukan oleh manusia, karena hanya manusia makhluk yang memiliki akal dan hati. Selanjutnya dengan kelebihan akal dan hati, manusia mampu memahami fenomena-fenomena yang ada di sekitarnya, termasuk pengetahuan. Dan sebagai implikasinya kelestarian dan keseimbangan alam harus dijaga manusia sebagai khalifah fil ardh.</div><div style="text-align: justify;"><b> </b></div><div style="text-align: justify;"><b>B. Pengertian Guru dan Murid</b></div><div style="text-align: justify;">1. Guru</div><div style="text-align: justify;">Dalam Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 pasal 1 ayat 1, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru adalah poros utama pendidikan. Ia menjadi penentu kemajuan suatu negara di masa depan. Secara umum, tugas guru adalah mengajar siswa-siswi agar memilki pengetahuan dan keterampilan dalam masing-masing bidang pelajaran. Guru adalah orang yang mendidik, mengadakan pengajaran, memberi bimbingan, menambahkan pelatihan fisik atau non fisik, memberikan penilaian, dan melakukan evaluasi berkala berkaitan dengan satu ilmu atau lebih kepada seluruh peserta didik.</div><div style="text-align: justify;">Selain itu, guru mempunyai beberapa definisi lain, baik itu menurut para ahli maupun perundang-undangan. Diantaranya adalah:</div><div style="text-align: justify;"><span> </span><span> </span>Menurut Undang-undang No 14 Tahun 2005, Guru adalah tenaga pendidik profesional di bidangnya yang memiliki tugas utama dalam mendidik, mengajar, membimbing, memberi arahan, memberi pelatihan, memberi penilaian, dan mengadakan evaluasi kepada peserta didik yang menempuh pendidikannya sejak usia dini melalui jalur formal pemerintahan berupa Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah.</div><div style="text-align: justify;">· Menurut M Uzer Usman, Guru adalah seseorang yang memiliki kewenangan dan tugas dalam dunia pendidikan serta pengajaran pada lembaga pendidikan formal.</div><div style="text-align: justify;">· Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Guru adalah orang yang pekerjaannya atau profesinya mengajar.</div><div style="text-align: justify;">Terkait dengan tugas yang dimiliki seorang guru, ada peran guru yang tidak bisa digantikan oleh orang lain bahkan orangtua murid, diantaranya:</div><div style="text-align: justify;">a. Sebagai seorang pengajar, dimana seseorang yang menjadi guru dianggap sanggup mengajarkan suatu ilmu pengetahuan di bidang tertentu kepada anak didiknya.</div><div style="text-align: justify;">b. Sebagai seorang pendidik, dimana seorang guru sanggup mengarahkan dan memberikan teladan kepada anak didik agar sang anak mengikuti norma maupun aturan yang berlaku di masyarakat.</div><div style="text-align: justify;">c. Sebagai seorang pembimbing, dimana seorang guru sanggup membimbing agar seluruh anak didik tetap berada di jalur yang tepat selama kegiatan belajar mengajar berlangsung di jalur formal maupun non formal.[3]</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">2. Murid</div><div style="text-align: justify;">Murid adalah komponen manusia yang menempati posisi sentral dalam pendidikan atau biasa dikenal disebut dengan peserta didik. Dalam proses belajar-mengajar, murid sebagai pihak yang ingin menyelesaikan kurikulum dan dalam upaya mencapai tujuan atau cita-cita. Dalam Undang-undang Pendidikan, Murid merupakan bagian yang paling penting dari sistem pendidikan, sehingga indikator sukses atau tidaknya dunia pendidikan adalah keberhasilan atau kegagalan murid setelah menempuh proses pendidikan.</div><div style="text-align: justify;">Menurut Undang-Undang Pendidikan No. 2 Tahun 1989, Mengacu dari beberapa istilah murid, murid diartikan sebagai orang yang berada dalam taraf pendidikan yang dalam berbagai literatur murid juga disebut sebagai anak didik.[4]</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b>C. Adab Guru terhadap Murid</b></div><div style="text-align: justify;">Sejatinya, tugas guru adalah membangun peradaban suatu masyarakat dan bangsa. Hari ini, kita merasakan keprihatinan luar biasa atas maraknya perilaku menyimpang di kalangan para pelajar, seperti tawuran, perusakan (bullying), contek massal, penggunaan narkoba, dan praktik seks bebas.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Meski bukan satu-satunya pihak yang paling bertanggung jawab, namun guru terposisi sebagai pihak paling diharapkan peran dan fungsinya untuk membenahi perilaku anak-anak kita. Peradaban yang selamat dan menyelamatkan membutuhkan sosok guru yang terampil mengajarkan ilmu (pengajar) dan bisa jadi suri tauladan (pendidik).</div><div style="text-align: justify;">Adab guru adalah akhlak guru atau nilai-nilai yang mendasari keyakinan guru dalam berpikir dan bersikap. Ada lima adab yang harus istiqomah diamalkan guru sebagai pengajar maupun pendidik.</div><div style="text-align: justify;">Pertama, mengajar bukan karena tujuan ingin mendapatkan imbalan dan bukan pula karena mengharapkan ucapan terima kasih. Mengajar diniatkan sebagai salah satu cara untuk beribadah dengan mengharapkan ridha Allah SWT.</div><div style="text-align: justify;">Kedua, mengingatkan murid akan akhlak yang buruk dengan ungkapan kasih sayang, tidak secara terang-terangan, dan dengan ungkapan yang lemah lembut bukan celaan.</div><div style="text-align: justify;">Ketiga, dianjurkan saat memberikan pelajaran, guru memberikan penjelasan secara gamblang agar bisa dipahami oleh semua murid, bahkan oleh murid dengan kemampuan daya tangkap rendah sekali pun.</div><div style="text-align: justify;">Keempat, guru menyayangi murid-muridnya seperti mereka menyayangi anak-anaknya sendiri.</div><div style="text-align: justify;">Kelima, hendaknya guru berbuat sesuai dengan ilmunya, tidak mendustakan antara perkataan dan perbuatan. Allah SWT berfirman;</div><div style="text-align: justify;">أَتَأْمُرُونَ ٱلنَّاسَ بِٱلْبِرِّ وَتَنسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنتُمْ تَتْلُونَ ٱلْكِتَٰبَۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ</div><div style="text-align: justify;">“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab. Maka tidaklah kamu berpikir?...”(QS. Al-Baqarah: 44).</div><div style="text-align: justify;">Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah:</div><div style="text-align: justify;"> أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ</div><div style="text-align: justify;">“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian”</div><div style="text-align: justify;">Yakni menyuruh untuk beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, memenuhi perjanjian Allah, mengerjakan sholat, dan menunaikan zakat.</div><div style="text-align: justify;">وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ</div><div style="text-align: justify;">“Sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri”</div><div style="text-align: justify;">Yakni membiarkan diri kalian tidak menjalankannya, padahal itu adalah hal yang sangat buruk.</div><div style="text-align: justify;"> أَفَلَا تَعْقِلُونَ</div><div style="text-align: justify;">“Maka tidaklah kamu berpikir?”</div><div style="text-align: justify;">Yakni jika kalian bukanlah termasuk orang-orang yang berilmu, memiliki dalil-dalil, dan yang mempelajari kitab-kitab Allah maka sebenarnya cukuplah akal sebagai penghalang kalian melakukan apa yang kalian perbuat. Lalu mengapa kalian melakukan itu padahal kalian adalah orang yang berilmu.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b>D. Adab Murid terhadap Guru</b></div><div style="text-align: justify;">Murid adalah orang yang menuntut ilmu kepada guru, untuk mengamalkan ilmu yang telah dipelajari dari guru, dan murid haruslah mempunyai adab atau etika yang baik. Pembahasan kali ini akan menguraikan penafsiran terhadap surah al-Kahfi [18]: 66-70 tentang adab seorang murid kepada gurunya dalam menuntut ilmu, sebagaimana yang pernah dipraktikkan oleh nabi Musa ketika berguru kepada Khidhir. Perhatikan ayat-ayat berikut:</div><div style="text-align: justify;">قَالَ لَهُ مُوسَى هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَى أَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا (66) قَالَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا (67) وَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلَى مَا لَمْ تُحِطْ بِهِ خُبْرًا (68) قَالَ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ صَابِرًا وَلا أَعْصِي لَكَ أَمْرًا (69) قَالَ (فَإِنِ اتَّبَعْتَنِي فَلا تَسْأَلْنِي عَنْ شَيْءٍ حَتَّى أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا (70</div><div style="text-align: justify;">Artinya: “Musa berkata kepada Khidir, "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” Dia menjawab, "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?” Musa berkata, "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai seorang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusan pun.” Dia berkata, "Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apa pun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu.”</div><div style="text-align: justify;">Allah Swt. menceritakan tentang perkataan Musa a.s. kepada lelaki yang alim itu (yakni Khidir) yang telah diberikan kekhususan oleh Allah dengan suatu ilmu yang tidak diketahui oleh Musa. Sebagaimana Allah telah memberi kepada Musa suatu ilmu yang tidak diberikan-Nya kepada Khidir.</div><div style="text-align: justify;">Tafsir:</div><div style="text-align: justify;">Pertanyaan Musa mengandung nada meminta dengan cara halus, bukan membebani atau memaksa. Memang harus demikianlah etika seorang murid kepada gurunya dalam berbicara.</div><div style="text-align: justify;">{أَتَّبِعُكَ}</div><div style="text-align: justify;">“Bolehkah aku mengikutimu?” (Al-Kahfi: 66)</div><div style="text-align: justify;">Maksudnya, bolehkah aku menemanimu dan mendampingimu.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">{عَلَى أَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا}</div><div style="text-align: justify;">“Supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu.” (Al-Kahfi: 66)</div><div style="text-align: justify;">Yakni suatu ilmu yang pernah diajarkan oleh Allah kepadamu, agar aku dapat menjadikannya sebagai pelitaku dalam mengerjakan urusanku, yaitu ilmu yang bermanfaat dan amal yang saleh. Maka pada saat itu juga Khidir berkata kepada Musa:</div><div style="text-align: justify;">{إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا}</div><div style="text-align: justify;">“Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku.” (Al-Kahfi: 67)</div><div style="text-align: justify;">Artinya; kamu tidak akan kuat menemaniku karena kamu akan melihat dariku berbagai macam perbuatan yang bertentangan dengan syariatmu. Sesungguhnya aku mempunyai suatu ilmu dari ilmu Allah yang tidak diajarkan-Nya kepadamu. Sedangkan kamu pun mempunyai suatu ilmu dari ilmu Allah yang tidak diajarkan-Nya kepadaku. Masing-masing dari kita mendapat tugas menangani perintah-perintah dari Allah secara tersendiri yang berbeda satu sama lainnya. Dan kamu tidak akan kuat mengikutiku.</div><div style="text-align: justify;">{وَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلَى مَا لَمْ تُحِطْ بِهِ خُبْرًا}</div><div style="text-align: justify;">“Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?” (Al-Kahfi: 68)</div><div style="text-align: justify;">Aku mengetahui bahwa kamu akan mengingkari hal-hal yang kamu dimaafkan tidak mengikutinya, tetapi aku tidak akan menceritakan hikmah dan maslahat hakiki yang telah diperlihatkan kepadaku mengenainya, sedangkan kamu tidak mengetahuinya.</div><div style="text-align: justify;">{سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ صَابِرًا}</div><div style="text-align: justify;">Musa berkata, "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar.” (Al-Kahfi: 69)</div><div style="text-align: justify;">Terhadap apa yang aku lihat dari urusan-urusanmu itu.</div><div style="text-align: justify;">{وَلا أَعْصِي لَكَ أَمْرًا}</div><div style="text-align: justify;">“Dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusan pun.” (Al-Kahfi: 69)</div><div style="text-align: justify;">Maksudnya, aku tidak akan memprotesmu dalam sesuatu urusan pun, dan pada saat itu Khidir memberikan syarat kepada Musa, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;">{قَالَ فَإِنِ اتَّبَعْتَنِي فَلا تَسْأَلْنِي عَنْ شَيْءٍ}</div><div style="text-align: justify;">Dia berkata, "Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apa pun." (Al-Kahfi: 70)</div><div style="text-align: justify;">Yakni memulai menanyakannya.</div><div style="text-align: justify;">{حَتَّى أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا}</div><div style="text-align: justify;">“Sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu.” (Al-Kahfi: 70)</div><div style="text-align: justify;">Yaitu aku sendirilah yang akan menjelaskannya kepadamu, sebelum itu kamu tidak boleh mengajukan suatu pertanyaan pun kepadaku.[5]</div><div style="text-align: justify;">Al-Qurtubi menjelaskan bahwa, ayat di atas menekankan dua urgensi, Pertama, pentingnya adab yang baik. Kedua, menjadi dalil bahwa seorang penuntut ilmu hendaklah mengikuti atau mempunyai guru (Tafsir al-Qurthubi, 1964: 11/ 17). Sementara itu, menurut Syekh al-Sya’rawi, ayat ini menunjukkan kepada kita tentang adab nabi Musa ketika ber-talaqqi, antara murid kepada guru. Padahal Allah yang memerintahkannya untuk mengikuti Hidhir, tetapi Musa tidak langsung mengatakan “sesungguhnya aku diperintah Allah untuk mengikutimu”, tetapi Musa mengatakannya dengan lembut “bolehkah aku mengikutimu..”. (Tafsir al-Sya’rawi, 1997: 14/ 8955). Adab Musa tergambar jelas pada surah al-Kahfi [18]: 66, bahwa ia meminta untuk mengiringi atau menjadi khadim Khidir, bukan langsung meminta agar Khidhir mengajarnya.[6]</div><div style="text-align: justify;">Menurut Syeikh Ahmad Nawawi, adab murid terhadap guru antara lain :</div><div style="text-align: justify;">a. Murid harus taat kepada guru terhadap apa yang diperintahkan didalam perkara yang halal.</div><div style="text-align: justify;">b. Murid harus menghormati guru.</div><div style="text-align: justify;">c. Mengucapkan salam ketika bertemu dengan guru.</div><div style="text-align: justify;">d. Ketika murid bertemu guru di tepi jalan, hendaklah murid menghormati guru dengan berdiri dan berhenti.</div><div style="text-align: justify;">e. Murid hendaknya menyiapkan tempat duduk guru sebelum guru datang.</div><div style="text-align: justify;">f. Ketika duduk di hadapan guru harus sopan seperti ketika sedang sholat yaitu dengan menundukkan kepala.</div><div style="text-align: justify;">g. Murid harus memperhatikan penjelasan guru.</div><div style="text-align: justify;">h. Murid jangan bertanya ketika guru sedang lelah.</div><div style="text-align: justify;">i. Ketika duduk dalam suatu majelis pelajaran, murid hendaklah tidak menolah-noleh ke belakang.</div><div style="text-align: justify;">j. Murid jangan bertanya kepada guru tentang ilmu yang bukan di bidangnya atau bukan ahlinya.</div><div style="text-align: justify;">k. Murid harus memperhatikan penjelasan guru dan mencatatnya untuk mengikat ilmu agar tidak mudah hilang.</div><div style="text-align: justify;">l. Murid harus berprasangka baik terhadap guru.</div><div style="text-align: justify;"><b><br /></b></div><div style="text-align: justify;"><b>PENUTUP</b></div><div style="text-align: justify;"><b>A. Kesimpulan</b></div><div style="text-align: justify;"> Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.</div><div style="text-align: justify;"> Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sedangkan, Murid diartikan sebagai orang yang berada dalam taraf pendidikan yang dalam berbagai literatur murid juga disebut sebagai anak didik.</div><div style="text-align: justify;"> Adapun adab guru terhadap murid, yaitu: mengajar dengan ikhlas, mengingatkan murid dengan kasih sayang, menjelaskan dengan cara yang mudah dimengerti, menyayangi murid-muridnya dan berbuat sesuai dengan ilmunya. Sedangkan, adab murid terhadap gurunya, yaitu:</div><div style="text-align: justify;"><b>B. Saran</b></div><div style="text-align: justify;"> Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini, masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, baik dari penulisan maupun materi. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca, agar kami bisa memperbaiki pada pembuatan makalah berikutnya. Atas kritik dan sarannya, kami ucapkan terimakasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan bisa menambah wawasan untuk kita semua.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b>DAFTAR PUSTAKA</b></div><div style="text-align: justify;">https://www.google.com/amp/s/www.silabus.web.id/pengertian-pendidikan-dan-makna-pendidikan/amp/.</div><div style="text-align: justify;">https://tafsirweb.com/10765-quran-surat-al-mujadilah-ayat-11.html.</div><div style="text-align: justify;">Heri, Pengertian Guru, Definisi, Tugas dan Peran Guru dalam Pendidikan, https://salamadian.com/pengertian-guru/.</div><div style="text-align: justify;">https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-siswa-menurut-para-ahli/.</div><div style="text-align: justify;">Endih Herawandih, Tafsir Ibnu Kasir, http://belajartafsiralquran.blogspot.com/2016/06/1802-surah-al-kahfi-ayat-66-110.html.</div><div style="text-align: justify;">Arivaie Rahman, Tafsir tarbawi: Adab Murid kepada Guru dalam Al-Qur’an, https://kumparan.com/arivairahman/tafsir-tarbawi-adab-murid-kepada-guru-dalam-al-quran-1uMABVQPbxG/full.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">[1] https://www.google.com/amp/s/www.silabus.web.id/pengertian-pendidikan-dan-makna-pendidikan/amp/, diakses 26 Oktober 2020, pukul 21.14</div><div style="text-align: justify;">[2] https://tafsirweb.com/10765-quran-surat-al-mujadilah-ayat-11.html, diakses 26 oktober 2020, pukul 21.19</div><div style="text-align: justify;">[3] Heri, Pengertian Guru, Definisi, Tugas dan Peran Guru dalam Pendidikan, https://salamadian.com/pengertian-guru/, diakses 27 Oktober 2020, pukul 10.54</div><div style="text-align: justify;">[4] https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-siswa-menurut-para-ahli/, diakses 27 Oktober 2020, pukul 11.09</div><div style="text-align: justify;">[5] Endih Herawandih, Tafsir Ibnu Kasir, http://belajartafsiralquran.blogspot.com/2016/06/1802-surah-al-kahfi-ayat-66-110.html, diakses 27 Oktober 2020, pukul 11.47</div><div style="text-align: justify;">[6] Arivaie Rahman, Tafsir tarbawi: Adab Murid kepada Guru dalam Al-Qur’an, https://kumparan.com/arivairahman/tafsir-tarbawi-adab-murid-kepada-guru-dalam-al-quran-1uMABVQPbxG/full, diakses 27 Oktober 2020, pukul 18.50</div></div>As'adhttp://www.blogger.com/profile/00359293837432942927noreply@blogger.com25tag:blogger.com,1999:blog-7465570218442255687.post-44781031313963579312020-10-26T22:50:00.008-07:002021-10-01T00:42:08.735-07:00AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG OBJEK PENDIDIKAN: ANAK DIDIK/MURID<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-1A8mh3kfueo/YVa7tkp-SgI/AAAAAAAAFcA/VJNNTY2KcPcoAaxs3zfjlOjXUyu4BuP1wCLcBGAsYHQ/s650/adab.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="472" data-original-width="650" height="145" src="https://1.bp.blogspot.com/-1A8mh3kfueo/YVa7tkp-SgI/AAAAAAAAFcA/VJNNTY2KcPcoAaxs3zfjlOjXUyu4BuP1wCLcBGAsYHQ/w200-h145/adab.jpeg" width="200" /></a></div>Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi <div>Dosen Pengampu: As’adut Tabi’in, M.Pd.I
</div>
Disusun Oleh:
• Putri Oktariani Gusti
• Nurul Fauziah
• Nurhikmah
• Novrida Rahmadani <div>Program Studi Strata Satu (S1)
Jurusan Pendidikan Agama Islam </div><div>SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
MADINATUN NAJAH
RENGAT
2020
</div><div><div><br /></div><div>KATA PENGANTAR</div><div>Assalammualaikum Wr.Wb</div><div style="text-align: justify;">Puji syukur atas kehadirat tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG OBJEK PENDIDIKAN: ANAK DIDIK/MURID” meskipun masih banyak kesalahan didalam-nya. Tak lupa pula kita kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari masa jahiliyah menuju masa yang berilmu pengetahuan seperti sekarang ini.</div><div style="text-align: justify;"><span style="text-align: left;">Tugas makalah ini disusun sebagai salah satu penunjang nilai yang diberikan oleh dosen dalam proses perkuliahan. Semua hasil diskusi kelompok kami telah terlampir dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis bermaksud mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang tak dapat kami sebutkan satu persatu, semua yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="text-align: left;">Penyusun sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.</span></div><div><br /></div><div> </div><div>Rengat, 25 Oktober 2020</div><div> </div><div>Penyusun</div><div><br /></div><div><div style="text-align: center;"><b>BAB I</b></div><div style="text-align: center;"><b>PENDAHULUAN</b></div><div><b>A.<span style="white-space: pre;"> </span>Latar Belakang </b></div><div style="text-align: justify;">Pendidikan sangat penting bagi semua umat manusia untuk menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.Tanpa adanya pendidikan manusia tidak dapat menjalani kehidupan dengan baik.Oleh karena itu dalam pendidikan melibatkan sebuah peserta didik maupun obyek yang sekiranya dapat membantu untuk memperoleh ilmu, sehingga dapat terselenggaranya sebuah pendidikan.Yang bertujuan memperoleh manfaat di dunia maupun diakhirat.Maka dari itu setiap manusia diwajibkan untuk menuntut ilmu melalui pendidikan dengan bersungguh-sungguh sehingga tercapai tujuan untuk mendapatkan keridhaan Allah dalam mencari ilmu.</div><div style="text-align: justify;">Proses pendidikan dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari peran pendidik dan peserta didik itu sendiri. Berhasil atau gagalnya pendidikan diantaranya ditentukan oleh kedua komponen tersebut. Mulai dari kemapanan ilmu pengetahuan pendidik, sampai kemampuan pendidik dalam menguasai objek pendidikan, berbagai syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik, motivasi belajar peserta didik, kepribadian anak didik dan tentu saja pengetahuan awal yang dikuasai oleh peserta didik. Agar hasil yang direncanakan tercapai semaksimal mungkin. Disinilah pentingnya pengetahuan tentang subjek pendidikan.</div><div><b>B.<span style="white-space: pre;"> </span>Rumusan Masalah</b></div><div>1.<span style="white-space: pre;"> </span>Apa pengertian Pendidikan ?</div><div>2.<span style="white-space: pre;"> </span>Apa yang dimaksud dengan peserta didik dan obyek pendidikan ?</div><div>3.<span style="white-space: pre;"> </span>Apa saja sumber peserta didik dan obyek pendidikan islam dalam tafsir ayat-ayat Al-Qur’an ?</div><div><b>C.<span style="white-space: pre;"> </span>Tujuan Penulisan</b></div><div>1.<span style="white-space: pre;"> </span>Menjelaskan Pengertian Pendidikan</div><div>2.<span style="white-space: pre;"> </span>Menjelaskan Apa yang dimaksud dengan peserta didik dan obyek pendidikan ?</div><div>3.<span style="white-space: pre;"> </span>Menjelaskan Apa saja sumber peserta didik dan obyek pendidikan islam dalam tafsir ayat-ayat Al-Qur’an ?</div></div><div><div><b><br /></b></div><div style="text-align: center;"><b>BAB II</b></div><div style="text-align: center;"><b>PEMBAHASAN</b></div><div style="text-align: justify;">Perkembangan Keagamaan Pada Anak</div><div style="text-align: justify;">A.<span style="white-space: pre;"> </span>Pengertian Pendidikan</div><div style="text-align: justify;">Pendidikan dalam bahasa Yunani berasal dari kata padegogik yaitu ilmu menuntun anak. Orang Romawi melihat pendidikan sebagai educare, yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia. Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai Erziehung yang setara dengan educare, yakni: membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan atau potensi anak. Dalam bahasa Jawa, pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan), mengolah, mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak, mengubah kepribadian sang anak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan berasal dari kata dasar didik (mendidik), yaitu : memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian : proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. </div><div style="text-align: justify;">Dari pengertian-pengertian dan analisis yang ada maka bisa disimpulkan bahwa pendidikan adalah upaya menuntun anak sejak lahir untuk mencapai kedewasaan jasmani dan rohani, dalam interaksi alam beserta lingkungannya. Dalam pendidikan terdapat dua hal penting yaitu aspek kognitif (berpikir) dan aspek afektif (merasa). Sebagai ilustrasi, saat kita mempelajari sesuatu maka di dalamnya tidak saja proses berpikir yang ambil bagian tapi juga ada unsur-unsur yang berkaitan dengan perasaan seperti semangat, suka dan lain-lain. Substansi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah membebaskan manusia dan menurut Drikarya adalah memanusiakan manusia.Ini menunjukan bahwa para pakar pun menilai bahwa pendidikan tidak hanya sekedar memperhatikan aspek kognitif saja tapi cakupannya harus lebih luas.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">B.<span style="white-space: pre;"> </span>Peserta Didik dan Objek Pendidikan</div><div style="text-align: justify;">1.<span style="white-space: pre;"> </span>Peserta Didik</div><div style="text-align: justify;">Secara etimologi, peserta didik berarti “orang yang menghendaki”. Sedangkan menurut arti terminologi, murid adalah pencari hakikat dibawah bimbingan dan arahan seorang pembimbing. Penyebutan murid ini juga dipakai untuk menyebut peserta didik pada sekolah tingkat dasar dan menengah, sementara untuk perguruan tinggi lazimnya disebut dengan mahasiswa (thalib).<span style="font-size: xx-small;">[1]</span> Peserta didik menurut ketentuan umum Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional yaitu: “Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu”. <span style="font-size: xx-small;">[2]</span></div><div style="text-align: justify;">Sedangkan menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 tahun 2013. Mengenai sistem pendidikan nasional, dimana siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri mereka melalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang dan jenis pendidikan tertentu. </div><div style="text-align: justify;">Peserta didik adalah makhluk yang sedang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing. Mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya.<span style="font-size: xx-small;">[3]</span> Peserta didik adalah individu yang memiliki kepribadian, tujuan, cita- cita hidup dan potensi diri, oleh karena itu tidak dapat diperlakukan semena-mena. Peserta didik adalah orang yang memilki pilihan untuk menuntut ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa depannya.<span style="font-size: xx-small;">[4]</span> Siswa atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar, dalam proses belajar- mengajar, siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Siswa akan menjadi faktor penentu, sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya. Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengertian siswa berarti orang, anak yang sedang berguru (belajar, bersekolah). </div><div style="text-align: justify;">Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa siswa adalah anak yang bersekolah untuk mengembangkan diri mereka. Jadi, peserta didik dalah orang/individu yang mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuanya agar tumbuh dan berkembang dengan baik serta memiliki kepuasan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh gurunya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2.<span style="white-space: pre;"> </span>Objek Pendidikan</div><div style="text-align: justify;">Menurut Abdurahman Mas’ud (2001:7) dalam bukunya Paradigma Pendidikan Islam bahwasanya Objek Pendidikan yaitu “orang yang menjadi pokok sasaran pendidikan adalah proses pencerdasan secarah utuh dalam rangka mencapai keseimbangan materi dan religious spiritual”. Sedangkan menurut Abu Ahmid dan Nur Uhbiyanti (1991:81) bahwa “ Objek ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: objek material dan objek formal”. Tujuan antara objek ilmu pengetahuan dengann ilmu pendidikan adaloah sama yaitu usaha dalam rangka memberikan wawasan keilmuan di berbagai ranah.</div><div style="text-align: justify;">Dari pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa objek pendidikan adalah sasaran pokok yang di kenakan dalam praktik pendidikan yaitu peserta didik dan proses pendidikan yang ditunjukan agar kedua objek tersebut mampu berlandaskan pemahaman tentang nilai-nilai material dan spiritual yang baik, dalam menghantarkan kehidupan yang seimbang antara dunia akhirat.</div><div style="text-align: justify;">Sementara pengertian dari Objek Pendidikan Islam sama dengan objek pendidikan yang lainnya. Seperti yang telah diutarakan oleh Mudzakkir Ali (2012:41) bahwasahnya “objek dalam Ilmu Pendidikan Islam ini diartikan sebagai suatu yang menjadi tujuan keilmuan”.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">C.<span style="white-space: pre;"> </span>Peserta Didik & Objek Pendidikan Islam dalam Tafsir Ayat-ayat Al-Qur’an</div><div style="text-align: justify;">1.<span style="white-space: pre;"> </span>Q.S At-Tahrim ayat 6</div><div style="text-align: justify;">•<span style="white-space: pre;"> </span>Terjemahan Ayat</div><div style="text-align: justify;">“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalumengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim: 6).</div><div style="text-align: justify;">•<span style="white-space: pre;"> </span>Tafsir Ayat</div><div style="text-align: justify;">Hal ini tersurat dengan jelas dalam At Tahrim yaitu “Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”.Disini dikatakan “peliharalah dirimu” terlebih dahulu baru setelah itu dikatakan “keluargamu”.</div><div style="text-align: justify;">2.<span style="white-space: pre;"> </span>Q.S At Taubah: 122</div><div style="text-align: justify;">•<span style="white-space: pre;"> </span>Terjemahan Ayat</div><div style="text-align: justify;">”Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. At Taubah: 122)</div><div style="text-align: justify;">•<span style="white-space: pre;"> </span>Tafsiran Ayat</div><div style="text-align: justify;">Allah telah menganjurkan pembagian tugas. Seluruh orang yang beriman diwajibkan berjihad dan diwajibkan pergi berperang menurut kesanggupan masing-masing.Tuhanpun menuntun hendaknya jihad itu dibagi kepada jihad bersenjata dan jihad memperdalam ilmu pengetahuan dan agama. Setelah ada pembagian tugas itu, sehingga ilmu dan pengetahuan agama bertambah mendalam.</div><div style="text-align: justify;">Pada ayat ini memberi anjuran tegas kepada umat Islam agar ada sebagaian dari umat Islam memperdalam agama. Seorang yang mendalami ilmunya dan selalu memiliki tanggung jawab dalam pencarian ilmu Allah. Hasil dari pembelajaran itu tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi diharapkan mampu untuk menyampaikan terhadap orang lain.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">3.<span style="white-space: pre;"> </span>Q.S An Nisa Ayat 170</div><div style="text-align: justify;">•<span style="white-space: pre;"> </span>Terjemahan Ayat</div><div style="text-align: justify;">”Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan sedikitpun kepada Allah) karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (Qs. An Nisa’: 170).</div><div style="text-align: justify;">•<span style="white-space: pre;"> </span>Tafsir Ayat</div><div style="text-align: justify;">Pada surat an-Nissa ayat 170, nabi Muhammad Saw diutus dengan membawa kebenaran kepada manusia, jadi manusia disini merupakan objek yang hendak dituju oleh Allah melalui rasulnya untuk diberikan kebenaran. Manusia sebagai tujuan dari dakwah Muhammad yang diutus oleh Allah merupakan objek dari dakwah Muhammad, dalam pendidikan manusia jugalah yang menjadi objek dikarenakan akal yang dimiliki manusia hendaklah dioptimalkan dan diberdayakan sehingga menjadi sesuatu yang baik dan terhindar dari kedzaliman</div><div><br /></div><div><br /></div><div style="text-align: center;"><b>BAB III</b></div><div style="text-align: center;"><b>PENUTUP</b></div><div>A.<span style="white-space: pre;"> </span>Kesimpulan</div><div style="text-align: justify;">Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha manusia untuk dapat membantu, melatih, dan mengarahkan anak melalui transmisi pengetahuan, pengalaman, intelektual, dan keberagamaan orang tua (pendidik) dalam kandungan sesuai dengan fitrah manusia supaya dapat berkembang sampai pada tujuan yang dicita-citakan yaitu kehidupan yang sempurna dengan terbentuknya kepribadian yang utama. Peserta didik adalah orang maupun kelompok yang bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan, sehingga materi yang diajarkan atau yang disampaikan dapat dipahami oleh objek pendidikan. Objek pendidikan adalah orang yang mendapat pencerdasan secara utuh dalam rangka mencapai kebahagian dunia dan akhirat atau keseimbangan materi dan religious spritual.</div><div style="text-align: justify;">Dalam surah at-tahrim ayat 6 dapat kita jadikan pegangan dalam membina diri sendiri dan orang lain :</div><div style="text-align: justify;">Proses pembinaan dimulai dari diri sendiri.</div><div style="text-align: justify;">Perintah menjaga diri sendiri dengan tetap menjalankan perintah Allah SWT, menjauhi laranagn Allah, dan bertaubat dari perkara yang menjadikan murka Allah dan mendatangkan siksa.</div><div style="text-align: justify;">mendidik diri sendiri dengan cara menjalankan terlebih dahulu perintah Allah dan rasulnya dan jauhkan larangan Allah dan rasulnya, sampai seseorang merasa senang dalam menjalankannya.</div><div style="text-align: justify;">Dalam surah at taubah dapat di simpulkan bahwa Orang-orang yang berjuang di bidang pengetahuan, oleh agama Islam disamakan nilainya dengan orang-orang yang berjuang di medan perang. Dengan demikian dapat diambil suatu pengertian, bahwa dalam bidang ilmu pengetahuan, setiap orang mukmin mempunyai tiga macam kewajiban, yaitu: menuntut ilmu, mengamalkannya dan mengajarkannya kepada orang lain.</div><div style="text-align: justify;">Pada surat an-Nissa ayat 170, nabi Muhammad Saw diutus dengan membawa kebenaran kepada manusia, jadi manusia disini merupakan objek yang hendak dituju oleh Allah melalui rasulnya untuk diberikan kebenaran. Manusia sebagai tujuan dari dakwah Muhammad yang diutus oleh Allah merupakan objek dari dakwah Muhammad, dalam pendidikan manusia jugalah yang menjadi objek dikarenakan akal yang dimiliki manusia hendaklah dioptimalkan dan diberdayakan sehingga menjadi sesuatu yang baik dan terhindar dari kedzaliman .</div><div><br /></div><div>B.<span style="white-space: pre;"> </span>Saran</div><div>Kami sadar bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk makalah kami, agar kami bisa menjadikan saran tersebut sebagai pedoman dikesempatan mendatang.</div><div><br /></div><div>DAFTAR PUSTAKA</div><div>Nurkholis.”Pendidik Dalam Upaya Memajukan Teknologi”. Vol. 01 No.1. (Jakarta, 2013).</div><div>https://rahmiarifa31.blogspot.com/2014/04/tafsir-ayat-tentang-peserta-didik.html </div><div><br /></div></div><div><p class="MsoFootnoteText"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Eka Prihatin, <i>Manajemen Peserta Didik</i>, (Bandung:
Alfabet, 2011), hlm. 4</span></p><p class="MsoFootnoteText"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Undang-undang RI No. 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional</span></p>
<p class="MsoFootnoteText"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Eka Prihatin, <i>Manajemen Peserta Didik</i>, (Bandung:
Alfabet, 2011), hlm. 9<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoFootnoteText"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Eka Prihatin, <i>Manajemen Peserta Didik</i>, (Bandung:
Alfabet, 2011), hlm. 16</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p></div></div>
As'adhttp://www.blogger.com/profile/00359293837432942927noreply@blogger.com23tag:blogger.com,1999:blog-7465570218442255687.post-5574618011004174862020-10-24T01:11:00.007-07:002021-10-01T00:52:32.219-07:00MITOS DAN DEMITOLOGISASI<p><span style="font-family: times; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal;"><b></b></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: times; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8-IGG7a2kyiziKkvrt7XTY8m-twPN1bqMPv7QxhtBQBn_fynI48Q23ugU_eysIr9uzUOWSDV0hplO4fqFjFt_dxhe_fwmA1jo1kugymXi2Tg0SdAwHmX5SEa03OelLSo7cuhgzuWCj5M/s1600/mitos.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1494" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8-IGG7a2kyiziKkvrt7XTY8m-twPN1bqMPv7QxhtBQBn_fynI48Q23ugU_eysIr9uzUOWSDV0hplO4fqFjFt_dxhe_fwmA1jo1kugymXi2Tg0SdAwHmX5SEa03OelLSo7cuhgzuWCj5M/w187-h200/mitos.jpg" width="187" /></a></b></span></div><span style="font-family: times; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal;"><b>PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK USIA DINI</b><br /><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal;"><b>SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM </b><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal;"><b>MADINATUN NAJAH </b><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal;"><b>RENGAT</b><br /><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal;"><b>2020</b></span></span></span></span></span><p></p><div style="text-align: justify;"><b style="font-family: times;">Dosen Pengampu : </b><span style="font-family: times; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal;"><b>As’adut Tabi’in, M.Pd.I.<br /></b></span><span style="font-family: times; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal;"><i>Disusun Oleh:</i><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal;"> 1. Nurhayati<span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal;"> 2. Rosmanidar<span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal;"> 3. Delvita<span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal;"> 4. Eva Yuniarti Ningsih<br /></span></span></span></span></span></span><span style="font-family: times;"><b>KATA PENGANTAR</b><br /></span><span style="font-family: times;">Segala puji bagi Allah, hanya kepada-Nya kita memuji, memohon pertolongan dan meminta ampunan.Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan nafsu dan keburukan amal perbuatan kita.Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tiada seorang pun yang dapat menyesatkannnya.Sebaliknya, barang siapa yang disesatkan-Nya, maka tiada seorang pun yang dapat memberinya petunjuk.</span></div><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Kami hanya dapat berdoa, kiranya apa yang saya tulis disini bermanfaat bagi kita semua. Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.Kami sadar bahwa apa yang kami tulis masih sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca sangat saya harapkan. Akhir kata, mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini.Dan hanya kepada Allah swt kita berlindung dan memohon ampun.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Penulis</span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: times;">BAB I</span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: times;">PENDAHULUAN</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">A. Latar Belakang</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Dalam bahasa sehari-hari kita sering mendengar ungkapan seperti : alasannya tidak logis, argumentasinya logis, kabar itu tidak logis. Yang dimaksud dengan logis adalah masuk akal dan tidak logis adalah sebaliknya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Ilmu kita pelajari karena manfaat yang hendak kita ambil, lalu apakah manfaat yang didapat dengan mempelajari logika? Bahwa keseluruhan informasi keilmuan merupakan suatu sistem yang bersifat logis, karena itu science tidak mungkin melepaskan kepentingannya terhadap logika. Logika tidak mempelajari cara berpikir dari semua ragamnya, tetapi pemikiran dalam bentuk yang paling sehat dan praktis. Logika menyelidiki, menyaring dan menilai pemikiran dengan cara serius dan terpelajar serta bertujuan mendapatkan kebenaran, terlepas dari segala kepentingan dan keinginan perorangan. Logika merumuskan serta menerapkan hukum-hukum dan patokanpatokan yang harus ditaati agar manusia dapat berpikir benar, efisien dan teratur.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Dengan demikian kami menggangkat logika sebagai bahan bahasan dalam makalah ini. Dengan harapan mampu menjadi bahan bacaan yang menarik dan mengandung daya positif.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">B. Rumusan Masalah</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Logika adalah salah salah satu cabang filsafat yang mampu membantu manusia dalam memecahkan masalahnya. Pembahasan filsafat amat luas dan kompleks sehingga menimbulkan beberapa pertanyaan sebagai berikut :</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">1. Masa Pemikiran Filsafat Pra Yunani Kuno</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">2. Mitos dan Demitologisasi </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">3. Penemuan “ARKHE”</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">4. Asal muasal Alam</span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: times;">BAB II</span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: times;">PEMBAHASAN</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"> A. Masa Pemikiran Filsafat Pra Yunani Kuno</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Pada masa ini, manusia masih menggunakan batu sebagai alat bantu. Karenanya zaman ini juga dikenal dengan zaman batu. Hal ini dikuatkan oleh penemuanpenemuan yang diperkirakan sebagai peninggalan zaman Sebelum Masehi, antara lain adalah:</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">a) Alat-alat dari batu</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">b) Tulang belulang hewan</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">c) Sisa beberapa tanaman</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">d) Tempat penguburan</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">e) Tulang belulang manusia purba</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Pada abad 16 hingga 5 SM manusia telah menemukan alat-alat yang terbuat dari besi, tembaga dan perak yang digunakan sebagai berbagai macam peralatan.[1] Zaman ini disebut-sebut sebagai masa persiapan lahirnya filsafat (abad 6 SM). Disebutkan oleh K.Bartens, setidaknya ada tiga faktor yang mendahului lahirnya filsafat:</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">1. Berkembangnya mite-mite atau mitologi yang cukup luas di kalangan bangsa Yunani. Mitologi-mitologi ini dianggap salah satu sebab yang membidani lahirnya filsafat karena mitologi merupakan percobaan untuk memahami. Mite-mite telah memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang bergejolak dalam hati manusia, darimana dunia kita? Darimana kejadian alam? Mite yang mencari keterangan tentang asal-usul dalam semesta disebut mite kosmogonis, sedangkan mite yang menerangkan tentang asal-usul dan sifat kejadian disebut dengan mite kosmologis.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">2. Kesusasteraan Yunani, seperti karya puisi Homeros yang berjudul Ilias dan Odyssea mempunyai kedudukan yang istimewa dalam karya sastra Yunani. Bahkan dalam jangka waktu yang cukup lama, karya tersebut dijadikan sebagai semacam buku pedoman bagi bangsa Yunani.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">3. Pengaruh Timur Kuno seperti Mesir dan Babylonia yang sudah mengenal ilmu hitung dan ilmu ukur. Tentu saja, hal ini berdampak positif bagi bangsa Yunani, terutama perannya mendukung perkembangan astronomi Yunani. Di sinilah letak kecerdasan bangsa Yunani, yang mampu mengolah kembali ilmu pengetahuan dari timur dengan begitu ilmiah.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Filsafat Pra Yunani Kuno adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu. Baik dunia maupun manusia para pemikir atau ahli filsafat yang disebut orang bijak yang mencari-cari jawabannya sebagai akibat terjadinya alam semesta beserta isinya tersebut.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Sedangkan arti filsafat itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia artinya bijaksana/pemikir yang menyelidiki tentang kebenaran-kebenaran yang sebenarnya untuk menyangkal dongeng-dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Pemikiran filosof inilah yang memberikan asal muasal segala sesuatu baik dunia maupun manusia yang menyebabkan akal manusia tidak puas dengan keterangan dongeng atau mite-mite tersebut dengan dimulai oleh akal manusia untuk mencari-cari dengan akalnya dari mana asal alam semesta yang menakjubkan itu.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Mite-mite tentang pelangi atau bianglala adalah tempat para bidadari turun dari surga, mite ini disanggah oleh Xenophanes bahwa “pelangi adalah awan” dan pendapat Anaxagoras bahwa pelangi adalah pemantulan matahari pada awan (pendapat ini adalah pendapat pemikir yang menggunakan akal). Pendekatan yang rasional demikian menghasilkan suatu pendapat yang dikontrol, dapat diteliti oleh akal dan dapat diperdebatkan kebenarannya. Para pemikir filsafat yang pertama berasal dari Dimiletos kira-kira pada abad ke 6 SM, dimana pada abad tersebut pemikiran mereka disimpulkan dari potongan-potongan yang diberitakan oleh manusia dikemudian hari atau zaman.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Dapat dikatakan bahwa mereka adalah filosof alam artinya para ahli fikir yang menjadikan alam yang luas dan penuh keselarasan yang menjadi sasaran para ahli filsafat tersebut (obyek pemikirannya adalah alam semesta).Tujuan filosofi mereka adalah memikirkan soal alam semesta, dari mana terjadinya alam itulah yang menjadi sentral persoalan bagi mereka, pemikiran yang demikian itu merupakan pemikiran yang sangat maju, rasional dan radikal. Sebab pada waktu itu kebanyakan orang menerima begitu saja keadaan alam seperti apa yang dapat ditangkap dengan indranya, tanpa mempersoalkannya lebih jauh. Sedang dilain pihak, orang cukup puas menerima keterangan tentang kejadian alam dari cerita nenek moyang.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">B. Pemikiran Filsafat Zaman Yunani Kuno</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">a) Filsafat Pra Socrates</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada zaman ini orang memiliki kebebasan untuk berpendapat atau mengungkapkan ideidenya. Pada masa itu, Yunani dipandang sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena bangsa Yunani sudah tidak lagi mempercayai mitos-mitos. Bangsa Yunani juga tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive attitude (sikap menerima begitu saja) melainkan menumbuhkan sikap yang senang menyelidiki atau kritis. Sikap kritis inilah yang menjadikan bangsa Yunani berada pada barisan terdepan dalam ilmu pengetahuan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Filsafat zaman Yunani kuno mencakup zaman Pra Socrates dan zaman keemasan filsafat. Tokoh-tokoh filosof pada masa itu adalah Thales, Anaximandros, Anaximenes, Pythagoras, dan Heraklitos. Mereka dikenal dengan filosof alam. Sedangkan masa keemasan filsafat dimeriahkan oleh tokoh-tokoh seperti, Socrates, Plato dan Aristoteles. Pada masa inilah filsafat Yunani menikmati masa keemasannya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Filsafat pra-socrates ditandai oleh usaha mencari asal (asas) segala sesuatu ("arche"). Tidakkah di balik keanekaragaman realitas di alam semesta itu hanya ada satu azas? </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Thales mengusulkan: air, Anaximandros: yang tak terbatas, </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Empedokles: api-udara-tanah-air. Herakleitos mengajar bahwa segala sesuatu mengalir ("panta rei" = selalu berubah), sedang Parmenides mengatakan bahwa kenyataan justru sama sekali tak berubah. Namun tetap menjadi pertanyaan: bagaimana yang satu itu muncul dalam bentuk yang banyak, dan bagaimana yang banyak itu sebenarnya hanya satu? Pythagoras (580-500 sM) dikenal oleh sekolah yang didirikannya untuk merenungkan hal itu. Democritus (460-370 sM) dikenal oleh
konsepnya tentang atom sebagai basis untuk menerangkannya juga. Zeno (lahir 490
sM) berhasil mengembangkan metode reductio ad absurdum untuk meraih
kesimpulan yang benar.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Secara umum
dapat dikatakan, para filosof pra-Socrates berusaha membebaskan diri dari
belenggu mitos dan agama asalnya. Mereka mampu melebur nilai-nilai agama dan
moral tradisional tanpa menggantikannya dengan sesuatu yang substansial.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: times;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><b>1. Aliran
Miletos/Madzhab Milesian</b><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Aliran ini
disebut Aliran Miletos karena tokoh-tokohnya merupakan warga asli Miletos, di
Asia Kecil, yang merupakan sebuah kota niaga yang maju. Berikut beberapa
tokoh yang termasuk kedalam Aliran Miletos atau dikenal pula dengan istilah
Madzhab Milesian:</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: times;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">1) Thales<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Thales hidup
sekitar 624-546 SM. Ia adalah seorang ahli ilmu termasuk ahli ilmu
Astronomi. Ia berpendapat bahwa hakikat alam ini adalah air. Segala-galanya berasal dari
air. Bumi sendiri merupakan bahan yang sekaligus keluar dari air dan kemudian
terapung-apung diatasnya. Pandangan
yang demikian itu membawa kepada penyesuaian-penyesuain lain yang lebih
mendasar yaitu bahwa sesungguhnya segalanya ini pada hakikatnya adalah satu.
Bagi Thales, air adalah sebab utama dari segala yang ada dan menjadi akhir dari
segala-galanya.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: times;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Ajaran
Thales yang lain adalah bahwa tiap benda memiliki jiwa. Itulah sebabnya
tiap benda dapat berubah, dapat bergerak atau dapat hilang kodratnya masing-masing.
Ajaran Thales tentang jiwa bukan hanya meliputi benda-benda hidup tetapi
meliputi benda-benda mati pula.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: times;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">2)
Anaximander<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Anaximander
adalah murid Thales yang setia. Ia hidup sekitar 610-546 SM. Ia berpendapat
bahwa hakikat dari segala seuatu yang satu itu bukan air, tapi yang satu itu adalah
yang tidak terbatas dan tidak terhingga, tak berubah dan meliputi segalagalanya
yang disebut “Aperion”. Aperion bukanlah materi seperti yang dikemukakan
oleh Thales. Anaximander juga berpendapat bahwa dunia ini hanyalah
salah satu bagian dari banyak dunia lainnya.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: times;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">3)
Anaximenes<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Anaximenes
hidup sekitar 560-520 SM. Ia berpendapat bahwa hakikat segala sesuatu yang
satu itu adalah udara. Jiwa adalah udara; api adalah udara yang encer; jika
dipadatkan pertama-tama udara akan menjadi air, dan jika dipadatkan lagi akan menjadi
tanah, dan akhirnya menjadi batu. Ia berpendapat bahwa bumi berbentuk seperti meja
bundar.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: times;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><b>2. Aliran
Pythagoras</b><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Pythagoras
lahir di Samos sekitar 580-500 SM. Ia berpendapat bahwa semesta ini tak lain
adalah bilangan. Unsur bilangan merupakan prinsip unsur dari segalagalanya.
Dengan kata lain, bilangan genap dan ganjil sama dengan terbatas dan tak terbatas.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: times;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">1)
Xenophanes<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Xenophanes
merupakan pengikut Aliran Pythagoras yang lahir di Kolophon, Asia Kecil,
sekitar tahun 545 SM. Dalam filsafatnya ia menegaskan bahwa Tuhan bersifat
kekal, tidak mempunyai permulaan dan Tuhan itu Esa bagi seluruhnya. KeEsaan
Tuhan bagi semua merupakan sesuatu hal yang logis. Hal itu karena kenyataan
menunjukkan apabila semua orang memberikan konsep ketuhanan sesuai
dengan masing-masing orang, maka hasilnya akan bertentangan dan kabur. Bahkan “kuda
menggambarkan Tuhan menurut konsep kuda, sapi demikian juga” kata
Xenophanes. Jelas kiranya ide tentang Tuhan menurut Xenophanes adalah Esa dan bersifat
universal.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: times;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">2)
Heraklitus (Herakleitos)<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Heraklitus
hidup antara tahun 560-470 SM di Italia Selatan sekawan dengan Pythagoras
dan Xenophanes. Ia berpendapat bahwa asal segalanya adalah api dan api adalah
lambang dari perubahan. Api yang selalu bergerak dan berubah menunjukkan
bahwa tidak ada yang tetap dan tidak ada yang tenang.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: times;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><b>3. Aliran
Elea</b><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">1)
Parmenides<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Lahir
sekitar tahun 540-475 di Italia Selatan. Ajarannya adalah kenyataan bukanlah
gerak dan perubahan melainkan keseluruhan yang bersatu. Dalam pandangan
Pamenides ada dua jenis pengetahuan yang disuguhkan yaitu pengetahuan
inderawi dan pengetahuan rasional. Apabila dua jenis pengetahuan ini bertentangan
satu sama lain maka ia memilih rasio. Dari pemikirannya itu membuka
cabang ilmu baru dalam dunia filsafat yaitu penemuannya tentang metafisika
sebagai cabang filsafat yang membahas tentang yang ada.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: times;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">2) Zeno<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Lahir di
Elea sekitar 490 SM. Ajarannya yang penting adalah pemikirannya tentang
dialektika. Dialektika adalah satu cabang filsafat yang mempelajari argumentasi.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: times;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">3) Melissos<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Lahir di
Samos tanpa diketahui secara tepat tanggal kelahirannya. Ia berpendapat
bahwa “yang ada” itu tidak berhingga, menurut waktu maupun ruang.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: times;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><b>4. Aliran
Pluralis</b><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">1)
Empedokles<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Lahir di
Akragas Sisislia awal abad ke-5 SM. ia menulis buah pikirannya dalam bentuk
puisi. Ia mengajarkan bahwa realitas tersusun dari empat anasir yaitu api, udara,
tanah, dan air.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: times;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">2)
Anaxagoras<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Lahir di
Ionia di Italia Selatan. Ia berpendapat bahwa realitas seluruhnya bukan satu tetapi
banyak. Yang banyak itu tidak dijadikan, tidak berubah, dan tidak berada dalam satu
ruang yang kosong. Anaxagoras menyebut yang banyak itu dengan spermata
(benih).</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: times;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><b>5. Aliran
Atomis</b><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Pelopor
atomisme ada dua yaitu Leukippos dan Demokritos. Ajaran aliran filsafat ini
ikut berusaha memecahkan masalah yang pernah diajukan oleh aliran Elea. Aliran
ini mengajukan konsep mereka dengan menyatakan bahwa realitas seluruhnya
bukan satu melainkan terdiri dari banyak unsur. Dalam hal ini berbeda dengan
aliran pluralisme maka aliran atomisme berpendapat bahwa yang banyak itu adalah
“atom” (a = tidak, tomos = terbagi).</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: times;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><b>6. Aliran
Sofis</b><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Sofisme berasal
dari kata Yunani “sophos” yang berarti cerdik atau pandai. Tokoh-tokoh
kaum sofis adalah Protagoras, Grogias, Hippias, Prodikos, dan Kritias.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: times;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Kesimpulannya,
filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan
akal asas atas dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama yang memberitahukan
tentang asal muasal segala sesuatu.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: times;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">b) Zaman
Keemasan Filsafat: Socrates, Plato, Aristoteles<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Puncak
filsafat Yunani dicapai pada Socrates, Plato dan Aristoteles. Filsafat dalam
periode ini ditandai oleh ajarannya yg "membumi" dibandingkan
ajaranajaran filosof sebelumnya. Seperti dikatakan Cicero (sastrawan Roma)
bahwa Socrates
telah memindahkan filsafat dari langit ke atas bumi. Maksudnya, filosof pra-Socrates
mengkonsentrasikan diri pada persoalan alam semesta sedangkan Socrates
mengarahkan obyek penelitiannya pada manusia diatas bumi. Hal ini juga diikuti oleh
para sofis. Seperti telah disebutkan didepan, sofis (sophistes) mengalami
kemerosotan makna. Shopistes digunakan untuk menyebut guru-guru yg
berkeliling dari kota ke kota dan memainkan peran penting dalam masyarakat. Dalam dialog
Protagoras, Plato mengatakan bahwa para sofis merupakan pemilik warung yg
menjual barang ruhani.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: times;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">c)
Tokoh-tokoh Zaman Keemasan Filsafat<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">1. Socrates
(470-400 S.M)<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Socrates
guru Plato, mengajar bahwa akal budi harus menjadi norma terpenting untuk
tindakan kita. Sokrates sendiri tidak menulis apa-apa. Pikiran-pikirannya hanya dapat
diketahui secara tidak langsung melalui tulisan-tulisan dari cukup banyak
pemikir Yunani lain, terutama melalui karya plato. Sebagaimana para sofis, Socrates
memulai filsafatnya dengan bertitik tolak dari pengalaman keseharian dan kehidupan
kongkret. Perbedaannya terletak pada penolakan Socrates terhadap relatifisme
(pandangan yg berpendapat bahwa kebenaran tergantung pada manusia) yg pada
umumnya dianut para sofis. Menurut Socrates tidak benar bahwa yg baik itu baik
bagi warga Athena dan lain bagi warga negara Sparta. Yang baik mempunyai
nilai yg sama bagi semua manusia dan harus dijunjung tinggi oleh semua orang.
Pendirinya yg terkenal adalah pandangannya yg menyatakan bahwa keutamaan
(arete) adalah pengetahuan, pandangan ini kadang-kadang disebut intelektualisme
etis. Dengan demikian Socrates menciptakan suatu etika yg berlaku bagi semua
manusia. Sedangkan ilmu pengetahuan Socrates menemukan metode induksi dan
memperkenalkan definisi-definisi umum. Akibat pandangannya ini Socrates
dihukum mati.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: times;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">2. Plato
(428-348 S.M)<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Hampir semua
karya Plato ditulis dalam bentuk dialog dan Socrates diberi peran yg dominan
dalam dialog tersebut. Sekurang-kurangnya ada dua alasan mengapa Plato
memilih yg begitu. Pertama, sifat karyanya Socratic (Socrates berperan sentral) dan
diketahui bahwa Socrates tidak mengajar tetapi mengadakan tanya jawab dg
teman-temannya di Athena. Dengan demikian, karya Plato dapat dipandang
sebagai monumen bagi sang guru yg dikaguminya. Kedua, berkaitan dengan
anggapan Plato mengenai filsafat. Menurutnya, filsafat pada intinya tidak lain
daripada dialog dan filsafat seolah-olah drama hidup yg tidak pernah selesai tetapi harus
dimulai kembali. Ada tiga ajaran pokok dari Plato yaitu tentang ide, jiwa dan
proses mengenal. Menurut Plato realitas terbagi menjadi dua yaitu inderawi yg
selalu berubah dan dunia ide yg tidak pernah berubah. Ide merupakan sesuatu yg
obyektif, tidak diciptakan oleh pikiran dan justru sebaliknya pikiran tergantung
pada ide-ide tersebut. Ide-ide berhubungan dengan dunia melalui tiga cara; Ide hadir
didalam benda, ide-ide berpartisipasi dalam konkret dan ide merupakan
model atau contoh (paradigma) bagi benda konkret. Pembagian dunia ini pada
gilirannya juga memberikan dua pengenalan. pertama pengenalan tentangide; inilah
pengenalan yg sebenarnya. Pengenalan yg dapat dicapai oleh rasio ini disebut
episteme (pengetahuan) dan bersifat teguh, jelas, dan tidak berubah. Dengan demikian
Plato menolak relatifisme kaum sofis. Kedua, pengenalan tentang bendabenda
disebut doxa (pendapat) dan bersifat tidak tetap dan tidak pasti; pengenalan ini dapat
dicapai dg panca indera. Dengan dua dunianya ini juga Plato bisa mendamaikan
persoalan besar filsafat pra-socratic yaitu pandangan panta rhei-nya</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: times;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Herakleitos
dan pandangan yg ada-ada-nya Parmenides. Keduanya benar, dunia inderawi
memang selalu berubah sedangkan dunia ide tidak pernah berubah dan abadi.
Memang jiwa Plato berpendapat bahwa jiwa itu baka, lantaran terdapat kesamaan
antara jiwa dan ide. Lebih lanjut dikatakan bahwa jiwa sudah ada sebelum
hidup di bumi. Sebelum bersatu dg badan, jiwa sudah mengalami praeksistensi
dimana ia memandang ide-ide. Berdasarkan pandangannya ini, Plato lebih lanjut
berteori bahwa pengenalan pada dasarnya tidak lain adalah pengingatan (anamnenis)
terhadap ide-ide yg telah dilihat pada waktu pra-eksistansi. Ajaran Plato
tentang jiwa manusia ini bisa disebut penjara. Plato juga mengatakan, sebagaimana
manusia, jagad raya juga memiliki jiwa dan jiwa dunia diciptakan sebelum
jiwa-jiwa manusia. Plato juga membuat uraian tentang negara. Tetapi jasa terbesarnya
adalah usahanya membuka sekolah yg bertujuan ilmiah. Sekolahnya diberi
nama"Akademia"yg paling didedikasikan kepada pahlawan yg bernama</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: times;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Akademos.
Mata pelajaran yg paling diperhatikan adalah ilmu pasti. Menurut cerita tradisi, di
pintu masuk akademia terdapat tulisan:"yg belum mempelajari matematika
janganlah masuk disini".</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: times;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">3.
Aristoteles ((384-322 S.M)<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Ia adalah
Pendidik Iskandar Agung yg juga adalah murid Plato. tetapi dalam banyak hal ia
tidak setuju dengan Plato. Ide-ide menurut Aristoteles tidak terletak dalam suatu
"surga" diatas dunia ini, melainkan di dalam benda-benda sendiri. Setiap benda
terdiri dari dua unsur yang tak terpisahkan, yaitu materi ("hyle")
dan bentuk
("morfe"). Bentuk-bentuk dapat dibandingkan dengan ide-ide dari
Plato.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: times;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Tetapi pada
Aristoteles ide-ide ini tidak dapat dipikirkan lagi lepas dari materi. Materi tanpa
bentuk tidak ada. Bentuk-bentuk "bertindak" di dalam materi. Bentuk-bentuk
memberi kenyataan kepada materi dan sekaligus merupakan tujuan dari materi.
Teori ini dikenal dengan sebutan Hylemorfisme. Filsafat
Aristoteles sangat sistematis. Sumbangannya kepada perkembangan ilmu pengetahuan
besar sekali. Tulisan-tulisan Aristoteles meliputi bidang logika, etika, politik,
metafisika, psikologi dan ilmu alam. Pokok-pokok pikirannya antara lain bahwa ia
berpendapat seseorang tidak dapat mengetahui suatu obyek jika ia tidak dapat
mengatakan pengetahuan itu pada orang lain. Spektrum pengetahuan yg diminati
oleh Aristoteles luas sekali, barangkali seluas lapangan pengetahuan itu sendiri.
Menurutnya pengetahuan manusia dapat disistematiskan sebagai berikut;</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: times;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Pengetahuan<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">-----------------------------------------------------------------<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Teoritis,
Praktis, Produktif,<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">-----------------------------------------------------------------<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Teologi/metafisik,
Matematika, Fisika, Etika, Politik, Seni<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">------------------------------------------------------------------<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Ilmu Hitung,
Ilmu ukur, Retorika<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Aristoteles
berpendapat bahwa logika tidak termasuk ilmu pengetahuan tersendiri,
tetapi mendahului ilmu pengetahuan sebagai persiapan berfikir secara ilmiah.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, logika diuraikan secara sistematis.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: times;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><br /></span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Tidak dapat dibantah bahwa logika Aristoteles memainkan peranan penting dalam
sejarah intelektual manusia; tidaklah berlebihan bila Immanuel Kant mengatakan
bahwa sejak Aristoteles, logika tidak maju selangkahpun. Mengenai pengetahuan,
Aristoteles mengatakan bahwa pengetahuan dapat dihasilkan melalui jalan induksi
dan jalan deduksi, induksi mengandalkan panca indera yang "lemah", sedangkan
deduksi lepas dari pengetahuan inderawi. Karena itu dalam logikanya Aristoteles
sangat banyak memberi tempat pada deduksi yg dipandangnya sebagai jalan
sempurna menuju pengetahuan baru. Salah satu cara Aristoteles mempraktekkan
deduksi adalah Syllogismos (silogisme). </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">B. Mitos dan Demitologisasi
Mitologi Yunani </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">a. Mitos atau mite adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan kisah masa lalu
(masa lampau), yang mengandung penafsiran tentang alam semesta serta
keberadaan makhluk di dalamnya, dan dianggap benar-benar terjadi oleh yang
empunya cerita atau penganutnya. Dalam pengertian yang lebih luas, mitos dapat
mengacu kepada cerita tradisional (cerita kuno).[2] Pada umumnya, mitos
menceritakan kejadian alam semesta, dunia dan para makhluk penghuninya,
bentuk topografi, kisah para mahkluk supranatural, dan sebagainya. Mitos bisa
muncul dari catatan peristiwa sejarah yang terlalu dilebih-lebihkan.Mitos
memberikan jawaban atas “keheranan”, “ketakjuban” hati manusia terhadap
semesta yang melingkupi, yang berarti mitos memberikan semacam “jaminan”
bagi kehidupan manusia Yunani kala itu: “Bahwa kehidupan itu ada maknanya,
ada logikanya ada penyelesaiannya. Mitologi dapat juga memiliki arti rangkaian
cerita yang berisi dongeng para dewa-dewi yang dihubungkan dengan peristiwa
alam dan dipercayai secara turun-temurun, Secara garis besar ada 2 jenis mitos
yaitu, </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">1). mitos kosmogonis yaitu memberi keterangan tentang asal usul alam semesta
itu sendiri. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">2). Mitos kosmologis yaitu memberi keterangan tentang asal usul serta sifat-sifat
kejadian-kejadian dalam alam semesta.
Mitologi Yunani berpengaruh dalam mendorong kelahiran filsafat karena
menimbulkan ketidakpuasan dan berbagai pertanyaan dalam pikiran. Mitologi
juga ikut mewarnai perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan di dunia
sampai sekarang. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">b. Filsafat lahir dari mitos, tetapi mitos begitu saja bukanlah filsafat. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Demitologisasi adalah jalan yang mengarah dari mitos menuju ilmu, melalui
sastra dan filsafat. Dalam pengertian modern, mitos adalah keyakinan yang keliru.
Keluar dari mitos, yaitu mempertanyakan keyakinan-keyakinan kita yang tak
tertanyakan dengan harapan mengubahnya menjadi ungkapan kebenaran yang
lebih andal.
Pola “mitos, sastra, filsafat, ilmu” diakui sebagai paparan perkembangan cara
pikir manusia pada skala makrokosmik (budaya manusia), tetapi berjalan juga
pada skala mikrokosmik (individu manusia). </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Cara umum terpenting pemaparan
tahap-tahap perkembangan individu adalah mengacu pada “lahir, muda, dewasa,
dan tua”. Perkembangan dari lahir sampai muda bertepatan dengan pembangkitan
benak bawah sadar (unconscious) anak-anak, perkembangan dari muda sampai
dewasa pun memerlukan penajaman kesadaran (consciousness) secara bertahap,
sampai timbul kesadaran khas akan diri sendiri. Orang yang sadar diri (self
conscious) yang perkembangannya tidak terselangi akhirnya masuk ke suatu tahap
baru yang bisa kita sebut super sadar (super consciuos).
Setiap tahap ini bisa juga berkolerasi dengan daya benak insani tertentu. Imajinasi
merupakan daya yang mengatur tahun-tahun pertama kehidupan kita, laksana
mitos yang mengatur pemikiran orang-orang yang hidup di budaya primitif.
Perbedaan fantasi dan realitas tidak berbeda dalam benak anak-anak sejati. Pada
remaja, daya ini diambil alih oleh gelora jiwa (passion), dengan berubahnya raga
pada masa pubertas, benak pun mengubah cara mengadaptasi alam. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Para filsuf
biasanya dikenal bukan karena gelora jiwa mereka, ini karena daya yang cocok
dengan budi-budi dewasa adalah pemahaman. Bila berkembang sepenuhnya,
menjadi daya penimbangan. Tugas para ilmuwan adalah melampaui sudut
pandang mereka sendiri dengan tujuan menimbang-nimbang bagaimana alam
pada kenyataanya. Mitos menggunakan imajinasi untuk mengungkap keyakinan.
Sastra memakai gelora jiwa untuk mengungkap keindahan. Filsafat memanfaatkan
pemahaman untuk mengungkap kebenaran, sedangkan ilmu menerapkan
penimbangan untuk mengungkap pengetahuan. Penerapan logika secara tepat
diperlukan supaya demitologisasi berlangsung.
Kata “logika” berasal dari kata Yunani logos, yang bermakna “kata” yang
meliputi kata yang terucap (pidato), kata yang tertulis (buku), dan kata yang
terpikir (akal). Kata logos kadang-kadang juga dipakai untuk menunjuk sesuatu
yang bisa disebut makna yang tersembunyi di dalam mitos. Para filsuf berupaya
memahami logos dengan cara sedemikian rupa untuk memisahkan kebenaran dari
khayalan. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Ilmuwan melalaikan logos sepenuhnya dalam penelusuran fakta-fakta
konkret yang bisa dikelola. Pelalaian ini merupakan sumber masalah
kenirmaknawian atau keterasingan modern.
Proses pergeseran dari pengalaman logos yang mendalam ke suatu keadaan yang
melupakan kehadirannya merupakan proses demitologisasi. Pelalaian logos
merupakan malapetaka bagi umat manusia. Namun dalam pengertian lain,
pelalaian merupakan syarat perlu supaya timbul pengetahuan. Sains mensyaratkan
bahwa kita melupakan logos yang tersembunyi karena pengetahuan faktual hanya
mengakui hal-hal yang terungkap secara terbuka.
Para pelaku demitologisasi yang paling awal di Yunani Kuno ialah para filsuf
yang hidup pada jangka waktu antara Thales dan Aristoteles. Para filsuf itu diacu
sebagai filsuf-filsuf “prasokrates”, salah satu kepedulian utama filsuf
“prasokrates” adalah memerikan hakikat “realitas puncak”. Ada empat filsuf yang
istimewa, masing-masing berkenaan dengan salah satuu dari empat “anasir”
tradisional (sesuatu yang menyerupainya) karena betul-betul merupakan realitas
puncak. Thales berpendapat bahwa segala sesuatu pada akhirnya bisa
direduksikan ke air. Anaximenes (kira-kira 585- 528 SM) membantah dengan
mengklaim bahwa anasir yang paling dasar itu sebenarnya udara. Heraklitus
(karyanya muncul kira-kira 500-480 SM), yang memiliki gagasan menarik
mengenai logika lawanan, menyarankan agar api merupakan anasir yang paling
tepat untuk memaparkan kompleks bangunan metafisis dasar. Demokritus (kirakira 460- 371 SM) membela kondisi “atomisme” terawal, yang memandang anasir
dasar sebagai “yang ada” (being) atau “apa itu” (what is) saja atau disebut bumi.
Anaximender (kira-kira 610-546 SM) berpendapat bahwa di antara empat anasir
tersebut tidak ada yang bias diakui dengan tepat sebagai unsur dasar, karena 4
anasir itu saling berlawanan. Empedokles (kira-kira 495-435 SM) yang mengakui
keempat anasir tersebut sebagai realitas-realitas dasar, yang menjelaskan
keseimbangannya karena dianut bersama-sama dengan daya yang berlawanan
antar “cinta” (philia) dan “cekcok” (neikos). </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">C. Penemuan “ARKHE”</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Filsafat Arche
Istilah "arche ()" adalah kata Yunani kuno yang berarti awal, asal, penyebab
pertama, tempat pertama atau kekuatan, kedaulatan, kekuasaan, perintah dan
sebagainya. Itu adalah tema penting bagi para filsuf Yunani kuno apa arche itu.
Filsuf pertama di dunia biasanya dianggap Thales of Miletus. Karena dia tidak
meninggalkan tulisan, kita tidak dapat mengetahui rincian teorinya, tetapi menurut
laporan orang-orang sezamannya dia pastilah filsuf yang mencoba menjelaskan
secara rasional air adalah arche dari kosmos. Dengan demikian filsafat dimulai
sebagai filosofi awal. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">1. Thales (640 – 550 SM) </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Sesungguhnya waktu hidup Thales tidaklah diketahui, kita hanya
mengetahuinya dari banyak pengulasnya. Ia awalnya merupakan seorang insinyur
yang melayani keluarga raja Miletos, dan juga aktif dalam perniagaan di sana. Pada
usia paruh baya, ia berkelana ke Mesir dengan niat untuk berdagang, akan tetapi ia
malah mempelajari astronomi, dan geometri di sana, sehingga akhirnya ia
memutuskan untuk berhenti menjadi pedagang, dan mengabdikan hidupnya untuk
filsafat, dan matematika. Ia merupakan pendiri Mazhab Milesian. Banyak kisah
yang dituturkan oleh Aristoteles terkait kelihaian bisnis sebelum ia memutuskan
menjadi filsuf. Contohnya, monopolinya pada kilang minyak zaitun, dan
kemampuannya merekayasa aliran Sungai Halys dengan membangun tanggul. Ia
juga dikenal sebagai seorang yang mampu menghitung jarak kapal yang berlayar
ke laut. Ia menjadi terkenal setelah mampu memprediksikan gerhana matahari pada
tahun 585 SM.
Bagi Thales, yang menjadi arkhe (prinsip vital yang dapat menjelaskan semesta)
adalah air, sebagai hasil permenungannya akan sesuatu yang dapat menyatukan
keseluruhan. Pencarian Thales akan suatu keutuhan bukanlah hal baru, akan tetapi
gagasannya tentang materi yang dapat mencakup keseluruhan merupakan gagasan
orsinal. Ia juga memiliki gagasan yang agak ganjil, yang mengatakan, bahwa bumi
mengapung di atas air (yang sekali lagi, diperolehnya dari bangsa Mesir).
Menurutnya, air merupakan materi yang dapat dijumpai dalam beragam bentuk, dan
mampu mentransformasikan diri, dan berdiferensiasi menjadi segala macam bentuk
yang dapat dijumpai di alam material. Kita tidak mengetahui detail hipotesis ini
dalam penjelasan praksisnya. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">2. Anaximandros (610 – 546 SM) </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Seperti halnya Thales, Anaximandros juga seorang ilmuwan berbakat, dengan
keahlian utama pada astronomi, dan kartografi. Ia merupakan orang Yunani
pertama yang membuat peta bumi, dan orang Yunani pertama yang mempersiapkan
peta bintang. Ia juga membangun gagasan tentang koordinat benda langit, dengan
bumi berbentuk silinder di bagian tengahnya, dan lingkaran konsentris langit di
luarnya, sehingga ia membangun model semesta darinya. Bumi tetap diam pada
bagian tengahnya, karena ia menganggapnya sebagai pusat simetri, ia nampaknya
berpendapat, bahwa terdapat kesetimbangan gaya pada titik tengah ini.
Anaximandros menulis sebuah buku yang menerangkan gagasan – gagasan
astronomi, dan filsafatnya.
Menurut Anaximandros, yang menjadi arkhe adalah apa yang disebutnya
sebagai, apeiron. Apeiron bersifat abadi, tak terbatas, dan tak dapat dilihat. Ia
berpendapat, bahwa segala hal berasal dari apeiron., dan berproses dalam jalinan
rumit dalam dua prinsip, yaitu panas/dingin, dan kering/basah. Apeiron berproses
dalam ‘dialektika materiil’ tanpa henti, hingga menghasilkan dunia seperti yang
tampak saat ini. Gagasan Anaximandros tentang apeiron ini cukup menarik, karena
ia mengungkapkan konsep arkhe yang berbeda dibandingkan filsuf sezamannya. Ia
menganggap, bahwa dunia tampak, itu bersifat fana, dan transien. Segalanya
mengalir, dan berubah, kecuali apeiron sendiri. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">3. Anaximenes (585 – 525 SM) </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Kita hanya mengetahui sedikit tentang kehidupan Anaximenes. Filsafatnya
merupakan bantahan terhadap pemikiran Thales. Ia berpendapat udaralah yang
merupakan arkhe, alih – alih air sebagai prinsip pertama. Segala hal berasal dari
udara, yang terbentuk melalui proses kompresi; transformasi; dan pengudaraan
kembali (rarefraction). Seluruh transformasi ini terjadi akibat panas/dingin, dan
kering/basah. Berbeda dengan Anaximandros, Anaximenes berpendapat, bahwa
pemanasan/pendinginan bukanlah ‘gejala’ dari arkhe, melainkan hanya sekedar
agen perubahan saja. Seperti juga pada Anaximandros, ia juga membangun teori
penciptaan surga, dan dunia berdasarkan gagasannya, bahwa yang utama adalah
udara.
Kontribusi utama filsuf – filsuf Milesian adalah memperkenalkan gagasan
tentang arkhe yang membentuk semesta. Gagasan ini merupakan suatu langkah
besar ketimbang kosmogoni yang dianut oleh bangsa Yunani sebelumnya. Para
filsuf Milesian membuat ide – ide kosmologis menjadi lebih manusiawi. Gagasan
tentang arkhe ini, nantinya mempengaruhi filsuf – filsuf setelahnya tentang gagasan
mengenai substansi. Pemikiran Anaximandros tentang apeiron juga sangat
menarik, hingga menjadi perdebatan filsuf – filsuf setelahnya tentang gagasan
‘kemenjadian’. Mungkin, dari sudut pandang manusia moderen seperti kita, adalah
bahwa filsuf – filsuf Milesian mengajukan suatu proposisi empiris dalam
menjelaskan semesta. Pemikiran ini dapat dikatakan sebagai penghipotesaan
tentang semesta dalam pandangan pra – ilmiah. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">D. Asal muasal Alam </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">1.Proses Terbentuknya Alam Semesta Menurut Sains Modern
Pertanyaan tentang awal mula alam semesta telah lama diperbincangkan.
Sampai hari inipun belum ada satupun teori penciptaan alam semesta yang dapat
diterima secara bulat oleh para ilmuwan dikarenakan keterbatasan akal manusia
tidak bisa menjangkau luasnya jagad raya. Sebab penginderaan, penemuan
masalah, penyusunan hipotesis, eksperimen, dan teori yang merupakan urutan
langkah dan prosedur ilmiah yang lazim, harus diakui belum bisa mengakomodir
kebutuhan manusia untuk bisa memahami dunia ini.
Berikut adalah teori-teori tentang asal mula alam semesta. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">a.Teori keadaan tetap (Steady-state theory) </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Teori ini berdasarkan prinsip kosmologi sempurna yang menyatakan bahwa alam
semesta dimanapun dan bilamanapun selalu sama. Berdasarkan prinsip tersebut
alam semesta terjadi pada suatu saat teretentu yang telah lalu dan segala sesuatu di
alam semesta selalu tetap sama walupun galaksi saling bergerak menjauhi satu
sama lain. Teori ini ditunjang oleh kenyataan bahwa galaksi baru mempunyai
jumlah yang sebanding dengan galaksi lama. Denga demikian teori ini
beranggapan bahwa alam semesta itu tidak terhingga besarnya dan tidak terhingga
tuanya (tanpa awal dan tanpa akhir). </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">b.Teori dentuman besar (big-bang theoru) </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Teori ini dikembangkan oleh George Lematitre. Menurut teori ini, pada mulanya
alam semesta berupa sebuah “primeval atom” yang berisi semua materi dalam
keadaan yang sangat padat. Suatu ketika, atom ini meledak dan seluruh materinya
terlempar ke ruang alam semesta. Sejak situ, dimulailah ekspansi yang
berlangsung ribuan juta tahun dan akan terus berlangsung jutaan tahun lagi.
Timbul dua gaya yang saling bertentangan, yang satu disebut gaya gravitasi, dan
lainnya dinamakan repulsi kosmis. Dari kedua gaya tersebut, gaya kosmis lebih
dominan sehingga alam semesta masih terus akan ekspansi. Pada suatu saat nanti,
ekspansi tersebut pasti akan berakhir. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">c. Teori Nebular </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Hipotesis ini dikemukakan pertama kali oleh Laplace pada tahun 1796. Ia yakin
bahwa sistem tata surya terbentuk dari kondensasi awan panas atau kabut gas
yang sangat panas. Pada proses kondensasi tersebut ada sebagian yang terpisah
dan merupakan cincin yang mengelilingi pusat. Bagian yang mengelilingi pusat
itu dengan cara yang sama berkondensasi membentuk suatu formula yang serupa
dengan terbentukya matahari tadi. Setelah mendingin benda-benda ini akan
menjadi planet-planet seperti Bumi dengan benda-benda yang mengelilinginya
berupa sateliti atau bulan. Dapat dibayangkan bahwa berdasarkan teori ini, planet
Saturnus yang dikelilingi ileh cincin Saturnus itulah merupakan bakal satelitnya.
Salah satu keberatan dari hipotesis ini adalah ditemukannya dua biah bulan pada
Jupiter dan sebuah bulan diSaturnus yang berputar berlawanan arah dengan rotasi
planet-planet tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa satelit tersebut bukan
merupakan bagian dari planetnya sesuai dengan hipotesis Laplace. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">d.Teori Planettesimal </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Dikemukakan pertama kali oleh Chamberlin dan Moulton.Hipotesis ini bertitik
tolak dari pemikiran yang sama dengan teori nebular yaitu bahwa sistem tata
surya ini terbentuknya dari kabut gas yang sangat besar yang berkondensasi.
Perbedaannya adalah terletak pada asumsu bahwa terbentuknya plante-planet itu
tidak harus dari satu badan tetapi diasumsikan ada bintang besar lain yang
kebetulan sedang lewat dekat bintang dimana tata surya kita merupakan
bagiannya. Kabut gas dari bintang lain itu sebagaian terpengaruh ileh daya tarik
kita dengan setelah mendingin terbentuklah benda-benda yang disebut
planettesimal. Planettesimal merupakan benda-benda kecil yang padat. Karena
daya tarik menarik antar benda itu sendiri, benda-benda kecil tersebut akan
bergumpal menjadi besar dan menjadi panas. Hal ini disebabkan oleh tekanan
akibat akumulasi dari massanya. Teori ini daptat menjawab pertanyaan mengapa
ada satelit-satelit pada Jupiter maupun pada Saturnus yang mempunyai orbit
berlawanan dengan rotasi planet-planet itu. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">e.Teori Tidal atau Teori Pasang Surut </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Teori ini diungkapkan pertama kali oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada
tahun 1919. Menurut teori ini planet itu merupakan percikan dari Matahari yaitu
seperti percikan matahari yang sampai kini masih nampak ada. Percikan tersebut
disebut “tidal”. Tidal yang besar yang kemudian akan menjadi planet itu
disebabkan karena adanya dua buah matahari yang bergerak saling mendekat.
Peristiwa ini tentu arang sekali terjadi namun bila ada dua buah bintang yang
bergerak mendekat satu dengan yang lain maka akan terbentuklah planet-planet
baru seperti teori tersebut di atas. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">f.Teori Bintang Kembar </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Menurut teori ini, kemungkinan dahulu matahari merupakan sepasang bintang
kembar. Oleh karena sesuatu sebab, salah satu bintang meledak dan oleh gaya
tarik gravitasi bintang yang satunya (Matahari yang sekarang), pecahan tersebut
tetap berada di sekitar dan beredar mengelilinginya. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">g.Teori Creatio Continua</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Teori ini dikemukakan oleh Fred Hoyle, Bendi, dan Gold. Menurut teori cratio
continua atau continuous creation, saat diciptakan, alam semesta ini tidak ada.
Alam semesta ini selamanya ada dan akan tetap ada, atau dengan kata lain alam
semesta ini tidak pernah bermula dan tidak akan berakhir. Pada setiap saat, ada
partikel yang dilahirkan dan ada yang lenyap. Partikel-partikel tersebut kemudian
mengembun menjadi kabut-kabut spiral dengan bintang-bintang dan jasad-jasad
alam semesta. Karena partikel yang dilahirkan lebih besar daripada yang lenyap,
maka jumlah materi semakin bertambah dan mengakibatkan pemuaian alam
semesta. Pengembangan ini akan mencapai titik batas kritik pada 10 miliar tahun
lagi. Namun, dalam waktu 10 miliar tahun ini akan dihasilkan kabut-kabut baru.
Menurut teori ini, 90% materi alam semesta adalah hidrogen. Dari hidrogen ini
akan terbentuk hedium dan zat-zat lainnya. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">h.Teori G.P. Kiper </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Pada tahun 1950 G.P, Kuiper mengajukan teori berdasarkan keadaan yang ditemui
di luar tata surya dan menyarakan penyempurnaan atas teori-teori yang telah
dikemukakan yang mengandaikan bahwa Matahari serta semua planet yang
berasal dari gas purba yang ada di ruang angkasa. Pada saat ini, terdapat banyak
kabut gas dan diantara kabut terlihat dalam proses melahirkan bintang. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">i.Teori Ekspansi dan Kontraksi </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Teori ini berlandaskan pikiran bahwa ada suatu siklus dan alam semesta,
yaitu “masa ekspansi”dan “masa kontraksi” diduga bahwa siklus ini berlangsung
dalam waktu 30.000 juta tahun.
Usaha para ilmuwan itu hanyalah sekadar menguji hipotesis. Setelah teruji, teori
itu masih mungkin diperbaiki dengan teori yang lebih akurat. Namun demikian
teori-teori tersebut di atas masih diyakini orang sampai sekarang. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">2.PROSES TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA DARI PANDANGAN
ISLAM</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Permasalahan seperti yang dialami oleh Sokrates, Galileo Galilei dan Brutus telah
mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap agama. Doktrinisasipun
mulai dirobohkan dan manusia lebih memilih untuk bebas dan memerdekakan
pikirannya. Tak dapat dipungkiri, kenyataan ini kemudian menggiring beberapa
orang untuk memilih berpikir secara filsafat mekanisme. Dengan begitu dapat
menghanyutkan manusia ke paham materialisme selanjutnya ke ateisme[6].
Pertentangan antara ilmu dan iman yang umumnya terjadi di Barat sebenarnya
terjadi karena keliru memahami pemikiran Ibnu Rusyd (Averroes). </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Para pemikir
Eropa saat itu mengakui bahwa terdapat kebenaran ganda (double truth) yang
tidak dapat dipisahkan, yaitu kebenaran keimanan (agama) dan kebenaran
(falsafah). Ini menurut pembuktian ahli sejarah di Barat sendiri, merupakan
kesalahpahaman terhadap filsuf Muslim pembawa rasionalitas ke Eropa. Sebab
sesungguhnya Ibnu Rusyd tidaklah mengajarkan tentang dua kebenaran yang
terpisah dan tidak dapat didamaikan. Ia hanya mengajarkan seiring dengan
pandangan yang umum dikalangan para filsuf Muslim, bahwa kebenaran adalah
tunggal adanya, namun kemampian manusia memahaminya berbeda-beda setaraf
dengan kapasitas inteleknya, yaitu pemahaman rasional dan pemahaman retorik
yang ada pada kaum awam, kemudian kemudian menengahi antara keduanya ialah
pemahaman dialketis pada kalangan para teolog[7]
Kembali ke pembahasan mengenai ilmu alamiah dalam konteks ini tentang
penciptaan alam semesta, tidak dapat dipisahkan dari petunjuk-petunjuk yang
tertera dalam kitab suci al-Quran. Surat Fushilat ayat 9-12 menyajikan proses
pembuatan alam semesta oleh Allah: </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">1.(41:9) Bumi di ciptakan dalam dua masa </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">2.(41:10) Segala isi Bumi diciptakan total dalam empat masa </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">3.(41:11) Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu
keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya
menjawab: “Kami datang dengan suka hati.” Surat diatas jelas menunjukan bahwa
kedudukan Bumi dan Langit adalah sederajat, bumi bukan bagian dari langit.
Bumi diciptakan terlebih dahulu, diselesaikan baru kemudian Allah
menyelesaikan Langit dan itu dibuktikan di ayat selanjutnya </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">4.(41:12) Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia
mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat
dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaikbaiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Juga digambarkan dalam Al Qur’an pada ayat berikut: “Dialah pencipta langit dan
bumi.” (QS: 6:101). Keterangan yang diberikan Al Qur’an ini bersesuaian penuh
dengan penemuan ilmu pengetahuan masa kini. Kesimpulan yang didapat
astrofisika saat ini adalah bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi
materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa
yang tejadi dalam sekejap. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Peristiwa ini, yang dikenal dengan “Big Bang“, membentuk keseluruhan alam
semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan
sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmuwan modern
menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan
yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam
semesta muncul menjadi ada.
Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan,
di mana materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu
diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta ini, yang
baru saja ditemukan ahli fisika modern, diberitakan kepada kita dalam Al Qur’an
1.400 tahun lalu.
Sensor sangat peka pada satelit ruang angkasa COBE yang diluncurkan NASA
pada tahun 1992 berhasil menangkap sisa-sisa radiasi ledakan Big Bang.
Penemuan ini merupakan bukti terjadinya peristiwa Big Bang, yang merupakan
penjelasan ilmiah bagi fakta bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan[8]. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Teori Big Bang ini berpijak pada suatu logika yang dipakai dalam memberi basis
pengetahuan dalam teologi, logika ini kita kenal denga logika sebab akibat atau
logika kausalitas. Logika kausalitas menampilkan suatu cara berpikir yang
meletakkan suatu hal terkait dengan yang lain dalam suatu relasi sebab akibat[9]. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Dengan menggunakan logika kausalitas tadi, kita sepakat bahwa alam semesta ini
adalah akibat dari suatu sebab, dan sebab itu adalah akibat dari sebab lain dan
seterusnya sampai terdapat sebab awal (prima causa). Sebab awal inilah yang kita
sebut Tuhan. Logika kausalitas ini ternyata mempunyai kesamaan dengan teori
Big Bang yang menyatakan bahwa alam semesta tercipta karena ledakan yang
terjadi dari suatu titik nol. Sehingga bumi dan langit yang awalnya satu kemudian
terpisahkan. Fakta ini relevan dengan apa yang tertlis dalam al-Quran; “Dan
apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi dulu adalah
satu, dan Kami pisahkan keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapa mereka tidak juga beriman ?[10]”.
Kutipan dari Dr. Maurice Buchaile tentang ayat-ayat penciptaan
alam semesta di al-Quran: Berhadapan dengan ayat-ayat al-quran tentang proses
penciptaan alam semesta ada lima dasar yang menjadi landasan Qur-an untuk
menceritakan tentang penciptaan alam : </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">1. Enam masa daripada penciptaan langit-langit dan bumi, menurut Qur-an,
meliputi terbentuknya benda-benda samawi, terbentuknya bumi dan
perkembangan bumi sehingga dapat dihuni manusia. Untuk hal yang terakhir ini,
Qur-an mengatakan, segala sesuatu terjadi dalam empat waktu. Apakah empat
waktu itu merupakan zaman-zaman geologi dalam Sains modern, karena menurut
Sains modern, manusia timbul pada zaman geologi ke empat? Ini hanya suatu
hipotesa; tetapi tak ada jawaban terhadap soal ini. Tetapi perlu kita perhatikan
bahwa untuk pembentukan benda-benda samawi dan bumi sebagai yang
diterangkan dalam ayat 9 sampai dengan 12, surat 4, diperlukan dua tahap. Sains
memberi tahu kepada kita bahwa jika kita mengambil contoh (satu-satunya contoh
yang sudah mungkin diketahui) daripada pembentukan matahari dan embelembelnya, yakni bumi, prosesnya melalui padatan (kondensasi) nebula (kelompok
gas) dan perpecahannya. Ini adalah yang dikatakan oleh Qur-an secara jelas
dengan proses yang mula-mula berupa asap samawi, kemudian menjadi kumpulan
gas, kemudian berpecah. Di sini kita dapatkan persatuan yang sempurna antara
penjelasan Qur-an dan penjelasan Sains. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">2.Sains telah menunjukkan simultanitas antara dua kejadian pembentukan bintang
(seperti matahari) dan pembentukan satelit-satelitnya, atau salah satu satelitnya
(seperti bumi). Bukankah simultanitas ini telah nampak juga dalam teks Qur-an
seperti yang telah kita ketahui. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">3.Nampak persesuaian antara wujudnya asap pada permulaan terciptanya kosmos,
yaitu asap yang dipakai oleh Qur-an untuk menunjukkan gas yang banyak dalam
materi yang menjadi asal kosmos dan konsep Sains modern tentang nebula
primitive (kelompok gas asli). </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">4.Kegandaan langit-langit yang diterangkan oleh Qur-an dengan simbul angka 7
yang sudah kita fahami artinya telah dibenarkan oleh Sains modern dalam
pernyataan ahli-ahli astrofisika tentang sistem galaksi dan jumlahnya yang amat
besar. Di lain fihak wujudnya bumi-bumi yang mirip dengan bumi kita dari
beberapa aspek adalah suatu hal yang dapat kita fahami daripada teks Qur-an,
tetapi sampai sekarang Sains belum dapat membuktikannya. Bagaimanapun
keadaannya, para spesialis menganggap bahwa adanya bumi semacam itu sangat
mungkin. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">5.Adanya suatu penciptaan pertengahan antara langit-langit dan bumi seperti yang
dijelaskan Qur-an dapat dimengerti dengan diketemukannya jembatan-jembatan
materi yang terdapat di luar sistim astronomik teratur.
Jika segala soal yang ditimbulkan oleh ayat-ayat Qur-an sampai sekarang belum
dapat diterangkan secara menyeluruh oleh ilmu pengetahuan, sedikitnya tak
terdapat pertentangan antara ayat-ayat Qur-an dan pengetahuan modern tentang
penciptaan kosmos.
Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan
ilmiah, akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain.
Yang sungguh menarik lagi, penemuan-penemuan ini belumlah terjadi sebelum
abad ke-20 melainkan pada abad 7 Masehi disaat dunia Barat sedang mengalami
abad-abad kegelapan (Dark Ages).</span></div><div><div style="text-align: center;"><b><span style="font-family: times;">BAB III</span></b></div><span style="font-family: times;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal;"><div style="text-align: center;"><b>PENUTUP</b></div></span></span></div>
A. Kesimpulan <div style="text-align: justify;">Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa logika berasal dari bahasa latin yaitu dari kata logos berarti perkataan atau sabda. Secara umum logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah. Logika ini dimulai dari tahun 624 SM sampai 548 SM oleh Thales yang disebut sebagai Bapak Filsafat kemudian dikembangkan kembali oleh Aristoteles dengan mengenalkan logika sebagai ilmu. Logika terbagi menjadi dua macam yaitu : logika alamiah dan logika ilmiah. Dalam perkembangannya logika juga disebut sebagai cabang filsafat. Logika sangat berguna bagi kehidupan manusia untuk berpikir lurus, efisien, tepat dan teratur demi mendapatkan kebenaran dan
menghindari kekeliruan. </div><div style="text-align: justify;">B. Saran</div><div style="text-align: justify;">Logika sebagai cabang dalam filsafat ilmu menuntun kita untuk berpikir benar dan tidaksalah dalam mengambil keputusan. Selain itu berpikir secara logika mampu melatih kita untuk berpikir secara lurus, efisien, tepat dan teratur demi mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan dalam pemecahan suatu masalah.</div>As'adhttp://www.blogger.com/profile/00359293837432942927noreply@blogger.com20tag:blogger.com,1999:blog-7465570218442255687.post-76082500009617945622020-10-23T09:24:00.001-07:002021-10-01T00:49:00.968-07:00FILSAFAT, PENGERTIAN, OBJEK FORMAL dan MATERIALNYA<div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOEguuURpM5W8BP4Q_8yVI-uW_qg-AqECt2J4oQRlM8AygbS6jWVwaNdgFz3wWGM6SzAygAbjo33oe6CI5hQei7S1f9-dkoGvwmDsdKQxcgQBc0pl9MXQHUa4TXgoZE2jhUZABjLmUXdI/s1600/mitos.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1494" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOEguuURpM5W8BP4Q_8yVI-uW_qg-AqECt2J4oQRlM8AygbS6jWVwaNdgFz3wWGM6SzAygAbjo33oe6CI5hQei7S1f9-dkoGvwmDsdKQxcgQBc0pl9MXQHUa4TXgoZE2jhUZABjLmUXdI/w187-h200/mitos.jpg" width="187" /></a></div>Disusun untuk memenuhi tugas Filsafat Dan Logika</div><div style="text-align: justify;">Dosen Pengampu: As’adut Tabi’in,M.Pd.I</div><div style="text-align: justify;">Disusun Oleh: VINA, R.NURJANA, RINDIANI, ERMA, NENI TRIANI</div><div style="text-align: justify;">Program Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Pendidikan Agama Islam</div><div style="text-align: justify;">SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) MADINATUNNAJAH RENGAT</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: 700;"><br /></span></div></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><b>KATA PENGANTAR</b></div><div style="text-align: justify;">Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kelancaran kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini degan baik. Pada pembahasan ini kami akan menyampaikan materi dari Filsafat Ilmu dan Logika, Sebelumnya kami ucapan terimakasih kepada dosen yang telah membimbing dalam penyusunan makalah dan tak lupa pula ucapan terimakasih kami ucapkan kepada teman-teman yang telah mendukung untuk penyelesaian makalah ini. Jika ada kesalahan dalam prosesnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya karena sumber yang kami miliki sangatlah minim, oleh sebab itu kami mohon maaf bagi para audiens dan pembaca khususnya. Semoga makalah ini memberikan banyak manfaat kepada para pembacanya. Selanjutnya, demi kesempurnaan makalah ini sangat diharapkan segala masukan dan saran yang sifatnya membangun.</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: 700;"><br /></span></div></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><b>PENGERTIAN FILSAFAT</b></div><div style="text-align: justify;">Pengertian filsafat dapat ditinjau dari dua segi yakni secara etimologi dan terminologi:</div><div style="text-align: justify;"><b>1. Filsafat Secara Etimologi</b></div><div style="text-align: justify;">Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia. Kata philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom). Istilah filsafat (philosophia) itu sendiri menunjukkan bahwa manusia tidak pernah secara sempurna memiliki pengertian menyeluruh tentang segala sesuatu yang dimaksudkan kebijaksanaan, namun terus menerus mencarinya. Berkaitan dengan apa yang dilakukannya, filsafat adalah pengetahuan yang dimiliki rasio manusia yang membuat dasar-dasar terakhir dari segala sesuatu. Filsafat menggumuli seluruh realitas. Jadi, filsafat adalah upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap tentang seluruh realitas.</div><div style="text-align: justify;"><b>2. Filsafat secara Terminologi</b></div><div style="text-align: justify;">Pengertian Filsafat menurut para ahli:</div><div style="text-align: justify;">Plato: Plato berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli.</div><div style="text-align: justify;">Aristoteles: Menurus Aristoteles, filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat keindahan).</div><div style="text-align: justify;">Rene Descartes: Menurut Rene Descartes, filsafat adalah kumpulan semua pengetahuan di mana Tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok penyelidikan.</div><div style="text-align: justify;">Immanuel Kant: Menurut Kant, filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang menjadi pangkal semua pengetahuan yang di dalamnya tercakup masalah epistemology (filsafat pengetahuan) yang menjawab persoalan apa yang dapat kita ketahui.</div><div style="text-align: justify;">N. Driyarkara: Menurut Driyarkara, filsafat adalah perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebab ‘ada dan berbuat’, perenungan tentang kenyataan (reality) yang sedalam-dalamnya sampai ke ‘mengapa’ yang penghabisan.</div><div style="text-align: justify;">Jadi, dari batasan-batasan di atas tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan menggunakan akal sampai pada hakekatnya.</div><div style="text-align: justify;">Krekteristik pemikiran Filsafat</div><div style="text-align: justify;">Sebagaimana kita telah eksplorasi sebelumnya bahwa pemikiran filsafat bukan hanya asal berfikir, bukan berfikir secara asal-asalan, dengan sembarangan, dan tidak terarah. menurut para ahli, pemikiran filsafat yang benar-benar filosofis, paling tidak mengandung beberapa karekteristik berikut ini.</div><div style="text-align: justify;">Pertama, Spekulatif. ketika kita akan menelusuri sebuah lingkaran kita harus memulai dari sebuah titik, bagaimanapun spekulatifnya. dari titik spekulatif ini, mulai proses sampai pada pembuktian kesimpulan yang harus kita bedakan antara spekulatif yang dapat diandalkan dan yang tidak dapat diandalkan. Jadi kita sudah yakin bahwa semua pengetahuan berawal dari sejumlah spekulatif, kita memilih buah renungan atau pikiran yang dapat diandalkan sebagai titik awal dari penjelajahan ilmu pengetahuan.</div><div style="text-align: justify;">Kedua, radikal berfilsafat bearti berfikir secara radikal. Filusuf adalalh pemikir yang radikal. karena berfikir secara radikal, ia tidak akan pernah terpaku hanya pada fenomena suatu entitas tertentu. ia tidak akan pernah berhenti hanya pada suatu wujud tertentu. Berfikir radikal tidak berarti handak mengubah, membuang, atau mengjungkirbalikkan segala sesuatu, akan tetapi sebaliknya yaitu berfikir secara mendalam untuk mencapai akar persoalan yang dipermasalahkan.</div><div style="text-align: justify;">Ketiga, mencari asas. Filsafat bukan hnaya mengacu kepada bagian tertentu dari realitas, melainkan kepada keseluruhannya. Dalam memandang keseluruhan realitas. Para filusuf Yunani, yang terkenal sebagai filusuf-fulusuf alam, mengamati keanekaragaman realitas di alam semesta, lalu berfikir dan bertanya "Tidakkah di balik keanekaragaman itu hanya ada satu asas". Mereka lalu mencar asal usul, asas pertama alam semesta. Thales mengatakan bahwa asas pertama alam smesta itu adalah air.</div><div style="text-align: justify;">Keempat, memburu kebenaran, filusuf adalah pemburu kebenaran yang diburunya adalah kebenaran yang hakiki tentang seluruh realitas dan setiap hal yang dapat dipersoalkan. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa berfilsafat berarti memburu kebenaran tentang segala sesuatu</div><div style="text-align: justify;">Kelima, Mencar kejelasan. salah satu penyebab lahirnya filsafat adalah keraguan. untuk menghilangkan keraguan diperlukan penjelasan. ada filusuf yang mengatakan bahwa berfilsafat bearti berupaya mendapatkan kejalasan dan penjelasan mengenai seluruh aktifitas.</div><div style="text-align: justify;"><b>CIRI-CIRI BERPIKIR FILSAFAT</b></div><div style="text-align: justify;">Metodis: menggunakan cara atau tekhnik yang biasa digunakan oleh para filsuf dalam proses berpikir filsafat</div><div style="text-align: justify;">Koheren: berpikir secara runtut</div><div style="text-align: justify;">Sistematis: unsur unsur pikirannya berhubungan satu dengan yang lain,agar tersusun pola yang terarah</div><div style="text-align: justify;">Rasioanal: Harus mengacu dengan aturan berpikir yang benar dapat diterima dan masuk akal.</div><div style="text-align: justify;">Komprehensif: atau menyeluruh mksudnya melihat objek tidak dari satu sisi.</div><div style="text-align: justify;">Universal: Berpikir secara keseluruhan atau umum.</div><div style="text-align: justify;">Radikal: berpikir sampai tuntas sampai ke akarnya.</div><div style="text-align: justify;">Kegunaan Filsafat</div><div style="text-align: justify;">Melatih diri untuk berfikir kritis dan runtut serta menyusun hasil pemikiran tersebut secara sistematis.</div><div style="text-align: justify;">Menambah pandangan dan cakrawala yang lebih luas agar tidak berpikir dan bersikap sempit dan tertutup.</div><div style="text-align: justify;">Melatih diri melakukan penelitian, pengkajian, dan memutuskan atau mengambil kesimpulan mengenai sesuatu hal secara mendalam dan komperhensif.</div><div style="text-align: justify;">Menjadikan diri bersikap dinamis dan terbuka menghadapi berbagai problem.</div><div style="text-align: justify;">Membuat diri menjadi menusia yang penuh toleransi dan tenggang rasa.</div><div style="text-align: justify;">Menjadi alat yang berguna bagi manusia baik untuk kepentingan pribadi maupun dalam hubungan dengan orang lain.</div><div style="text-align: justify;">Menyadari kedudukan manusia sebagai makhluk pribadi dalam hubunganya dengan orang lain, alam sekitar, dan Tuhan Yang Maha Esa.</div><div style="text-align: justify;">Menjadikan manusia lebih taat kepada Tuhan Yang Maha Esa.</div><div style="text-align: justify;">Secara umum guna filsafat, yaitu membawa berfikir logis, runtut dan sisitematis; mengarahkan untuk memiliki wawasan luas; mengarahkan untuk tidak bersikap statis; membantu berfikir secara mendalam; memambah ketakwaan; menjadikan manusia sadar akan kedudukannya.</div><div style="text-align: justify;"><b><br /></b></div><div style="text-align: justify;"><b>PENUTUP</b></div><div style="text-align: justify;">Berdasarkan urain di atas, maka dapat disimpulkan bahwa filsafat mempunyai kegunaan baik teoritis maupun praktis. Daya dan upaya manusia untuk memikirkan seluruh kenyataan dengan sedalam-dalamnya itu tidak dapat tiada pasti berpengaruh atas kehidupanya. Hingga dengan sendirinya bagian filsafat yang teoritis akan bermuara pada kehendak dan perbuatan yang praktis yang penting bagi perwujudan dan pembagunan umat manusia ke arah yang lebih baik dalam kehidupannya.</div></div>As'adhttp://www.blogger.com/profile/00359293837432942927noreply@blogger.com49tag:blogger.com,1999:blog-7465570218442255687.post-18633029928705140702020-10-22T21:07:00.001-07:002021-10-01T00:53:33.678-07:00Penerapan Kurikulum PAI MI, MTs, MA<p style="text-align: justify;">Pada diskusi kali ini diharapkan mahasiswa mampu memahami bagaimana penerapan Kurikulum 2013 PAI di Madrasah, memahami mekanisme penerapan kurikulum PAI di Madrasah.</p><p style="text-align: justify;">Memahami Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan implementasinya pada Madrasah (MI, MTs dan MA)</p><p style="text-align: justify;">Sebagai Bahan bacaan silakan baca/ download beberapa kebijakan Menteri agama di bawah ini!</p><p style="text-align: justify;"><a href="https://drive.google.com/file/d/1iDsRGAYPU6BaS45admp2PsDBVvMnLrEz/view" target="_blank">KMA 183 Tahun 2019 Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah</a></p><p style="text-align: justify;"><a href="https://drive.google.com/file/d/1gWBcUuR1xGbh4Mg42V-qdSa5gqsZBsk8/view" target="_blank">KMA 184 Tahun 2019 Pedoman Implementasi Kurikulum pada Madrasah</a></p><p style="text-align: justify;"><a href="http://simpuh.kemenag.go.id/regulasi/pma_912_13.pdf" target="_blank">PMA 0912 Tahun 2013</a><a href="http://simpuh.kemenag.go.id/regulasi/pma_912_13.pdf" target="_blank"> Tentang Kurikulum Madrasah 2013</a></p><p style="text-align: justify;"><br /></p>As'adhttp://www.blogger.com/profile/00359293837432942927noreply@blogger.com13tag:blogger.com,1999:blog-7465570218442255687.post-59335243289556948822020-10-20T06:11:00.004-07:002021-10-01T00:58:28.046-07:00AKHLAK,ETIKA,MORAL,DAN SUSILA<div style="text-align: justify;">KATA PENGANTAR</div><p style="text-align: justify;">Puji syukur kehadiran allah swt karena berkat rahmat nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul` akhlah, etika, moral dan susila` tepat pada waktunya.</p><p style="text-align: justify;">Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Dosen bapak As`adut Tabi`in, M.Pd.I pada bidang mata kuliah pendidikan akhlak di STAI MADINATUN NAJAH RENGAT. Selain itu, kami berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca mengenai akhlah,erika,moral dan susila.</p><p style="text-align: justify;">Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak As`adut Tabi`in M.Pd.I selaku dosen pembimbing mata kuliah pendidikan akhlak. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni, kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.</p><p style="text-align: justify;">Kami menyadari ini masih jauh dari kata sempurnah. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kebaikan makalah ini.</p><p style="text-align: justify;">Rengat, november 2020</p><p style="text-align: justify;"><span style="text-align: center;"><b>PENDAHULUAN</b></span></p><p style="text-align: justify;"><b>A. Latar Belakang</b></p><p style="text-align: justify;">Dunia pendidikian akhlah adalah jiwa dari pendidikan islam dan mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan. Sebagaimana diutusnya rasulullah muhammad saw sebagai penyempurna akhlak.</p><p style="text-align: justify;">Allah telah menganugrahkan akal pikiran kepada manusia sebagai suatu penghormatan,. Membebaninya dengan kewajiban hukum dan memberinya kebebasan memilih antara mengerjakan atau meninggalkan perintah allah di bawah kendali akal pikirannya. Sedangkan pada diri manusia ini sebenarnya telah dibekali oleh allah suatu alat penyaring ( filter) yang dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. </p><p style="text-align: justify;">Akhlak sangatlah urgen pada manusia. Urgen akhlak ini saja dirasakan oleh manusia dalam kehidupan perseorangan., tetapi juga dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakata, bahkan juga dirasakan berbangsa dan bernegara.akhlak adalah mustika hidup dari makhluk manusia ndan makhluk hewani. Manusia tanpa akhlak adalah manusia tanpa membinatang, dan sangat berbahaya. Manusia akan lebih jahat dan akan lebih buas daripada binatang buas sendiri.</p><p style="text-align: justify;"><b>PEMBAHASAN</b></p><p style="text-align: justify;"><b>A. Moral</b></p><p style="text-align: justify;">Moral adalah suatu istilah yang digunakan manusia untuk menyebut ke manusia/orang lainnya dalam bentuk tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut ameral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif dimata manusia. </p><p style="text-align: justify;">Meral secara ekflistik adalah hal hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu, tanpa meral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral adalah nilai ke absolution dalam kehidupan bermasyarakatan secara utuh, moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berintegrasi dengan manusia. Moral adalah produk dari budaya dan agama. Setiap budaya memiliki sentral moral yang sesuai dengan sistem moral pada awalnya.</p><p style="text-align: justify;">Kesadaran moral erat pula hubungannya dengan hati nurani yang dalam bahasa asing disebut conciesense, consientia,gewissen,geweten dan dalam bahasa arab disebut dengan qalbifuad.</p><p style="text-align: justify;">Perasaan wajib/keharusan untuk melakukan tindakan yang bermoral.</p><p style="text-align: justify;">Kesadaran moral berwujud rasional dan objektif yaitu suatu perbuatan yang secara umum dapat diterima masyarakat.</p><p style="text-align: justify;">Kesadaran moral dalam bentuk kebebasan atas kesadaran moralnya seseorang kebas untuk mentalnya.</p><p style="text-align: justify;">Berdasarkan urutan tersebut moral lebih mengacu kepada suatu nilai/sistem hidup yang dilaksanakan</p><p style="text-align: justify;"><b>B. Susila</b></p><p style="text-align: justify;">Susila/kesusilaan berasal dari kata susila yang mendapat awalan berakhirnya, kata tersebut berasal dari bahasa sensekerta, yaitu su dan sila. Su berarti baik/bagus dan sila berarti dasar,prinsip teraturnya hidup/normal.</p><p style="text-align: justify;">Kata sila artinya sebagai aturan hidup yang lebih baik sedangkan orang yang asusila adalah orang yang berkelakuan buruk. Kata susila berarti juga sopan,beradap,baik budi bahasannya. Kesusilaan sama dengan kesopanan dengan demikian kesusilaan lebih mengacu kepada upaya pembimbing, pemandu, mengarahkan dan membiasakan masyarakat hidup sesuai dengan norma/nilai nilai yang berlaku dalam masyarakat.</p><p style="text-align: justify;">Kesusilaan menggambarkan keadaan dimana seseorang menerapkan nilai nilai yang dipandang baik. Sama halnya dengan moral yaitu sebagai pedoman untuk membimbing orang agar berjalan dengan baik juga berdasarkan pada nilai nilai yang berkembang dalam masyarakat dan mengacu kepada sesuatu yang dipandang baik oleh masyarakat.</p><p style="text-align: justify;">Persamaan dan perbedaan etika moral dan susilo dan akhlah</p><p style="text-align: justify;">Fungsi dan perannya dapat dikatakan bahwa akhlak,etika,moral,kesusilaan yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk ditentukan baik buruknya.perbedaan antara etika,moral,susila dan akhlak terletak pada sumber yang dijadikan pijakan atau mwnilai baik buruk, perbedaan antara etrika, moral,susila,dengan akhlak terletak dengan sumber yang dijadikan pijakan atau bahasa untuk penilai baik buruk. Perbedaan lain antara etika, moral,susila terlihat pula pada saat sifat dan sifat dan kawasan pembahasannya.</p><p style="text-align: justify;"><b>C. Akhlak</b></p><p style="text-align: justify;">Akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti,perangai,tingkah laku,atau tabiat. Berakar dari kata akhlak ( menciptakan ), khaliq ( pencipta ), makhluk ( yang diciptakan ), dan khalaq ( penciptaan ).</p><p style="text-align: justify;">Akhlak adalah sikap yang melekat pada diri seseorang secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Apabila perbuatan spontan itu baik menurut akal dan agama, maka tindakan itu disebut akhlakul karimah ( akhlak mahmuda ). Sebaliknya apabila buruk disebut akhlakul mazmumah. Baik burunya akhlak didasarkan kepada sumber nilai al-quraan akhlak terdiri dari berbagai macam yaitu;</p><p style="text-align: justify;">Akhlak kepada allah</p><div style="text-align: justify;"><div>1. Mentauhidkan allah ( QS. AL-ihlas: 1-4 )<br />2. Tidak berbuat musyrik pada allah ( QS. Luqman :13 )</div>3. Bertakwa kepada allah ( QS. An-nisa;1)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Akhlah kepada diri sendiri<br />1. sikap sabar ( QS.AL-Baqarah:153)<br />2. Sikap syukur ( QS.ibrahim:7)</div><p style="text-align: justify;">Akhlak kepada keluarga</p><p style="text-align: justify;">Akhlak kepada sesama manusia</p><p style="text-align: justify;"><b>D. Etika</b></p><p style="text-align: justify;">Etika adalah suatu ajaran tentang kebaikan dan keburukan yang menyangkut kehidupan manusia dalam hubungan dengan tuhan. Sesama manusia dan alam. Etika dibagi menjadi tiga macam yaitu:</p><p style="text-align: justify;">Etika deskriptif</p><p style="text-align: justify;">Etika yang mengenai suatu fakta yang apa adanya. Indikator-indikator fakta aktual yang terjadi secara apa adanya terhadap nilai dan perilaku manusia dan merupakan suatu keadan dan realita budaya yang berkembang dimasyarakat.</p><p style="text-align: justify;">Etika normatika</p><p style="text-align: justify;">Norma-norma yang dapat menentu agar manusia bertinbdak baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk dengan kaidah atau normal yang disepakati dan berlaku dimasyarakat.</p><p style="text-align: left;"><b>PENUTUP</b></p><p style="text-align: justify;"><b>A. KESIMPULAN</b></p><p style="text-align: justify;">Etika adalah suatu ajaran tentang kebaikan dan keburukan yang menyangkut kehidupan manusia dalam hubungannya dengan tuhan, sesama manusia dan moral. Moral adalah sebuat adat istiadat penentu baik buruknya perbuatan dan kelakuan manusia. Dan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerkukan pertimbangan dan pemikiran. </p>As'adhttp://www.blogger.com/profile/00359293837432942927noreply@blogger.com76tag:blogger.com,1999:blog-7465570218442255687.post-20601610261487169512020-10-20T00:04:00.005-07:002020-10-20T00:24:57.607-07:00AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG SUBYEK PENDIDIKAN PENDIDIKAN<div>MAKALAH</div><div>Disusun untuk memenuhi tugas Tafsir Tarbawi</div><div>Dosen Pengampu: As’adut Tabi’in,M.Pd.I</div><div><br /></div><div><br /></div><div>Disusun Oleh:</div><div>Habiburrahman</div><div>Iryan widiati </div><div>M. Ridhoan</div><div>Nopriansyah</div><div><br /></div><div>Program Sarjana Strata Satu (S1)</div><div>Jurusan Pendidikan Agama Islam</div><div>SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)</div><div>MADINATUNNAJAH</div><div>RENGAT</div><div>2020</div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div>KATA PENGANTAR</div><div><br /></div><div style="text-align: justify;">Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Ayat-ayat Al-Qur’an Tentang Subyek Pendidikan: Pendidik/Guru” ini dengan tepat waktu. Salawat dan salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari dunia kegelapan kedunia yang terang benderang.</div><div style="text-align: justify;">Terselesaikannya makalah ini, tidak lepas dari bantuan teman-teman yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih.</div><div style="text-align: justify;">Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan belum mencapai kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun agar kami dapat memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini. Atas kritik dan sarannya kami ucapkan terimakasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.</div><div><br /></div><div> Rengat, 17 Oktober 2020</div><div><br /></div><div><br /></div><div><span style="white-space: pre;"> </span>Penulis</div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div style="text-align: center;">BAB I</div><div style="text-align: center;">PENDAHULUAN</div><div><br /></div><div>Latar Belakang</div><div><br /></div><div style="text-align: justify;"> <span style="white-space: pre;"> </span>Pendidikan sebagai ujung tombak kemajuan bangsa harus mendapat yang serius dari semua pihak, terutama pihak-pihak yang ada dalam bidang pendidikan. Kemajuan pendidikan merupakan cerminan kemajuan suatu bangsa dan Negara. Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudidayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara.</div><div style="text-align: justify;"> Kemudian didalam proses pembelajaran, guru adalah orang yang memberikan pelajaran dan siswa adalah orang yang menerima pembelajaran. Dalam mentransfer pengatuan kepada siswa diperlukan pengatahuan atau kecakapan serta keterampilan sebagai guru, sebab tanpa ini semua tidak mungkin proses tersebut dapat berjalan secara kondusif. Oleh karena inilah kompetensi dalam arti kemampuan , mutlak diperlukan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.</div><div> </div><div><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat ini guru atau pendidik adalah orang yang berperan penting dalam pendidikan guna untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan dan berdasarkan ayat-ayat al-qur’an. Untuk itu kami menyusun makalah ini dengan tujuan untuk memeberikan sedikit penjelasan tentenag pengertian Subyek Pendidikan. </div><div>Rumusan Masalah</div><div>1. Apa itu Pengertian Subjek Pendidikan?</div><div>Bagaimana Subyek Pendidikan Perspektif Al-qur’an?</div><div>Bagaimana Konsep Pendidikan dalam Al-Qur’an?</div><div>Tujuan Penulisan</div><div>1. Untuk Mengetahui Pengertian Subjek Pendidikan</div><div>Untuk Mengetahui Subyek Pendidikan Perspektif Al-qur’an</div><div>Untuk Mengetahui Pendidikan dalam Al-Qur’an</div><div><br /></div><div><br /></div><div style="text-align: center;">BAB II</div><div style="text-align: center;">PEMBAHASAN</div><div>A. Pengertian Subjek Pendidikan </div><div style="text-align: justify;">Menurut sanusi et al didalam buku model model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru karya rusman disebutkan bahwa subyek pendidikan adalah manusia yang memiliki kemauan, pengetahuan, emosi, dan perasaan dan dapat dikembangkan sesuaikan dengan potensinya: sementara itu pendidikan dilandasi oleh nilai nilai kemanusiaan yang menghargai martabat manusia. Sedangkan didalam buku zakiyah drajat yang berjudul metodik khusus pengajaran agama islam disebutkan bahwa subjek pendidikan atau yang biasa disebut dengan guru adalah seorang pemimpin sejati, pembimbing dan pengarah yang bijaksana, pencetak tokoh dan pemimpin umat muslim.seorang guru dituntut harus memiliki berbagai sifat dan sikap antara lain:</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Seorang guru harus manusia pilihan.</li><li>Seorang guru hendaklah mampu mempersiapkan dirinya sesempurna mungkin.</li><li>Seorang guru juga hendaknya tidak pernah tamak dan bathil dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.</li><li>Seorang guru hendaknya dapat meyakini islam sebagai konsep ilahi dimana dia hidup dengan konsep itu.</li><li>Seorang guru harus memiliki sikap yang terpuji.</li><li>Penampilan seorang guru hendaknya selalu sopan dan rapi.</li><li>Seorang guru juga menjadi pemimpin yang shalih.</li><li>Seruan dan ajaran seorang guru hendaknya tercermin pula dalam sikap keluarganya dan atau para sahabatnya.</li><li>Seorang guru harus menyukai dan mencintai muridnya.</li></ul></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kita dapat membedakan pendidik itu menjadi dua kategori yaitu:</div><div style="text-align: justify;">1. pendidik menurut kodrat, yaitu orang tua</div><div style="text-align: justify;"> orang tua sebagai pendidik menurut kodrat adalah pendidik pertama dan utama,karena secara kodrat anak manusia dilahirkan oleh orang tuanya (ibunya). Dalam keadaan tidak berdaya hanya dengan pertolongan dan layanan orang tua (terutama ibu) bayi (anak manusia) itu dapat hidup dan berkembang semakin dewasa. Hubungan orang tua dengan anaknya dalam edukatif, mengandung dua unsur dasar, yaitu:</div><div style="text-align: justify;">* Unsur kasih sayang pendidik terhadap anak.</div><div style="text-align: justify;">* Unsur kesadaran dan tanggung jawab dari pendidik untuk menuntun perkembangan anak.</div><div style="text-align: justify;">2. pendidik menurut jabatan,yaitu guru</div><div style="text-align: justify;">Guru adalah pendidik kedua setelah orang tua.mereka tidak bisa disebut secara wajar dan alamiah menjadi pendidik, karena mereka mendapat tugas dari orang tua, sebagai pengganti orang tua.</div><div style="text-align: justify;">Dalam undang undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan menilai mengevaluasi peserta didik.</div><div style="text-align: justify;">Subjek pendidik sangat berpengaruh sekali kepada keberhasilan atau gagalnya pendidikan. Subjek pendidikan adalah orang ataupun kelompok yang bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan, sehingga materi yang diajarkan dapat dipahami oleh objek pendidikan. Subjek pendidikan dipahami dari kebanyakan para ahli pendidikan adalah orang tua, guru guru diinstusi formal dan lingkungan masyarakat.</div><div style="text-align: justify;">Pendidikan yang pertama kali terjadi dalam ruang lingkup yang sangat sederhana yaitu keluarga. Subjek pendidikannya adalah orang tua, terutama ibu. Kita dapat memperoleh ilmu dari mana saja, seperti lingkungan, masyarakat, alam, dan semua ciptaan allah swt. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">B. Subyek Pendidikan Perspektif Al-qur’an</div><div style="text-align: justify;"> Al-qur’an memuat segala hal untuk mengatur hidup kita, termasuk masalah pendidikan. Dalam pendidikan tentunya ada yang namanya subjek pendidikan. Dalam bahasan dibawah ini akan diuraikan beberapa dalil tentang subjek pendidikan dalam al-qur’an, diantaranya adalah:</div><div style="text-align: justify;">1. Q.S Al-Kahfi Ayat: 66</div><div dir="rtl" style="text-align: justify;"><span style="background-color: #fffefc; font-family: "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, Frutiger, "Frutiger Linotype", Univers, Calibri, "Gill Sans", "Gill Sans MT", "Myriad Pro", Myriad, "Nimbus Sans L", "Liberation Sans", Tahoma, Geneva, sans-serif; text-align: start;">قَالَ لَهُۥ مُوسَىٰ هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰٓ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا</span></div><div style="text-align: justify;">Terjemahan Ayat</div><div style="text-align: justify;">“ Musa berkata kepada khidhr: bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar diantara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu? (Q.S. Al-Kahfi ayat: 66)”.</div><div style="text-align: justify;">Tafsiran Ayat</div><div style="text-align: justify;">Dalam pertemuan kedua tokoh itu, musa berkata kepadanya, yakni kepada hamba allah yang memperoleh ilmu khusus itu, “bolehkah aku mengikutimu secara bersungguh-sungguh supaya engkau mengajarkan kepadaku sebagian dari apa, yakni ilmu-ilmu, yang telah diajarkan allah kepadamu untuk menjadi petunjuk bagiku menuju kebenaran?” dia menjawab, “sesungguhnya engkau, hai musa, sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku.” Yakni, peristiwa-peristiwa yang engkau akan alami bersamaku akan membuatmu tidak sabar. Dan, yakni padahal, bagaimana engkau dapat sabar atas sesuatu, yang engkau belum jangkau secara menyeluruh hakikat beritanya?” engkau tidak memiliki pengetahuan batiniah yang cukup tentang apa yang engkau lihat dan alami bersamaku itu. </div><div style="text-align: justify;">Kata attabi’uka asalnya adalah atba’uka dari kata tabi’a yakni mengikuti. Penambahan huruf ta’ pada kata attabi’uka mengandung makna kesungguhan dalam upaya mengikuti itu. memang demikianlah seharusnya seorang pelajar, harus bertekad untuk bersungguh-sungguh mencurahkan perhatian bahkan tenaganya, terhadap apa yang akan dipelajarinya. </div><div style="text-align: justify;">Bahwa ucapan nabi musa as, ini sungguh sangat halus. Beliau tidak menuntut untuk diajar tetapi permintaannya diajukan dalam bentuk pertanyaan, “bolehkah aku mengikutimu?”. Selanjutnya beliau menamai pengajaran yang diharapkannya itu sebagai ikutan yakni beliau menjadikan diri beliau sebagai pengikut dan pelajar. Beliau juga menggarisbawahi kegunaan pengajaran itu untuk dirinya secara pribadi yakni untuk menjadi petunjuk baginya.</div><div style="text-align: justify;">Nilai Pendidikan</div><div style="text-align: justify;">Pada surat al-kahfi ayat 66 ini, kita dapat mengambil beberapa nilai-nilai pendidikan yaitu antara lain:</div><div style="text-align: justify;">Pendidikan bukan hanya dari orang tua, tetapi juga dari orang lain, seperti guru, dosen, teman dan masyarakat.</div><div style="text-align: justify;">Saat berbicara atau berlaku terhadap seorang pendidik haruslah menghormati dan bersikap sopan santun kepadanya.</div><div style="text-align: justify;">Menganggap bahwa pendidik lebih tahu dari diri kita.</div><div style="text-align: justify;">Belajarlah dengan sungguh-sungguh, maka kita akan berhasil.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2. Q.S Al-Rahman Ayat 1-4</div><div style="text-align: justify;"><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" dir="rtl" style="background-color: white; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, sans-serif; line-height: 19.5px; margin: 0cm 8.4pt 0cm 0cm; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 35.0485px;">الرَّحْمَنُ (١)</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 35.0485px;"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 35.0485px;">عَلَّمَ الْقُرْآنَ (٢)</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 35.0485px;"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 35.0485px;">خَلَقَ الإنْسَانَ (٣)</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 35.0485px;"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 35.0485px;">عَلَّمَهُ الْبَيَانَ (٤)</span></div></div><div style="text-align: justify;">Terjemahan Ayat</div><div style="text-align: justify;">(tuhan) yang maha pemurah</div><div style="text-align: justify;">Yang telah mengajarkan al-qur’an</div><div style="text-align: justify;">Dia menciptakan manusia</div><div style="text-align: justify;">Mengajarnya pandai berbicara. (Q.S Al-Rahman ayat 1-4).</div><div style="text-align: justify;">Tafsiran Ayat</div><div style="text-align: justify;">Kata ar-rahman telah dikemukakan antara lain ketika menafsiran surat fatihah dan al-furqan. Dalam konteks ayat ini, dapat ditambahkan bahwa kaum musyrikin makkah tidak mengenal siapa ar-rahman sebagaimana pengakuan mereka yang direkam oleh Q.S. Al-Furqan (25): 60. Dimulainya surat ini dengan kata tersebut bertujuan juga mengundang rasa ingin tahu mereka dengan harapan akan tergugah untuk mengakui nikmat-nikmat dan beriman kepadanya. </div><div style="text-align: justify;">Kata alama (mengajarkan) memerlukan dua objek. Banyak ulama’ yang menyebutkan objeknya adalah kata al-isan (manusia) yang diisyaratkan oleh ayat berikutnya. Thabathabai menambahkan bahwa jin juga termasuk karena karena surah ini ditujukan kepada manusia dan jin. Kata al-insan pada ayat ini mencakup semua jenis manusia, sejak nabi adam as. Sampai akhir zaman. </div><div style="text-align: justify;">Kata al-bayan pada mulanya berarti jelas. Kata tersebut disini dipahami oleh thabathaba’i dalam arti “potensi mengungkap” yakni kalam/ucapan yang dengannya dapat terungkap apa yang terdapat dalam benak. </div><div style="text-align: justify;">Nilai Pendidikan</div><div style="text-align: justify;">Dari surat ar-rahman ayat 1-4 kita dapat mengetahui beberapa nilai pendidikan yang terkandung didalamnya. Yaitu dikatakan bahwa allah telah mengajarkan al-qur’an kepada manusia, sehingga manusia tersebut menjadi pandai, maksud ayat-ayat al-qur’an yang diturunkan oleh allah kepada manusia itu bertujuan untuk memberi pedoman kepada manusia agar manusia itu dapat memahami isi serta maknanya, sehingga manusia dapat bertingkah laku yang sesuai dengan pedomannya yaitu al-qur’an.</div><div style="text-align: justify;">Dalam kegiatan pembelajaran kita dapat mengartikan seorang guru yang mengajarkan suatu ilmu kepada muridnya agar dapat dipahami apa yang diberikan oleh guru tersebut. Sehingga ketika seorang guru memberikan evaluasi itulah yang dimaksud dengan pengajaran disini. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">3. Q.S An-Najm Ayat 5-6</div><div dir="rtl" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: #222222; font-family: "Times New Roman", serif;">(6) </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #222222; font-family: "Times New Roman", serif;">عَلَّمَهُ شَدِيْدُالْقُوَى (5) ذُوْمِرَّةٍ فَاسْتَوَى</span></div><div style="text-align: justify;">Terjemahan Ayat</div><div style="text-align: justify;">“ yang diajarkan kepadanya oleh (jibril) yang sangat kuat. Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli”. (Q.S. An-Najm ayat 5-6).</div><div style="text-align: justify;">Tafsir Ayat</div><div style="text-align: justify;">Kata ‘allamahul kepadanya bukan berarti bahwa wahyu tersebut bersumber dari malaikat jibril. Seorang yang mengajar tidak mutlak mengajarkan sesuatu yang bersumber dari sang pengajar. Bukankah kita mengajar anak kita membaca, padahal seringkali bacaan yang diajarkan itu bukan karya kita? Menyampaikan atau menjelaskan sesuatu secara baik dan benar adalah salah satu bentuk pengajaran. Malaikat menerima wahyu dari allah dengan tugas menyampaikannya secara baik dan benar kepada nabi saw. Dan inilah yang dimaksud dengan pengajaran tersebut.</div><div style="text-align: justify;">Kata mirrah terambil dari kalimat amrartu al-haba yang berarti melilitkan tali guna menguatkan sesuatu. Kata dzumirrah digunakan untuk menggambarkan kekuatan nalar dan tingginya kemampuan seseorang. Al-biqa’i memahaminya dalam arti ketegasan dan kekuatan yang luar biasa untuk melaksanakan tugas selainnya disertai dengan keikhlasan penuh. Ada juga yang memahaminya dalam arti kekuatan fisik, akal dan nalar. </div><div style="text-align: justify;">Nilai Pendidikan</div><div style="text-align: justify;">Berdasarkan penjelasan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa sebagai subjek pendidikan kita harus:</div><div style="text-align: justify;">Dapat menjadi model dan teladan bagi murid-murid kelak</div><div style="text-align: justify;">Menguasai materi yang akan diajarkan</div><div style="text-align: justify;">Bersikap sewajarnya seorang guru tanpa ada sesuatu yang menyimpang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">4. Q. S An-Nahl 43-44</div><div style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Scheherazade, arial; font-size: 25px; text-align: start;"><br /></span></div><div dir="rtl" style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Scheherazade, arial; text-align: start;">وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلا رِجَالا نُوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ (43) بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ وَأَنزلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نزلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (44)</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Scheherazade, arial; font-size: 25px; text-align: start;"> </span></div><div style="text-align: justify;">Terjemahan Ayat</div><div style="text-align: justify;">“ dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. </div><div style="text-align: justify;">Dan kami turunkan kepadamu al-qur’an, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan”. (Q.S An-Nahl 43-44).</div><div style="text-align: justify;">Tafsir Ayat</div><div style="text-align: justify;">Para ulama menjadikan kata rijal pada ayat ini sebagai alasan untuk menyatakan bahwa semua manusia yang diangkat allah sebagai rasol adalah pria, dan tidak satupun wanita. Memang dari segi bahasa, kata rijal yang merupakan bentuk jama’ dari kata rajul seringkali dipahami dalam arti lelaki. Namun demikian, terdapat ayat-ayat al-qur’an yang mengesankan bahwa kata tersebut tidak selalu dalam arti jenis kelamin lelaki. Ia digunakan untuk menunjuk manusia yang memiliki keistimewaan atau ketokohan atau ciri tertentu yang membedakan mereka dari yang lain. </div><div style="text-align: justify;">Kata ahl-adz-dzikri pada ayat ini dipahami oleh banyak ulama dalam arti para pemuka agama yahudi dan nasrani. Mereka adalah orang-orang yang dapat memberi informasi tentang kemanusiaan para rasul yang diutus allah. </div><div style="text-align: justify;">Kata in jika pada ayat diatas, yang biasanya digunakan menyangkut sesuatu yang tidak pasti atau diragukan, mengisyaratkan bahwa persoalan yang dipaparkan oleh nabi saw dan al-qur’an sudah demikian jelas sehingga diragukan adanya ketidaktahuan dan dengan demikian, penolakan yang dilakukan kaum musyrikin itu bukan lahir dari ketidaktahuan, tetapi dari sikap keras kepala.</div><div style="text-align: justify;">Ayat az-zubur adalah jama’ dari kata zubur, yakni tulisan. Yang dimaksud disini adalah kitab-kitab yang ditulis, seperti taurat, injil, zabur, dan shuhuf ibrohim as. Para ulama’ berpendaoat bahwa zubur adalah kitab-kitab singkat yang tidak mengandung syariat, tapi sekedar nasihat-nasihat.</div><div style="text-align: justify;">Thabathaba’i menegaskan bahwa diturunkannya al-qur’an kepada umat manusia dan turunnya kepada nabi muhammad saw. adalah sama, dalam arti diturunkannya kepada manusia dan turunnya kepada nabi muhammad saw. adalah agar mereka semua nabi dan seluruh manusia mengambil dan menerapkannya. </div><div style="text-align: justify;">Nilai Pendidikan</div><div style="text-align: justify;">Berdasarkan penjelasan diatas dalam surah an-nahl ayat 43-44 ada nilai pendidikan yang terkandung didalamnya yaitu bahwa dalam dunia pendidikan kita dituntut untuk berusaha mencari tahu apa yang kita pelajari, sehingga kita dapat memahami hal tersebut. Dalam surah ini menjelaskan bahwa kita diperintahkan untuk bertanya kepada orang yang lebih tahu atau lebih pintar dari diri kita, dengan demikian kita akan dapat memahami sebuah ilmu tidak hanya dengan pemahaman sepihak dari diri kita sendiri, melainkan penjelasan atau pemaparan yang kita dapatkan dari orang lain. Orang lain tersebut dapat kita jadikan sebagai guru, dan guru itulah yang berperan sebagai subjek pendidikan, karena gurulah yang akan memberi pemahaman kepada kita tentang suatu hal yang tidak diketahui. Sehingga materi yang diajarkan atau yang disampaikan dapat dipahami oleh objek pendidikan. Pendidik adalah individu yang mampu melaksanakan tindakan mendidik dalam situasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. </div><div style="text-align: justify;">Kita dapat membedakan pendidikan itu menjadi dua kategori yaitu:</div><div style="text-align: justify;">Pendidik menurut kodrat, yaitu orang tua.</div><div style="text-align: justify;">Pendidik menurut jabatan, yaitu guru. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">C. Konsep Pendidikan dalam Al-Qur’an</div><div style="text-align: justify;">1. Pengertian konsep pendidik</div><div style="text-align: justify;">Pendidik/guru merupakan profesi yang memerlukan kaahlian khusus. Orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Karena untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi untuk menjadi guru profesional yang harus menguasai betul seluk beluk pendidikn dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan. dengan kata lain menjadi seorang pendidik atau guru bukanlah hal yang mudah, banyak yang harus dimengerti serta dipelajari terlebih dahulu komponen-komponen apa saja yang ada dalam sebuah pendidik. </div><div style="text-align: justify;">Pendidik dalam pendidikan islam dikenal dengan nama murobbi, muallim, muaddib, ustadz, mudarris dan mursyid. Diindonesia pendidik disebut juga dengan guru, dosen, instruktur, widyaiswaraa, pamong belajar, fasilitator, konselor, tutor, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Dari definisi pendidik yang telah terpapar diatas dapat disimpulkan bahwa pendidik adalah orang yang memilki tanggung jawab melaksanakan proses pendidikan peserta didik dan memiliki tugas menumbuhkan dan mengembangkan aspek jasmani dan rohani peserta didik. Dari sinilah seorang pendidik memiliki tuntutan yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2. keutamaan pendidik</div><div style="text-align: justify;">Sebagaimana dijelaskan bahwa ada sekelompok masyarakat yang menganggap profesi pendidikan atau jabatan sebagai guru adalah jabatan yang rendah jika dibandingkan profesi yang lain, seperti dokter, pengacara, pengusaha dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena pandangan masyarakat bersifat materialistik yang mempertuhankan harta benda. Akan tetapi jika dilihat secara mendalam bahwa pekerjaan sebagai guru adalah suatu pekerjaan yang luhur dan mulia, baik ditinjau dari sudut masyarakat, negara dan dari sudut keagamaan.</div><div style="text-align: justify;">Pendidikan islam syarat dengan konsepsi ketuhanan yang memiliki berbagai keutamaan. Abd al-rahman al-nahlawi menggambarkan orang yang berilmu diberi kekuasaan menundukkan alam semesta demi kemaslahan manusia. Oleh Karena itu dalam kehidupan sosial masyarakat, para ilmuwan (pendidikan) dipandang memiliki harkat dan martabat yang tinggi.</div><div style="text-align: justify;">Keutamaan pendidik dan tingginya kedudukan pendidik dalam islam merupakan realisasi ajaran islam itu sendiri,islam memuliakan pengetahuan,sedangkan pengetahuan itu di dapat dari belajar dan mengajar,maka sudah pasti agama islam memuliakan seorang pendidik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">3. peran,dan tugas seorang pendidik</div><div style="text-align: justify;">Kehadiran guru dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang penting.peran guru itu belum dapat digantikan oleh teknologi seperti radio,televisi,tape recorder,internet,computer maupun teknologi yang paling modern.</div><div style="text-align: justify;">Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:</div><div style="text-align: justify;">a.Guru sebagai demonstrator</div><div style="text-align: justify;">b. Guru sebagai pengelola kelas </div><div style="text-align: justify;">c. Guru sebagai mediator dan fasilator </div><div style="text-align: justify;">d. Guru sebagai evaluator</div><div style="text-align: justify;">e. Guru sebagai motivator</div><div style="text-align: justify;">f. Guru sebagai orang tua dan teladan</div><div style="text-align: justify;">Tugas guru sebagai profesi meliputi mengajar, mendidik, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan para siswa.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: center;">BAB III</div><div style="text-align: center;">PENUTUP</div><div style="text-align: justify;">Kesimpulan</div><div style="text-align: justify;">Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa: </div><div style="text-align: justify;">Subyek pendidikan adalah manusia yang memiliki kemauan, pengetahuan, emosi, dan perasaan dan dapat dikembangkan sesuaikan dengan potensinya. Al-qur’an memuat segala hal untuk mengatur hidup kita, termasuk masalah pendidikan. Dalam pendidikan tentunya ada yang namanya subjek pendidikan. Dibawah ini akan diuraikan beberapa dalil tentang subjek pendidikan dalam al-qur’an, diantaranya adalah:</div><div style="text-align: justify;">1. Q.S Al-Kahfi Ayat: 66</div><div style="text-align: justify;">2. Q.S Al-Rahman Ayat 1-4</div><div style="text-align: justify;">3. Q.S An-Najm Ayat 5-6</div><div style="text-align: justify;">4. Q.S An-Nahl 43-44</div><div style="text-align: justify;">Pendidik/guru merupakan profesi yang memerlukan kaahlian khusus. Orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Karena untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi untuk menjadi guru profesional yang harus menguasai betul seluk beluk pendidikn dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan.</div><div style="text-align: justify;">Saran</div><div style="text-align: justify;">Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, baik dari segi penulisan maupun isi. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.</div><div><br /></div><div style="text-align: center;">DAFTAR PUSTAKA</div><div><br /></div><div>Ning Mukaromah, “Subjek Pendidikan Perspektif Al-Qur’an,” Ejournal, 2, (Januari, 1997), hlm. 3-4.</div><div>Wiwit Puji Lestari, “Konsep Pendidikan Dalam Al-Qur’an,” Ejournal, 1, (Januari,2016,), hlm. 13-19 </div>As'adhttp://www.blogger.com/profile/00359293837432942927noreply@blogger.com28tag:blogger.com,1999:blog-7465570218442255687.post-17424710914008422132020-10-15T20:54:00.003-07:002020-10-20T00:05:38.936-07:00Telaah Kurikulum PAI MIA. Latar belakang<div><div>Di Indonesia terdapat dua penyelenggara pendidikan formal. Seperti yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan pada salah satu ayatnya menyebutkan bahwa Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan pada jalur
pendidikan formal yang melandasari jenjang pendidikan menengah, yang
diselenggarakan pada satuan pendidikan berbentuk Sekolah Dasar dan Madrasah
Ibtidaiyah atau bentuk lain yang sederajat serta menjadi satu kesatuan kelanjutan
pendidikan pada satuan pendidikan yang berbentuk Sekolah Menengah Pertama
dan Madrasah Tsanawiyah, atau bentuk lain yang sederajat. Sekolah Dasar, yang
selanjutnya disingkat SD, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar. Sedangkan
Madrasah Ibtidaiyah, yang selanjutnya disingkat MI, adalah salah satu bentuk
satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan
pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan dasar.
Dari jenis pendidikan dasar tersebut jelaslah bahwa pengelola penyelnggara
pendidikan di Indonesia yaitu kementrian pendidikan dan kebudayaan (Dikbud)
serta kementrian agama (Kemenag).
Dari kedua pengelola dan penyelenggara pendidikan formal tersebut di
atas, pendidikan formal di bawah binaan kementrian agama memiliki kekhasan
yaitu pada muatan agama Islamnya. Dengan konsep kesatuan ilmu Islam, porsi
kurikulum 30% pengetahuan agama dan 70% pengetahuan umum hendaknya
dapat membawa madrasah menjadi lebih diperhitungkan dalam pembangunan dan
pendidikan nasional. Porsi kurikulum seperti ini dapat menjadi pijakan untuk
melengkapi ilmu islam yang sebelumnya masih didominasi pengetahuan agama
dengan pengetahuan umum. Pengetahuan agama menjadi landasan keilmuan
Islam di madrasah yang menekankan pada nilai spiritual (iman, aqidah dan untuk
membentuk pribadi Islami). Melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) dianggap dapat menanamkan nilai spiritual dalam diri peserta didik.
Penanaman nilai spiritual pada peserta didik sejak dini dainggap penting
dalam dunia pendidikan. Salah satu alasannya mengingat sekarang Indonesia
khususnya dan dunia pada umunya memasuki era globalisasi. Pada era ini hampir
semua negara terkena imbasnya tanpa terkecuali. Sehingga dunia pendidikan akan
dihadapkan kepada berbagai masalah yang cukup pelik. Apabila tidak segera
diatasi secara tepat, tidak mustahil dunia pendidikan akan kita akan tertinggal.
Untuk itu dunia pendidikan di Indonesai harus selalu berkembang dan berinovasi
agar bisa mengikuti zaman.
Komponen pendidikan yang dapat dikembangkan dan diinovasi salah
satunya adalah kurikulum. Menurut Sukmadinata (2005, 38), kurikulum sebagai
rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang cukup sentral dalam seluruh
kegiatan pendidikan, menentukan proses pelaksanaan dan hasil pelaksanaan dan
hasil pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum di dalam pendidikan dan
dalam perkembangan kehidupan manusia, menyusun kurikulum tidak dapat
dikerjakan sembarangan penyusunan kurikulum membutuhkan landasan -
landasan yang kuat, yang didasarkan atas hasil-hasil pemikiran dan penelitian
yang mendalam.<div><br /></div>
Mengingat pentingnya PAI dalam penanaman nilai spiritual pada diri
peserta didik dan begitu sentralnya kedudukan kurikulum dalam dunia pendidikan
maka kementrian agama sebagai salah satu penyelenggara pendidikan berusaha
menggabungkan kedua hal ini agar tepat sasaran. Terbukti bahwa Kemenag
Mengeluarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 165 Tahun
2014 tentang Pedoman Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Bahasa Arab. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana
pelaksanaan dari kurikulum madrasah 2013 ini pada satuan pendidikan khususnya
di MI, apa saja yang menjadi hambatan untuk pelaksanaannya, dan bagaimana
pula hasil evaluasii terhadap pelaksanaan tersebut. </div><div>Untuk itu melalui makalah ini, penulis akan menelaah tentang berbagai
masalah yang disebut pada uraian di atas. </div><div><br /></div></div><div>B. Pembahasan</div><div><br /></div>
1. Kurikulum PAI Madrasah Ibtidaiyah <div style="text-align: justify;">Menurut Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003, kurikulum
diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan <span style="text-align: left;">kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengertian
menurut Oemar Hambalik dalam tulisan Arifin (2012: 37) adalah program
pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan bagi peserta didik. Dari
kedua pengertian tersebut, kurikulum dapat diartikan sabagai sebuah skenario
yang dijadikan dasar dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan olae lembaga
pendidikan untuk mencapai tujuan tertentu. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="text-align: left;">Menurut Hikmatul Mustaghfiroh
(2014:147), kurikulum mempunyai empat komponen dasar, yaitu: tujuan, bahan,
proses dan evaluasi. Keempat komponen tersebut akan membentuk sebuah
siklus yang akan terus berlangsung, saling ketergantungan dari bersinergi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="text-align: left;">Menurut Sukmadinata (2005, 38), kurikulum sebagai rancangan
pendidikan mempunyai kedudukan yang cukup sentral dalam seluruh kegiatan
pendidikan, menentukan proses pelaksanaan dan hasil pelaksanaan dan hasil
pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum di dalam pendidikan dan dalam
perkembangan kehidupan manusia, menyusun kurikulum tidak dapat dikerjakan
sembarangan penyusunan kurikulum membutuhkan landasan - landasan yang
kuat, yang didasarkan atas hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam.
Perubahan atas kurikulum wajar terjadi, karena dunia selalu mengalami
perubahan yang menuntut segala aspek kehidupan juga turut menyertainya.
Dalam perjalannnya, kurikulum di Indonesia sudah mengalami banyak
perubahan, baik nama maupun isinya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="text-align: left;">Menurut Drs. Rofik, M. Ag (2003:433)
terdapat setidaknya 10 kali perubahan kurikulum, mulai dari kurikulum 1971
sampai kurikulum yang terbaru yaitu kurikulum 2013. Setiap perubahan tentu
juga akan menuai banyak kritikan dari para praktisi pendidikan bahkan sampai
pada orang awam.
Pendidikan agama adalah usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis
dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam
(Zuhairini, 1983: 27). Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), merupakan
salah satu rumpun mata pelajaran yang bertujuan membangun karakter religius
peserta didik. Pendidikan Agama Islam (PAI) pada dasarnya tidak jauh berbeda
dengan pendidikan pada umumnya. Letak perbedaan yang mendasar adalah pada
materi yang disampaikan dan metode yang digunakan untuk menyampaikan
kepada peserta didik. Di Indonesia, mata pelajaran PAI diajarkan di sekolah dari
tingkat dasar hingga perguruan tinggi. PAI dilaksanakan dengan tujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan
pengetahuan, penghayatan pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang
agama islam, sehingga menjadi manusia muslim yang berkembang rasa
keimanan dan ketaqwaanya kepada Allah dan berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, masyarakat, dan berbangsa serta negara.
Pada madrasah sebagai satuan pendidikan di bawah kementrian agama
(Kemenag) memiliki ciri yang khas pada mata pelajaran PAInya. Ciri itu adalah
pelajaran PAI di madrasah dikembangkan menjadi beberapa pelajaran agama
yaitu: Alqur’an Hadits, Fikih, Akidah-Akhlak, dan Sejarah Kebudayaan Islam.
Berikut rincian penjelasannya: </span></div><div style="text-align: justify;">a. Mata pelajaran Al-Qur’an Hadis di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu
mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan
menulis Al-Qur’an dan hadis dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam Al-Qur’an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari
surat-surat pendek tersebut dan hadis-hadis tentang akhlak terpuji untuk
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan. </div><div style="text-align: justify;">b. Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran
PAI yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan
dan penghayatan terhadap al-Asma’ al-Husna, serta penciptaan suasana
keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab
Islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari. </div><div style="text-align: justify;">c. Mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata
pelajaran PAI yang mempelajari tentang fikih ibadah, terutama menyangkut
pengenalan dan pemahama tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan
pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta fikih muamalah yang
menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan
tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta
tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. </div><div style="text-align: justify;">d. Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu
mata pelajaran PAI yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan
kebudayaan atau peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam
sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah masyarakat Arab pra-
Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad saw., sampai dengan
masa Khulafaurrasyidin. </div><div style="text-align: justify;">e. Pengembangan PAI menjadi beberapa Pelajaran ini didasarkan kepada
keluasan materi PAI itu sendiri. Dari Pengembangan itu, diharapkan siswa
madrasah lebih menguasai pada setiap tema PAI yang dipelajari, sehingga ciri
khas siswa madrasah dan sekolah benar-benar dapat terwujud. </div><div style="text-align: justify;">f. Seiring perubahan atas kurikulum di Indonesia, maka pembelajaran PAI di
madrasah juga mengalami perkembangan. Kurikulum yang diterapkan
sekarang adalah kurikulum madrasah 2013 sebagai pengganti kurikulum
sebelumnya yaitu kurikulum 2006 (KTSP). Sebagai dasar pelaksanaan
kurikulum madrasah 2013 adalah Keputusan Menteri Agama Republik
Indonesia nomor: 165 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab pada madrasah tertanggal 17
Oktober 2014. </div><div style="text-align: justify;">Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk mengembangkan potensi
peserta didik menuju kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian
masalah sosial di masyarakat. Adapun tujuannya adalah mempersiapkan
manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan
warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta
mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara. </div><div style="text-align: justify;">g. Berikut sturktur dan beban belajar kurikulum madrasah 2013 mata pelajaran
PAI di MI sesuai dengan KMA Nomor 165 tahun 2014:</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTTqyKLRUyZToxedYb6MvSF4CUik66i2E68MtLZ9HX2DndUIS2Da1xKxo11GlCpPnPxaq0ECxJBtHurLMcwkf2YTyipIGu2rN8LfloFTMwuP2X1G3QG8qT0snnGd2H6LboL9iVLpn9kK8/s522/Screenshot_20201016-103105_Drive.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="442" data-original-width="522" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTTqyKLRUyZToxedYb6MvSF4CUik66i2E68MtLZ9HX2DndUIS2Da1xKxo11GlCpPnPxaq0ECxJBtHurLMcwkf2YTyipIGu2rN8LfloFTMwuP2X1G3QG8qT0snnGd2H6LboL9iVLpn9kK8/s320/Screenshot_20201016-103105_Drive.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">h. Dari strukutur kurikulum di atas untuk mata pellajaran PAI rata-rata alokasi
waktuny 2 jam tatap muka untuk setiap kelasnya. Khusus mata pelajaran SKI
pembelajaran dimulai dari kelas 3 sampai kelas 6 dan 3 mapel lainnya dari
kelas 1 samapai 6. </div><div style="text-align: justify;">i. Karakteristik proses pembelajaran pada kurikukum 2013 disandarkan pada
pendekatan saintifik pada semua tema atau mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah. Menurut penjelasan Kemendikbud melalui Tim Pusat Kurikulum
dan Perbukuan tahun 2013 bahwa pembelajaran saintifik mempunyai ciri
khas sebagai berikut: </div><div style="text-align: justify;">j. Proses pembelajaran harus bersifat yang logis, berbasis pada fakta, data atau
fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika/penalaran tertentu; bukan
sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. </div><div style="text-align: justify;">k. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari
prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang
menyimpang dari alur berpikir logis. </div><div style="text-align: justify;">l. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat
dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan materi pembelajaran. </div><div style="text-align: justify;">m. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat
perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran. </div><div style="text-align: justify;">n. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan
mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon
materi pembelajaran.</div>
o. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertang-
gungjawabkan. <div style="text-align: justify;">p. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik
sistem penyajiannya </div><div style="text-align: justify;">q. Adapun langkah pembelajaran dengan pendekatan tersebut yaitu: mengamati,
menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. </div><div style="text-align: justify;">r. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, pemerintah dan/atau lembaga
mandiri. Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian autentik,
penilaian diri, penilaian projek, ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat
kompetensi, ujian madrasah, dan ujian nasional. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div>2. Hambatan Pembelajaran PAI. </div><div>Setiap pembelajaran di sekolah atau madrasah memiliki hambatan-
hambatan yang ditemukan. Hambatan dalam pembelajaran PAI berasal dari dua
faktor yaitu sebagai berikut: </div><div style="text-align: justify;">a. Faktor guru
Menurut Al-Ysn, dalam (Arif Hidayatulloh, Wahidul Anam, Moh. Zainal
Fanani: 2017) problem dari guru yang menghambat pelaksanaan PAI dapat
dirinci sebagai berikut: </div><div style="text-align: justify;">1) Tidak semua guru memiliki kepribadian yang matang sesuai dengan
profesinya dan berperilaku yang Islami. Seharusnya guru memiliki
kepribadian beretika sesuai dengan jabatan keguruannya, karena
bagaimanapun seorang guru akan tetap dijadikan uswatun hasanah oleh
murid-muridnya. </div><div style="text-align: justify;">2) Tidak semua guru menguasai ilmu pengetahuan atau bidang keahliannya
dan wawasan pengembangannya yang bernuansa Islam karena
bagaimanapun seorang guru yang akan menginspirasi muridnya kepada
ilmu pengetahuan dalam perspektif islam haruslah menguasai ilmu
pengetahuan sendiri dan sekaligus mampu memberi nafas keislaman. </div><div style="text-align: justify;">3) Tidak semua guru menguasai keterampilan untuk membangkitkan minat
murid kepada ilmu pengetahuan yang bernuansa Islam. Seharusnya sebagai
guru berupaya bagaimana membangkitkan minat baca sehingga siswa
mudah menerima / mendapatkan wawasan keilmuan. </div><div style="text-align: justify;">4) Tidak semua guru siap untuk mengembangkan profesi yang
berkesinambungan agar ilmunya keahliannya selalu baru (Up to date).
Karena itu peningkatan study lanjut kegiatan-kegiatan penelitian intensif,
diskusi, seminar, pelatihan dan lain-lainnya yang mendukung peningkatan
dan pembangunan keahliannya serta mendukung survivenya studi.
Seharusnya guru mau meningkatkan study lanjut dan kalau sudah luas
ilmunya dia yang seluas-luasnya utamanya yang sesuai dengan bidangnya
masing-masing.</div><div><br /></div><div style="text-align: justify;">b. Faktor Pemerintah (penyelenggara dan pengelola)
Dalam paparan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Bidang
Pendidikan tentang konsep dan implementasi kurikulum 2013 disebutkan bahwa
tahap penyiapan dan pelaksanaan kurikulum sebagai berikut: </div><div>1) Penyusunan konsep kurikulum 2013 </div><div>2) Penulisan buku kurikulum 2013 </div><div>3) Pengadaan buku </div><div>4) Pelatihan guru </div><div>5) Pendampingan </div><div style="text-align: justify;">6) Monitoring dan evaluasi</div><div style="text-align: justify;">Dalam hal ini perubahan atas kurikulum PAI Madrasah Ibtidaiyah di
bawah Kementerian Agama juga mengacu pada tahap-tahap di atas. <span style="text-align: left;">Adapun
tahap-tahap tersebut dapat dirinci sebagai berikut. </span></div><div>1) Penyusunan konsep kurikulum PAI MI.</div><div style="text-align: justify;">Direkorat Jenderal Pendidikan Islam adalah salah satu Direktorat Jenderal
yang ada di Departemen Agama berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 63
Tahun 2005 tentang Perubahan PP No. 10 Tahun 2005 yang tadinya
bernama "Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam”. Direktorat
inilah yang bertugas menyusun konsep kurikulum 2013 sebagai salah satu
upaya peningkatan mutu pendidikan madrasah. Keluaran (outputs) yang
hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah Tersedianya layanan pendidikan
agama Islam pada sekolah, Meningkatnya mutu layanan pendidikan agama
Islam pada sekolah, dan meningkatnya kualitas pemahaman dan
pengamalan ajaran agama peserta didik. Penyusunan konsep kurikulum PAI
MI tersusun dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Agama Republik
Indonesia Nomor 000912 Tahun 2013 tentang Kurikulum 2013 Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab. Kemudian di perkuat
lagi dengan KMA nomor 183 tahun2019 tentang Kurikulum PAI dan
Bahasa Arab pada Madrasah.</div><div>2) Penulisan buku kurikulum 2013 PAI MI</div><div style="text-align: justify;">Penulisan buku kurikulum 2013 PAI MI dilakukan oleh Kementerian
Agama RI melalui Direktorat KSKK madrasah penulis buku teks mata
pelajaran PAI dan bahasa Arab pada madrasah berbasis karakteristik mata
pelajaran. Adapum syarat penulis buku sebagai berikut: Guru dan atau atau
dosen, diutamakan yang menguasai kitab turats, memiliki pengalaman
penulisan buku, memiliki kompetensi/ keahlian sesuai bidang studi yang
akan ditulis, memiliki wawasan paedagogik, kurikulum dan wawasan
integrasi keilmuan agama dan sain dalam PAI dan Bahasa Arab, mendapat
rekomendasi atasan langsung dan/ atau referensi dari ahli keilmuan sesuai
bidang mata pelajaran yang akan ditulis, dan memiliki kesanggupan
berkolaborasi dengan ahli di bidang sain untuk terwujudnya integrasi sain
dalam buku PAI dan bahasa Arab.</div><div>3) Pengadaan buku kurikulum 2013 PAI MI.</div><div style="text-align: justify;">Pengadaan buku teks kurikulum 2013 PAI MI dianggarkan melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014 yang terdapat
dalam DIPA Kanwil Kementerian Agama Provinsi, Kantor Kementerian</div><div style="text-align: justify;">Agama Kabupaten/kota, atau pada Satuan Kerja Madrasah Negeri dan dana
BOS jika APBN tidak mencukupi. Pada tahun pelajaran 2014/2015 Kantor
Kementerian Agama baru menerbitkan buku mata pelajaran PAI dan Bahasa
Arab kelas I dan IV untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI). </div><div>4) Pelatihan Guru implementasi kurikulum 2013</div><div style="text-align: justify;">PAI MI.
Dalam rangka efektifitas pelaksanaan pelatihan bagi guru pelaksana
Kurikulum 2013, maka Pedoman Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum
2013 Pendidikan Agama Islam sebagai acuan seluruh jajaran Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama dalam rangka
pelaksanaan pelatihan tersebut. </div><div> 5) Pendampingan pelaksanaan kurikulum 2013 PAI MI. </div><div style="text-align: justify;">Pendampingan adalah proses pemberian bantuan penguatan pelaksanaan
kurikulum 2013 kepada pendidik dan tenaga kependidikan yang sedang dan
akan melaksanakan kurikulum 2013. Adapun penerima program
pendampingan ini adalah pendidik dan tenaga pendidik di Madrasah Negeri
dan anggota Kelompok Kerja Madrasah (KKM). Pendampingan dilakukan
sebagai bentuk pemantapan pelaksanaan implementasi kurikulum 2013 mata
pelajaran PAI di madrasah. Pendampingan dilakukan oleh pejabat pada
Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jendral Pendidikan Islam,
pejabat pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi, pejabat Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota, widyaiswara dari Pusdiklat/Balai
Diklat, Dosen perguruan tinggi, pengawas madrasah, kepala madrasah, dan
guru yang terlatih. Adapun bentuk pendampingan berupa workshop, serta
pelaksanaan observasi dan pengamatan di lapangan. </div><div>6) Monitoring dan Evaluasi kurikulum 2013 PAI MI. </div><div style="text-align: justify;">Secara umum kegiatan Monitoring dan Evaluasi Implementasi Kurikulum
2013 dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana implementasi Kurikulum
2013 berjalan sesuai dengan konten dan konteks yang diharapkan yang
sekaligus sebagai bahan masukan untuk perbaikan Kurikulum 2013.
Evaluasi kurikulum dilaksanakan dengan mengacu pada Pasal 57 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang menyatakan bahwa evaluasi dilakukan terhadap peserta
didik, lembaga, dan program pendidikan. Evaluasi kurikulum juga perlu
dilakukan pada lembaga pembina pendidikan seperti Kementerian Agama
Pusat dan Wilayah.</div><div>3. Dampak Penerapan Kurikulum 2013 PAI MI.</div><div style="text-align: justify;">Dampak kurikulum Kementerian Agama dan kurikulum PAI MI terhadap
hasil belajar siswa bisa diperoleh melalui proses penilaian pembelajaran PAI pada
siswa. Penilaian hasil belajar merupakan komponen penting dalam
penyelenggaraan pendidikan. Penilaian adalah proses pengumpulan dan
pengolahan data atau informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta
didik. Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dapat ditempuh melalui
peningkatan kualitas penilaiannya. Sistem penilaian yang baik akan mendorong
pendidik untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi peserta
didik untuk belajar yang lebih baik.</div><div style="text-align: justify;">Penilaian dilakukan secara terencana dan berkelanjutan, artinya semua
indikator diukur, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah
dan yang belum dikuasai peserta didik, serta untuk mengetahui kesulitan belajar
peserta didik. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut, berupa
program remedial bagi peserta didik dengan pencapaian kompetensi di bawah
ketuntasan dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi
ketuntasan. Hasil penilaian juga digunakan sebagai umpan balik bagi guru untuk
memperbaiki proses pembelajaran
Penilaian yang dilakukan oleh guru hendaknya tidak hanya penilaian atas
pembelajaran (assessment of learning), melainkan juga penilaian untuk pembelajaran
(assessment for learning) dan penilaian sebagai pembelajaran (assessment as
learning). </div><div style="text-align: justify;">Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar (KD)
pada KompetensiInti (KI), yaitu KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4. </div><div style="text-align: justify;">Penilaian konvensional cenderung dilakukan hanya untuk mengukur hasil
belajar peserta didik. </div><div style="text-align: justify;">Dalam konteks ini, penilaian diposisikan seolah-olah sebagai
kegiatan yang terpisah dari proses pembelajaran. Dalam perkembangannya
penilaian tidak hanya mengukur basil belajar, namun yang lebih penting adalah
bagaimana penilaian mampu meningkatkan kompetensi peserta didik dalam
proses pembelajaran. Oleh karena itu, penilaian perlu dilaksanakan melalui tiga
pendekatan, yaitu penilaian atas pembelajaran (assessment oflearning), penilaian
untuk pembelajaran (assessment forlearning), dan penilaian sebagai pembelajaran
(assessmentas learning). </div><div style="text-align: justify;">Penilaian atas pembelajaran dilakukan untuk mengukur
capaian peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditetapkan. Penilaian untuk
pembelajaran memungkinkan guru dalam menggunakan informasi tentang kondisi
peserta didik untuk memperbaiki pembelajaran, sedangkan penilaian sebagai
pembelajaran memungkinkan peserta didik melihat capaian dan kemajuan
belajarnya untuk menentukan target belajar. </div><div style="text-align: justify;">Penilaian otentik (authentic assessment) adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik,
yang dilakukan secara komprehensif yang meliputi ranah sikap spiritual, sikap
sosial, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian otentik memiliki relevansi kuat
terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach), karena penilaian ini mampu
menggambarkan peningkatan belajar peserta didik, baik dalam rangka mengamati,
menanya, mengeksplorasi, mengasosiasikan dan mengkomunikasikan. Hasil
penilaian otentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program
perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain
itu, hasil penilaian otentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki
proses pembelajaran yang memenuhi standar penilaian pendidikan. </div><div>Dalam rangka penguatan mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab di
madrasah, maka penilaian pada madrasah dapat dilakukan oleh pendidik, satuan
pendidikan dan pemerintah yang dapat digambarkan sebagai berikut: </div><div>a. Pendidik</div><div style="text-align: justify;">Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan
informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis.</div><div>Penilaian hasil belajar oleh pendidik di MI dilaksanakan untuk memenuhi
fungsi formatif dalam bentuk penilaian harian (PH).
Penilaian harian. (PH) dapat berupa ulangan harian, pengamatan,
penugasan dan/atau bentuk lain yang diperlukan dan digunakan untuk: </div><div style="text-align: justify;">1.
Mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik; </div><div style="text-align: justify;">2.
Menetapkan program remedial dan/atau pengayaan berdasarkan tingkat
penguasaan kompetensi; </div><div>3. Memperbaiki proses pembelajaran; dan </div><div style="text-align: justify;">4.
Menyusun laporan kemajuan hasil belajar.
Laporan penilaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk predikat
(Sangat Balk, Baik, Cukup, atau Kurang) dan dilengkapi dengan deskripsi. </div><div style="text-align: justify;">Laporan penilaian pengetahuan dan keterampilan berupa angka (0-100),
predikat (A, B, C, atau D), dan deskripsi. </div><div>b. Satuan pendidikan </div><div style="text-align: justify;">Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan adalah proses pengumpulan
informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek
pengetahuan dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan
sistematis, bertujuan untuk menilai pencapaian Standar Kompetensi Lulusan
untuk semua mata pelajaran dalam bentuk penilaian akhir semester (PAS),
penilaian akhir tahun (PAT) dan atau ujian madrasah (UM) serta ujian sekolah
berstandar nasional (USBN </div><div>c. Pemerintah. </div><div style="text-align: justify;">Penilaian oleh pemerintah di tingkat MI tidak dilakukan secara langsung dalam
bentuk ujian nasional seperti pada tingkat MTs dan MA. Tetapi pemerintah
memberi penguatan berupa kisi-kisi dan anchor soal (20%-25%) pada
pelaksanaan USBN pada mata pelajaran tertentu. Hal tersebut bertujuan agar
terjamin kualitas penilaian hasil belajar dalam rangka pencapaian Standar
Nasional Pendidikan.</div><div><br /></div>
DAFTAR PUSTAKA <div style="text-align: justify;">Arif Hidayatulloh, Wahidul Anam, Moh. Zainal Fanani. Problematika K13
Dalam Pembelajaran PAI. Dudeena. Jurnal Vol. 1 No. 2 Juli 2017</div><div style="text-align: justify;">Hikmatul mustaghfiroh. Hidden Curikulum dalam Pembelajaran PAI COIN
(Conge Intitute) Jawa Tengah Indonesia. Jurnal Vol. 9, No. 1, Februari
2014. </div><div style="text-align: justify;">Neolaka, Amos. 2014. Metode Penelitian dan Statistik. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.</div><div style="text-align: justify;">Rofik. 2013. Modul Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013. LPTK Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta </div><div style="text-align: justify;">Susilana, Rudi. 2012. Modul Penelitian Kualitatif. (Tidak Diterbitkan). Jurusan
Kurikulum dan Pendidikan FIP UPI Bandung. </div><div style="text-align: justify;">Sukmadinata, Nana Syaodih, 2005, Pengembangan Kurikulum Teori Dan
Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. </div><div style="text-align: justify;">Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) MI Ma’arif Bumiharjo
Borobudur. 2017. </div><div style="text-align: justify;">Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 165 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Bahasa Arab. </div><div style="text-align: justify;">Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang
Pengelola dan Penyelenggara Pendidikan. </div><div style="text-align: justify;">Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. </div><div style="text-align: justify;">Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta,2001.</div>As'adhttp://www.blogger.com/profile/00359293837432942927noreply@blogger.com35tag:blogger.com,1999:blog-7465570218442255687.post-20517858030545563642020-10-15T00:56:00.003-07:002020-10-18T23:17:11.860-07:00Kumpulan Tutorial Pembuatan Daftar pustaka, Fotenote otomati, Cek Plagiasi dan Download Jurnal Literasi<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-G8x3raYuZtHBW6R2bxUt-Ig9vY-mX8nZ2HZxCKyE2v3jL1ByV-LVxqGN3_o3NqppISiYaxf4pE9uNXxURtjs1HjES_MDMf7vricUi1quDd7dgUzfUUIKiKcvHxPpCsfoWpTlLE3c-68/s2048/Mendeley_Logo_Vertical.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="2048" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-G8x3raYuZtHBW6R2bxUt-Ig9vY-mX8nZ2HZxCKyE2v3jL1ByV-LVxqGN3_o3NqppISiYaxf4pE9uNXxURtjs1HjES_MDMf7vricUi1quDd7dgUzfUUIKiKcvHxPpCsfoWpTlLE3c-68/s320/Mendeley_Logo_Vertical.png" /></a></div><br />Assalamualaikum wr. wb. Bapak/Ibu, Kakak/abang, adek-adek penggiat karya ilmiah, peneliti, penulis jurnal, barangkali yang sedang menyiapkan proposal penelitian simlitabmas membutuhkan teknik / tools seperti membuat daftar pustaka otomatis, fotenote otomatis, download jurnal bereputasi gratis untuk mencari literatur, cek plagiasi proposal. Berikut ini kami share kembali kumpulan video yang terkait keperluan tersebut, semoga bermanfaat:<p></p><p>1. <a href="http://vismuene.com/K1T" target="_blank">Download jurnal scopus gratis</a></p><p>2. <a href="http://vismuene.com/K4i" target="_blank">Membuat daftar pustaka otomatis dengan MENDELEY</a></p><p>3. <a href="http://vismuene.com/K6U" target="_blank">Membuat fotenote dengan ZOTERO</a></p><p>4. <a href="http://vismuene.com/K7I" target="_blank">Cara cek plagiasi </a></p>As'adhttp://www.blogger.com/profile/00359293837432942927noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7465570218442255687.post-28222587233880150482020-10-12T23:11:00.002-07:002020-10-12T23:11:12.485-07:00Ayat-ayat Al-Quran Tentang Ruang Lingkup dan Tujuan Pendidikan<p>Disusun untuk memenuhi tugas Tafsir Tarbawi</p><p>Dosen pengampu : As’adut Tabi’in, M.Pd.I</p><p style="text-align: center;">Disusun Oleh:</p><p> 1.Anti Novianti</p><p> 2. Bayu Agustian</p><p> 3. Fahmi Adi Brata</p><p> 4. Fitri Farmawati</p><p> 5. Suwandi</p><p><br /></p><p style="text-align: center;">Program Studi Strata Satu (S1)</p><p style="text-align: center;">Jurusan Pendidikan Agama Islam</p><p><br /></p><p style="text-align: center;">SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)</p><p style="text-align: center;">MADINATUN NAJAH</p><p style="text-align: center;">RENGAT</p><p style="text-align: center;">2020</p><p>Kata Pengantar</p><p> Assalamu’alaikum Warahmatllahi Wabarakatuh</p><p>Segala puji bagi Allah SWT yang telah meberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tanpa pertolongan-nya tenyunya kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengn baik. Shalawt serta salam semoga terlimphkan kepada baginda tercinta yaitu Nabi Muhmmad SAW yang kita nantikan syafa’atnya diakhirat nanti.</p><p>Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpah nikmat sehatnya, baik itu berupa sehat fisik mupun akal pikiran, sehingga pembuatan makalah tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam dengan judul “ Ayat-ayat Al-Quran Tentang Ruang Linkup dan Tujuan Pendidikan”</p><p>Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Penulis juga berterimakasih kepada teman teman yang ikut serta dalam pembuatan makalah ini.</p><p>Demkian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.</p><p><br /></p><p>Rengat, 13 Oktober 2020.</p><p> </p><p> penulis</p><p>PENDAHULUAN</p><p>Latar Belakang </p><p>Manusia hidup di dunia ini dalam keadaan buta, buta mata karena meski terlihat dia membuka mata tapi tidak sama sekali faham apa yang terjadi dengan kenyataan hidup, dengan itu kebutaan manusia di latih untuk bisa melihat dan tahu dari mana, apa dan bagaimana sebenarnya kenyataan hidup ini, untuk bisa mengetahui hakikat hidup yang sebenarnya manusia membutuhkan banyak pengarahan, pendidikan mulai dari lahir sampai dia mati karena pendidikan dalam kehidupan itu tidaklah ada batasnya, maka dari itu pendidikan itu penting, untuk mengetahui apa tujuan dan akan kemana nanti setelah hidup ini berakhir.</p><p>Dalam berpendidikan manusia tidaklah langsung bisa menangkap apa itu pendidikan yang sebenarnya, tapi masih membutuhkan banyak sistem, teori, dan berbagai banyak macam sarana penting lainya dalam menuntaskan makna pendidikan dalan kehidupan, dalam berbagai pendidikan yang ada pastilah mempunyai kurikulum tersendiri untuk bisa mengetahui rancangan seperti apa pendidikan yang akan di ajarkan dalam pendidikan itu, dan untuk mempermudah rancangan itu maka di perlukannya sebuah alat atau media agar nantinya tidak hanya tinggal teori dalam menjalankan berbagai keinginan dalam dunia pendidikan. </p><p>Maka dari itu kami menyusun makalah ini dengan tujuan untuk membrikan sedikit penjelasan tentang pengertian, ruang lingkup, dan fungsi ilmu Pendidikan Islam. </p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p>B.<span style="white-space: pre;"> </span>Rumusan Masalah</p><p>1.Apa pengertian pendidikan Islam?</p><p>2.Bagaimana definisi pendidikan Islam menurut beberapa ahli?</p><p>3.Bagaimana ruang lingkung dalam pendidikan Islam?</p><p>4.Bagaimana fungsi pendidikan Islam?</p><p><br /></p><p><br /></p><p>C.<span style="white-space: pre;"> </span>Tujuan</p><p>1.Mahasiswa dapat mengetahui pengertian pendidikan Islam.</p><p>2.Mahasiswa dapat mengetahui ruang lingkup pendidikan Islam.</p><p>3.Mahasiswa dapat mengetahui fungsi pendidikan Islam.</p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p>BAB II</p><p>PEMBAHASAN</p><p>Pengertian Ilmu Pendidikan Islam</p><p>Kata“pendidikan”yangumum kita gunakan sekarang, dalam bahasa arabnya adalah “tarbiyah”, dengan kata kerja “rabba”. Kata “pengajaran” dalam bahasa arabnya adalah “ta’lim” dengan kata kerjanya “alama”. Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa arabnya “tarbiyah wa ta’lim” sedangkan “pendidikan islam” dalam bahasa arabnya adalah “tarbiyah islamiyah”. Kata kerja rabba (mendidik) sudah di gunakan pada zaman nabi muhammad SAW. </p><p>Pendidikan secara teoritis mengandung pengertian “memberi makan” (opvoeding) kepada jiwa anak didik sehingga mendapatkan kepuasan rohaniah, juga sering diartikan dengan “ menumbuhkan” kemampuan dasar manusia. </p><p>Jadi, Pendidikan Islam berarti sistem pendidikan yang memberikan kemampuan sseseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya, dengan kata lain pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia baik duniawi maupun ukhrawi.</p><p>B.<span style="white-space: pre;"> </span>Definisi Pendidikan Islam Menurut Para Ahli</p><p>a. Menurut Drs. Ahmad D. Marimba : Pendidikan islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.</p><p>b. Menurut Musthafa Al-Ghulayaini: Pendidikan Islam ialah menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air petunjuk dan nasihat, sehingga akhlak itu menjadi salah satu kemampuan (meresap dalam) jiwanya kemudian buahnya berwujud keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja untuk kemanfaatan tanah air.</p><p>Namun dari perbedaan pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan adanya titik persamaan yang secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut : Pendidikan Islam ialah bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa kepada anak didik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian muslim.</p><p>C.<span style="white-space: pre;"> </span>Ruang Lingkup Ilmu pendidikan Islam</p><p>Ilmu Pendidikan Islam mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, karena didalamnya banyak pihak-pihak yang ikut terlibat baik secara langsung atau tidak langsung.Objek ilmu pendidikan islam ialah situasi pendidikan yang terdapat pada dunia pengalaman. Diantara objek atau segi ilmu pendidikanislam dalam situasi pendidikan islam:</p><p><br /></p><p>Perbuatan Mendidik sendiri</p><p>Sikap atau tindakan menuntun, membimbing,memberikan pertolongan dari seorang pendidik kepada anak didik untuk menuju ke tujuan pendidikan islam.</p><p>Anak didik</p><p>Yaitu pihak yang merupakan objek terpenting dalam pendidikan. Hal ini disebabkan perbuatan atau tindakan mendidik itu diadakan atau dilakukan hanyalah untuk membawa anak didik ke arah tujuan pendidikan islam yang di cita-citakan.</p><p>Dasar dan tujuan pendidikan islam</p><p>Yaitu landasan yang menjadi fondamen serta sumber dari segala kegiatan pendidikan islam ini dilakukan. Maksudnya pelaksanaan pendidikan islam yaitu arah kemaana anak didik akan dibawa.</p><p>Pendidikan</p><p>Yaitu subjek yang melaksanakan pendidikan islam. Pendidik ini mempunyai peran penting karena berpengaruh kepada baik atau tidaknya hasil pendidikan islam.</p><p>Materi pendidikan islam</p><p>Yaitu bahan – bahan atau pengalaman – pengalaman belajar ilmu agama islam yang disusun yang sedemikian rupa untuk disajikan kepada anak didik.</p><p>Metode pendidikan islam</p><p>Ialah cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidik untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan islam agar materi pendidikan islam tersebut dapat dengan mudah diterima oleh anak didik</p><p>Evaluasi pendidikan</p><p>Yaitu memuat cara – cara bagaimana mengadakan evaluasi atau penilaian terhadap hasil belajar anak didik. </p><p>Alat – alat pendidikan islam</p><p>Yaitu alat – alat yang dapat digunakan selama melaksanakan pendidikan islam agar tujuan pendidikan islam tersebut lebih berhasil.</p><p>Lingkungan sekitar</p><p>Yang dimaksud ialah keadaan – keadaan yang ikut berpengaruh dalam pelaksanaan serta hasil pendidikan islam.</p><p><br /></p><p>Mengenai pentingnya mempelajari Ilmu Pengetahuan Islam ini Prof.H. M. Arifin Medmenyatakan sebagai berikut: </p><p>a.<span style="white-space: pre;"> </span>Pendidikan sebagai usaha membentuk pibadi manusia harus melalui proses panjangdengan resultat (hasil) yang tidak dapat diketahui dengan segera, berbeda dengan membentuk benda mati yang dapat dilakukan sesuai dengan keinginan “pembuatnya”.</p><p>b.<span style="white-space: pre;"> </span>Pendidikan Islam pada khususnya yang bersumber pada nilai-nilai agama Islam menanamkan atau membentuk sikap hidup yang dijiwai nilai-nilai tersebut, juga mengembangkan kemampuan berilmu pengetahuan sejalan dengan nilai-nilai Islam yang menlandasinya adalah merupakan proses ikhtiariyah yang secara peadogogis. Mampu mengembangkan hidup anak didik kearah kedewasaan atau kematangan yang menguntungkan dirinya.</p><p>c.<span style="white-space: pre;"> </span>Islam sebagai agama wahyu yang diturunkan oleh Allah dengan tujuan untuk mensejahterakan dan membahagiakan hidup dan kehidupan umat manusia di dunia dan di akhirat, baru dapat mempunyai arti fungsional dan aktul dalam diri manusia bila mana dikembangkan melalui proses kependidikan yang sistematis</p><p>d.<span style="white-space: pre;"> </span>Ruang lingkup kependidikan Islam adalah mencangkup segala bidang kehidupan manusia dimana manusia mampu memanfaat kan sebagai tempat menanam benih-benih amaliyah yang buuahhnya akan dipetik di akhirat nanti, maka pembentukan sikap dan nilai-nilai amaliyah dalam pribadi manusia baru dapat efektifbilamana dilakukan melalui proses kependidikan yang berjalan diatas kaidah-kaidah ilmu pengetahuan kependidikan. </p><p>e.<span style="white-space: pre;"> </span>Teori-teori, hipotesa dan asumsi-asumsi kependidikan yang bersumber ajaran Islam sampai kini masih belum tersusun secara ilmiah meskipun bahan-bahan bakunya telah tersedia. Baik dalam kitab suci al-Qur’an dan Hadist maupun qaul ulama.</p><p>D.<span style="white-space: pre;"> </span>Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Islam Menurut Surat Al-Baqarah Ayat 62 dan An-Nur Ayat 55</p><p>Tema di dalam surat al-Baqarah ayat 62 dan an-Nur ayat 55 tentang orang-orang yang beriman dan beramal shaleh serta pahala atau janji Allah dapat dikaitkan dengan tujuan dan ruang lingkup pendidikan Islam. Beberapa pendapat para ahli tentang tujuan pendidikan Islam diantaranya:</p><p>Menurut M. Athiyah Al-Abrasyi, dalam kajiannya tentang pendidikan Islam telah menyimpulkan bahwa diantara tujuan umum yang asasi bagi pendidikan Islam yaitu:</p><p>Pertama, untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia. Kaum Muslim telah setuju bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam. Tujuan pendidikan yang sebenarnya adalah mencapai akhlak yang mulia.</p><p>Kedua, persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan kehidupan akhirat. Pendidikan Islam memberikan perhatian penuh kepada kehidupan (dunia dan akhirat) itu sebagai tujuan diantara tujuan-tujuan umum yang asasi, sebab memang itulah tujuan tertinggi dan terakhir pendidikan.</p><p>Ketiga, persiapan untuk mencari rizki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan. Pendidikan Islam tidaklah semuanya bersifat agama, akhlak atau spiritual semata-mata, tetapi memberikan perhatian pada segi kemanfaatan pada tujuan-tujuan kurikulum dan aktivitasnya. Islam memandang, manusia sempurna tidak akan tercapai kecuali memadukan antara ilmu pengetahuan dan agama, atau mempunyai kepedulian pada aspek spiritual, akhlak, dan pada segi-segi kemanfaatan.</p><p>Menurut Muhammad Muntahibbun Nafis, pada dasarnya tujuan pendidikan Islam sejalan dengan tujuan misi Islam itu sendiri, yaitu mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai tingkat akhlak al-karimah. Selain itu, ada dua sasaran pokok yang akan dicapai oleh pendidikan Islam tadi, kebahagiaan dunia dan kesejahteraan akhirat memuat dua sisi penting. Hal ini dipandang sebagai nilai lebih pendidikan Islam dibanding pendidikan lain secara umum</p><p>Menurut Khoiron Rosyadi, diantara beberapa tujuan-tujuan khusus pendidikan Islam adalah:</p><p>Pertama, memperkenalkan kepada generasi muda akan akidah-akidah Islam, dasar-dasarnya, asal-usul ibadat, dan cara-cara melaksanakannya dengan betul, dengan membiasakan mereka berhati-hati, mematuhi akidah-akidah agama dan menjalankan serta menghormati syiar-syiar agama.</p><p>Kedua, menumbuhkan kesadaran yang betul pada diri pelajar terhadap agama termasuk prinsip-prinsip dan dasar-dasar akhlak yang mulia. Juga membuang bid’ah-bid’ah, khurafat, kepalsuan-kepalsuanm dan kebiasaan-kebiasaan lama yang melekat kepada Islam tanpa disadari, padahal Islam itu bersih.</p><p>Ketiga, Menambah keimanan kepada Allah pencipta alam, juga kepada malaikat, rasul-rasul, kitab-kitab, dan hari akhir.</p><p>Keempat, menumbuhkan minat generasi muda untuk menambah pengetahuan dalam adab dan pengetahuan keagamaan agar patuh mengikuti hukum-hukum agama dengan kecintaan dan kerelaan.</p><p>Kelima, menambahkan rasa cinta dan penghargaan kepada al-Qur’an, berhubungan dengannya, membaca dengan baik, memahaminya, dan mengamalkan ajaran-ajarannya.</p><p>Keenam, menumbuhkan rasa bangga terhadap sejarah dan kebudayaan Islam dan pahlawan-pahlawannya dan mengikuti jejak mereka.</p><p>Ketujuh, Menumbuhkan rasa rela, optimisme, kepercayaan diri, tanggungjawab, menghargai kewajiban, tolong menolong atas kebaikan dan taqwa, kasih sayang, cinta kebaikan, sabar, perjuangan untuk kebaikan, memegang teguh pada prinsip-prinsip, berkorban untuk agama dan tanah air, serta siap membelanya.</p><p>Kedelapam, menanamkan iman yang kuat kepada Allah pada diri mereka, menguatkan perasaan agama, menyuburkan hati dengan kecintaan, zikir dan taqwa kepada Allah.</p><p>Tujuan Pendidikan Islam menurut Al-‘Aynayni seperti yang dikutip oleh Ahmad Tafsir ada dua macam, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum ialah beribadah kepada Allah, maksudnya membentuk manusia yang beribadah kepada Allah. Tujuan khusus pendidikan Islam ditetapkan berdasarkan tempat, waktu, dan keadaan. Tujuan khusus itu dapat dirumuskan berdasarkan ijtihad para ahli di tempat itu. Menurut Abuddin Nata, proses pendidikan yang berjalan sistematis dan efektif akan menghasilkan lulusan pendidikan yang bermutu dalam segala aspeknya yang meliputi: pengetahuan, wawasan, keterampilan, mental spiritual, akhlak, dan kepribadiannya. </p><p>Dari beberapa pendapat ahli pendidikan tentang tujuan pendidikan Islam dalam kaitannya dengan surat al-Baqarah ayat 62 serta an-Nur ayat 55, dapat disimpulkan bahwa inti dari pendidikan Islam adalah dalam rangka mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Poin-poin yang disebutkan oleh para pakar pendidikan tentang tujuan pendidikan Islam merupakan perincian dari tujuan pokok yaitu mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.</p><p>Pertama dari M. Athiyah Al-Abrasyi. Dari tiga poin tujuan pendidikan Islam, untuk yang poin pertama tentang akhlak bisa dikaitkan dengan kehidupan di dunia dan akhirat. Karena akhlak yang terpuji bisa mengantarkan manusia mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Untuk poin kedua M. Athiyah Al-Abrasyi secara langsung menyebutkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Untuk poin ketiga tentang rizki, bisa dikaitkan dengan mencapai kebahagiaan dunia. Muhammad Muntahibbun Nafis secara jelas menyebutkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Untuk Khoiron Rosyadi, dari delapan tujuan pendidikan Islam, rata-rata untuk meningkatkan pengetahuan tentang agama dan bisa menjadi manusia yang bertaqwa dan berakhlakul karimah. Ini merupakan modal dalam rangka meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Selanjutnya, umum khusus pendidikan Islam menurut Al-‘Aynayni adalah membentuk manusia beribadah kepada Allah SWT. Ritual ibadah kepada Allah SWT merupakan usaha manusia untuk mencapai kebahagiaan di akhirat yang berupa surga. Untuk umum khusus, lebih menitik beratkan kepada kehidupan dunia dimana beliau mengembalikan tujuan umum pendidikan Islam kepada daerah masing-masing dalam bentuk ijtihad. Terakhir, tujuan pendidikan Islam menurut Abuddin Nata menyentuh aspek kehidupan dunia (pengetahuan, wawasan, keterampilan) serta aspek akhirat (mental spiritual).</p><p>Setelah aspek tujuan pendidikan Islam yang terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 62 dan surat an-Nur ayat 55, aspek yang lainnya yaitu tentang ruang lingkup pendidikan Islam. Menurut Moh. Roqib, ruang lingkup pendidikan Islam meliputi:</p><p>Pertama, setiap proses perubahan menuju ke arah kemajuan dan perkembangan berdasarkan ruh ajaran Islam.</p><p>Kedua, perpaduan antara pendidikan jasmani, akal (intelektual), mental, perasaan (emosi), dan rohani (spiritual).</p><p>Ketiga, keseimbangan antara jasmani-rohani, keimanan-ketaqwaan, pikir-dzikir, ilmiah-amaliah, materiil-spiritual, individual-sosial, dan dunia-akhirat.</p><p>Keempat, realisasi dwi fungsi manusia, yaitu fungsi peribadatan sebagai hamba Allah untuk menghambakan diri semata-mata kepada Allah SWT dan fungsi kekhalifahan sebagai khalifah Allah yang diberi tugas untuk menguasai, memelihara, memanfaatkan, melestarikan dan memakmurkan alam semesta (rahmatan lil ‘alamin). </p><p>Dari ruang lingkup di atas, dapat dikaitkan dengan tema dalam surat surat al-Baqarah ayat 62 dan surat an-Nur ayat 55. Jika tujuan pendidikan Islam menurut surat al-Baqarah ayat 62 dan surat an-Nur ayat 55 adalah mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, maka ruang lingkup pendidikan Islam yang terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 62 dan surat an-Nur ayat 55 adalah usaha-usaha untuk mencapai tujuan pendidikan Islam (kebahagiaan di dunia dan akhirat) yang meliputi iman kepada Allah dan beramal shaleh. Dari keempat poin ruang lingkup pendidikan Islam menurut Moh. Roqib, semuanya menyentuh aspek keimanan dan beramal shaleh. Poin pertama tentang perubahan menuju kemajuan. Sebuah kemajuan akan dicapai jika orang-orang beriman kepada Allah SWT dan beramal shaleh. Poin kedua dan ketiga tentang perpaduan antara aspek jasmani dan rohani. Aspek jasmani dikaitkan dengan beramal shaleh. Bermala shaleh artinya menebar kebaikan baik ke arah vertical (Allah SWT) maupun kea rah horizontal (manusia, alam, hewan, tumbuhan). Untuk aspek rohani, bisa dikaitkan dengan iman kepada Allah. Salah satu indikator rohani yang sehat adalah iman kepada Allah. Untuk poin keempat, Moh. Roqib secara langsung menyebut aspek keimanan kepada Allah serta tugas manusia sebagai khalifah di bumi. Manusia sebagai khalifah di bumi merupakan implementasi dari beramal shaleh.</p><p>Jika dikontekstualisasikan dengan zaman sekarang, tema dari surat al-Baqarah ayat 62 dan an-Nur ayat 55 merupakan hal pokok dalam kehidupan manusia. Hampir seluruh manusia khususnya yang beragama Islam ingin meraih kehidupan yang bahagia, baik di dunia maupun di akhirat. Untuk meraih hal tersebut, kata kunci yang harus umat Islam lakukan adalah Iman kepada Allah serta beramal shaleh. Pendidikan merupakan salah satu cara yang ditempuh umat Islam untuk meraih kebahagiaan tersebut. Di dalam proses pendidikan tersebut, terdapat ruang lingkup agar bisa mencapai tujuan pendidikan. Ruang lingkup tersebut diantaranya terdapat pembahasan tentang keimanan dan beramal shaleh karena memang keduanya merupakan kata kunci untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat</p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p>BAB III</p><p>PENUTUP</p><p>KESIMPULAN</p><p>Pendidikan Islam ialah bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa kepada anak didik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian muslim.Sedangkan yang dimaksud dengan Ilmu ialah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan mempunyai metode-metode tertentu yang bersifat alamiah.</p><p>Dengan demikian Ilmu Pendidikan Islam ialah uraian secara sistematis dan ilmiah tentang bimbingan atau tuntutan pendidikan kepada anak didik dalam berkembang. agar tumbuh menjadi pribadi yang baik menurut ajaran islam.</p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p>DAFTAR PUSTAKA </p><p><br /></p><p>Khalil, Manna al-Qattan. 2009. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an. Bogor: Pustaka Litera AntarNusa </p><p><br /></p><p>Nata, Abuddin. 2012. Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada </p><p><br /></p><p>Ramayulis. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia </p><p><br /></p><p>Tim Penyusun. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka </p><p><br /></p><p>Hamid, Abdul. 2015. Pengantar Studi Al-Qur’an. Jakarta: Pranabaru Group </p><p><br /></p><p>Yusuf, Kadar M. 2015. Tafsir Tarbawi Pesan-Pesan Al-Quran tentang Pendidikan.Jakarta: Imprint Bumi Aksara </p><p><br /></p><p>Daradjat, Zakiah. 2011.Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara </p><p><br /></p><p>Syamsul Kurniawan, dkk. 2012. Studi Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA</p>As'adhttp://www.blogger.com/profile/00359293837432942927noreply@blogger.com35tag:blogger.com,1999:blog-7465570218442255687.post-39370268830417858082020-10-12T00:55:00.004-07:002020-10-12T00:56:24.288-07:00HUBUNGAN ILMU AKHLAK DENGAN ILMU LAIN <p>Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Pendidikan Akhlak</p><p>Dosen pengampu: As’adut Tabi’in, M.Pd</p><p>Disusun Oleh:</p><p>Annisa Indah Saputri</p><p>Arief Bowo</p><p>Bayu Arga Dahana</p><p><br /></p><p>Program Sarjana Strata Satu (S1)</p><p>Jurusan Pendidikan Agama Islam</p><p><br /></p><p><br /></p><p>SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM </p><p>MADINATUN NAJAH</p><p>RENGAT</p><p>2020</p><p><br /></p><p><br /></p><p>KATA PENGANTAR</p><p><br /></p><p>Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayahnya lah kita dapat menyelesaikan makalah berjudul “Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Lain ” tepat waktu.</p><p>Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Dosen Bapak As’adut Tabi’in, M.Pd pada bidang mata kuliah Pendidikan Akhlak di STAI MADINATUN NAJAH RENGAT. Selain itu, kami berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca mengenai Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu lain.</p><p>Kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada, Bapak As’adut Tabi’in M. Pd selaku Dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Akhlak, Tugas yang telah di berikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang di tekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada senua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.</p><p>Penulis menyadari makalah masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.</p><p><br /></p><p><br /></p><p>Rengat, 6 Oktober 2020</p><p><br /></p><p>BAB I</p><p>PENDAHULUAN</p><p><br /></p><p>Latar Belakang</p><p>Pada hakikatnya setiap ilmu pengetahuan antara yang satu dengan yang lainnya itu saling berhubungan. Akan tetapi hubungan tersebut ada yang sifatnya berdekatan, pertengahan, bahkan ada pula yang jauh.</p><p>Pada pembahasan kali ini kita akan mengkaji bersama tentang ilmu-ilmu yang berhubungan dengan ilmu akhlak, yaitu diantaranya tasawuf, ilmu tauhid, ilmu jiwa, ilmu pendidikan dan ilmu filsafat.</p><p>Konsep akhlakul karimah adalah konsep hidup yang lengkap dan tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan alam sekitar, tetapi juga terhadap penciptanya. Allah menciptakan ilmu pengetahuan bersumber dari Al-Qur’an. Namun tidak semua orang mengetahui atau percaya akan hal itu. Ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan manusia dalam menggali ilmu-ilmu yang ada dalam Al-Qur’an itu sendiri. Oleh karena itu permasalahan hubungan antara ilmu akhlak dengan ilmu lainnya ini diangkat, yakni keterkaitan antara akhlak islam dan ilmu berdasarkan ilmu hadist.</p><p><br /></p><p>Rumusan Masalah</p><p><br /></p><p>Bagaimana hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf</p><p>Bagaimana hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid</p><p>Bagaimana hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Jiwa</p><p>Bagaimana hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Pendidikan</p><p>Bagaimana hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat</p><p><br /></p><p>Tujuan Pembahasan</p><p><br /></p><p>Agar dapat memahami hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf</p><p>Agar dapat memahami hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid</p><p>Agar dapat memahami hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Jiwa</p><p>Agar dapat memahami hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Pendidikan</p><p>Agar dapat memahami hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat</p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p>BAB II</p><p>PEMBAHASAN</p><p>Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf</p><p><br /></p><p>Antara Ilmu Akhlak dan ilmu tasawuf memiliki hubungan yang berdekatan. Pengertian ilmu tasawuf adalah ilmu yang dengannya dapat diketahui hal-hal yang terkait dengan kebaikan dan keburukan jiwa. Tujuan ilmu tasawuf itu sendiri adalah untuk mendekatkan diri kepada allah dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan menghias diri dengan perbuatan yang terpuji. Dengan demikian dalam proses pencapaian tujuan bertasawuf seseorang harus terlebih dahulu berakhlak mulia.</p><p>Pada dasarnya bertasawuf adalah melakukan serangkaian ibdah seperti shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya. Hubungan antara ilmu akhlak dengan ilmu tasawuf lebih lanjut dapat diuraikan sebagai berikut:</p><p>Ketika mempelajari tasawuf ternyata pula bahwa Al-Qur’an dan Al-Hadist menekankan nilai-nilai kejujuran, kesetiakawanan, persaudaraan, rasa kesosialan, rasa keadilan, tolong-menolong, murah hati, suka memberi maaf, sabar, baik sangka, berkata benar, pemurah, keramahan, bersih hati, berani, kesucian, hemat, menepati janji, disiplin, mencintai ilmu, dan berfikir lurus. Nilai-nilai serupa ini yang harus dimiliki oleh seorang musliam dan dimasukkan ke dalam dirinya dari masa ia kecil.</p><p>Jadi hubungan antara ilmu akhlak dan ilmu tasawuf dalam islam ialah bahwa akhlak merupakan pangkal tolak tasawuf, sedangkan tasawuf adalah esensi dari akhlak sendiri.</p><p>Allah SWT berfirman dalam Q.S al-ahzab 33:21 ya ng artinya:</p><p>“sungguh telah ada pada (diri) rasulullah itu suri teladan yang baik bagi mu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (keatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah”</p><p><br /></p><p>Hubungan Antara Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Tauhid</p><p><br /></p><p>Hubungan antara ilmu akhlak dengan ilmu tauhid merupakan hubungan yang bersifat berdekatan, sebelum membahas lebih jauh apa hbungan antara ilmu akhlak dengan ilmu tauhid terlebih dahulu kita mengingat kembali apa pengertian ilmu akhlak dengan ilmu tauhid. </p><p>Menurut Ibn Maskawih Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan, sedangkan ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas tentang cara-cara mengesakan Tuhan sebagai salah satu sifat yang terpenting diantara sifat Tuhan lainnya.</p><p>Hubungan ilmu antara ilmu akhlak dengan ilmu tauhid dapat dilihat melalui beberpa analisis, yaitu:</p><p>Dilihat segi obyek pembahasannya, ilmu tauhid sebagaimana diuraikan di atas membahas masalah tuhan baik dari segi zat, sifat, dan perbuatannya. Kepercayaan yang mantap kepada tuhan yang demikian itu, akan menjadi landasan sehingga perbuatan yang dilakukan manusia semata-mata karena allah SWT. Dengan demikian ilmu tauhid akan mengarahkan perbuatan manusia menjadi ikhlas dan keikhlasan ini merupakan salah satu akhlak yang mulia. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Bayyinah 98:5, yang artinya:</p><p>“padahal mereka hanya diperintah menyembah allah, dengan ikhlas menaatinya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan solat dan menunaikan zakat, dan juga yang demikian itulah agama yang lurus (benar)“</p><p>Dilihat dari segi fungsinya, ilmu tauhid menghendaki agar seseorang yang bertauhid tidak hanya cukup dengan menghafal rukun iman yang enam dengan dalil-dalilnya saja, tetapi yang terpenting adalah agar orang yang bertauhid itu meniru dan mencontoh terhadap subyek yang terdapat dalam rukun iman itu. Misalnya jika seseorang beriman kepada malaikat, maka yang dimaksudkan antara lain adalah agar manusia meniru sifat-sifat yang terdapat pada malaikat, seperti jujur, amanah, tidak pernah durhaka dan patuh melaksanakan segala yang diperintahkan tuhan, percaya kepada malaikat juga dimaksudkan agar manusia merasa diperhatikan dan diawasi oleh para malaikat, sehingga ia tidak berani melanggar larangan tuhan. Dengan cara demikian percaya kepada malaikat akan membawa kepada perbaikan akhlak yang mulia. Allah SWT berfirman dalam QS.At-tahrim 66:6, yang artinya:</p><p>“ wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada allah terhadap apa yang dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan “</p><p>Dari uraian diatas dapat dilihat dengan jelas adanya hubungan yang erat antara keimanan yang dibahas dalam ilmu tauhid dengan perbuatan baik yang dibahas dalam ilmu akhlak, dan ilmu akhlak tampil memberikan penjabaran dan pengalaman dari ilmu tauhid. Tauhid tanpa akhlak yang mulia tidak akan kokoh. Selain itu tauhid memberikan arah terhadap akhlak, dan akhlak memberi isi terhadap arahan tersebut. Disinilah letaknya hubungan yang erat dan dekat antara tauhid dan akhlak.</p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p>Hubungan Antara Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Jiwa</p><p><br /></p><p>Dilihat dari bidang pembahasannya, Ilmu jiwa membahas tentang aspek kejiwaan yang tampak dalam tingkah laku manusia. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa dalam diri manusia terdapat potensi rohaniah yang cenderung kepada kebaikan dan keburukan. Selain itu, didalam ilmu jiwa juga mengandung informasi tentang perbedaan psikologis dalam setiap jenjang usia seseorang. Gejala psikolagis yang di alami setiap orang ini memberikan informasi tentang pentingnya penyampaian ajaran akhlak sesuai perkembangan jiwa.</p><p>Dengan demikian, ilmu jiwa juga dapat memberikan masukan dalam rangka merumuskan tentang metode dan pendekatan dalam pembinaan akhlak seseorang. Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Balad 90:10, yang artinya:</p><p>“Dan kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebaikan dan kejahatan)”</p><p>Pada masa akhir-akhir ini, dalam ilmu jiwa terdapat suatu cabang yang disebut “ilmu jiwa masyarakat”. Dimana ilmu tersebut menyelidiki akal manusia dari masyarakat. dalam hal ini yang diselidiki adalah masalah bahasa dan akibatnya terhadap terhadap akal manusia, adat kebiasaan bangsa yang mundur dan perkembangan susunan masyarakat. Dan cabang ilmu ini juga secara langsung memberi bekas pada etika melebihi dari ilmu jiwa itu sendiri.</p><p><br /></p><p>Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Pendidikan</p><p>Ilmu pendidikan sebagai dijumpai dalam literatur banyak berbicara mengenai berbagai aspek yang ada hubungannya dengan tercapainya tujuan pendidikan. Dalam ilmu ini antara lain dibahas tentang rumusan tujuan pendidikan, materi pelajaran (kurikulum), guru, metode, sarana dan prasarana, lingkungan, bimbingan, proses belajar-mengajar dan lain sebagainya.</p><p>Semua aspek pendidikan tersebut ditujukan pada tercapainya tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan ini dalam pendangan Islam banyak berhubungan dengan kualitas manusia yang berakhlak. Ahmad D. Marimba mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah identik dengan tujuan hidup seorang Muslim, yaitu seorang hamba Allah SWT yang mengandung implikasi kepercayaan dan penyerahan diri kepada-Nya. Sementara itu pendidikan budi pekerti adalah jiwa dari pendidikan Islam, dan Islam telah menyimpulkan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa pedidikan Islam. Mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan. Menjadi manusia yang baik dan terwujudnya manusia sebagai hamba Allah SWT. </p><p>Jadi dapat dirumuskan dari keempat tujuan pendidikan Islam itu dihubungkan antara satu dengan lainnya, maka dapat diketahui bahwa tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya seorang hamba Allah SWT yang patuh dan tunduk melaksanakan sgala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya serta memiliki sifat-sifat dan akhlak yang mulia.</p><p>Antara akhlak dengan ilmu pendidikan mempunyai hubungan yang sangat mendasar dalam hal teoritik dan pada tatanan praktisnya. sebab, dunia pendidikan sangat besar sekali pengaruhnya terhadap perubahan perilaku, ahlak seseorang. Berbagai ilmu diperkenalkan, agar siswa memahaminya dan dapat melakukan suatu perubahan pada dirinya. Apabila siswa diberi pelajaran “Ahlak”, pendidikan mengajarkan bagaimana seharusnya manusia itu bertingkah laku, bersikap terhadap sesamanya dan penciptanya (Tuhan).</p><p><br /></p><p>Hubungan Antara Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Filsafat</p><p><br /></p><p>Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha menyelidiki segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dengan menggunakan pikiran. Filsafat sebagaimana diketahui adalah suatu upaya berpikir mendalam, radikal, sampai ke akar-akarnya, universaldan sistematik dalam rangka menemukan inti atau hakikat mengenai segala seuatu. Dalam filsafat segala sesuatu dibahas untuk ditemukan hakikatnya.[13]</p><p>Diantara obyek pemikiran filsafat yang erat kaitannya dengan Ilmu Akhlak adalah tentang manusia. Para filosof Muslim seperti Ibn Sina dan al-Ghazali memiliki pemikiran tentang manusia sebagaimana terlihat dalam pemikirannya tentang jiwa. Jiwa manusia merupakan satu unit yang tersendiri dan mempunyai wujud terlepas dari badan. Jiwa manusia timbul dan tercipta tiap kali ada badan, yang sesuai dan dapat menerima jiwa, lahir di dunia ini. Jika jiwa manusia telah mencapai kesempurnaan sebelum ia berpisah dengan badan, maka ia selamanya akan berada dalam kesenangan, dan jika ia berpisah dengan badan dalam keadaan tidak sempurna, karena semasa bersatu dengan badan ia selalu dipengaruhi oleh hawa nafsu badan, maka ia akan hidup dalam keadaan menyesal dan terkutuk untuk selama-lamanya diakhirat. </p><p>Dalam pada itu al-Ghazali membagi umat manusia ke dalam tiga golongan yaitu :</p><p>a. Kaum Awam, yang berpikirnya sederhana sekali.</p><p>b. Kaum Pilihan, yang akalnya tajam dan berpikir secara mendalam.</p><p>c. Kaum Penengkar, sikap mematahkan argumen-argumen. </p><p>Selain itu, filsafat juga membahas tentang Tuhan, alam dan alam lainnya. Dari pembahasan ini akan dapat diketahui dan dirumuskan tentang cara-cara berhubungan dengan Tuhan dan memperlakukan makhluk serta alam lainnya. Dengan demikian akan dapat diwujudkan akhlak yang baik terhadap Tuhan, terhadap manusia, alam dan makhluk Tuhan lainnya.</p><p>Dengan mengetahui berbagai ilmu yang berhubungan dengan Ilmu Akhlak tersebut, maka seseorang yang akan memperdalam Ilmu Akhlak, perlu pula melengkapi dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan yang disebutkan. Menunjukkan dengan jelas bahwa Ilmu Akhlak adalah Ilmu yang sangat akrab atau berdekatan dengan berbagai permasalahan lainnya yang ada disekitar kehidupan manusia</p><p><br /></p><p>BAB III</p><p>PENUTUP</p><p>Kesimpulan</p><p> Bahwa ilmu akhlak adalah suatu ilmu yang sangat penting dimiliki manusia karena dengan ilmu akhlak jiwa kita lebih tenang damai, dan menjadi manusia yang lebih baik. Hubungan ilmu ahlak dengan Ilmu Tasawuf, Tauhid, Jiwa, Pendidikan dan Filsafat adalah untuk mengetahui apakah keadaaan rohani dan jasmani baik individu ataupun masyarakat tertentu baik atau buruk.</p><p><br /></p><p>Saran</p><p>Dari makalah yang kami buat ini, kami berharap adanya kritik dan juga saran untuk lebih membangun dan mengembangkan isi dari makalah ini. Dengan adanya kritik dan saran pembaca juga sebagai motivasi bagi kami agar memperluas ilmu yang kami peroleh.</p><p>Dalam pembuatan makalah ini, kami berharap pembaca dapat menambah wawasannya dalam judul makalah yang kami tampilkan. Tujuannya agar para pembaca lebih giat untuk membaca supaya dapat menambah wawasan dalam memahami hubungan antara ilmu akhlak dengan ilmu lainnya.</p><p>DAFTAR PUSTAKA</p><p><br /></p><p>https://mynewblogmyarticlebibehn.blogspot.com/2016/12/hubungan-akhlak-dengan-ilmu-lainnya.html?m=1</p><p>http://makalahmatakuliahprodimpi21.blogspot.com/2017/12/hubungan-ilmu-akhlak-dengan-ilmu-ilmu.html?m=1</p>As'adhttp://www.blogger.com/profile/00359293837432942927noreply@blogger.com50tag:blogger.com,1999:blog-7465570218442255687.post-26954413095438140412020-06-02T21:59:00.002-07:002020-10-18T22:47:16.057-07:00Materi Ulumul Qur'an dan Ulumul Hadits<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Bagi mahasiswa yang sedang menempuh perkuliahan dengan matakuliah Ulumul Qur'an dan Ulumul Hadits, silahkan download Bukunya di bawah ini.<br />
Semoga bermanfaat.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSBtRTveBzB6r5QmsTUm6_LpHqQayqlPD1fqCNlcEUdM7INWyEj3doGm9NcACjNnb3u6f81u24d6X8YqyTfJzGDdj6edRoqHAfYgOgUbW31uJ1DGpulyAyRRHXksWhM99wGihSKDjvm8o/s1600/Ulum_Al_Qur.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="422" data-original-width="353" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSBtRTveBzB6r5QmsTUm6_LpHqQayqlPD1fqCNlcEUdM7INWyEj3doGm9NcACjNnb3u6f81u24d6X8YqyTfJzGDdj6edRoqHAfYgOgUbW31uJ1DGpulyAyRRHXksWhM99wGihSKDjvm8o/s200/Ulum_Al_Qur.jpg" width="166" /></a></div>
<br />
<a href="http://q.gs/FCDNz" target="_blank">DOWNLOAD BUKU ULUMUL QUR'AN 1</a><br />
<br />
<a href="http://q.gs/FCDO7" target="_blank">DOWNLOAD BUKU ULUMUL QUR'AN 2</a><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfan7TRoQV6A0TqMvHifbTTuVqvrev_dx-9Kf1FaHmX07gjH9LhryeR8Ss1nqoyJ6_u-p89m_XNUAAPeVvIWxZS_3MQIqmLvD44mvMWJCd4fm8wJajxY-5MTx0JEWnSUzxzY43ttdDRwE/s1600/ulum+hadits.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1187" data-original-width="1020" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfan7TRoQV6A0TqMvHifbTTuVqvrev_dx-9Kf1FaHmX07gjH9LhryeR8Ss1nqoyJ6_u-p89m_XNUAAPeVvIWxZS_3MQIqmLvD44mvMWJCd4fm8wJajxY-5MTx0JEWnSUzxzY43ttdDRwE/s200/ulum+hadits.jpg" width="171" /></a></div>
<br />
<a href="http://q.gs/FCDOB" target="_blank">DOWNLOAD BUKU ULUMUL HADITS</a></div>
As'adhttp://www.blogger.com/profile/00359293837432942927noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7465570218442255687.post-69054582951833858872020-04-03T23:58:00.000-07:002020-04-04T00:04:36.316-07:00Pelajaran alam<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Pelajaran alam<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcdCVwaV7HMwU9ydM0PJvCQp0TjKXTOe6-ExfTULJamXGSTMG2N4Ps3gX7tIM_8KqwsbbEzyQ66_ni2Dsse51Tg83DHZAMqUCSUl6e5nIL4pbjhhPi6h87qtvS24OtiGZjUrhJdr8sJTI/s1600/20200329_180139.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="416" data-original-width="416" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcdCVwaV7HMwU9ydM0PJvCQp0TjKXTOe6-ExfTULJamXGSTMG2N4Ps3gX7tIM_8KqwsbbEzyQ66_ni2Dsse51Tg83DHZAMqUCSUl6e5nIL4pbjhhPi6h87qtvS24OtiGZjUrhJdr8sJTI/s200/20200329_180139.jpg" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Hari ini (4 april 2020), seperti biasa, rutinitas saya adalah berkumpul bersama teman menikmati kopi, walau wabah corona mengharuskan kami saling curiga dan waspada. Sisa paket data pada HP mengharuskan saya untuk mencari jaringan geratis alias WiFi. Untuk menghargai pemilik dan privasi pemilik wifi, ku sodorkan Hp ku pada salah seorang pemakai wifi yang mungkin lebih dulu tau paswordnya. Paswordnya apa tanyaku.</div>
Aku tak tau paswordnya, tapi hp ku nyambung wifinya, jawabnya.<br />
Loh, kok bisa, tanyaku penasaran.<br />
Iya, yg masukin pasword di hp ku dia yang punya wifi. Aku tak perlu tau paswordnya, yang terpenting bagiku nyambung (wifinya), dia menjelaskan.<br />
.....<br />
<div style="text-align: justify;">
Kalimat sederhananya bagiku memiliki makna yang luar biasa.</div>
<div style="text-align: justify;">
Selama ini kita selalu sibuk mencari dalil yg sebenarnya bagi orang awam agama hanya perlu tuntunan dari mereka yang memahami agama, dan mereka yang awam tinggal menjalankan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pastinya butuh waktu lama dan tak cukup umur bahi mereka untuk tau semua dalil tentang aktivitas beragama mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ulama tentunya yang kredibel dibidangnya telah banyak menjelaskan, hanya terkadang kita yang keilmuannya jauh dibanding ulama baik muqadimin maupun mutaakhirin, sok sibuk mencarinya. Tentunya kita tidak mampu sejajar atau bahkan melebihi kemampuan ulama salaf yg telah lebih dulu merumuskan setiap aktivitas ibadah dalam bentuk fiqih.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka tak perlu tau atau banyak tau, yang terpenting bagi mereka wushul atau sambung pada sang pencipta. Mereka tak perlu tau dalil tentang senyum adalah ibadah, yang mereka tau adalah praktek ramah terhadap sesama tanpa harus tau dalilnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka yg awam lebih dulu sampai pada hakikat yg Allah inginkan. Sedang kita sibuk mencari dalilnya.</div>
</div>
As'adhttp://www.blogger.com/profile/00359293837432942927noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7465570218442255687.post-50989799134345669212019-08-15T19:25:00.001-07:002019-08-15T19:25:12.699-07:00Hami'ul Hawami' Fi Syarhi Jam'il Jawami'<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhreuVmrfyFI7iMIJ5iGoL3hMmXRdqyAuzrQEfiGbCKdBKAljbDi-mgvJPbbu37iZmduW7oB2IeBNgnsLLADr3zKhWBKXJI7pXrJttneznGpUJvxDhz-AbUp5WilrHmPbdsVyark6Djl0Y/s1600/hami%2527ul+hawami%2527.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="719" data-original-width="486" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhreuVmrfyFI7iMIJ5iGoL3hMmXRdqyAuzrQEfiGbCKdBKAljbDi-mgvJPbbu37iZmduW7oB2IeBNgnsLLADr3zKhWBKXJI7pXrJttneznGpUJvxDhz-AbUp5WilrHmPbdsVyark6Djl0Y/s320/hami%2527ul+hawami%2527.jpg" width="216" /></a></div>
<b>Judul </b> : Hami'ul Hawami' Fi Syarhi Jam'il Jawami'<br />
<b>Penulis</b> : Jalaluddin As-Suyuthi<br />
<b>Muhaqqiq</b> : Dr. Abdul 'Aal Salim Makrom - Abdussalam Muhammad Harun<br />
<b>Penerbit :</b><br />
Mu'assisah Ar-Risalah, Beirut - Lebanon ( Juz 1 - Juz 3 )<br />
Darul Buhuts Al 'Ilmiyah, Kuwait ( Juz 4 - Juz 7 )<br />
<b>Cetakan : -</b><br />
<b>Tahun terbit:</b> 1992<br />
Download (PDF): <a href="http://q.gs/EwXkx" target="_blank">Cover</a> <a href="http://q.gs/EwXlA" target="_blank">Juz 1</a> <a href="http://q.gs/EwXlI" target="_blank">Juz 2</a> <a href="http://q.gs/EwXlP" target="_blank">Juz 3</a> <a href="http://q.gs/EwXlX" target="_blank">Juz 4</a> <a href="http://q.gs/EwXlj" target="_blank">Juz 5</a> <a href="http://q.gs/EwXlt" target="_blank">Juz 6</a> <a href="http://q.gs/EwXm3" target="_blank">Juz 7</a></div>
As'adhttp://www.blogger.com/profile/00359293837432942927noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7465570218442255687.post-69851927588723298952019-08-15T19:03:00.001-07:002019-08-15T19:03:19.889-07:00Dalilul Falihin Li Thuruqi Riyadhus Sholihin<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLpLHdpZHobOo-HTDfXylkqQvUQ9lRnlnSiHTfuEauH9mXKM8kLrQY13t9hW8hlxc6RyMb2Dxai4oBS1VlmlXhMBS4zm7fHathRUNewAfP10QTY1gKW26FLXMUaFySs4_NwyJr6bC-bDE/s1600/dalil.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="256" data-original-width="176" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLpLHdpZHobOo-HTDfXylkqQvUQ9lRnlnSiHTfuEauH9mXKM8kLrQY13t9hW8hlxc6RyMb2Dxai4oBS1VlmlXhMBS4zm7fHathRUNewAfP10QTY1gKW26FLXMUaFySs4_NwyJr6bC-bDE/s1600/dalil.jpg" /></a></div>
Nama Kitab : <a href="http://a2dcollection.blogspot.com/" target="_blank">Dalilul Falihin Li Thuruqi Riyadhus Sholihin</a><br />
Penulis : Muhammad bin Allan As-Shodiqi Asy-Syafi’i<br />
Muhaqqiq : Dr. Nazih Kamal Hammad – Dr. Utsman Jum’ah Dhomiriyah<br />
Penerbit : Darut Kutub Al Arobi, Beirut – Lebanon<br />
Download (PDF) : <a href="http://q.gs/EwXgv" target="_blank">Cover</a> <a href="http://q.gs/EwXgy" target="_blank">Muqoddimah</a> <a href="http://q.gs/EwXgM" target="_blank">Juz 1</a> <a href="http://q.gs/EwXgQ" target="_blank">Juz 2</a> <a href="http://q.gs/EwXgS" target="_blank">Juz 3</a> <a href="http://q.gs/EwXgV" target="_blank">Juz 4</a> <a href="http://q.gs/EwXgc" target="_blank">Juz 5</a> <a href="http://q.gs/EwXgm" target="_blank">Juz 6</a> <a href="http://q.gs/EwXgp" target="_blank">Juz 7</a> <a href="http://q.gs/EwXhK" target="_blank">Juz 8</a> </div>
As'adhttp://www.blogger.com/profile/00359293837432942927noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7465570218442255687.post-19424737760827841032019-08-11T22:00:00.001-07:002019-08-11T22:00:07.429-07:00Manajemen Pengelolaan dan Pembiayaan Pesantren Berbasis Unit Usaha<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0K3TulyWrEWFT_8ad5D4Qo62eA81XTkMbP-W2MVNYuRhWlWx4l7N17-FUYYCe34hJRxUHUgOIEiqXvV0SCKzRozjBp9WM6qLxqQlWtjCoGE5ZBetvWY_9qoxrSA-VklRXwLAhYHrE4Vc/s1600/y.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="533" data-original-width="800" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0K3TulyWrEWFT_8ad5D4Qo62eA81XTkMbP-W2MVNYuRhWlWx4l7N17-FUYYCe34hJRxUHUgOIEiqXvV0SCKzRozjBp9WM6qLxqQlWtjCoGE5ZBetvWY_9qoxrSA-VklRXwLAhYHrE4Vc/s320/y.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Pendidikan islam dalam sejarahnya di Indonesia mengalami banyak perkembangan, baik dalam proses pembelajarannya, hingga kontribusinya dalam memerdekakan Negara Republik Indonesia. Banyak dari para tokoh adalah produk dari pesantren di Indonesia. Sayangnya dalam masa perkembangannya, pesantren tidak selalu mulus terlebih dalam hal manajemen pembiayaannya. Sebenarnya, kita mampu menggali potensi yang ada dalam menerapkan pendidikan ala pesantren di Indonesia khususnya dalam me-manage pembiayaan pesantren. </div>
<div style="text-align: justify;">
Bila kita gali sejarah Pesantren Klasik Di Indonesia, maka kita akan menemukan bahwa pesantren dibiayai oleh kiayi/ pengasuhnya secara pribadi, walau dalam perkembangannya, pembiayaan atau sumber dana terpaku pada SPP santri. Disamping itu, pesantren biasanya memiliki unit usaha yang dimiliki pesantren untuk menghidupi santri dan para ustadznya dalam hal operasional penyelenggaraan pendidikan. Biasanya pondok Pesantren memiliki sebidang tanah yang dikelola oleh santri yang mengabdi pada Kiyai (<i>Abdi Ndalem</i>). Para santri Abdi Ndalem ini biasanya tidak membayar/ atau tidak diharuskan membayar karena keterbatasan ekonomi orang tua atau sengaja untuk mengabdikan diri mereka pada kiyai demi mendapatkan Barokah ilmu yang mereka cari.</div>
<div style="text-align: justify;">
Setidaknya, pesantren klasik tidak mengandalkan bantuan dari luar untuk menghidupi biaya operasionalnya. Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan Jawa Timur, memberikan contoh pada kita bahwa pengelolaan keuangan dengan basis KOPONTREN-nya telah berhasil mengembangkan usaha bidang koperasi. Lebih jauh dari itu Pesantren sidogiri yang didirikan Syayid Sulaiman asal Cirebon pada 1745 ini berhasil mendirikan Perusahaan Air minum kemasan yang hasilnya mampu menunjang biaya operasional Pesantren. Disamping itu, Pesantren Sidogiri juga menjalin kerjasama dengan Perusahaan bidang Minyak Kelapa sawit yang menghasilkan sebuah produk Minyak Goreng Sidogiri. Setidaknya ini menjadi contoh bagi Pesantren di Indonesia agar menjadi Pesantren yang mandiri dalam manajemen pengelolaan pembiayaan operasional Pendidikan Pesantren.</div>
<div style="text-align: justify;">
Penyesuaian Komoditas yang ada di Daerah setidaknya menjadi acuan untuk mengembangkan potensi di Daerah dimana Pesantren itu berdiri, sehingga kedepannya Pendidikan Islam jauh dari kesan <i>Miskin Biaya, </i>dan kesan kumuh yang selama ini melekat pada lembaga pendidikan islam.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pesantren Tebuireng jombang, yang didirikan oleh K.H. Hasyim Asy'ari pada 1899 di Jombang, juga memberikan kontribusinya dalam mencetak santri dan lulusan yang berjiwa entrepreneur. Dalam Asuhan Shalahudin Wahid (Gus Sholah), Tebuireng telah mampu menjadi pesantren yang mengembangkan Manajemen pengelolaan dan pembiayaan nya berbasis unit usaha.</div>
</div>
As'adhttp://www.blogger.com/profile/00359293837432942927noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7465570218442255687.post-64087044729933782512019-07-22T19:07:00.000-07:002019-07-22T19:07:16.287-07:00Ghoyatul Maqshud Fi Syarhi Sunan Abu Dawud<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjqAUjZ5yiKb3MBwAaU6P1TBtIxuJmKEvhVBntfGtZ8nduKbV9p53wdBtY5FO0E8OwYo-ATsiLvnPDv6FJUkhPZ8IwguIXL4kIh5vHHuKNTVgqa13WJcGEezdmXsasOZqlBMtZs8ydp1s/s1600/Ghoyatul+Makshud+Sunan+Abu+Dawud.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="557" data-original-width="428" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjqAUjZ5yiKb3MBwAaU6P1TBtIxuJmKEvhVBntfGtZ8nduKbV9p53wdBtY5FO0E8OwYo-ATsiLvnPDv6FJUkhPZ8IwguIXL4kIh5vHHuKNTVgqa13WJcGEezdmXsasOZqlBMtZs8ydp1s/s200/Ghoyatul+Makshud+Sunan+Abu+Dawud.jpg" width="153" /></a></div>
Judul kitab : Ghoyatul Maqshud Fi Syarhi Sunan Abu Dawud<br />
Penulis : Imam Muhammad Syamsul Haq Al-Adhim Abadi<br />
Muhaqqiq : -<br />
Penerbit : Al-Majma' Al-Ilmi & Hadits Academy - Pakistan<br />
Cetakan : Pertama<br />
Tahun terbit : 1414 H.<br />
DOWNLOAD:<br />
<a href="http://optitopt.com/1ObC" target="_blank">Jilid 1</a> <a href="http://optitopt.com/1OcV" target="_blank">Jilid 2</a> <a href="http://j.gs/CzXG" target="_blank">Jilid 3</a></div>
As'adhttp://www.blogger.com/profile/00359293837432942927noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7465570218442255687.post-80305935148596564312019-07-22T18:55:00.000-07:002019-07-22T18:55:03.806-07:00Al-Hawi Al-Kabir Fi Fiqhi Madzhabil Imam asy-Syafi'i <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-GlCAXqI1EKW9vKktUXuv6n0fNF7qCUgOZFlXF_py2_crsxpE27F2SOU8-eGzP27HbiEI0IuHkdcHGlDMrXuq4UOpA48wwwocXwjW6Y8-6bTMkYyiqMJVbgv8pjNMFO11W34Pur1Wp0g/s1600/hawi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="650" data-original-width="450" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-GlCAXqI1EKW9vKktUXuv6n0fNF7qCUgOZFlXF_py2_crsxpE27F2SOU8-eGzP27HbiEI0IuHkdcHGlDMrXuq4UOpA48wwwocXwjW6Y8-6bTMkYyiqMJVbgv8pjNMFO11W34Pur1Wp0g/s200/hawi.jpg" width="138" /></a></div>
Judul kitab : Al-Hawi Al-Kabir Fi Fiqhi Madzhabil Imam asy-Syafi'i<br />
Penulis : Abul Hasan, Ali bin Muhammad bin Habib Al-Mawardi Al-Bashri ( Imam Mawardi )<br />
Muhaqqiq : Ali Mu'awwidh dan Adil abdul Maujud<br />
Penerbit : Darul Kutub Al-Ilmiyah, Beirut - Lebanon<br />
Cetakan : Pertama<br />
Tahun terbit : 1994<br />
Download : <a href="http://optitopt.com/1O2f" target="_blank">Cover</a> <a href="http://optitopt.com/1O4D" target="_blank">Pendahuluan</a> <a href="http://optitopt.com/1O5h" target="_blank">Juz 1</a> <a href="http://optitopt.com/1O68" target="_blank">Juz 2</a> <a href="http://optitopt.com/1O6x" target="_blank">Juz 3</a> <a href="http://optitopt.com/1O7Z" target="_blank">juz 4</a> <a href="http://optitopt.com/1O8o" target="_blank">Juz 5</a> <a href="http://optitopt.com/1O9P" target="_blank">Juz 6</a> <a href="http://optitopt.com/1OAK" target="_blank">Juz 7</a> <a href="http://optitopt.com/1OB5" target="_blank">Juz 8</a> <a href="http://optitopt.com/1OBy" target="_blank">Juz 9</a> <a href="http://optitopt.com/1OD3" target="_blank">Juz 10</a> <a href="http://optitopt.com/1ODh" target="_blank">Juz 11</a> <a href="http://optitopt.com/1OET" target="_blank">Juz 12</a> <a href="http://optitopt.com/1OFb" target="_blank">Juz 13</a> <a href="http://optitopt.com/1OGp" target="_blank">Juz 14</a> <a href="http://optitopt.com/1OIA" target="_blank">Juz 15</a> <a href="http://optitopt.com/1OJc" target="_blank">Juz 16</a> <a href="http://optitopt.com/1OKs" target="_blank">Juz 17</a> <a href="http://optitopt.com/1OLX" target="_blank">Juz 18</a></div>
As'adhttp://www.blogger.com/profile/00359293837432942927noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7465570218442255687.post-18148552309489144762019-07-21T22:30:00.003-07:002019-07-21T22:30:52.581-07:00Bimbingan Teknis Penyusunan Borang AIPT PTKIS 9 Kriteria Kopertais 12 Riau Kepulauan Riau<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhODWe5X7WORCFmDcoBFE46qzsDXYBeniKO1aSi7e-xywj1SAVmITauwqzZoUP03BLJQslTtKFGCgGyoHLmXfvzvPZ9vOu5cNX5MRwa41qLI2SWaf50vLVsirVMkuqcWm_gzKrhQkUua9A/s1600/Akreditasi+9+Kriteria.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; display: inline !important; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhODWe5X7WORCFmDcoBFE46qzsDXYBeniKO1aSi7e-xywj1SAVmITauwqzZoUP03BLJQslTtKFGCgGyoHLmXfvzvPZ9vOu5cNX5MRwa41qLI2SWaf50vLVsirVMkuqcWm_gzKrhQkUua9A/s320/Akreditasi+9+Kriteria.jpg" width="320" /></a>Untuk membimbing seluruh PTKIS yang berada di bawah naungan kopertais 12, Kopertais 12 mengadakan bimbingan teknis penyusunan Borang dengan 9 Kriteria. Setidaknya sekitar 16 PTKIS di wilayah Riau dan Kepulauan Riau mengikuti dengan seksama program tersebut. Berdasarkan pertemuan sebelumnya yang dilaksanakan di Gading Serpong, Tangerang Selatan setidaknya ada 15 PTKIS di Riau Kepri yang telah harus mengajukan Akreditasi dengan borang 9 kriteria Maksimal pada bulan Oktober tahun ini. Jika tidak, PTKIS yang bersangkutan akan tertutup dengan sendirinya, karena secara otomatis terhapus dari sistem Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) yang telah memberlakukan Sistem Akreditasi Online (SAPTO).</div>
<div style="text-align: justify;">
Acara ini dikemas dalam bentuk Workshop, yang dilaksanakan pada 9-11 Juli 2019, bertempat di Royal Asnof Hotel, Pekanbaru. Dibuka dan dimulai pada Hari selasa dan berakhir pada hari Kamis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhs_u-TH2pMbbtEPmzXvjF2lPusZsUOnddbN9XoBmHXEGV_xO0JekxHu5OuAWh5DGv7UmntyCUyscDPJkLpdl1cuDP1AgnDW5MvFfUgXFvGN7lPuPRFpzVhxWOfgoJGM0X0jj6MQOryUFw/s1600/Akreditasi+9+Kriteria+2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhs_u-TH2pMbbtEPmzXvjF2lPusZsUOnddbN9XoBmHXEGV_xO0JekxHu5OuAWh5DGv7UmntyCUyscDPJkLpdl1cuDP1AgnDW5MvFfUgXFvGN7lPuPRFpzVhxWOfgoJGM0X0jj6MQOryUFw/s320/Akreditasi+9+Kriteria+2.jpg" width="320" /></a>Pada umumnya penysunan Borang dengan 9 Kriteria tidak terlalu beda dengan Borang 7 Standar sebelumnya. Penyusunan Borang 9 Kriteria ini ada 3 tahapan penting, seperti yang telah tersedia panduannya pada laman Sapto Ban-PT, dan dapat diunduh.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pertama, pengisian matrik dengan Format Excel, yang didalamnya adalah penilaian terhadap PT yang bersangkutan, Kedua, Pemindahan data yang telah diisikan pada Excel ke Laporan Kinerja Perguruan Tinggi (LKPT) yang masih berupa data Kuantitatif. Ketiga, Menjelaskan Data yang berada pada LKPT ke Laporan Evaluasi Diri (LED).</div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga dengan adanya Bimbingan Teknis yang diselenggarakan oleh Kopertais 12, Riau kepulauan Riau dapat memompa PTKIS yang ada di Riau Kepri semakin membangun diri menjadi perguruan tinggi yang berkualitas baik dikancah Wilayah, Nasional dan terlebih Internasional.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pekanbaru, 11 Juli 2019</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
As'adhttp://www.blogger.com/profile/00359293837432942927noreply@blogger.com0